Hari ini Amber tampak ceria, dia dan Sulli tengah dalam perjalanan menuju sekolahnya untuk menonton pertandingan basket. Sulli cantik seperti biasa dengan kaus, rok pendek, dan flat shoesnya, casual tapi feminim. Sedangkan Amber yang tadinya mau datang dengan celana ripped jeansnya serta kaso oblong langsung dimarahi Sulli. Akhirnya setelah baku hantam, Amber menyerah dan kini memakai celana pendek sedikit di atas lutut, kaos tanpa lengannya yang lubang tangannya melebar hingga ke bawah. Sehingga tank topnya bisa terlihat dari samping. Sebenarnya Amber tidak nyaman karena nanti banyak orang, tapi karena Sulli puas dengan penampilan seksi Amber, mau tidak mau Amber menurut saja. Tak lupa Amber memakai sepatu nikenya dan snapbacknya.

James dan Minho sudah menunggu di depan gerbang saat supir Amber menurunkan mereka berdua. James masih saja tersentak saat melihat kulit mulus Amber yang terpapar sinar matahari, kulitnya memang tidak seputih Sulli akibat kebanyakan berkeringat saat olahraga, tapi tetap saja kulit Amber terlihat eksotis. James terdiam dan hanya bisa menatap Amber saat Amber bahkan tidak memperhatikannya dan sibuk dengan bawaannya. James baru sadar saat sesuatu yang dingin menyentuh lehernya.

“oppa !”

“eng ?!” jawab James gelagapan.

“nih, minum !” Amber tersenyum sambil memberikan sekaleng soda yang tadi dia tempelkan ke leher James. “ayo oppa kajja !” Amber menarik lengan James untuk menyusul Minho dan Sulli.

Di pertandingan ini, Amber bertemu dengan banyak teman lamanya. Pertandingan final antara SM High School dan JYP High School. Sebenarnya Amber akan lebih senang mendukung JYP daripada SM, biar bagaimanapun lebih banyak temannya di JYP. Tapi kalau dilihat dari kekuatan, memang tim SM lebih unggul.

Sepanjang jalan James hanya mengekor Amber tanpa banyak bicara. Amber nampak senang dan bersemangat saat bertemu teman-teman lamanya. Dan Amber terus tersenyum, James senang melihatnya dan hatinya terus ikut tersenyum. James memandang Amber, tiba-tiba Amber yang sedang asyik mengobrol dengan Ailee, Min, Woori dan Jia mendongak dan balik memandang James. Sesaat James tertegun tapi kemudian dia tersenyum dan Amber balas tersenyum padanya.

...

Amber asyik mengobrol dengan teman-temannya selagi menunggu antrian masuk ke lapangan. “aku menyesal tidak menerima Eric” Ailee tampak sedih.

“kenapa ?” bukan rahasia lagi kalau Eric suka dengan Ailee. Tapi Ailee hanya menganggap Eric teman, Ailee punya terlalu banyak pria untuk diajak kencan dan tidak pernah mempertimbangkan Eric sama sekali.

“sekarang Eric pacaran dengan Jimin” Amber dan yang lain berusaha menghiburnya. “aku menyesal, aku tidak bisa melihat kalau Eric adalah cowok yang tepat untukku” Ailee nyaris menangis “dia selalu ada saat aku butuh, dia selalu membuatku nyaman dan aman”

“sshhh eoni sudahlah, tidak baik ini disesali, kalau memang jodoh Eric oppa akan kembali padamu” Amber memeluk Ailee berusaha menenangkannya.

“aniya, aku sudah melewatkan kesempatanku” kata Ailee bersikeras “Amber-ya, Min-ya, Woori-ya, kalian jangan seperti aku, jangan sampai melewatkan kesempatan yang diberikan kepada kalian” Amber menatap Ailee tidak mengerti.

“tidak selamanya orang spesial itu akan selalu ada untukmu jika kau terus menganggapnya tidak ada, kau harus mengejarnya dan menggenggamnya erat-erat” kata Ailee sambil mengeratkan pelukannya kepada Amber.

Amber mencerna kata-kata Ailee lalu mendongak menatap James yang kemudan tersenyum padanya. Amber lalu tersenyum balik.

Tak lama kemudian giliran mereka masuk. Amber berpisah dengan teman-temannya selagi dia digiring oleh James. Mereka berdua duduk bersebelahan, sedangkan Minho dan Sulli mencari tempat sendiri di pojokan. James mengeluarkan minuman dan snack dari tasnya. James harus selalu siap sedia hal-hal seperti ini kalau sedang manonton pertandingan bersama Amber.

James sibuk membukakan botol minuman untuk Amber saat seseorang duduk di sebelahnya. James tidak repot-repot memperhatikan orang itu sampai orang di sebelahnya memanggil Amber.

“oh hai Amber !” James baru menoleh.

“oh hai !” Amber tidak ingat siapa perempuan itu, yang jelas dia salah satu anak cheers yang kadang dia lihat bersama Jessica. Amber tidak merasa uncomfortable karena perempuan itu bukan salah satu anak yang suka membullynya meski dia berteman dengan Jessica.

“kamu datang sama siapa ?” tanyanya. James bisa menangkap maksud perempuan itu saat dia merasakan tatapan perempuan itu jatuh padanya.

“sama dia” Amber menunjuk kepada James dengan mulut penuh kripik.

“pacar ?”

“bukan ! dia temanku, dia sunbae di klub skateboardku”

“ooh” perempuan itu terus memandang James kemudian Amber. Beberapa saat kemudian Amber baru paham apa maksudnya.

“oh iya kenalkan ini James oppa” Amber memandang James menyuruhnya untuk membalik badan dan memperhatikan temannya. James mengulurkan tangannya