Chapter 2 - Testpack

PREGNANT AFFAIR
Please Subscribe to read the full chapter

April, 2014

Sybil sedang memakan es krim ke 6 nya malam ini, dia dalam keadaan stress dan tertekan. Ini bulan ke dua dia menyelesaikan segala macam urusan untuk memuaskan apa yang di inginkan pelanggan paling cerewetnya untuk pernikahan.

Tapi tetap saja Ms Shim tidak menyukai segala rancangannya dan ide untuk warna yang dipakai, padahal jadwal pernikahan wanita itu akan berlangsung bulan depan.

Sybil jadi ingin menjerit jika berhubungan dengan Ms Shim nona sok perfect dan sangat menyiksa.

“ Oh, Jungbireubireu~ tumben sekali kau makan es krim bukannya merokok..” Sebuah suara mengalihkan pandangan Sybil.

Jun Myeon berjalan dari arah pintu Apartement.

“ Entahlah, aku sedang ingin makan yang manis-manis Tuan Kim Jun Myeon..” Sybil membalas ucapan Jun Myeon padanya.

“ Kau akan berubah dari angsa cantik menjadi babi buruk rupa jika terus-terusan mengkonsumsi gula seperti ini..” Jun Myeon berbicara sambil menyuapkan sesendok penuh es krim ke mulutnya.

“ Oh ya, dan kau akan menjadi babi kedua yang sangat buruk rupa..” Ledek Sybil sembari merebut sendok di tangan pemuda itu.

“ Beratku bertambah tiga kilo semenjak dua bulan lalu, mulutku terasa pahit sepanjang hari, eskrim menjadi teman setiaku sekarang..”

Jun Myeon menatapnya.

” Apa kau mengalami muntah di pagi hari?”

Sybil balik menatap Jun Myeon dan menggeleng.

” Tidak, tapi beberapa bulan lalu aku sempat mual. Kupikir aku telat makan.. Kenapa?”

“ Selamat nona, mungkin kau hamil”

Pernyataan itu membuat Sybil tersedak kencang, Jun Myeon bukan membantunya malah menatap Sybil tajam.

“ Kamu ngomong apa sih? Bikin aku kaget saja Jun!” Sybil menepuk-nepuk bahu sahabatnya tersebut.

“ Jungsy, kondom bukanlah alat kontrasepsi yang seratus persen aman, 25 dari 30 pasienku adalah orang-orang yang hamil karena kondom yang bocor. Pikirkan lagi, jika kau melakukannya sebulan empat kali, kemungkinan kondom bocor di saat kau subur adalah…70%”

Sybil terbatuk lagi.

“ Jangan bicarakan hal-hal yang tidak ku mengerti!” Sybil menjitak kepala Jun Myeon.

” Aku sudah memperingatkanmu ya! Lebih baik kau segera pergi ke apotek dan beli test kehamilan, cek besok pagi.. Kau tidak percaya dengan analisis dokter kandungan, eh?” Jun Myeon mengoceh dari arah ruang tamu ketika Sybil masuk ke kamar dan menutup pintunya.

Ia terdiam di dalam kamar, memandang ke arah kalender. Dia bahkan lupa kapan dia datang bulan, bulan ini? Bulan kemarin?

Oh tidak, 4 bulan terakhir dia sangat sibuk mengurusi segala macam permintaan sebuah perusahaan untuk menangani desain seragam baru, jadi hal-hal seperti datang bulan adalah hal sepele yang tidak pernah dia ingat.

Sybil memandang dirinya di cermin, dia memang agak gendutan sekarang, bukan agak, tapi sangat gendut!

Dia pikir itu hanyalah stress akibat bekerja.

Oh ya tentu saja Sybil, kau hanya terlalu banyak bekerja. Kau tidak perlu mendengarkan ucapan si Jenius Kim Jun Myeon itu, si bodoh yang menasehati kalau merokok dapat merugikan kehidupan tapi dia sendiri juga menghisapnya.

Sybil menatap hasil testpack yang kemarin malam –setelah Jun Myeon pulang– dia beli di apotek 24 jam dekat Apartment.

Dia jadi penasaran juga apakah kondom yang di pakai terakhir kali atau beberapa bulan kemarin bersama pasangannya bocor dan menyebabkan kehamilan.

Dan, ucapan si tukang mikir Kim Jun Myeon terbukti benar, dua garis disana menandakan kalau Sybil memang positif hamil.

“ Sial, ucapan Dokter amatir itu menjadi kenyataan!” Sybil mengumpat karena apa yang di tebak oleh sahabatnya itu tepat.

Oh, mungkin si dokter amatir itu bukan asal menebak! Damn! Sybil lupa kalau si amatir itu adalah seorang SpOG!

Memandang lama testpack di tangannya, Sybil mulai menyadari kalau dia memang hamil, itu tandanya sebuah kehidupan sedang terjadi di dalam rahimnya!

OH TIDAK! Seorang anak! Dia akan memiliki seorang anak! Oke, dia memang menyukai Xiao Le, tapi melihat kerepotan Hyera ketika melahirkan dan menyusui sepanjang malam saat Xiao Le masih bayi memberikan hawa dingin pada Sybil.

Dia tidak ingin menjadi seperti itu! Oh, ayolah, dia masih 25 tahun, kantor konsultan fashion baru ia buka 3 tahun dan karirnya sedang berada di puncak sekarang ini.

” Hamil? Bodoh! Bodoh!” Sybil merutuki dirinya sendiri, memaki betapa bodohnya dia karena hamil.

Seharusnya dia berjaga-jaga dan lebih berhati-hati, si kondom keparat itu ternyata tidak 100% ampuh!

“ Halo, Honey..” suara lembut disana terdengar lewat speaker telepon genggam milik Sybil yang sekarang masih berada di dalam toilet, memandangi hasil testpacknya.

“ What are you doing, Oppa?” Tanya Sybil basa-basi, hal-hal yang tak pernah dia lakukan.

“ You’re in trouble?” alih-alih menjawab, si pembicara malahan berbalik tanya padanya.

“ Tidak kok, hanya saja aku rindu padamu..” Sybil tersenyum kecil, disana laki-laki itu juga tertawa renyah.

“ Aku juga rindu padamu kok, tapi sayangnya aku tidak bisa ke tempatmu hari ini. Kau tahu kan disini sangat banyak hal-hal yang harus ku selesaikan..”

“ Hmm..”

“ Kau pasti sedang dalam masalah..”

Sybil mendengarkan suara itu lagi.

“ Tidak bisakah besok kau menemuiku? Aku ingin menyampaikan sesuatu padamu..”

Si pembicara di sebrang sana tidak langsung menjawab.

“ Ada apa sih? Apa itu sangat mendesak?”

Sybil menelan ludah.

“ I’m pregnant, Oppa..”

Berkata demikian, dan keheningan terjadi selama beberapa menit

“ You still there? Oppa, I’m pregnant..” Sybil berkata lagi.

“ Berapa bulan?” Suara pria yang tadinya lembut itu berubah datar dan tegas.

“ Mana kutahu, aku baru mengetesnya hari ini dan hasilnya positif..”

Sebuah hembusan nafas terdengar di sana. Hening masih mendominasi obrolan keduanya.

“ Gugurkan saja. Pergilah ke Rumah sakit dan aku akan mentransfer uangnya ke rekeningmu.”

Hati Sybil mendadak jadi bergemuruh ketika dia mendengar kata aborsi keluar dari laki-laki tersebut.

“ Aborsi?”

“ Yes, Jung Sybil! Aborsi! Kau sendiri yang bilang jika tidak ingin memiliki seorang anak kan? Kau pasti mengerti, kita sama-sama tidak dalam hubungan yang kau tahu, kearah yang lebih serius? Itu komitmen kita kan?”

“ So..?”

“ So, untuk apa anak itu? Dia tidak berguna, sebelum kekacauan lain terjadi sebaiknya kau aborsi. Kau selamat, aku selamat, kita berdua selamat. Kau bisa melanjutkan bisnismu, begitupun aku..kita akan kembali ke hubungan kita yang biasanya. Oke?”

Suara pria itu terburu-buru dia berusaha meyakinkan Sybil untuk mengugurkan kandungannya. Segera mungkin, bahkan jika bisa hari ini juga.

Sybil menutup telepon dan memandang sekali lagi kearah testpack yang masih dia pegang.

Aborsi? Yang dia dengar aborsi adalah sesuatu yang mengerikan, kabarnya, rasanya lebih menyakitkan dari melahirkan seorang anak.

Sybil jadi bergidik ngeri, dia memang tidak ingin punya anak, bukan sekarang, tapi nanti. Tentu saja ia juga ingin mempunyai keturunan dari rahimnya sendiri!

Sybil menghela nafas, dia membuka phonebook di handphone dan menekan tombol call pada sebuah nama.

——————————————————————————————————————————

PREGNANT AFFAIR

——————————————————————————————————————————

Jun Myeon sedang berdiri di koridor Rumah Sakit ketika dia mendapati sosok Sybil yang memakai sandal rumah, celana training kebesaran dan tanktop biru tengah berjalan dengan wajah kusut dan rambut yang hanya di kuncir asal.

“ Kau.. kenapa jadi terlihat seperti orang yang memiliki gangguan jiwa?” Jun Myeon berkata sambil menatap Sybil yang berpakaian sangat aneh dan tidak seperti biasanya hari ini.

“ Jangan ledek aku oke? Aku sedang benar-benar dalam suasana hati yang buruk!” Sybil berhenti di depan Jun Myeon dan mengekor dokter muda yang sedang cekikikan melihat tampangnya tersebut.

Mereka berjalan hampir sepuluh menit dan masuk ke dalam sebuah ruangan besar berwarna putih bersih dengan udara sejuk memenuhinya.

“ Sudah kubilang kan, kau pasti hamil!” Jun Myeon bicara lagi dan duduk di kursi miliknya.

“ Ya, karena ucapanmu makanya aku bergegas membeli test kehamilan sialan setelah kau pulang!”

Jun Myeon terkekeh geli.

“ Memang sudah berapa bulan? Kau ingat kapan terakhir kali menstruasi?”

Sybil terdiam.

“ Sudah kuduga, nona sibuk tidak akan mengingat kapan terakhir dirinya menstruasi..”

Sybil mengangkat bahunya. Acuh.

“ Jadi, apa yang akan kau lakukan?” Jun Myeon bertanya kemudian, menatap Sybil yang kini duduk di depan meja kerja miliknya.

“ Aku mau melakukan aborsi..”

Jun Myeon melotot, terkejut atas jawaban yang dilontarkan Sybil.

“ Apa maksudmu?”

“ Aborsi, kau tahu kan? Kau pasti bisa melakukannya untukku kan?”

“ Woo! Woo! Keep calm, Jungseu.. Dengar, aborsi di legalkan hanya dalam kondisi-kondisi tertentu saja..”

“ Kondisi tertentu?” Sybil menatap Jun Myeon.

“ Dengar ya, aku hanya di perbolehkan melakukan aborsi jika ibu yang sedang hamil mempunyai penyakit jantung yang akan membahayakan nyawanya jika kehamilan di lanjutkan, pokoknya aku hanya di perbolehkan melakukan aborsi jika kehamilan yang terjadi membahayakan nyawa ibu atau bayinya!” Jun Myeon menjelaskan hal-hal tersebut.

“ Lalu, bagaimana?” Tanya wanita itu, pelan, putus asa.

“ Lanjutkan saja, itu kan bayimu, kau harus bertanggung jawab Jungseu..”

“ Tapi, sungguh Jun aku belum siap dengan pernikahan, kehamilan apalagi seorang anak!”

“ Kalau begitu kenapa kau mengambil resiko untuk berhubungan seks?”

Bagai sebuah tamparan kata-kata itu membuat Sybil terdiam.

Dia memang melakukan seks tanpa berpikiran lebih jauh, dia kira,

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Mutianoftri #1
Chapter 17: greget bgt mrka harus nahan perasaan selama itu?, knp harus ktika anak2nya sudah remaja baru baikan ?
Lizzz_14 #2
Chapter 17 : Jujur awalnya aku agak kecewa sama endingnya yg chapter 15, tapi setelah baca ini aku jadi seneng. Sumpah ini ff yg paling paling dahh keren bangett.. Author, I am your fan <3
Sweetstrangerrr #3
Sukaaaa
Vivirakim_94 #4
Chapter 17: Ini gag ada lanjutan nya lagi ya ??????
Vivirakim_94 #5
Chapter 9: Gue jijik .. astaga chanyeol gue dan baekhi.... o.m.g ??????? ampunlahhhh
Vivirakim_94 #6
Chapter 3: Hahhahaa gue ngakak.. andaikan gue sybil yg gampangkan segala urusan. Dy bahkan nurut aku bisa ambil keputusan ceoat pas tau hamil tanpa harus pusing2... ahhh senangnya hdp sprti itu
Vivirakim_94 #7
Baru2 ini gue suka banget sama ceye. Alhasil cari2 ff ceye ☺☺☺
pnltari #8
Chapter 2: Siapa sih ayah bayinya sybil
pnltari #9
Chapter 1: Gak sabar baca next chapter^^
pnltari #10
Ijin baca^^