017.

Heartless
Please Subscribe to read the full chapter

Ini adalah hari pertama Soojung ke sekolah setelah kejadian mengerikan yang ia alami. Terasa berbeda saat ia harus pergi ke sekolah hari ini. Bagaimana tidak, sekarang ia berangkat dari rumah tidak lagi bersama dengan bodyguard yang banyak melainkan hanya dengan supir dan Sehun. Yang paling membuatnya terasa berbeda adalah kehadiran Sehun di sisinya kapanpun itu.

Tapi, sepertinya itu bukan hal baik untuk Soojung. Sesenang apapun itu, akan selalu ada hal tak menyenangkan yang mengikuti. Seperti halnya tatapan tak mengenakan dari kebayakan siswa di sekolah ini. Soojung bahkan sampai melupakan fakta bahwa Sehun itu bukan siswa biasanya. Banyak desas-desus yang muncul dari pemuda berwajah datar itu. Tak heran jika saat ia berjalan beriringan akan ada tatapan heran, aneh dan bisikan-bisikan yang mempertanyaan apa hubungan mereka. Meskipun dulu keduanya pernah menjalin kasih, namun tetap saja.

Tak terkecuali gadis satu ini. Soojung bahkan sudah merasa jengah dengan kehadirannya. Ia sama sekali tak memiliki keinginan untuk berurusan lagi dengannya. Namun bukan Sulli namanya jika gadis itu akan diam saja saat melihat kedekatan dirinya dengan sosok yang gadis itu gilai; Oh Sehun.

Soojung hanya memutar bola matanya dan menghembuskan nafasnya pelan manakala dengan tatapan sengit gadis itu berdiri di depan Soojung dan Sehun.

“Jelaskan apa maksud ini semua oppa!!” Suara nada tinggi itu terdengar memekak telinga Soojung.

Soojung tak bersuara begitu juga dengan Sehun.

“Oppa!!” Pekiknya sekali lagi setelah tak mendapatkan respon dari Sehun dan Soojung.

Sehun mendorong tubuh Sulli agar memberikan jalan kepadanya.

“Oppa!!”

“Diam Sulli!! Jangan ganggu kami!!” Suara dingin Sehun menyentak pendengaran Sulli.

Gadis itu berdecak sebal seraya melipat tangan di depan dada. Ingin rasanya menarik surai Soojung dan membawa Sehun bersamanya. Namun melihat dan merasakan aura dingin dari Sehun membuatnya urung. Sementara Soojung, ia hanya diam dan mengikuti langkah Sehun. Rupanya ia merasakan sebuah keamaan yang lama tak ia terima. Dulu ia merasa aman jika berada di dekat Jongin. Dan sekarang, ada Sehun yang akan melindunginya.

Setelah sampai di kelas, Sehun mempersilahkan Soojung untuk masuk. Sedangkan dirinya pergi ke kelasnya sendiri. Mengingat keduanya tidak berada dalam satu kelas yang sama.

“Yoo man!! Sehunku sekarang sangat berbeda.” Seseorang merangkul pundak Sehun dan menepuknya keras.

Sehun tersenyum lalu balas menepuk pundak orang itu.

“Jadi kesimpulannya? Dia tidak marah denganmu lagi?”

Sehun menggeleng. “Berkat kau Tao!!” Tukasnya pelan.

“Aku?” Tao menunjuk pada dirinya sendiri. Ada kebingungan yang tengah merajainya.

Sehun mengangguk. “Ya, kalau saja kau tidak membantuku tempo hari mungkin aku tidak akan seperti ini.” Jawabnya seraya kembali melangkahkah kakinya.

Tao terkikik kecil mendengar penuturan Sehun dan mengikuti teman baiknya itu duduk di bangku. Tangannya menopang di atas meja.

“Mulai kapan kau tinggal dengannya?” Nada menggoda jelas terdengar dari barisan kata itu. “Ku dengar kau jadi bodyguard pribadinya.”

Sehun menatap Tao sejenak sebelum meletakkan tas di sampiran bangku. “Kemarin.” Sahutnya singkat.

“Kemajuan yang pesat! Jangan sia-siakan kesempatan ini Sehun!!”

“Pasti tidak akan!”

Sehun tahu dan mengerti. Ia tidak akan melepaskan dan menyia-nyiakan kesempatan yang bahkan mungkin tak bisa ia terima lagi nanti. Bukankah kesempatan tak akan datang kedua kalinya? Sehun tak ingin mengalami yang namanya menyesal berulang kali. Cukup saat itu saja, ia tak ingin lagi.

Saat Sehun dan Tao mulai mempersiapkan alat tulis; dering bel baru saja berbunyi, seseorang menggebrak meja Sehun. Tanpa harus melihat siapa pelakunya, baik Sehun maupun Tao sudah mengerti. Gadis itu duduk di depan Sehun dengan tatapan kesal bercampur amarah.

“Oppaa!!”

“Jangan memulai Sulli-ya!!”

Alih-alih Sehun yang menjawab, lelaki bermata panda itu justru memperingati. Pandangan mata Tao menatap jahil penuh peringatan. Ia ingin memberi tahu Sulli agar lebih tenang sebelum Sehun mengambil tindakan yang buruk. Merasa mengerti dengan tatapan Tao, ia lantas bangkit. Sulli benar-benar ingin marah. Tapi mau bagaimana lagi, jika ia memberontak pada peringatan Tao yang ada malah dirinya sakit sendiri. Pada akhirnya ia menyerah dan kembali duduk ke tempatnya.

.

.

.

.

“Kau tidak makan?”

Suara lembut Soojung terdengar pelan di telinga Sehun. Lekas lelaki yang tengah memainkan rumput dan membuang pandangan pada hamparan lapang di belakang sekolah menoleh.

Sehun menggeleng lalu menarik tangan Soojung untuk duduk di sebelahnya.

“Sendiri? Tao mana?” Kepala Soojung bergerak mencari Tao, sahabat Sehun yang biasanya selalu ada di dekat Sehun kapanpun itu.

“Sedang makan di kantin. Kau? Kenapa tidak makan?”

Soojung mengerucutkan bibirnya kecil. “Aku bosan mendengar suara Sulli yang menyebalkan itu.” Ia menghembuskan nafasnya berat. “Tidak tahu mengapa anak-anak mulai membicarakanmu. Mereka mengatakan kau tampak berbeda.”

“Aku? Kenapa?”

Soojung memukul pelan lengan Sehun. “Jangan pura-pura tidak tahu!! Mereka melihat kita berangkat bersama, jadi mereka pikir..”

“Kita pacaran?” Potong Sehun.

Soojung mengangguk. “Yahh, kurang lebih seperti itu. Aku sedikit risih mendengar kabar yang bahkan tidak ada benarnya sama sekali. Oh ya Sehun, nanti malam kita keluar yuk!! Aku ingin jalan-jalan malam di Hongdae!!” Pekik Soojung antuias seraya menghilangkan suntuknya yang sempat merajai.

Sehun mengernyit kecil. “Jalan-jalan malam? Bukankah kau harus...”

“Ayolah Sehun!!” Soojung merajuk. “Aku akan minta ijin kepada eomma. Lagipula besok libur, mereka tidak akan menolak.” Bujuk Soojung kembali.

Sehun diam sejenak. Memang dikatakan Soojung benar bahwa besok adalah hari sabtu dan mereka tidak sekolah tapi bagaimana jika Tuan dan Nyonya Jung melarang mengingat keadaan Soojung yang semakin memburuk? Apa mungkin mereka mengijinkan anak bungsunya untuk keluar malam?

“Tapi bagaimana kalau seandainya mereka melarang?”

Soojung menggeleng. “Tidak, mereka tidak akan melarang. Percayalah!! Ya?”

“Baiklah, kemanapun kau mau aku akan menemanimu.”

“Assaa!!” Soojung berseru senang mendengar jawaban Sehun.

Dan sang lelaki hanya tersenyum. Mengetahui gurat kebahagiaan yang tercetak di wajah cantik Soojung membuat hati Sehun bergetar. Kupu-kupu yang semula tertidur itu mulai bangkit dan menggelitik rongga. Sehun tahu bahwa ini adalah efek rasa cinta yang semakin lama semakin tumbuh tinggi.

Hanya ada harapan ketika merasakan ini. Semoga Tuhan akan selalu menjaga itu untuknya. Sehun tak ingin kehilangan dan kembali menjadi seperti dulu lagi.

.

.

.

.

.

Jalanan Hongdae ini tak pernah sepi. Apalagi jam-jam segini. Banyak kaki ataupun kendaraan yang lalu lalang disana. Meski dingin malam meracau, keadaan masih sama atau bahkan tampak lebih ramai dari sebelumnya. Hal ini lah yang semakin membuat Hongdae tampak begitu menawan.

Keramaian yang mampu memupus segala rasa gundah dalam diri.

Soojung menyukainya. Gadis dengan senyum menawan itu menyukai keramaian seperti ini. Rasanya ada beban yang telah lama terpendam lambat laun menghilang seiring dengan keramaian yang menerpanya. Soojung memang jarang keluar rumah. Maka saat ia memiliki kesempatan seperti ini, ia akan memaksimalkannya.

Apalagi sekarang ada sosok Sehun yang menemaninya.

Keduanya tampak begitu antusias berjalan menyusuri jalanan Hongdae. Senyum dan tawa mengiringi langkah keduanya. Sesekali mereka bercanda menggunakan berbagai macam barang yang dijual berjejer. Sehun yang memulai, pemuda berparas datar itu menggunakan boneka bebek sebagai bahan candaannya dengan mengatakan bahwa Soojung mirip bebek kalau cemberut. Lalu dibalas oleh Soojung dengan hal lain. Begitu seterusnya hingga keduanya sampai pada satu tempat yang dituju.

Sebuah restauran China yang dirindukan Soojung.

Sebenarnya Soojung tak diperbolehkan makan yang aneh-aneh. Apalagi makanan dengan bahan penyedap dari kimia yang bisa memicu penyakitnya lebih parah lagi. Tapi sekali-kali boleh kan? Soojung cukup bandel untuk urusan makan. Mumpung Sehun tak begitu tahu, mungkin ia bisa mencuri kesempatan.

Sehun dan Soojung pun pada akhirnya duduk berhadapan di dalam restauran itu. Memilih makanan sejenak lalu memesannya.

“Kau suka makan disini?” Tanya Sehun setelah ia meneguk air putih yang disediakan lebih dulu.

Soojung mengangguk kecil. “Iya, aku dulu sering makan makanan china, tapi semenjak penyakitku bertambah parah aku dilarang makan makanan seperti ini.” Sahutnya.

“Yaa!! Berarti kau tidak boleh makan disini!! Ayo keluar kalau begitu!!”

“Hey!! Sekali saja.” Soojung mengerucut tak terima. “Aku bahkan sudah lama sekali tidak makan disini. Mungkin tiga bulan yang lalu.”

Sehun mengangguk angguk paham. Mungkin memang tidak apa-apa membiarkan Soojung sekali saja menikmati makanan disini. Toh, Soojung juga mengisyarakatkan ia baik-baik saja.

“Lalu setelah makan kita mau kemana? Shopping?”

Soojung mengerutkan keningnya sejenak, ia berpikir apa yang akan dilakukan setelah ini. “Bagaimana kalau kita ke taman sekitar sungai han? Aku ingin menikmati angin malam di sekitar taman.” Usul Soojung.

“Bukankah angin malam tidak baik untukmu Soojung? Lebih baik kita pulang saja dan menghabiskan sisa malam di rumah.”

“Itu sama sekali tidak mengasyikkan.” Ucapan Soojung berbarengan dengan datangnya makanan yang mereka pesan. Lekas Soojung menata makanan mana saja miliknya dan mana milik Sehun. Sekon selanjutnya, ia menyuapkan sat

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DeerLuvian
Update spesial nanti untuk ultahnya si Jongin .. :D klo gak lupa .. hahahaha

Comments

You must be logged in to comment
purnamasrywahyuni_98 #1
Chapter 3: Ini kok langsung chapter 003 ya? Yang 002 dimana?
Oohjungie #2
Chapter 18: Syukurlaaaaah authornya masi inget sm ff ini. Ini ff sampe chptr brp ya kalo blh tau ? Bisa2 endingnya sampe taun dpn gara2 updatenya lama bgt
fitrichyni #3
Chapter 18: Ya ampun ternya chapter 17 18 udah di update,jujur min hampir putus asa ini ff bakal diupdate,ternyata udah di update hari ini :( ...terimakasih bnyk authornim :( ,seru bnget cerita mystery selalu jdi favoritku , makin bikin kepo nih jgn smpe sehun jdi benci soojung :( ...kasian bnget klo soojung ditinggal lagi :( ...duh pokoknya aku tunggu kelanjutannya..SMANGATT
Oohjungie #4
Chapter 17: Woaaaa finally update!!! Authornim pliss kalo apdet jgn lama2 :((( hampir 5 bln dr aku komen dibulan maret :') seriusan sering2 apdet dong aku harap ini endingnya happy ending yhaaa plisss jgn buat sehun kehilangan soojung :(
Keknya sehun mulai tau deh rahasia sapa yg bunuh keluarganya dulu hmmm lanjutnya jgn lama2 ya plisssss :(:(:(:(
PiperGrace08
#5
Chapter 17: The kiss scene made me melt.... aaaaa

kangen banget ama Sestal huweee jd baper lg kan, mengingat mba ital taken -w- tp seperti biasa, ni chapter keren!! Ditunggu apdetan selanjutnya
fitrichyni #6
Chapter 16: cie soojung mulai senyum2 lagi hoho,chapter membahagiakan bikin senyum2 sendiri ,kekeke,keep fighting chingu :D
fitrichyni #7
Chapter 15: ngebut baca 15 chapter,pliss dilanjut :" ,seru bnget,pnasaran reaksi krystal selanjutnya apa,jarang2 nemu ff dgn cast sestal seseru ini :" ,bahasanya enak banget...omo,trs akhirnya krystal bakal gmna,ah pokoknya pnasaran to the max :" ,dilanjut yaa :(
Oohjungie #8
Chapter 16: Apdetnya asaaaap! Asikk asikk :3 chptr dpn lbh greget lg yaa cphtr ini krg greget dikit momen sestalnya :D overal ceritanya as alwaysss sukaaa
PiperGrace08
#9
Chapter 16: Aiiihhh seneng baca chap ini~ akhirnya soojung ama sehun gak canggung lagi!
Oohjungie #10
Chapter 15: AKHIRNYAAAA APDET JUGA!!! :') aku uda hampir hopeless sm ini ff kirain ga bakal dilanjut hampir 6bln gak apdet :( sering2 apdet dong sayang kalo gak dilanjut ini ff SUMPAH SERIUSAN :') THANKYOUUUU UDA DI APDET LG YHAAA SEMANGAT!