chapter 14
meet the Ice Llama“oppa” Amber mengangkat wajahnya “berkencanlah denganku”
What ?! itu hal yang ingin James katakan saat ini. Tapi James menahan diri dan malah mengatakan “why ?”
Amber menggigit bibir bawahnya “I...” pipinya merona menahan malu, seperti seorang gadis yang sedang mengungkapkan perasaannya. “I don’t wanna you leave me”
James menghela nafas sambil tersenyum, dia merengkuh Amber dalam pelukannya. “I will never ever leave you” cause I more afraid that you are the one who will leave me.
Amber membalas pelukan James “so be my boyfriend” kata Amber dengan suara teredam akibat dia yang sedang menenggelamkan diri ke dalam dada James.
James mengangkat wajah Amber mencari matanya. Wajah Amber menunjukkan ketulusannya, dan disaat James bahkan tak percaya Amber akan memberikan kesempatan ini kepadanya. James sudah lama menunggu, menunggu Amber dengan sabar, dengan harapan Amber akan memandangnya dan lari kepadanya. Tapi dia tak menyangka hal itu akan terjadi hari ini, saat kemarin Amber masih sibuk memaksa dia berkencan. James masih tidak percaya dengan kemujurannya, tapi sekalipun Amber hanya berbohong dia akan menerimanya, asalkan Amber mau tetap bersamanya.
“as you wish my princess” jawab James sambil membelai lembut wajah Amber. James mendekatkan wajahnya ke Amber, untuk sesaat dia tersadar untuk menahan dorongan mencium Amber. Dia menutup mata rapat-rapat berusaha menahan dirinya. Namun saat itu juga Amber menelusupkan tangannya ke belakang leher James dan menariknya mendekat kemudian mencium bibir James.
James tersentak mendapati ciuman polos Amber. Sesaat dia merasa seakan di surga. Rasa bibir Amber tepat seperti apa yang dia duga selama ini. Lembut, halus, basah dan meskipun parfum Amber beraroma maskulin tapi bibir Amber mematahkan semua kemaskulinan itu. Dan saat James mulai menggerakkan bibirnya dan menuntun Amber merapat padanya, tidak ada hal lain yang dia inginkan di dunia ini selain waktu berhenti dan membiarkan dia terus bahagia seperti ini.
Saat James melepaskan ciumannya Amber hanya mentapanya dengan senyuman. “oppa pikir kamu mau mencarikanku teman kencan”
“aku menyerah, oppa terlalu jelek jadi aku saja deh yang jadi teman kencan oppa” kata Amber sambil terkikik pelan.
James menelisipkan rambut Amber ke belakang telingnya. Amber tersenyum lebar lalu memeluk James. “oppa, aku sayang oppa, aku selalau merasa aman dan nyaman di dekat oppa, aku nggak mau kehilangan oppa”
Jame
Comments