Chapter 14 - Decision

PREGNANT AFFAIR
Please Subscribe to read the full chapter

2015 . 8 . 9, Seoul

Chanyeol menguap dengan lebar, dering alarm menganggu tidurnya yang nyenyak. Ia mematikannya dan mengusap wajah tampannya beberapa kali, duduk di pinggiran kasur, menoleh, mendapati Sybil tidur dengan wajah manis di sampingnya.

" Sysi-ah.. Bangun.." Dengan lembut berbisik di telinga Sybil yang menggeliat.

" Hm? Jam berapa?"

" Tujuh.." Jawab Chanyeol.
Sybil terperanjat, ia bangun dari kasur dengan segera, terhuyung-huyung menuju kamar mandi. Chanyeol tertawa melihatnya.

" Chanyeol-ah, Chanyeol.."

" Hm?"

" Dimana kau menyimpan pasta gigi?" Sybil berteriak dari dalam kamar mandi.

Chanyeol dengan malas beranjak dari kasur menuju kamar mandi, dan tersenyum kecil ketika mendapati Sybil tengah duduk di atas bathtub dengan mata tertutup dan mulut setengah terbuka.

" Kau tertidur di kamar mandi?"

Sybil bergumam.

Chanyeol menggeleng, mengambil sikat gigi dan menaruh pasta gigi di atasnya, ia menarik lengan Sybil yang masih setengah mengantuk.

Membawa Sybil ke dalam pelukannya, Chanyeol bersandar pada wastafel. Sybil terkejut. Chanyeol tersenyum lebar, memasukkan sikat gigi dan mulai menggosok dengan pelan.

" Kau harus bangun sebelum memintaku mencari pasta gigi, pasta giginya selalu ada di wastafel.. Apakah kau ingin perlakuan seperti ini?" Ujarnya.

Sybil merebut pasta gigi di tangan Chanyeol, ia sudah bangun sepenuhnya sekarang.

" Jangan bercanda!" Ujarnya di antara busa pasta gigi. Chanyeol tertawa.

" Acara ulang tahun Yeoreum pukul berapa?" Sybil bertanya, membasuh wajahnya.

" Ibu bilang kita harus berada disana pukul sebelas.."

Chanyeol membuka bajunya dengan santai, bersiap mandi.

" Kalau begitu aku akan menyiapkan Yeoreum, bisakah kau siapkan air hangat untuknya?"
Chanyeol mengangguk dan Sybil berlalu dari tempatnya, keluar kamarnya sendiri menuju kamar Yeoreum yang sudah berdiri di box.

" Oh, selamat pagi kesayangan Mommy.. Apakah tidurmu nyenyak?" Ucap Sybil dengan riang, membawa Yeoreum dalam dekapannya dan mencium dengan lembut pipi bayinya yang tertawa lebar.

" Omo! Kau senang? Selamat ulang tahun putra Mommy.." Sybil berkata sekali lagi dengan senyum mengembang, menciumi Yeoreum yang memekik karena geli.

Ia melucuti pakaian Yeoreum, membawa Yeoreum masuk ke kamar dan menyerahkannya pada Chanyeol yang berada di kamar mandi.

" Oh! Jagoan Daddy, ayo mandi sama Dad.."
Yeoreum dengan cepat berpindah tangan dari Sybil ke Chanyeol.

Yeoreum menyentuh wajah Chanyeol dan menciumnya, Chanyeol memekik kencang ketika akhirnya hidung mancungnya di gigit oleh Yeoreum.

" Ya! Yeoreum-ah! Kau melakukannya lagi! Kau melakukan hal ini di pagi hari?! Sakit! Sakit! Dad kesakitan!!!"

Sybil terkekeh geli mendengar teriakan Chanyeol dari kamar mandi, ia berada di dapur menyiapkan sarapan. Memasak rumput laut untuk di makan olehnya dan juga Chanyeol, mungkin Yeoreum akan di beri juga, namun ia harus memblender nasi serta rumput lautnya.

Tiga puluh menit melelahkan bagi Chanyeol terlewati, ia paling tidak suka kegiatan setelah mandi bersama Yeoreum. Yeoreum tidak bisa di ajak berkompromi untuk di pakaikan baju, ia akan berteriak dan berlarian dengan tubuh telanjang ke segala penjuru rumah.

" Ya! Park! Burungmu akan terbang jika tidak di beri sangkar!" Pekik Chanyeol.

Sama seperti yang baru saja terjadi selama tiga puluh menit, ia menghabiskan waktu sebanyak itu hanya untuk memakaikan Yeoreum popok dan celana.

Sybil tertawa sekali lagi, membantunya memakaikan Yeoreum baju dan mendandani jagoan yang sedang berulang tahun.

Yeoreum duduk di atas tempat duduknya, memekik karena Chanyeol berkali-kali mengajaknya bercanda.
Mereka makan dengan di iringi tawa Yeoreum.

" Jun Myeon akan datang?" Tanya Chanyeol, membuka pembicaraan dengan Sybil.

Sybil mengangguk pelan dan tersenyum kecil.

" Yeoreum-ah, ayahmu akan datang.. Kau senang?" Ujar Chanyeol, Yeoreum hanya tertawa lebar.

" Maafkan aku Chanyeol-ah.." Sybil berkata.

Chanyeol tersenyum kecil dan menggeleng pelan, menyentuh puncak kepala Yeoreum.

" Cepat besar Yeoreum-ah.." Ucapnya.

Hari ini adalah hari ulang tahun Yeoreum yang pertama. Kakek dan nenek Yeoreum telah menyiapkan pesta kecil-kecilan untuk cucunya yang hanya di hadiri oleh keluarga dan maid-maid mereka.

Hari ini,

Hari terakhir,

Untuk mereka bertiga.
——————————————————————————————————————————

PREGNANT AFFAIR

——————————————————————————————————————————
2015 . 6 . 27 ( 10 : 00 PM )

Chanyeol menatap Baekhyun yang terbaring lemah dengan mata tertutup, wajahnya pucat, bibirnya membiru. Chanyeol menggenggam dengan lembut tangan Baekhyun yang sedingin es, tangan besar Chanyeol bergetar, matanya memerah.

Bagaimana ini bisa terjadi?

Ia tidak pernah berpikir Baekhyun akan melakukan hal senekat ini, dia memotong nadinya sendiri. Dokter mengatakan Baekhyun hampir saja memotong bagian vital dari nadinya, untung saja itu terlewat dan sekarang keadaannya baik-baik saja.

Tidak pernah terlintas di benak Chanyeol kekasihnya akan melakukan hal ini, tidak pernah. Apakah mencintainya begitu menyakitkan untuk Baekhyun?

Keadaan memang tidak pernah berpihak pada keduanya, cinta mereka berdua adalah kesalahan, tabu dan terlihat menjijikan di mata oranglain.

Tekanan demi tekanan mereka lewati bersama, namun kali ini Chanyeol rasa Baekhyun tidak bisa melalui segalanya dengan kepala dingin.

" Chanyeol.." Jun Myeon menyentuh bahu Chanyeol yang bergetar.

Chanyeol menoleh, matanya basah oleh airmata.

" Ada yang harus kubicarakan.." Ujar Jun Myeon. Pelan.

Chanyeol terdiam sebentar, melirik Baekhyun yang masih berada jauh di dunia mimpinya. Membenarkan selimut Baekhyun yang melorot, Chanyeol akhirnya pergi mengikuti arah jalan Jun Myeon.
Beberapa saat berjalan, Jun Myeon membawanya ke kantin Rumah Sakit. Menyodorkan dua gelas kopi instan yang di belinya, Jun Myeon duduk di depan Chanyeol.

" Aku ingin membicarakan sesuatu padamu.." Jun Myeon menatap.

" Berita tentangmu----"

" Apakah Baekhyun yang menyebarkan berita itu?" Chanyeol menebak, Jun Myeon terdiam sebentar, kemudian mengangguk pelan.

Chanyeol menelan ludah kasar, apa yang dikatakan Sybil benar. Baekhyun melakukannya, Baekhyun menyebarkan berita tersebut ke media.

Chanyeol bahkan mempercayai jika Baekhyun tidak akan melakukannya. Apa yang membuatnya melakukan hal-hal tidak masuk akal seperti itu?

Ini aneh, ini bahkan tidak seperti Baekhyun yang ia kenal selama ini.

" Chanyeol, kuharap kau tidak marah padanya.. Dia hanya putus asa.." Jun Myeon berkata. Chanyeol mengusap wajah dengan kedua tangannya.

" Baekhyun merasa tertekan setelah pertemuannya dengan ibumu, ia hanya ingin hidup bersamamu.. Percayalah.." Jun Myeon menjelaskan.

" Apakah kau membantunya?"

" Maafkan aku.." Jun Myeon berkata lirih.

Chanyeol memijat dahinya, ia benar-benar tidak percaya dugaan Sybil menjadi kenyataan.

Apa yang dilakukan Baekhyun terjadi karena pria itu merasa tersakiti dan putus asa. Pria itu hanya ingin bersama Chanyeol, hidup berdua, berbahagia.

Ketika impian itu jauh dari kenyataan, ia nekat melakukan hal-hal seperti ini.

" Apakah kau tahu bagaimana Baekhyun membiayai segala keperluanmu ketika kalian tinggal bersama?"

Chanyeol berkerut, mengapa tiba-tiba Jun Myeon menyinggung hal ini?

Ia menggeleng pelan.

" Dia--- menjual dirinya ---- kau tahu --- pria-pria sewaan ---- " Jun Myeon berkata dengan hati-hati.

Chanyeol menatap wajah Jun Myeon dengan tatapan tidak percaya.

" A-apa yang kau katakan?"

Jun Myeon terdiam sesaat.

" Kurasa kau tidak mengetahuinya.. Dia bekerja di sebuah club malam demi membiayai kuliahmu.. Dia melakukan segala cara untuk membahagiakanmu Chanyeol---"

Jun Myeon menatap kedua manik Chanyeol.

" Dia melakukannya hanya untukmu, dan ketika segala pengorbanannya terlihat sia-sia, dia melakukan hal ini.. Baekhyun pikir, hal ini mungkin akan membuatmu terluka dan menyadari bahwa dirinyalah yang selalu di sampingmu, tapi kurasa dialah yang akan lebih terluka jika masyarakat mengetahui siapa pria berinisial B yang berada di berita.."

" Baekhyun melakukannya hanya agar kau tahu bahwa dia mencintaimu.. Dia hanya ingin kau mengambil keputusan, dia lelah menunggu, kurasa Baekhyun lelah menjadi orang yang selalu berusaha membuatmu bahagia.."

Chanyeol mengigit bibirnya, apa yang selama ini ia lakukan? Ia hidup bergantung pada Baekhyun selama empat tahun dan tidak pernah berpikir darimana pria itu mendapatkan uang untuk biaya kuliahnya? Ia percaya Baekhyun melakukan pekerjaan normal. Chanyeol menutup matanya dengan telapak tangan dan terisak, ini menyakitkan.
Baekhyun tidak pernah terlihat lelah selama empat tahun bersama Chanyeol, pulang kerja ia akan langsung tertidur, memasak sarapan dan makan siang untuk Chanyeol kemudian berangkat kerja. Pria itu rela menyerahkan impiannya untuk berkuliah hanya demi membahagiakan Chanyeol.

Namun, apa yang Chanyeol lakukan untuknya?

Tidak ada.

Bahkan Chanyeol tidak bisa memastikan apakah ia akan tetap tinggal bersama Sybil atau hidup bersama Baekhyun.

" Maafkan aku Baek.. Maafkan aku.." Chanyeol menggumam.

Jun Myeon menoleh, mendapati Sybil berada beberapa meter dari tempat duduk mereka. Menahan tangis.

...

Baekhyun membuka matanya perlahan, ia bisa melihat cahaya yang begitu terang menusuk matanya. Ia mencium aroma obat-obatan yang kuat, menggerakkan tangannya, ia bisa merasakan sakit yang luar biasa di pergelangannya.

Baekhyun menghela nafas pelan, kenapa ia selamat? Jun Myeon berhasil mendobrak pintu dan membawanya kemari? Bagaimana dengan Chanyeol?

Dia benar-benar ingin bertemu pria itu.

Apa yang ia lakukan hari ini benar-benar jauh dari yang selama ini ia rencanakan. Ia menyesal.
Apakah ia membuat Chanyeol ketakutan karena sikapnya yang berlebihan? Atau ia membuat Chanyeol membencinya?

Menyebar fotonya bersama Chanyeol adalah hal bodoh yang terlambat ia sadari.

" Kau sudah sadar?" Suara berat mengejutkan Baekhyun yang dengan cepat menoleh kesana kemari, mencari asal suara tersebut.

Chanyeol keluar dari dalam kamar mandi dengan wajah habis di basuh dan senyum yang mengembang lebar.

Baekhyun bergeming, dadanya berdegup kencang. Prianya berada disini, ia menangis secara otomatis.

" Oh? Mengapa kau menangis? Apakah lukanya terasa sakit lagi?" Chanyeol berkata dengan panik, mendekat pada Baekhyun yang terisak.

" Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku Yeol-ah.. Aku yang melakukan semua itu.."

Chanyeol menatap Baekhyun yang terisak, menutup mata dengan tangannya.

Ia mendekat dan duduk disebelah single bed Rumah Sakit yang Baekhyun tiduri. Menyentuh lembut tangan Baekhyun ia tersenyum sekali lagi.

" Tidak apa-apa, itu bukan salahmu.. Berita itu telah diselesaikan ayahku sebelum 24jam.. Kau tahu kan? Kekuatan keluarga Park.." Chanyeol terkekeh pelan, menghapus dengan lembut buliran airmata di pipi Baekhyun.

" A-aku---merasa bersalah, maafkan aku.." Baekhyun berkata sekali lagi.

" Aku yang seharusnya meminta maaf padamu Baek.."

Baekhyun menatap Chanyeol.

" Maafkan aku karena selalu membuat kau bekerja lebih keras untuk membahagiakanku.."

Baekhyun terdiam.

" Apa maksudmu?"

Chanyeol meremas lembut jemari cantik Baekhyun.

" Ayo kita hidup bersama.. Kita akan pergi ke New York atau ke segala tempat yang kau inginkan.. Ayo kita hidup bersama.. Kali ini, aku yang akan membahagiakanmu.."

Baekhyun terkejut dengan ucapan Chanyeol, apa yang ia dengar bukanlah mimpi bukan?

" B-bagaimana dengan Sybil? Perjanjianmu?"

" Aku telah menyuruh bawahanku untuk mengurus akta kelahiran Yeoreum, meskipun kedua orangtuanya bercerai Yeoreum masih bisa mengambil akta kelahirannya setelah berusia 4 tahun.."

Baekhyun terdiam mendengarnya, ini sungguhan? Apa ini benar-benar terjadi? Apakah ini akhir yang ia inginkan?
Tapi, mengapa rasanya ada yang salah?

" Bagaimana dengan perasaanmu pada Sybil?"

Chanyeol terdiam, menghindari kontak mata dengan Baekhyun sebentar. Menelan ludahnya dengan kasar, sesuatu menyangkut di tenggorokannya, sesuatu yang menyakitkan.

" Aku mencintaimu, Baek.. Hanya mencintaimu.. Hiduplah bersamaku.. Kita berdua.."

Baekhyun menatap Chanyeol, mencari kebenaran disana. Apa yang Chanyeol katakan adalah benar?

Apakah kekasihnya mengatakan yang sebenarnya? Apakah kata 'cinta' yang pria itu ucapkan pada Baekhyun berasal dari hatinya sekarang?

" Kau tidak percaya padaku?" Chanyeol bertanya.

Baekhyun menggeleng dengan pelan.

" Aku mencintaimu lebih dulu Baek, ketika pertama kali masuk ke Cafe mu setelah pulang sekolah.. Saat aku di SMA, itu adalah hari pertama aku masuk dan kau berdiri disana dengan senyum lebar memanggil namaku.. Rasanya, saat itu, waktuku berhenti.. Dan hanya kau yang berada di benakku.." Chanyeol berbicara.

" Bahkan setelah hampir 11 tahun berlalu, aku tetap mencintaimu.."

Baekhyun terdiam, hal itu sudah berkali-kali ia dengar dari Chanyeol.

Dulu, ia akan tersenyum dengan wajah memerah karena malu ketika mendengar Chanyeol berkata bahwa dirinyalah yang jatuh cinta pertama kali pada Baekhyun.

Namun, mengapa sekarang hatinya tidak berdebar? Perasaan tidak nyaman mampir tanpa permisi, membuat Baekhyun tidak mengerti dengan perasaannya sekarang.

Ia menyentuh punggung tangan Chanyeol.

" Hanya tiga tahun.."

" Huh?"

" Hanya tiga tahun Chanyeol, jika kau merasa tidak mencintaiku lagi, pergilah.."

Chanyeol berkerut.

" Apa maksudmu?"

" Kubilang tiga tahun, jika merasa aku bukanlah orang yang tepat, pergilah.. Aku tidak akan memaksamu lagi, aku tidak akan menyakiti diriku sendiri lagi.. Jika kau merasa aku bukanlah orang yang tepat.. Pergilah.."
Baekhyun berkata dengan lembut dan airmata mengalir.

——————————————————————————————————————————

PREGNANT AFFAIR

——————————————————————————————————————————

Sybil menatap Yeoreum yang tertidur di jok belakang, di atas Baby Seat dalam mobil Jun Myeon.
Ia berada di mobil Jun Myeon, setelah mendengar obrolan Jun Myeon dan Chanyeol di kantin Rumah Sakit ia memutuskan kembali ke mobil bersama Yeoreum.

Mengingat kembali Chanyeol yang menangis dan mengucap kata cinta pada Baekhyun membuatnya sakit.
Pada akhirnya, ia tidak bisa bersaing dengan Baekhyun. Cinta Chanyeol pada pria itu lebih besar, ia bahkan tidak bisa membuat Chanyeol memilih antara dirinya atau Baekhyun.

Setetes air keluar dari mata Sybil. Wanita itu terisak. Ini benar-benar menyakitkan. Sybil pikir, kehidupan rumah tangganya sangat sempurna, bagaimana Chanyeol berlaku lembut serta penuh kasih sayang padanya dan juga Yeoreum.

Sybil pikir, Chanyeol merasakan hal yang sama seperti dirinya. Segalanya. Pada kenyataannya, Chanyeol hanyalah berlaku baik seperti seorang teman padanya.

" Kau menangis lagi?" Jun Myeon masuk ke dalam mobil dan menatap Sybil, mengambil tisu, membantu Sybil menghapus airmatanya.

" Berhentilah menangis Jungsy, lupakan Chanyeol.." Ucap Jun Myeon.

Sybil mengelap sisa airmatanya.

" Kau harus melupakan pria itu sekarang, dia tidak bisa diselamatkan, dia benar-benar gay.." Jun Myeon memasangkan Sybil sabuk pengaman sambil terus mengoceh.

Sybil menyentuh tangan Jun Myeon, menghentikan mulut Jun Myeon yang masih berkata-kata.

" Jun-ah.."

" Hm?"

" Aku sudah mengetahuinya.."

Jun Myeon terdiam. Menunggu lanjutan ucapan Sybil.

" Kau ayah kandung Yeoreum kan?"

Jun Myeon tersentak setelah mendengar pernyataan Sybil. Apa yang wanita itu katakan? Dia mengetahuinya?

" B-bagaimana kau tahu?" Ia bertanya dengan gugup pada Sybil.

Sybil tersenyum kecil, merogoh saku mantelnya. Kertas. Kertas bertuliskan hasil tes DNAnya yang menyatakan bahwa Yeoreum adalah anak kandungnya.

" D-darimana kau mendapatkannya?" Dahi Jun Myeon berkerut, seingat Jun Myeon terakhir kali kertas itu ada padanya setelah Baekhyun memperlihatkannya.

" Saat kau ke rumahku, kau pergi ke kamar mandi, melepaskan sweatermu, saat aku akan menggantungnya, kertas ini keluar dari sakumu.."

Jun Myeon terdiam, hari itu, ketika ia dan Baekhyun merencanakan untuk menjebak Chanyeol.

Keduanya terdiam, mendadak udaranya menjadi berat, dan perasaan canggung tercipta begitu saja.

" Kenapa kau tidak memberitahuku?" Sybil bertanya, memainkan ujung mantelnya.

Jun Myeon menghela nafas.

" Maafkan aku.. Aku---benar-benar pengecut untuk mengatakan yang sebenarnya padamu----"

" Aku---mencintaimu Sybil---aku---selalu mencintaimu.."

Sybil menelan ludahnya kasar, kata-kata cinta yang keluar dari bibir sahabatnya itu terdengar asing di telinganya.

" Aku tidak pernah mau mengungkapkannya.."

" Mengapa?"

" Karena kau sahabatku.." Jawab Jun Myeon, Sybil refleks menoleh dan mata keduanya bertemu.

" Kau sahabatku Sybil.. Aku---tidak ingin kau menjauhiku setelah kau tahu aku mencintaimu.. Maafkan aku.."

Jun Myeon kemudian mengatakan segalanya pada Sybil, bahwa dirinya selalu merasa senang dan bahagia jika Sybil mulai mabuk serta tidak sadar karena pengaruh alkohol.

Ia bebas melakukan apapun yang dia inginkan pada diri Sybil.

Sybil tidak bisa berkata apa-apa selain menangis pada akhirnya, apa yang Jun Myeon ucapkan padanya terdengar menyakitkan.

Ia selalu mempercayai Jun Myeon adalah sahabat terbaiknya, ia tidak pernah berpikir Jun Myeon mempunyai perasaan lain padanya, dan mendengar Jun Myeon mencintainya bahkan melakukan hal itu padanya hingga ia hamil. Itu benar-benar menyakitkan.

Terlebih lagi, Jun Myeon tidak mengatakan yang sebenarnya.

" Aku----jadi terlihat sangat murahan Jun-ah.. Kau bahkan diam ketika Yi Fan serta Yixing datang padaku dan mengaku-ngaku Yeoreum adalah bayi mereka.."

Jun Myeon terdiam.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Mutianoftri #1
Chapter 17: greget bgt mrka harus nahan perasaan selama itu?, knp harus ktika anak2nya sudah remaja baru baikan ?
Lizzz_14 #2
Chapter 17 : Jujur awalnya aku agak kecewa sama endingnya yg chapter 15, tapi setelah baca ini aku jadi seneng. Sumpah ini ff yg paling paling dahh keren bangett.. Author, I am your fan <3
Sweetstrangerrr #3
Sukaaaa
Vivirakim_94 #4
Chapter 17: Ini gag ada lanjutan nya lagi ya ??????
Vivirakim_94 #5
Chapter 9: Gue jijik .. astaga chanyeol gue dan baekhi.... o.m.g ??????? ampunlahhhh
Vivirakim_94 #6
Chapter 3: Hahhahaa gue ngakak.. andaikan gue sybil yg gampangkan segala urusan. Dy bahkan nurut aku bisa ambil keputusan ceoat pas tau hamil tanpa harus pusing2... ahhh senangnya hdp sprti itu
Vivirakim_94 #7
Baru2 ini gue suka banget sama ceye. Alhasil cari2 ff ceye ☺☺☺
pnltari #8
Chapter 2: Siapa sih ayah bayinya sybil
pnltari #9
Chapter 1: Gak sabar baca next chapter^^
pnltari #10
Ijin baca^^