Chapter 3 - Misconception

PREGNANT AFFAIR
Please Subscribe to read the full chapter

Sybil melirik jam tangan berwarna perak di pergelangan kanannya untuk ke empat kali dalam satu jam terakhir. Semalam pria bernama Park Chanyeol itu kembali meneleponnya, membuat janji temu di sebuah cafe dekat perkantoran mewah. Sybil sudah berada disana tepat waktu, segelas coklat hangat telah habis, sepotong cheese cake telah tandas, namun tidak ada tanda-tanda pria itu datang.

Sybil melirik buku menu lagi, membukanya dan memandang lama foto-foto makanan disana. Perutnya terasa keroncongan, padahal cheese cake itu baru dihabiskan limabelas menit lalu.

Ia jadi terkikik sendiri, membayangkan bayinya yang mungkin terlahir gendut dengan pipi gembul yang besar. Namun setelah berfikir demikian, perasaan sedih menjalarinya. Apakah bayinya akan mirip dengan pria itu? Matanya? Hidungnya? Senyumnya?

Sybil menatap layar ponselnya, tidak ada wallpaper foto bersama pria itu lagi. Dua malam lalu ia telah menghapus segalanya, Video, Foto, bahkan seluruh sms serta e-mail dari pria itu. Ia benar-benar bertekad melupakan si brengsek. Airmatanya kemudian menetes.

” Ah, berhentilah airmata bodoh..” Gumamnya. Menghapus pelan-pelan airmata yang belum berhenti. Ia sangat sensitif akhir-akhir ini, hanya dengan memikirkan pria itu airmatanya tidak akan berhenti mengalir. Hatinya begitu pedih.

Sybil sedikit terkejut ketika mendapati sepatu hitam mengkilat di depannya, ia mengangkat wajah dan mendapati seorang pria tinggi besar dengan rambut red wine menatapnya.

” Ah, anda Park Chanyeol?”

” Oh, ya, anda Nona Jung Sybil?” Chanyeol mengulurkan tangan, menjabat tangan mungil putih milik Sybil yang kini berdiri menyambutnya.

Chanyeol menatap wanita yang memakai Hem Dresses Polkadot berwarna krem dengan belt hitam yang sukses memperlihatkan bentuk perut dibalik dress tersebut.

” Anda ternyata bisa berbahasa Korea dengan lancar, saya dengar Direktur Konsultan Fashion Jung Sybil adalah lulusan Universitas Fashion terkenal di London, dan orangnya sendiri keturunan Korea-Amerika.. Saya sempat khawatir tidak bisa berbicara dengan lancar..” Chanyeol berkata dan duduk tepat di depan Sybil yang tengah tersenyum.

” Saya tinggal di Korea sejak SMP dan SMA, kemudian berangkat ke London ketika kelas dua SMA untuk melanjutkan kuliah..”

” Wah, anda loncat kelas?”

Sybil tersenyum dan mengangguk. Chanyeol menatapnya lekat-lekat.

” Anda, hamil?”

” Ah-oh, ya begitulah..” Jawab Sybil canggung karena Chanyeol dengan tiba-tiba mengganti topik pembicaraan.

” Anda tidak pergi dengan suami? Sendirian?”

Sybil bengong dengan pertanyaan pria di depannya.

” Oh, aku tidak memiliki suami, pacar maupun tunangan..” Pada akhirnya Sybil menjawab dengan pasrah pertanyaan pria tersebut.

” Anda membelah diri? Amoeba?”

Dan Jung Sybil tertawa mendengar lelucon pria dengan senyum lebar di depannya.

” Terima kasih, anda sedang berusaha membuatku tersenyum kan? Sangat canggung tentu saja, menemui seorang wanita yang habis menangis..” Ucapnya.

Chanyeol tertawa.

” Sama-sama, maaf melihat anda sedang menangis nona Jung..”

Sybil kembali tersenyum, tidak buruk bertemu klien dengan sifat menyenangkan seperti ini. Semoga moodnya kembali baik-baik saja.

” Jadi, apa yang perlu anda diskusikan tuan Park?” Tanya Sybil.

” Oke baiklah, saya akan mengadakan pertunangan bulan depan ini Nona Jung..”

Chanyeol memulai pembicaraannya dan Sybil mendengarkan, dia sedikit memberi saran baju apa yang baik di kenakan Chanyeol untuk acara pertunangan tersebut.

Chanyeol menginginkan warna putih tulang untuk baju yang dia kenakan, namun Sybil menolak karena menurutnya tidak cocok untuk pertunangan zaman sekarang, terlalu kuno, jadi, Sybil menyarankan pilihan warna lain yang kemudian di jawab anggukan oleh Chanyeol.

“ Jadi, si wanita akan mengenakan gaun berwarna sama dengan anda?” Tanya Sybil.

“ Ah, Oh, ya.. Dia akan mengenakan warna sama denganku..”

Sybil menimbang-nimbang.

“ Kalau anda mau, bawa wanitanya kemari juga.. biar saya bisa memutuskan warna dan model apa pakaian pertunangan anda nanti. Karena setiap orang pasti akan berbeda cocok tidak cocoknya menggunakan warna tersebut..”

Chanyeol kembali mengangguk dengan sedikit kaku.

” Apakah anda mengenal sebuah W.O terpercaya?”

Sybil menatap Chanyeol.

” Aku mengenal beberapa, apakah anda akan melangsungkan pernikahan segera mungkin?”

Chanyeol tersenyum.

” Benar, setelah bertunangan sebulan aku berencana untuk menikah..”

” Kalau begitu sebaiknya segera persiapkan gaun pernikahannya juga..” Jawab Sybil. Chanyeol mengangguk lagi. Dua jam tanpa terasa mereka lewati berbincang masalah gaun serta tuxedo untuk pernikahan dan pertunangan pria tersebut.

Sybil menawarkan beberapa desain milik Hyera untuk tuxedo dan menawarkan empat desain miliknya untuk gaun pengantin. Namun, pria tersebut hanya sibuk memilih tuxedo untuknya sendiri di banding memilih gaun pengantin untuk pasangannya.

” Aku pamit dulu, terima kasih atas waktunya Nona..” Chanyeol kembali menjabat tangan Sybil.

” Ya, sama-sama.. Saya tunggu anda dengan pasangan ke kantor saya..” Ucap Sybil. Chanyeol tersenyum kemudian beranjak pergi dari tempatnya.

Sybil menghela nafas. Pria itu mempunyai tinggi badan 187cm, Sybil jadi berfikir setinggi apa pasangannya, bahkan Sybil dengan tinggi 165cm harus mendongak untuk menatap pria tersebut.

Dia jadi terkekeh sendiri, mengapa harus pusing-pusing memikirkan seperti apa pasangan pria itu. Ponselnya bergetar kemudian, nama Jun Myeon ada disana. Senyum mengembang di bibir Sybil.

” Oh, Jun-ah..”

” Kau sudah makan siang?”

Sybil tertawa mendengar kata-kata yang dilontarkan Jun Myeon.

” Ya! Kenapa kau tertawa?” Protes Jun Myeon di sebrang telepon.

” Kau setiap hari menelepon dan mengirimiku sms dengan kata-kata yang sama Jun-ah, itu membuatku geli..” Jawab Sybil di sela tawanya.

” Aku benar-benar mengkhawatirkan bayimu..”

Sybil berhenti tertawa dan senyumnya kian mengembang.

” Kau dimana?” Ia bertanya sambil berjalan keluar dari cafe tersebut, menuju parkiran mobilnya.

” Rumah sakit, ada empat pasien jadwal caesar.. Sial, aku benar-benar sibuk Jungsy..” Keluh Jun Myeon.

” Kalau begitu, bekerjalah Jun-ah..”

” Oke, tapi jangan lupa untuk makan siang! Aku benar-benar minta maaf tidak bisa menemanimu hari ini, sampaikan salamku pada bayimu ya!”

Dan telepon itu di tutup, ujung bibir Sybil masih terangkat, namun wajah sendunya terlihat. Perhatian kecil seperti itu jika dilakukan oleh pria yang di cintainya pasti akan membuat ia terharu.

” Aaaaaaah! Aku mengingatnya lagi!!!” Sybil menjerit frustasi dibalik kemudi. Ia menatap ponselnya, makan sendirian di tengah mood swing? Ia sama sekali tidak ingin, jadi, ia menatap nama Hyera di ponselnya dan menekan tombol call.

Hyera menatap Sybil yang tengah memakan empat potong sandwich, one large hot chocolate extra cream, dan salah buah dengan lahap.

Hyera sangat terkejut ketika melihat Sybil turun dari mobil, Hem dress dengan belt itu memperlihatkan perut bulat sebesar melonnya dengan sempurna. Ia tidak bertemu Sybil selama dua bulan terakhir setelah menyerahkan amplop coklat berisi desainnya, namun perubahan besar begitu dengan cepat terjadi pada sahabatnya tersebut.

” Kau benar-benar baru mengetahuinya?” Tanya Hyera, memecah keheningan.

” Sebenarnya sih beberapa minggu lalu, aku di antar Jun Myeon ke dokter dan mengetahuinya, usia kandunganku lima bulan, mungkin sekarang akan masuk enam bulan..” Jawab Sybil diantara kunyahan sandwich dimulutnya.

” Makan dengan perlahan Sybil-ah! Kau akan tersedak!” Omel Hyera refleks. Sybil terkekeh.

” Orang-orang jadi lebih perhatian kepadaku sekarang..” Ujarnya. Hyera mendengus.

” Lalu, kemana pacarmu?”

Sybil menghentikan aktivitas makannya.

” Jangan bahas dia lagi, oke?”

” Tapi Sybil-ah, pria itu ayah bayimu..”

” Aku mohon, Hyera-ah.. Eoh?” Menatap Hyera dengan sendu.

” Dia harus bertanggung jawab! Bagaimanapun ini anaknya!” Pekik Hyera.

” Kumohon Hyera, hentikan menceramahiku. Dengar, aku cukup bersama bayiku, oke? Aku akan bekerja lebih giat untuk bisa membesarkan bayiku sendirian..”

Hyera mengerutkan keningnya.

” Kau mau merawat bayi ini sendirian?”

” Memang kenapa?” Tanya Sybil.

” Kau ingat? Setelah usia Xiao Le satu tahun dan aku pindah ke China bersama Yi Fan, kami kembali ke Korea dan Xiao Le tidak bisa mengikuti Pra-sekolah..”

” Kenapa?”

” Karena anakku tidak memiliki akta, Xiao Le tidak di izinkan masuk pra-sekolah Sybil-ah sebelum ia memiliki akta kelahiran, anak-anak tidak bisa bersekolah tanpa akta tersebut..” Jawab Hyera.

Sybil menatap Hyera, alisnya berkerut.

” Aku akan membuatnya..”

” Kau harus menikah terlebih dahulu untuk mendapatkan akta kelahiran bodoh!” Hyera menjitak lembut puncak kepala Sybil.

Sybil menatap bingung sahabatnya.

” Bagaimana ini? Bagaimana jika anakku tidak bisa bersekolah?” Gumamnya. Hyera mendengus.

” Itulah mengapa aku bilang kau harus meminta pacarmu menikahimu segera mungkin!” Keluh Hyera. Sybil terdiam.

” Sayang!” Panggilan dengan suara berat membuat Hyera dan Sybil kompak menoleh, mendapati pria dengan rambut coklat gelap, tinggi, tampan dan menggendong Xiao Le jalan tergesa mendekati meja keduanya.

” Yi Fan?”

” Kenapa kau tidak kembali ke sekolah Xiao Le? Gurunya meneleponku, aku bergegas kesini padahal jam empat nanti aku ada rapat penting..” Keluh pria itu, menurunkan Xiao Le yang langsung berlari ke arah Sybil.

” Maafkan aku, aku sedang berbicara dengan Sybil. Oh, ya, Sybil tengah hamil..” Ucap Hyera. Yi Fan menatap Sybil yang tengah menciumi wajah Xiao Le.

” Hamil? Oh, Selamat Sysi-ah..”

Sybil mengalihkan pandangannya, menatap Yi Fan.

” Terima kasih, Oppa..”

” Lalu, kapan pernikahannya?” Pertanyaan itu membuat Hyera buru-buru menyentuh lengan Yi Fan, matanya berkedip-kedip membuat Yi Fan tidak mengerti. Sybil tergelak.

” Tidak ada pernikahan Oppa, aku hanya berdua dengan bayiku..” Ujarnya. Yi Fan terdiam.

” Noona akan memiliki seorang bayi?” Tanya Xiao Le kemudian.

” O, mungkin wajahnya akan terlihat seperti Xiao Le yang tampan..” Ucap Sybil, mencubit kedua pipi gembul anak tersebut.

” Aku ingin melihatnya! Aku ingin melihatnya!” Pekik Xiao Le. Sybil tersenyum.

” Iya Xiao Le, kau akan melihatnya nanti.. Sekarang ayo kita pulang..” Hyera berkata, membuat Xiao Le melepaskan pelukannya pada Sybil.

” Noona akan ikut pulang denganku?”

Sybil menggeleng.

” Maaf Xiao Le, Noona masih ada pekerjaan.. Lain kali, mampir ke kantor Noona ya, Noona membuatkan topi untukmu..” Ucapnya. Xiao Le berjingkrak-jingkrak dan meraih lengan Yi Fan, Hyera mencium pipi Sybil lembut dan beranjak pergi dari tempat tersebut.

Melihat keluarga kecil sahabatnya tersebut membuat perasaan iri merasuki dada Sybil. Ia juga ingin terlihat seperti itu. Namun, itu semua tidak mungkin.

——————————————————————————————————————————

PREGNANT AFFAIR

——————————————————————————————————————————

Chanyeol menyusuri jalan menuju rumah dengan mengendarai salah satu mobil buatan perusahaan milik keluarganya. Menatap sendu ke arah jalan lurus dan panjang yang berakhir pada sebuah rumah mewah dan besar.

Keluar dari mobil ia menghela, menatap sendu rumah tersebut. Sudah tiga bulan ia kembali ke rumah ini setelah empat tahun pergi dan mencopot gelar Chaebol.

Ia kembali karena ayahnya sempat koma dan perusahaan di ambang kehancuran, empat pengawal datang ke Apartement yang selama ini ia tinggali. Ketika ia pulang, ibunya sudah menangis dengan histeris. Mau tidak mau, ia membantu perusahaan ayahnya.

” Kau habis darimana?” Suara wanita paruh baya mengejutkan Chanyeol yang kini sedang berada di dapur, menatap kulkas di depannya.

” Oh, ibu, aku baru saja dari kantor dan.. Mengurusi pesta pertunangan..”

Chae Myun —ibu Chanyeol— mendekat, memasang wajah cemas.

” Apa yang kau bicarakan Yeol-ah? Kau sudah gila? “

Chanyeol meneguk segelas air putih di dalam gelas.

” Aku sudah bilang pada ibu kan? Aku akan bertunangan dan menikahinya, sebelum ia berangkat kuliah ke luar negeri..”

” Yeol-ah, jangan egois.. Pikirkan kesehatan ayahmu..” Ucap wanita yang masih cantik di usianya ke 45 tersebut.

” Aku tidak egois bu, sejak awal kita sudah sepakat bukan? Aku akan menikah dengannya, jika ibu mengizinkan, aku akan kembali ke rumah. Dan ibu telah sepakat..”

” Tapi tidak sekarang Yeol-ah..”

Chanyeol mendengus.

” Kapan lagi bu? Ia akan melanjutkan studynya ke luar negeri, jika aku tidak menikah dengannya sekarang aku harus menunggunya sampai tiga empat tahun sampai ia lulus..” Keluh Chanyeol.

Chae Myun menyentuh punggung tangan Chanyeol dengan lembut.

” Ibu mohon Yeol-ah, jangan berbuat seperti ini..”

” Aku sudah memesan Wedding Organizer dan berkonsultasi pada Konsultan Fashion untuk dress code serta pakaian pertunangan juga pernikahan.. Semuanya hampir sembilan puluh persen selesai..”

Chae Myun terduduk lemas, memijat keningnya yang bekerut.

” Kau benar-benar akan membunuh ayahmu, Yeol-ah..”

” Aku hanya ingin menikah bu, dan aku akan jujur pada ayah..”

” Hentikan Yeol!”

” Aku akan menikah bu!” Chanyeol berdiri, alisnya bertautan.

” Ayahmu menginginkan seorang cucu Yeol-ah, ia benar-benar menginginkan sebuah keturunan darimu..”

Chanyeol membeku.

” Apa yang akan ia katakan jika tahu calon pengantinmu tidak dapat memberikannya seorang cucu? Apa yang akan dia katakan jika mengetahui, kamu—” ibunya terisak.

” Tapi, aku benar-benar ingin menikahinya..”

” Menikah dengan siapa?” Sebuah pertanyaan mengejutkan Chanyeol dan Chae Myun.

” Oh, yeobo, tidak apa-apa, Chanyeol hanya bercanda..”

Chanyeol mendengus, ia mendekat pada ayahnya yang baru saja keluar dari ruang perpustakaan dengan kursi roda.

” Ayah, aku akan menikah..”

” Yeol-ah!” Ibunya memekik.

” Serius ayah! Aku benar-benar akan menikah!”

Chae Myun kembali terduduk. Tidak percaya dengan ucapan anak tunggalnya tersebut.

Hening mendominasi mereka sesaat.

” Menikah ya, Chae Myun, anak kita sudah dewasa bukan? Dia ingin segera menikah.. Bawa calon istrimu pada ayah.. ” Ayahnya menjeda ucapannya.

” Ayah akan memberikan seluruh perusahaan padamu jika kau memberikan satu cucu untuk ayah. Ayah sudah tua, tidak sanggup menopang perusahaan besar ini sendirian.. Ayah memerlukanmu dan anakmu untuk melanjutkannya..” Ayahnya berkata dengan tegas, pria tua itu berlalu meninggalkan Chae Myun dan Chanyeol yang terdiam.

” Yeobo, tunggu dulu..” Chae Myun mengejar ayah Chanyeol masuk ke kamar. Pria jangkung itu menghela nafas. Jawaban ayahnya tidak membuat ia puas dan rasa bersalah menjalari hatinya.

” Jun-ah, kau mau menikah denganku?” Sybil bertanya dengan wajah datar di tengah makan siang bersama Jun Myeon hari ini. Jun hampir mati tersedak karena terkejut mendengar ucapan sahabatnya tersebut.

” A-apa maksudmu?”

” Ayo kita menikah..”

” A-aku? Menikah denganmu?” Jun Myeon jadi salah tingkah.

” Iya, Hyera bilang anak-anak harus memiliki akta kelahiran untuk dapat bersekolah. Akta kelahiran bisa di dapat jika orangtua bayi menikah..”

Jun Myeon terdiam sebentar mencerna kata-kata Sybil.

” Jadi?”

” Jadi, ayo kita menikah, empat tahun saja.. Supaya anakku memiliki akta kelahiran..”

Pria itu menghela nafas panjang.

” Kau pikir pernikahan itu apa sih? Itu hal sakral, Jungsy-ah!” Jun Myeon menjitak kepala Sybil, mengoceh dalam hati karena sempat-sempatnya salah tingkah mendengar ucapan sahabatnya tersebut.

” Tapi, anakku harus memiliki akta..”

Jun Myeon menatap Sybil yang memasang wajah sendu di depannya. Mengaduk-aduk spaghetti carbonara.

” Mintalah ia menikahimu..”

Sybil menatap Jun Myeon.

” Sudah kubilang untuk tidak membahas pria itu, mengerti?” Sybil memasang tampang tidak suka, Jun Myeon meletakkan alat makannya.

” Dengar, ini anaknya, darah daging kekasihmu, Jungsy.. Walaupun beribu kali ia menyangkal, anak ini tetap anaknya..”

” Tidak, ini bayiku! Anakku!”

Jun Myeon menghela nafas, Sybil dengan mata penuh air menatapnya.

” Dengar Jun, aku tidak ingin kau mengungkit lagi pria brengsek itu. Oke? Aku hanya menginginkan bayi ini, persetan dengan darah yang mengalir dalam tubuhnya! Bayi ini hanya milikku, dia anakku..”

Jun Myeon menyerah. Jung Sybil memang perempuan berkepala batu, namun sejujurnya Jun Myeon merasa tidak tega melihat sahabatnya tersebut.

Ibu hamil tidak boleh sendirian, mood swing yang dialami oleh para ibu hamil harus di jaga oleh orang-orang terdekat. Karena ji

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Mutianoftri #1
Chapter 17: greget bgt mrka harus nahan perasaan selama itu?, knp harus ktika anak2nya sudah remaja baru baikan ?
Lizzz_14 #2
Chapter 17 : Jujur awalnya aku agak kecewa sama endingnya yg chapter 15, tapi setelah baca ini aku jadi seneng. Sumpah ini ff yg paling paling dahh keren bangett.. Author, I am your fan <3
Sweetstrangerrr #3
Sukaaaa
Vivirakim_94 #4
Chapter 17: Ini gag ada lanjutan nya lagi ya ??????
Vivirakim_94 #5
Chapter 9: Gue jijik .. astaga chanyeol gue dan baekhi.... o.m.g ??????? ampunlahhhh
Vivirakim_94 #6
Chapter 3: Hahhahaa gue ngakak.. andaikan gue sybil yg gampangkan segala urusan. Dy bahkan nurut aku bisa ambil keputusan ceoat pas tau hamil tanpa harus pusing2... ahhh senangnya hdp sprti itu
Vivirakim_94 #7
Baru2 ini gue suka banget sama ceye. Alhasil cari2 ff ceye ☺☺☺
pnltari #8
Chapter 2: Siapa sih ayah bayinya sybil
pnltari #9
Chapter 1: Gak sabar baca next chapter^^
pnltari #10
Ijin baca^^