Chapter 2
Love, Love, Love (Bahasa Version)Luhan mengeluarkan sebuah kertas yang tertinggal di dalam amplop coklat besar tersebut, dan tertawa ketika melihat apa yang ada di atas kertas tersebut. Sebuah foto. Foto wajah sahabat penanya. Well, seharusnya itu foto wajah Laxy, hanya saja di atas foto ini digambar banyak sekali hiasan.
"Dan bagaimana aku bisa mengenalimu, bodoh?" Luhan menggumamkan pertanyaan itu seraya tertawa. Satu-satunya yang bisa dia kenali sebagai bagian dari wajah manusia adalah alisnya. Alis yang sangat tebal dan indah.
Banyak orang memiliki alis tebal, pikir Luhan. Pemuda ini menghela nafasnya, senyum masih terkulum di bibirnya. Setelah memasukkan kembali foto dan kertas surat Laxy ke dalam amplopnya, Luhan sekali lagi memeriksa kotak suratnya dan mengambil amplop-amplop yang masih tertinggal di dalam. Membuka sebuah PO Box membawa keuntungan bagi Luhan. PO Box ini mempermudah komunikasinya dengan pelanggan dan rekan-rekan kerjanya di seluruh China, bahkan dunia, yang tidak memiliki akses internet.
Ketika sedang membaca surat dari salah seorang sahabatnya yang sedang melaksanakan wajib militer, tiba-tiba seseorang bertanya pada Luhan, "Mendapatkan apa yang telah kau tunggu selama bertahun-tahun, boy?"
Luhan berbalik dan melihat seorang laki-laki tua yang tengah memasukkan surat-surat ke dalam tasnya tersenyum meledek padanya.
"Paman.. " Luhan memberikan sebuah bungkukan hormat pada pak pos yang sudah dikenalnya sejak dia rajin datang ke kantor pos ini. Liu Wei, adalah satu-satunya tukang pos yang masih bekerja di kantor pos daerah ini. Dia sudah bekerja di sini selama 52 tahun, dan tidak ada niat berhenti. Istrinya meninggal dunia beberapa tahun yang lalu dan anak perempuan satu-satunya ikut dengan suaminya tinggal di Jepang. Anak Liu Wei telah meminta ayahnya untuk berhenti bekerja dan tinggal bersamanya di Jepang, tetapi Liu Wei menolak dengan alasan kalau dia pergi, maka kantor pos ini sudah pasti akan ditutup. Kalau kantor pos ini ditutup, banyak orang di area itu yang tidak memiliki telepon atau internet, tidak akan bisa berhubungan dengan keluarga atau temannya.
Luhan mengagumi kemuliaan hati Liu Wei dan sejak saat itu dia dan Liu Wei
Comments