Wajah Jongin memanas, rahangnya mengeras. Gemeretak giginya menandakan ia tengah emosi. Dirinya tak percaya jika Jung Soojung gadis yang tengah dicintainya adalah target saudaranya sendiri. Apa ini yang disembunyikan oleh kedua hyungnya juga Sehun? Apa ini yang menyebabkan Sehun bersikap baik kepada Soojung? Apa karena Sehun akan menghabisi nyawa Soojung?

Lalu, kenapa mereka tak memberi tahu Jongin? Kenapa? Apa ia tak boleh mengetahui hal itu? Banyak pertanyaan yang bergelayutan di pikiran Jongin yang tak mampu Jongin uraikan jawabannya. Lantas ia memasukkan foto itu ke dalam saku dan keluar dari kamar.

Semalaman ia mencoba memikirkan ini sendiri namun rasanya ia sudah tak tahan. Ia segera mencari orang yang bertanggung jawab atas hal ini. Siapa lagi kalau bukan Kim Sungkyu? Petinggi dari komplotan ini.

Langkahnya tergesa membawanya masuk ke dalam sebuah ruangan yang ternyata tak terkunci. Sempat ia mengalihkan pandangan ketika sosok yang akan ditemui itu tengah bercumbu dengan kekasihnya. Jongin menunggu sosok itu tersadar dan melihatnya.

Setelah keduanya selesai bercumbu, Sungkyu dan kekasihnya terlonjak kaget dengan keberadaan Jongin disana.

“Pulanglah dulu Eunji-ya. Jongin sedang ada urusan dengan oppa.” Senyum manis Sungkyu mengulas lebar namun terkesan menjijikkan di mata Jongin.

Gadis manis itu mengecup pelan pipi Sungkyu. “Eum, aku akan datang kembali nanti.” Lalu ia pergi meninggalkan mereka berdua.

Sungkyu beranjak dari sofa. Sorot matanya menangkap siluet amarah yang terpancar dari wajah Jongin. “Apa yang membawamu kemari Kim Jongin?” tanyanya datar.

“Apa maksud dari ini hyung !!” sentak Jongin seraya melemparkan sebuah foto ke wajah Sungkyu. Ia tak peduli apa yang ia lakukan tak sopan kepadanya.

Sungkyu terkejut ketika foto itu terlihat kedua matanya. Ia pasti akan gelagapan jika ia tak mampu mengendalikan emosinya.

“Apa hyung?” bentak Jongin lagi.

Sebentar, Sungkyu menghela nafasnya lalu memungut foto itu. Sebelah sisi bibirnya terangkat. “Dia gadis yang cantik. Namanya Jung Soojung. Kenapa dengannya?” tanya Sungkyu seolah tak tahu apa-apa dan bersikap bodoh.

Jongin mengumpat. “Hyung !! Jangan berpura-pura tidak mengetahui hal ini. Kalian menyembunyikan misi ini ‘kan? Kalian memberikan misi ini kepada Sehun lalu menyembunyikan dariku ‘kan?”

Pandangan Sungkyu mengalih pada jendela. Ia berdecak. “Lalu apa masalahnya Jongin kalau aku menyembunyikannya darimu?” timpal Sungkyu datar. Sungkyu menoleh kembali Jongin. “Apa kau akan membantu kita kalau hyung mengatakan kepadamu?”

Tiba-tiba saja Jongin terdiam. Lidah yang ingin mengucapkan bermacam-macam kata umpatan terasa kelu kala mendengar pertanyaan Sungkyu. Ia mengerjab pelan dan mengumpulkan tenaga kembali. Bahkan padangannya melemah sesaat tatapan datar hyungnya.

“Kau akan membantu kita Kim Jongin? Iya? Kau akan membantu kita?” sindirnya kemudian.

Jongin menelan sindiran Sungkyu. Apa yang dikatakan Sungkyu benar. Kalau Sungkyu mengatakan hal ini berarti ia harus membantu. Kalaupun menolak akan kena marah Sungkyu. Tapi tunggu! Sungkyu tidak memberitahukan ini berarti ia tidak perlu untuk membantu dan berhak untuk menolaknya. Benar! Jongin harus menghentikan ini semua.

“Tidak... Aku tidak akan membantu hyung .. Gadis itu tidak boleh mati! Kau tidak bisa membunuhnya hyung!!” Timpal Jongin keras.

Sungkyu tersenyum sinis. “Kau mau apa Jongin? Yang akan membunuh bukan aku, tapi Sehun. Ini sudah menjadi pekerjaan kita untuk menghabisi siapapun yang ditugaskan kepada kita. Kau tidak bisa apa-apa Kim Jongin.”

“Tidak... Aku akan melakukan apapun agar kalian tidak bisa membunuh Soojung. Akan ku pastikan kalian tidak bisa membunuhnya hyung.” Ucap Jongin tegas lalu berbalik dari ruangan Sungkyu. Detik berikutnya ia keluar dari kamar Sungkyu.

Sungkyu tersulut emosinya akibat perkataan Jongin. Ia tak menyangka jika adiknya akan begitu marah dengan kenyataan ini. Semua pasti karena kecerobohan Sehun yang tak hati-hati meletakkan foto ini.

“Kembali kau Kim Jongin. Jangan pernah kau menggagalkan ini semua!! Yaa !! Kim Jongin ...”

Tangannya membanting gelas yang ada disana. Ia bisa kena marah bos jika misi kali ini gagal. Tak mau membuang waktu segera ia melangkah keluar mencari Oh Sehun.

∞∞∞

Sungkyu tak pernah menyangka jika akan serumit ini. Dirinya tidak tahu bahwa Jongin benar-benar mencintai gadis itu walaupun ia tahu Sehun telah memikat hati gadis itu dan siap untuk menjadikannya kekasih. Ia juga tak pernah membayangkan Jongin akan bertindak sekeras ini. Sempat ia berpikir jika kejadian ini akan terjadi tapi ia tak terlalu memikirkannya itu. Karena ia percaya kepada Sehun yang akan membersihkan ini semua. Rupanya ini tak bisa berjalan sesuai rencana. Kesempatan waktu yang lebih lama ia berikan malah membawa ke masalah yang lebih rumit lagi.

Emosinya masih menumpuk di dalam diri Sungkyu. Pertanyaan yang dilontarkan Joonmyeon tak satupun ia jawab. Mata sipitnya masih fokus mencari sosok Sehun yang sepertinya tak berada di rumah. Mau tak mau ia harus menunggunya kembali.

Sementara Joonmyeon hanya bisa menebak apa yang terjadi. Sempat ia berpapasan dengan Jongin yang berair muka penuh amarah. Saat ini hyungnya juga memiliki raut muka yang sama. Ataukah memang keduanya tengah berseteru.

“Hyung! Sebenarnya kau kenapa sih? Dari tadi mencari Sehun.”

Sungkyu menjatuhkan tubuhnya di salah satu sofa lalu mengacak-acak rambutnya. “Sehun ! Anak itu... Ahhh....”

“Hyung..” Joonmyeon mendekati Sungkyu. “Apalagi?”

Pemuda sipit itu mendesah kasar dan membuang pandangan pada langit-langit. “Jongin tahu kalau kita akan membunuh Soojung.” Sahutnya.

“Mwo??” Mata Joonmyeon semakin membesar karena terkejut. “Jo-Jongin tahu? Terus?”

“Terus? Kita harus segera bertindak sebelum keduluan Jongin.”

“Bagaimana kalau kita saja yang menghabisi Soojung?” Joonmyeon beranjak lalu memandang serius Sungkyu.

Sungkyu memutar mata sipitnya. “Aku sempat berpikir begitu. Tapi ini tanggung jawab Sehun. Dia yang harus menyelesaikan semua.”

Joonmyeon mengangguk setuju. “Baiklah kalau memang itu keputusanmu hyung.. Aku hanya mengikuti saja. Ah, sepertinya Sehun datang.” Tukas Joonmyeon ketika ia mendengar suara pintu bergeser. Dan benar, sosok tinggi dengan wajah dingin itu terlihat lensa kelam kedua hyung-nya.

Masih dalam tatapan dingin Sungkyu beranjak mendekati Sehun. Memaksa pemuda paling muda itu untuk tetap tinggal. Sehun tak mengerti maksud hyung­-nya hanya bisa menurut.

“Apa kau memang tidak ingin melakukan ini Sehun-ah?” tanya Sungkyu basa-basi.

Kening Sehun dibiarkan berlipat. Mata tajamnya memicing bingung. “Maksudmu apa hyung?”

“Ck..” Sungkyu berdecak sinis. “Berapa kali aku mengatakan untuk hati-hati Oh Sehun?”

Sehun masih belum mengerti dengan maksud Sungkyu. Ada apa sebenarnya? Kenapa tiba-tiba hyung-nya menanyakan hal itu. “Apa hyung? Aku tidak mengerti maksudmu.”

Kaki jenjangnya membawa tubuh Sungkyu untuk bersandar di bingkai jendela seraya memandang luar yang tampaknya membasah akibat tetesan air mata langit yang tumpah tadi sore. “Apa yang akan kau lakukan kalau seandainya Jongin mengetahui hal ini? Mengetahui misimu yang akan membunuh Soojung.” Tiba-tiba saja suara itu melirih seiring dengan desahan yang sempat tertahan.

Sehun masih bingung dengan kata-kata juga sikap Sungkyu yang berubah-ubah. “Aku tidak bisa membiarkan Jongin mengetahui hal ini. Tapi yang masih menjadi pertanyaanku, kenapa kalian begitu rapat menutupi ini semua dari Jongin?”

“Kita belum memberitahumu? Jongin menyukai Soojung. Karena itu aku memintamu untuk melakukan ini.” sahut Joonmyeon yang lelah untuk menyembunyikan kenyataan itu.

Satu tamparan telak diterima Sehun. Ia terkejut tak percaya. Sesuatu menggetarkan dadanya menimbulkan sensasi perih dan sakit. Inikah alasan mengapa selama ini kedua hyung