Chapter 9 - Feeling

PREGNANT AFFAIR
Please Subscribe to read the full chapter

——————————————————————————————————————————

PREGNANT AFFAIR

——————————————————————————————————————————

Yi Fan menatap pintu besi Apartement di depannya, jari-jari panjang itu lagi-lagi berhenti di udara ketika hendak memencet bel. Hal itu dilakukannya berulang-ulang semenjak 2 jam yang lalu.

Ia mondar mandir tanpa berani mengetuk ataupun memencet bel, ia mendengus, menatap amplop di tangan kanannya.

Yi Fan harus segera menyerahkan berkas perceraian yang perlu Hyera tanda tangani.Namun jujur saja, Yi Fan tidak dapat melihat wajah Hyera sekarang, ia belum siap melihat wajah sendu istrinya tersebut.

Yi Fan menghela nafas, ia melangkahkan kakinya untuk berlalu ketika suara lengkingan bocah laki-laki menghentikannya.

" Ayah!" Xiao Le berseru dengan wajah ceria, berlari mendekat pada Yi Fan yang sekarang telah berjongkok dan membalas pelukan Xiao Le.

" Ayah pulang?" Tanya Xiao Le, Yi Fan menatap putranya.

" Kau bermain di rumah Baram lagi? Sudah ayah bilang untuk tidak bermain di rumah seorang gadis, Wu Xiao Le.." Yi Fan mengacak rambut putranya tersebut dan tersenyum.

" Xiao Le rindu ayah.." Bocah itu berkata lagi dengan senyum. Yi Fan menatapnya, ia merindukan Xiao Le juga, ia merindukan Hyera. Ia sangat merindukan keduanya.

" Benarkah? Kalau begitu cium ayah.."

Xiao Le tersenyum lebar dan mengecup pipi kiri Yi Fan, pipi kanan serta dahi ayahnya tersebut.

" Ayah cium Xiao Le juga.."

Dan Yi Fan melakukan hal yang sama persis seperti bocah laki-lakinya lakukan. Ia menatap Xiao Le yang tersebut lebar dengan bibir kecilnya, mengacak rambut anaknya.

" Xiao Le, jika ayah dan ibu berpisah.. Kau akan ikut siapa?" Yi Fan bertanya hati-hati, menatap ekspresi yang ditunjukkan Xiao Le padanya.

" Apakah ayah memiliki proyek lagi?" Xiao Le balik bertanya, ia pernah mendengar ibunya berkata pada guru disekolah jika ayahnya Wu Yi Fan memiliki proyek di luar negeri hingga membuatnya tidak bisa pulang dengan bebas dan menetap lama-lama di Korea.

" Tidak, ayah akan berada di Korea mulai sekarang.. Tapi, ayah tidak bisa tinggal bersama ibumu lagi.."

Xiao Le terdiam sebentar, kemudian tangan mungilnya mengelus lembut wajah Yi Fan.

" Kalau, ayah dan ibu berpisah dan tidak lagi tinggal bersama.. Xiao Le tidak akan memilih..."

Yi Fan terdiam, menunggu kelanjutan ucapan Xiao Le.

" Xiao Le akan tinggal bersama kakek dan nenek di China.."

Yi Fan terkejut dengan jawaban Xiao Le, entah mengapa hatinya langsung menyadari keputusan berpisah dengan Hyera adalah kesalahan terbesar.

Mendengar Xiao Le lebih memilih tinggal bersama kakek neneknya membuat Yi Fan gusar, itu tidak baik.

" Xiao Le tidak ingin memilih tinggal bersama ayah atau ibu, Xiao Le ingin tinggal di rumah dimana ada ayah dan ibu.. Tapi, jika ayah tidak kembali, Xiao Le akan tinggal bersama kakek dan nenek.." Xiao Le berkata dengan mata yang penuh air dan bibir yang bergetar.

Yi Fan menelan ludah, apa yang telah ia lakukan pada keluarga kecilnya? Ia menyakiti Xiao Le, ia menyakiti Hyera, ia menghancurkan keluarga yang susah payah iaperjuangkan? Apakah ini demi Yeoreum? Atau demi Sybil? Atau karena desakan dari ibunya?

Ibu Yi Fan mengetahui perselingkuhannya dengan Sybil, begitu mendengar Yi Fan meninggalkan Sybil ibunya mengancam akan mengeluarkan Yi Fan dari perusahaandan mempersulit dia mendapatkan pekerjaan lain sampai Yi Fan membawa Yeoreum dan menikahi Sybil.

Yi Fan tahu kekuatan keluarga Wu, ia telah merasakan kesengsaraan ketika nekat menikahi Hyera dahulu, dan ia tidak ingin Xiao Le merasakan kesengsaraan tersebut.

Yi Fan juga tahu maksud ibunya membawa Sybil masuk dalam keluarganya, ibunya ingin membuat Hyera merasakan sakit hati yang luar biasa. Ibunya membenci Hyera semenjak Yi Fan berpacaran dengan wanita itu dan sampai detik ini tidak pernah berubah.

Ibunya meminta Yeoreum juga, tentu saja karena bayi itu berjenis kelamin laki-laki. Dalam keluarganya bayi laki-laki sangat berharga, cucu laki-laki adalah penerus marga,pemimpin untuk meneruskan perusahaan, dua cucu laki-laki adalah yang paling baik.

Karena itu ibunya memaksa Yi Fan untuk mengambil Yeoreum karena bayi Sybil itu adalah darah dagingnya dan tidak pantas di sia-siakan. Namun, itu terasa tidak benar, ya kan?

Seperti yang Sybil katakan, Yi Fan hanya mencintai Hyera. Iya, perasaan Yi Fan pada Hyera tidak pernah berubah semenjak ia melihat gadis berponi dengan seragam SMA di halte bus, hatinya selalu bergedup kencang ketika mendapati Hyera duduk dengan headset di telinga dan sibuk bergumam menyenandungkan lagu dari bibir indahnya.

Perasaannya tidak pernah berubah. Jika ingin jujur, ia hanya memanfaatkan Sybil, pikirannya kalut ketika melihat perhatian Hyera hanya berpusat pada Xiao Le.

Baginya Sybil hanyalah wanita-wanita malam yang ia bayar untuk memuaskan nafsunya, ia sama sekali tidak mencintai Sybil, ia hanya merasa nyaman karena wanita itu mendengar kelu kesahnya, ia hanya merasa nyaman karena Sybil membuatnya di perhatikan.

Ia tidak pernah mencintai Sybil.

" Xiao Le.. Ayah akan menikah dengan ibu Yeoreum.."

Xiao Le terdiam dan airmatanya jatuh, Yi Fan tersentak.

" Tidak boleh, Yeoreum sudah punya ayah sendiri, Ayah tidak boleh membuat Yeoreum bersedih dengan mengambil ibunya.."

Xiao Le menangis dan Yi Fan tahu anak laki-lakinya mengerti apa yang terjadi, Xiao Le mungkin masih terlalu kecil untuk mengetahui yang sebenarnya tapi anak itu mengerti jika Yi Fan akan meninggalkannya demi Yeoreum.

" Apakah aku tidak sebaik Yeoreum? Apakah aku tidak tampan? Apakah aku bukan anak ayah?"

Yi Fan memeluk Xiao Le, ia terisak, menggumam 'maaf' berulang kali di balik kepala Xiao Le. Ini bukanlah yang ia inginkan, tidak, dia tidak ingin meninggalkan Xiao Le, dia tidak ingin membuat Xiao Le kecewa.

Hyera menutup dengan pelan pintu besi tersebut, terisak di dalam Apartement. Apa yang harus dilakukan dengan pernikahan mereka?

...

Chanyeol membanting tubuhnya kasar ke atas sofa di ruang kerja, melepaskan dasi yang mengikat lehernya kencang selama tiga jam terakhir.

Rapat dengan para pemegang saham berjalan alot sebelumnya, mereka tidak menerima segala macam alasan Chanyeol berhubungan dengan dibatalkannya kontrak pembangunan Showroom di Jeju-do. Para tetua tersebut marah dan mulai mengungkit tentang kredibilitas sertarasa profesional kerja Chanyeol yang menurut mereka di bawah 0.

Chanyeol hampir frustasi, terlebih lagi Zhang Yixing berada juga di ruang rapat namun sama sekali tidak memperhatikannya. Pria itu sibuk dengan tablet di atas meja selama dua jam pertama rapat berlangsung.Beruntung ayahnya datang dan membuat suasana tegang, ricuh itu berubah jadi lebih nyaman meskipun terpaksa.

" Hyeong! Kenapa harus aku?!"

Chanyeol mendongakkan kepalanya, melihat Kyungsoo dengan wajah uring-uringan masuk ke dalam ruangan kerja dan duduk di depan sofa. Chanyeol sedang merebahkan tubuhnya, membenamkan wajahnya di sofa empuk.

" Berhenti merengek.." Chanyeol bersuara.

" Tapi kenapa harus aku?!" Keluh Kyungsoo.

Chanyeol masih tetap dalam posisinya, menggeliat sedikit.

" Kau adalah asistenku, tentu saja kau yang harus menggantikanku ke China selama dua tahun.. Beruntunglah kau Kyung karena menggantikan posisi CEO, disana kau akan disembah seperti raja.."

Kyungsoo mendengus.

" Aku tidak ingin disembah! Ya Tuhan! 2 tahun hyeong?!" Pekiknya.

Chanyeol menguap, mendengarkan ocehan Kyungsoo yang panjang sampai ponselnya berbunyi. Ia menatap nama yang tertera disana, ia baru ingat ada janji dan segera beranjak pergi tidak perduli Kyungsoo berteriak dari dalam kantornya.

Chanyeol mengendarai mobilnya dengan tergesa, tigapuluhmenit ia berada di depan gedung tempat kantor Sybil berada dia mengecek penampilannya sekali lagi. Duduk manis di balik kemudi, sampai seseorang mengetuk jendela mobilnya.

" Baek.. Masuklah.." Ujarnya setelah menurunkan kaca jendela.

Baekhyun tersenyum dan masuk ke dalam mobil, mereka berlalu pergi.

" Kau tidak perlu menjemputku di depan gedung dimana kantor istrimu berada.." Baekhyun bersuara. Chanyeol tetap fokus ke depan.

" Orang-orang akan bertanya-tanya dan mulai menyebar gosip.."

" Siapa yang akan menggosipkan laki-laki dengan laki-laki?"

" Kau masih marah padaku?" Tanya Baekhyun kemudian, membuang tatapannya jatuh keluar, memandang gedung-gedung yang dilewati mobil mewah tersebut.

" Jelaskan padaku bagaimana kau mengenal Jun Myeon.." Chanyeol berkata tanpa basa-basi, memasukkan mobilnya ke antrian panjang Drive-Thru sebuah restoran cepat saji. Ini seperti kencan-kencan yang selalu mereka lakukan sebelumnya.

" Aku mengenalnya ketika bekerja di cafe, dia baru pertama kali sampai Korea dan tidak bisa fasih berbahasa.. Aku membantunya, beberapa bulan lalu ia datang ke New York karena menyelesaikan penelitian dan tinggal di Apartementku.."

" TINGGAL DI APARTEMENTMU?" Chanyeol memekik, pelayan yang berada di box Drive-Thru yang tengah tersenyum dan menyerahkan apa yang telah ia pesan terkejut, setengah melotot mendengar suara menggelegarnya.

" Maaf, ini, bayar pakai ini.." Chanyeol tersenyum kaku, mengambil pesanannya dan menyerahkan kartu debitnya pada pelayan tersebut.

Chanyeol menjalankan lagi mobilnya setelah pelayan itu memberikan kembali kartunya, Baekhyun cemberut, membuka salah satu burger berukuran jumbo.

" Itu punyaku, punyamu yang kecil tidak pakai acar ketimun.. Kau tidak suka ketimun, Baek.." Chanyeol bersuara. Baekhyun meliriknya sinis dan mengoceh pelan, mengambil burger berukuran kecil.

" Kau melakukan sesuatu dengan Jun Myeon?"

Baekhyun tersedak ketika mendengar Chanyeol mengatakan hal itu.

" Jangan bodoh.."

" Dia tinggal bersamamu selama berbulan-bulan!" Chanyeol berkata, memasukkan mobilnya kedalam parkiran sebuah gedung dan memarkirnya, membiarkan mesin tetap menyala karena mereka akan makan siang disana.

" Dia normal, Chanyeol.."

" Aku juga normal awalnya, Baek.."

Baekhyun mendengus.

" Baiklah, aku satu-satunya yang dari awal tidak normal.." Keluhnya.

Chanyeol tertawa dan mengacak rambut Baekhyun, membuka burger jumbo dan memakannya.

" Kau tinggal dimana sekarang? Apakah kau tinggal di sekitaran Apartementku? Kau mengantarkan edaran gas khusus penghuni Apartement kami kemarin.."

Baekhyun terdiam sebentar, menyesap banyak-banyak cola dari tempatnya dan menatap Chanyeol.

" Dengar, kuharap kau tidak kembali marah ketika aku mengatakannya.."

" Apa?" Chanyeol membulatkan matanya.

" Berjanji dulu.."

" Tidak mau.."

" Kalau begitu aku tidak akan mengatakannya.."

Dahi Chanyeol berkerut.

" Baiklah, aku berjanji.."

" Aku sudah memegang janjimu.."

" Cerewet.." Chanyeol berkata lagi.

" Aku tinggal di Apartement Jun Myeon.."

Dan cola keluar dari hidung Chanyeol, membuatnya terbatuk dan sulit bernafas seketika. Baekhyun membantunya mengelap sisa cola yang berceceran diwajah Chanyeol.

" KENAPA KAUTI-NGgal disana?!" Chanyeol setengah memekik, namun kemudian merendahkan suaranya ketika melihat wajah Baekhyun yang seolah mengatakan -kau-sudah-berjanji-untuk-tidak-marah-.

" Aku tidak mempunyai cukup uang untuk menyewa sebuah Apartement baru, dan ini hanya untuk enam bulan! Oke? Gajiku hanya terbuang sia-sia.. Jadi aku memutuskan untuk tinggal bersama Jun Myeon. Aku sungguh tidak tahu kau dan Sybil tinggal disana juga, kau tidak pernah mengatakannya.."

Chanyeol mendengus mendengar penjelasan kekasihnya tersebut, ia memang tidak pernah mengatakan apapun pada Baekhyun.Kecuali tentang perkembangan Yeoreum.

" Kau bisa tinggal di Apartement kita dulu.."

" Ibumu akan membunuhku jika melihatku disana lagi.. Penjaga disana bilang ibumu masih terus datang setiap sebulan sekali untuk mengecek keberadaanku.."

Chanyeol menatap sendu Baekhyun.

" Maafkan aku Baek.."

" Tidak masalah.. Ibumu bahagia kan sekarang? Dia mempunyai seorang cucu.." Jawab Baekhyun, tersenyum, memandang dalam pada Chanyeol.

" Aku berharap dia tidak pernah mengetahui jika Yeoreum bukanlah anak kandungku.."

" Kurasa dia tidak akan pernah mengetahuinya.."

Keduanya terdiam sebentar, Chanyeol melanjutkan makannya begitupun dengan Baekhyun.

" Kau akan mengatakan hubungan kita pada Sybil?" Baekhyun bertanya, menatap Chanyeol yang masih mengunyah potongan terakhir burger tersebut.

" Kurasa belum saatnya.."

" Mengapa?"

" Tidak ada jawaban pasti untuk itu, tapi, Sybil sedang mengalami masa-masa berat sekarang.. Rasanya memberi tahu Sybil tentang hubungan kita akan memperkeruh keadaan.."

Baekhyun mengangguk.

" Dukung dia selalu Channie.." Baekhyun menggenggam tangan Chanyeol.

Chanyeol tersenyum, menggeser tubuhnya mendekat ke arah Baekhyun.

" Maafkan aku dan tunggu aku, ini akan berakhir tiga tahun lagi.." Ucapnya lembut, Baekhyun tersenyum kecil.

" Aku merindukanmu, Baek.."

" Aku juga.."

Dan bibir keduanya bertemu.

——————————————————————————————————————————

PREGNANT AFFAIR

——————————————————————————————————————————

Jun Myeon melirik arlojinya sekali lagi, mengetuk-ngetukkan jari pada kemudi. Ia berada di dalam mobil sekarang, menanti Sybil keluar dari gedung kantor.

Dia sudah bertekad, ia akan terus menempel pada Sybil setelah mengetahui kenyataan kalau Chanyeol adalah seorang Gay juga.

Sudah sejak lama Jun Myeon tahu bahwa Baekhyun memiliki penyimpangan seksual, pria itu seorang Gay.Baekhyun pernah memperingatkan dia dahulu untuk menjauhinya sesegera mungkin setelah mengatakan bahwa dirinya Gay.

Namun, Jun Myeon tumbuh besar di Amerika, Gay bukanlah hal baru untuknya beberapa sepupunya di Amerika juga Gay dan temannya di SMA banyak pula memiliki penyimpangan seksual, jadi, ia tidak masalah berteman dengan Baekhyun.

Jun Myeon tersenyum lebar, kenyataan bahwa Chanyeol-lah pasangan Baekhyun membuatnya begitu senang. Itu berarti tidak ada kata kalah untuknya sekarangagar bisa mendapatkan hati Sybil, karena bagaimanapun Chanyeol tidak akan pernah jatuh cinta pada wanita itu dan dia sangat percaya 100% jika Sybil tidak memiliki perasaan apapun pada Chanyeol.

Sybil hanya mencintai kebebasan, ia hanya menganggap Chanyeol adalah sahabatnya. Tidak perduli seberapa dekat mereka sekarang, Jun Myeon yakin itu hanya agar terlihat baik sebagai suami istri. Persetan dengan persahabatan, Jun Myeon sudahterlalu lama mencintai Sybil dalam diam, dan begitu tersiksa setiap kali wanita yang dia cintai bersanding bersama Park Chanyeol.

" Jun-ah?" Sybil mengetuk kaca pintu mobil Jun Myeon yang segera tersadar dari lamunannya.

" Kau menunggu lama?" Tanya Sybil lagi, membuka pintu dan duduk di samping Jun.

" Lumayan.. Kau tidak pulang dengan Chanyeol?"

" Dia ada rapat penting hari ini, dan dia memberiku daftar panjang apa saja yang harus di cek setelah Yeoreum kembali ke rumah.." Jawab Sybil, menyenderkan tubuhnya pada kursi penumpang tersebut.

Jun Myeon tersenyum kecil.

" Oh, ya, bagaimana dengan Byun Baekhyun? Kau menyukai desainnya?"

Sybil mengangguk.

" Dia pandai membuat desain dan memiliki khas, kurasa dia akan menjadi desainer hebat sua

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Mutianoftri #1
Chapter 17: greget bgt mrka harus nahan perasaan selama itu?, knp harus ktika anak2nya sudah remaja baru baikan ?
Lizzz_14 #2
Chapter 17 : Jujur awalnya aku agak kecewa sama endingnya yg chapter 15, tapi setelah baca ini aku jadi seneng. Sumpah ini ff yg paling paling dahh keren bangett.. Author, I am your fan <3
Sweetstrangerrr #3
Sukaaaa
Vivirakim_94 #4
Chapter 17: Ini gag ada lanjutan nya lagi ya ??????
Vivirakim_94 #5
Chapter 9: Gue jijik .. astaga chanyeol gue dan baekhi.... o.m.g ??????? ampunlahhhh
Vivirakim_94 #6
Chapter 3: Hahhahaa gue ngakak.. andaikan gue sybil yg gampangkan segala urusan. Dy bahkan nurut aku bisa ambil keputusan ceoat pas tau hamil tanpa harus pusing2... ahhh senangnya hdp sprti itu
Vivirakim_94 #7
Baru2 ini gue suka banget sama ceye. Alhasil cari2 ff ceye ☺☺☺
pnltari #8
Chapter 2: Siapa sih ayah bayinya sybil
pnltari #9
Chapter 1: Gak sabar baca next chapter^^
pnltari #10
Ijin baca^^