Chapter 11
Love, Love, Love (Bahasa Version)
"Ih! Dia di mana sih, kenapa nggak datang-datang?"
Lagi-lagi Luhan melirik jam tangannya. Lagi-lagi Luhan menghela nafas ketika melihat jarum pendeknya berada di angka 3 dan jarum panjangnya di angka 1. Dia sudah menghabiskan secangkir kopi, dan jangan tanya berapa gelas air mineral yang sudah dihabiskannya. Laxy sudah 3 jam terlambat. Dan ini tidak bagus. Mereka seharusnya bertemu pukul 12. Luhan sudah mengirimkan pesan pada Laxy kalau dia akan menunggu di sebuah kedai kopi yang terkenal di Wangfujing, Starbucks, dan dari sana mereka bisa mengelilingi gerobak-gerobak penjual makanan di jalanan itu. Laxy tidak membalas pesannya. Luhan mencoba menelepon Laxy, tetapi sahabat penanya itu terus menolak panggilannya. Desainer muda ini berusaha menjaga pikirannya tetap positif, mengalihkan pikirannya melalui sms-nya dengan Seunghyun dan Zitao, bahkan menerima telepon dari Fei yang cukup membuatnya terhibur selama beberapa puluh menit. Tetapi ketika percakapannya dengan Fei akhirnya berakhir, juga sesi bertukar pesannya dengan Seunghyun dan Zitao karena ketiganya harus kembali bekerja, rasa gugup kembali menyerang Luhan. Dia duduk dengan gelisah, bermain dengan sedotan minumannya, melonjak dari kursinya setiap pintu masuk kafe itu terbuka hanya untuk kembali terduduk lemas karena tidak ada satupun dari tamu yang yang masuk menghampirinya dan berkata, "Hi, aku Laxy."
"Kau ingin pesan makanan atau minuman lain?" seorang pelayan datang untuk mengambil gelas kosongnya. Luhan hanya bisa menggeleng lemah. Pelayan itu tersenyum penuh simpati padanya. Luhan tahu dia tampak bodoh, dia tampak seperti seseorang yang putus asa menanti kekasihnya yang tak kunjung datang.
Ponsel Luhan berbunyi. Dengan malas Luhan melihat caller ID-nya, dan melihat nomor pemanggilnya. Tak dikenal. Luhan merasa deg-degan. Dia yakin itu adalah Laxy.
"Ha-Halo? Lax.. Galaxy?" tidak ada jawaban dari seberang, jadi Luhan mencoba lagi. "Laxy?"
Setelah beberapa menit yang sunyi, seseorang dengan suara yang sepertinya diredam, akhirnya menjawab. "Deer, aku minta maaf. Aku tidak akan datang."
Luhan merasa jantungnya seperti terjun bebas dari menara. "Ka-kau bicara apa sih.."
"Aku tidak akan bisa menemuimu. Aku tidak akan datang," entah mengapa, kata-kata itu menyinggung Luhan. Dia TIDAK AKAN datang?
"Lax, jangan main-main ya. Aku sudah menunggu 3 jam dan kau bilang kau tidak akan datang? Yah! Apa kau bisa sedikit saja menghargaiku?"
"Aku menghargaimu lebih dari yang seharusnya, Deer," Luhan tidak mengerti perkataan ini, juga nada sedih yang terdengar dari perkataan barusan. "Aku.. mencintaimu, Deer. Lebih dari yang seharusnya. Lebih dari yang aku bisa."
"Cinta?" jantung Luhan berdegup semakin kencang. "L-Laxy . Ini tidak lucu. Ayolah, datang! Aku akan menunggu di sini sampai kau muncul!"
"Tolong, Deer . Pulanglah. Pulang dan lupakan aku, okay?"
"A..apa?" Luhan nyaris meloncat berdiri dari kursinya. Apa-apaan ini? Kenapa Laxy tiba-tiba berkata seperti itu?
"Lawakanmu tidak lucu, Lax ."
"Oh iya, kau tampak sangat lucu hari ini. Kupluk itu sangat cocok untukmu. Aku senang melihatmu tampil imut begini, kau tidak perlu sok gagah terus-terusan. Santai sedikit, seperti ini sudah bagus."
Luhan langsung menengok keluar. Bagaimana Laxy tahu dia menggunakan kupluk? Kecuali kalau dia.. "Yah yah yah, kau ada di mana? Kau membuntutiku?"
Perlahan Luhan bangun dari kursinya dan memperhatikan bangunan di luar. Hanya ada tempat makan dan toko-toko baju di sekitar kedai kopi itu, tidak ada gedung tinggi. Luhan tidak tahu dari mana Laxy sedang mengintainya. Kalau memang dia ada di salah satu bangunan itu, Luhan pasti bisa melihatnya.
"Apa-apaan ini, Lax !?" kesabaran Luhan mulai habis. "Keluar kau sekarang juga!"
"Aku minta maaf, Deer. Aku.. benar-benar tidak bisa. Kita.. berhenti menulis surat juga ya?"
"Apa? Apa yang kau.. apa yang terjadi?" Luhan menyerah. Luhan tidak sanggup marah ketika dia mendengar permintaan itu. Sekarang dia khawatir.
Dia ingin menangis, ia merasa seperti baru saja diputuskan oleh kekasihnya. Luhan tidak suka perasaan ini. "Aku mohon, Lax. Aku mohon padamu, tolong tunjukkan dirimu. Sekali ini saja aku ingin bertemu denganmu."
"Aku sangat senang bisa kenal denganmu, Deer. Hidupku.. hidupku selama 6 bulan terakhir mengenalmu terasa lebih menyenangkan daripada sebelumnya.."
"Lax , Laxy , aku mohon.."
"..dan adalah sebuah kehormatan bisa menjadi
Comments