berasa alay banget waktu bikin part yang ini. maafkan aku...

sorry banyak typo

....................................................

What the hell happend with her ?!

Aku hanya bisa terus mengekor, sama seperti yang lain yang juga tidak bisa buka suara. James terus memeluk Amber hingga kedua kakak Amber datang menjemputnya. Saat kulihat mereka berdua, aku seperti melihat tiga anak kembar dengan versi sedikit berbeda. Mereka hampir mirip satu sama lain.

Kakak pertama Amber, Donghae lumayan tinggi, terlihat berkarisma dan sabar. Sedangkan kakak kedua Amber, Jonghyun, sedikit pendek tapi kekar, terlihat kuat dan keras. Donghae dan Jonghyun sangat mirip dengan Amber, bahkan aku tidak akan membantah kalau ada yang mengatakan mereka bertiga anak kembar.

Aku bisa melihat mereka yang sangat protektive terhadap Amber. Tanpa banyak bicara Donghae meraih Amber memeluknya dan menggendongnya. Amber sontak menangis di dalam pelukan kakaknya. “op...pa... oppa...”

“shhh, it’s fine, i promise” setelah mengambil Amber mereka langsung pergi tanpa mengatakan apapun. Anak-anak yang lain terlalu syok dan bingung untuk bisa mencerna kejadian ini dan angkat bicara.

End POV

“what happend ?” tanya Tao tidak bisa menahan diri setelah beberapa menit dengan keheningan.

“thanks Kris” kata James dengan tulus “kalau kamu tidak segera menghampirinya aku tidak tahu apa yang akan terjadi”

Kris dan yang lain memandangnya dengan pandangan penasaran berharap dia meneruskan kata-katanya. “Amber bisa saja histeris dan berteriak atau melukai dirinya sendiri” lanjut Minho.

“James...” Suho memandang James, Suho sangat penasaran tapi dia masih menimbang-nimbang apakah sopan dia menanyakan keadaan Amber yang sebenarnya. “did she will gonna be fine ?” akhirnya kata-kata itu yang keluar dari mulut Suho, meskipun begitu Suho menanyakannya dengan tulus.

“she saw it...” kata James. James menghargai ketulusan Suho dengan memberikan jawaban atas rasa penasaran Suho. “she saw the accident”

“you mean that accident ?” Suho terkejut dan setengah tak percaya. Dia setengah tak percaya kecelakaan macam apa yang bisa menyebabkan trauma semengerikan itu. Dari wajah Amber dia bisa mengira kalau Amber pasti telah melihat hal paling mengerikan dalam hidupnya.

“yeah”

Flashback

Duk duk duk

Suara bola basket memantul dengan keras. Keringat Amber menetes deras setelah hampir setengah jam dia berlatih three point shootnya. Seharusnya hari ini dia berlatih dengan Minho, tapi Minho bilang akan terlambat karena harus mengantar ibunya ke supermarket dulu. Amber harusnya menunggu Minho menjemputnya, tapi dia terlalu kesal dan galau karena ditinggal liburan Henry.

Hari ini Henry akan pergi liburan dengan keluarganya selama tiga minggu di Cina. Henry melarang Amber mengantarnya, karena tidak mau Amber menangis sedih, atau malah Henry yang tidak jadi pergi setelah melihat Amber. Terakhir kali rencana liburan Henry bersama teman-temannya gagal gara-gara Amber yang mengantar Henry malah datang bersama teman-temannya yang kebanyakan cowok. Akibatnya Henry yang jadi tidak tenang alias jealous memilih untuk tidak jadi pergi.

Amber mengambil ancang-ancang, dia mengambil langkah panjang. Satu, dua, tiga lompat hoop.

One point. Kaki jenjang Amber memudahkan Amber melompat cukup tinggi hingga ujung jarinya bisa menyentuh ring. Begitu bola memantul sekali, Amber langsung menangkapnya dan bersiap untuk mendribble.

Please Subscribe to read the full chapter