004.
HeartlessTangan Joonmyeon menyerahkan sebuah foto yang menampilkan wajah manis seorang gadis dengan senyum mengembang lebar. Sejenak Sehun tertegun dengan wajah yang tampak disana. Ia tak asing dengan wajah itu. Benar, karena gadis yang berada dalam foto itu adalah siswi SM High School.
Saat ia akan melontarkan pertanyaannya, Tao lebih dulu berkomentar akan foto itu.
“Oh! Dia...” Tao menunjuk pada foto itu. “Bukankah ini gadis itu?” lanjutnya.
Sehun mengangguk disertai decakan pelan. Alisnya mengangkat sebelah. “Iya, benar..” sahutnya seraya mengembalikan foto itu pada Joonmyeon.
“Simpan itu untukmu! Kau akan lupa jika tidak menyimpannya.” Ucap Joonmyeon dengan tangan menampik uluran Sehun.
Sungkyu tertawa pelan. “Mana mungkin dia lupa? Bukankah gadis itu satu sekolah dengannya?”
“Iya, dia satu sekolah denganku. Kenapa kalian memintaku untuk menghabisinya? Bukannya Jongin?” Suara Sehun terdengar lebih penasaran.
Lelaki lebih tua tujuh tahun darinya itu mengambil sebatang rokok dan mengarahkannya pada mulut. Ia mematik api lalu menyulutkan pada rokoknya.
“Kau lebih bisa diandalkan daripada Jongin.” Alih-alih Joonmyeon yang menjawab, lelaki sipit itu yang menanggapi.
Sehun mengernyitkan dahinya heran. Tatapan matanya seolah meminta hyung angkatnya untuk menjelaskan maksud perkataannya.
“Walaupun kau dan Jongin sama-sama memiliki sikap dingin dan seolah tak berperikemanusiaan, ada yang membuat kalian itu berbeda. Perasaan. Kau sama sekali tidak memiliki perasaan. Sedangkan Jongin? Ia masih memilikinya sedikit. Aku dapat merasakan jika Jongin yang menerima tawaran itu, dia akan tidak tega. Kau pikir aku tidak menyelidiki dulu siapa gadis ini?” jelas Sungkyu dengan nada lebih serius dari sebelumnya.
Sehun tampak terdiam. Ia membenarkan apa kata hyung angkatnya ini.
“Kau keberatan dengan ini? Kalau kau keberatan, biar Joonmyeon saja yang mengeksekusinya.” Tambahnya.
“Tidak!” Sahut Sehun cepat. “Aku akan mengeksekusi gadis ini. Tapi kalau aku boleh tahu, siapa yang menyuruh kita membunuhnya?”
“Apa pedulimu dengan siapa dia? Sudahlah, kerjakan saja! Kalau beres akan besar imbalan yang kau terima. Tenang saja, aku tidak akan memotongnya.” Tanggan Joonmyeon.
Sehun mengangguk setuju. Setelahnya, Sungkyu maupun Joonmyeon pergi meninggalkan kedua siswa Highschool itu. Tampak sedikit ada pikiran yang mengganggu dalam diri Sehun ketika mata tajamnya kembali memperhatikan wajah di foto itu. Sedikit ia merasa jika gadis itu seakan tidak asing bagi dirinya. Memang mereka satu sekolah dan beberapa kali bertemu bahkan kejadian yang menimpa gadis itu dan saat sikap dingin yang selalu ia tunjukan. Namun bukan itu, ada hal lain yang Sehun tak mengerti. Seolah gadis itu...
Tak hanya Sehun saja yang merasa janggal dengan perintah yang lumayan mengejutkan itu. Melainkan sosok Tao yang notabene tidak berhubungan sama sekali dengan kasus ini juga memiliki benang kusut dalam pikirannya. Ia tidak merasa kasihan dengan gadis itu, ah tidak juga kalau tidak kasihan. Hanya saja pikiran yang sedari tadi berusaha ia pecahkan adalah kenyataan bahwa korban Sehun kali ini merupakan gadis idaman Kim Jongin. Gadis yang membuat Jongin jatuh cinta. Siapa lagi kalau bukan Jung Soojung. Berulang kali Tao berusaha meluruskan pikirannya agar mampu berpikir lebih jernih dengan keadaan ini. Ini pekerjaan Sehun, namun disisi lain Jongin menyukai Soojung. Kalaupun Sehun akan membunuh Soojung bisa saja dilakukan. Tapi bagaimana jika Jongin mengetahui hal itu?
Bukannya Tao ingin mengingkari pertemanannya dengan Jongin dan berpihak kepada Sehun, namun ia juga sangsi jika bisa menolong Jongin dengan membujuk Sehun agar membatalkan itu. Toh nantinya saudara Jongin lainnya yang akan mengeksekusi.
“Jung Soojung! Gadis cantik dengan kesempurnaan yang luar biasa harus menerima ajalnya di tangan Oh Sehun.” Tutur Tao masih memperhatikan foto yang saat ini berada dalam genggaman Sehun.
Sehun melirik kearah Tao sekilas lalu kembali pada objek awal.
“Ada yang kau pikirkan, buddy?” tanya Tao setelah tak mendapat respon akan perkataannya.
Satu desahan lolos dari bibir tipis Sehun. “Apa kau tahu banyak tentang Soojung?”
“Tidak, aku tidak dekat dengannya. Tapi setahuku dia adalah anak salah satu menteri di Korea Selatan. Kau tahu kan bagaimana kehidupan anak seorang menteri. Sekitarnya dikelilingi oleh bodyguard. Kau harus berhati-hati jika ingin membunuhnya.” Jawab Tao penuh semangat.
Sejenak kediaman kembali menemui mereka. Sehun tampak memikirkan sesuatu. Lalu ia merogoh ponselnya dan memainkan layar sentuh itu.
“Tapi...” ucap Tao setengah menggantung. Sekilas ia melirik Sehun lalu kembali meneruskan perkataannya. “Jangan sampai Jongin tahu kalau kau mengincar nyawa Soojung.”
Sehun terkejut dengan perkataan Tao barusan. Langsung saja ia menoleh pada Tao dan mengangkat sebelah alisnya. Ekspresi wajahnya menunjukkan hal yang sama ketika ia merasa penasaran.
“Maksudmu?” tanyanya dingin.
Tao merutuki dirinya yang keceplosan mengatakan hal itu. Akan semakin membahayakan bila Sehun tahu. Ia memutar otaknya mencari alasan yang tepat agar sang tangan dingin ini tidak curiga.
“Eung... Mak-maksudku.. Be-benar seperti kata Sungkyu hyung juga Joonmyeon hyung. Se-sepertinya akan susah bagimu membunuh Soojung kalau Jongin tahu. Dia-dia sedikit tidak tega dengan gadis. Kau merasakannya juga bukan saat kau bersikap dingin kepada Sulli tapi ia cenderung lebih baik kepadanya?”
Sehun tak menunjukkan reaksi curiga. Ia tampak menimang perkataan Tao. Benar, yang dikatakannya benar. “Lalu? Aku harus mengeksekusinya sendiri?”
“Kau takut?”
“Tidak..”
“Ya sudah, kerjakan saja sendiri. Tapi kurasa kau tidak bisa sembarangan membunuhnya.”
Tao berdiri dari duduknya dan mengambil botol minuman. Sedetik kemudian ia meneguk pelan air tawar itu.
“Dia selalu dikelilingi dengan orang-orang yang melindunginya. Kau tidak berencana akan membunuhnya di sekolah ‘kan?” lanjutnya seraya kembali meneguk minuman itu.
Entah mengapa kali ini ada beban saat akan melakukan pekerjaan yang hampir menjadi rutinitasnya selama dua tahun. Ini bukan kali pertama Sehun menerima pekerjaan untuk membunuh seorang gadis. Ia pernah melakukannya kurang lebih tiga kali. Tapi rasanya yang satu ini cukup membuatnya harus memeras otak mencari jalan keluar.
“Hahhh... Kau benar. Aku tidak bisa gegabah membunuhnya. Tapi kalau tidak cepat Sungkyu hyung akan bertindak.” Ucapnya datar.
“Buat dia jatuh cinta kepadamu Sehun-ah.” celetuk Tao tiba-tiba dengan kalimat yang tak ia ketahui berasal darimana. Tapi bila dipikir-pikir ini akan mendatangkan keuntungan ataupun jawaban atas keruwetan pikiran yang sebenarnya bukan urusannya. Bila Sehun jatuh cinta kepada Soojung otomatis ia akan kesulitan bukan membunuh Soojung? Lalu Jongin juga tidak akan kecewa kehilangan Soojung bukan? Kalaupun nanti mereka berdua akan berebut terserah, asal Soojung tidak mati di tangan Sehun.
Sontak Sehun tersedak akibat celetukkan Tao. Air yang harusnya masuk ke dalam mulut kembali keluar tanpa seijin Sehun. “Kau bilang apa? Jatuh cinta? Mana mungkin?”
Tao mendesah. Pasti ini jawaban ini yang akan di berikan Sehun. “Mungkin saja asal kau tidak terus bersikap dingin. Bereskan?” tanggapnya enteng.
Sebentar Tao membiarkan pemuda berparas bak malaikat maut itu berpikir. Sepertinya ia akan menerima kabar baik darinya. Dari ekspresi yang ditampilkan Sehun, ada kemungkinan bila sosok tinggi itu akan mengambil saran dari Tao.
“Aku tidak bisa.” Sahutnya pelan.
“Heiishhh....” Tao mengambil barang-barangnya. “Terserah kau saja lah mau bagaimana. Selamat berjuang! Tenang aku tidak akan mengatakan kepada siapa-siapa.” Tukas Tao seolah bisa membawa tatapan datar namun dingin milik Sehun. Selanjutnya, pemuda China itu menggerakkan kakinya meninggalkan Sehun yang masih berkutat dengan pikirannya. Beberapa detik berlalu, Sehun menyandarkan pundaknya yang terasa sangat berat. Ia menghela nafas berat berulang kali. Lalu memutuskan untuk pulang saja.<
Comments