Chapter 7 - First Word

PREGNANT AFFAIR
Please Subscribe to read the full chapter

Chanyeol masuk ke dalam Apartement yang sepi dan gelap, melirik jam dinding di atas TV yang menunjukkan angka 1 ia duduk di sofa. Membuka dasi yang mengikat lehernya seharian dengan ketat, membuka separuh kancing kemejanya, dan melirik ke arah kamar tidur Yeoreum yang tertutup.

Ini sudah hampir dua bulan ia tidak bisa bermain dengan Yeoreum. Setelah pesta tahun baru berakhir ia memiliki masalah di Jeju-do, rencana pembangunan anak cabang untuk Showroom baru perusahaannya terancam tidak bisa berdiri disana karena seorang pemilik tanah berasal dari China membatalkan kontrak dengan Park Corps dan mengembalikan uang dari perusahaan Chanyeol hampir tiga kali lipat.

Chanyeol memang tidak merugi, hanya saja pembatalan kontrak dan pengembalian uang ke tangan para pemegang saham jauh lebih rumit dan Chanyeol diwajibkan memutar otak menyusun proposal untuk para pemegang saham agar menerima tanpa harus bertanya lebih detail mengapa pembatalan tersebut dilakukan.

Ia sendiri tidak mengetahui alasan di balik pembatalan kontrak tersebut, Kyungsoo hanya menyebutkan jika si pemilik tanah tersebut adalah orang China yang telah menetap lama di Korea dan kontrak pertama disetujui tapi 3 januari kemarin orang tersebut menelepon, membatalkan perjanjian kontrak dan mengembalikan uangnya.

Kaki jenjang pria itu kemudian berdiri, berjalan dan membawa tubuh jangkungnya pelan-pelan masuk ke dalam kamar tidur Yeoreum.

" Yeoreum-ah.." Chanyeol berbisik di telinga bayi berusia 7 bulan yang tertidur nyenyak di boxnya.

Ini kali kelima ia pulang dan mendapati Yeoreum tertidur disana, ia bahkan tidak bisa melihat senyum Yeoreum ketika hendak berangkat kerja.

Ia melewatkan beberapa masa emas Yeoreum. Sekarang bayi itu sudah dapat duduk sendiri dan berdiri meskipun hanya beberapa detik, ia mendapatkan semua informasi itu hanya dari video dan foto yang Sybil kirimkan ke ponselnya.

" Yeol-ah? Kau sudah pulang?" Suara parau Sybil terdengar dari Baby's Monitor, mengejutkan Chanyeol.

" Iya, kau terbangun?" Gumaman Sybil menjawab pertanyaan Chanyeol.

" Kembalilah ke kamar dan bersiap tidur, jangan ganggu Yeoreum.." Sybil berkata.

" Aku ingin mengganggunya.."

" Park Chanyeol.."

" Baiklah, baiklah, aku akan kembali ke kamar.."

Chanyeol mendengus kesal, Sybil sering melakukan ini padanya, melarang ia menggoda Yeoreum yang tertidur (tentu saja karena nanti Sybil yang repot sendiri).

Chanyeol menatap sekeliling kamar Yeoreum, ada beberapa mainan baru disana yang jelas dikirim oleh beberapa relasi kerjanya. Di salah satu dinding juga tercetak fotonya bersama Sybil dan Yeoreum ketika berada di kapal pesiar malam tahun baru, Chanyeol tersenyum menatap Yeoreum yang tertawa lebar disana.

Bayi tampan ini sudah mencuri hatinya, sekarang hari-hari ia lalui tanpa sekalipun melupakan wajah Yeoreum. Di tengah kepenatan kerja dan juga berkas-berkas yang menumpuk, Chanyeol selalu menyempatkan diri menatap foto Yeoreum di atas meja kantor atau sekedar menonton video bayi itu di ponsel dan juga laptop.

Diam-diam Chanyeol berharap Yeoreum adalah bayinya sendiri, anak kandungnya, karena baginya Yeoreum adalah sesuatu yang membuat semangatnya meningkat dan lelahnya menghilang. Yeoreum lebih dari segelas kopi di pagi hari atau bahkan vitamin botolan yang selalu Chanyeol beli di apotek, tawa Yeoreum mampu membuat ia melupakan jenuh yang mengikat hari-harinya.

Ia ingin orang-orang menyebut Yeoreum mirip dengannya, atau bahkan jika bisa, ia ingin membanggakan Yeoreum pada seluruh dunia bahwa bayi itu berbagi darah dan DNA dengannya. Namun, kenyataannya adalah Park Yeoreum bukanlah bayi yang berbagi darah maupun DNA yang sama dengannya.

Sybil masih enggan menceritakan siapa ayah Yeoreum pada Chanyeol, maksudnya, nama pria itu. Saat pesta tahun baru ketika Chanyeol memergoki Sybil yang sepertinya tengah berbicara dengan seorang pria China bernama Zhang Yixing, ekspresi Sybil menunjukkan jika dia ketakutan, cara Sybil memeluk Yeoreum membuat Chanyeol menebak-nebak apakah Zhang Yixing adalah ayah kandung Yeoreum.

Sayangnya, Sybil tidak membahas lebih lanjut mengenai pria itu. Chanyeol sangat mengenal Zhang Yixing tentu saja, perusahaannya sangat bergantung pada pria tersebut.

" Park Chan, kembalilah ke kamar, jangan ganggu Park Yeoreum.."

Chanyeol mendengar suara Sybil dari Baby's Monitor untuk kedua kalinya.

" Baiklah nyonya Jung Sybil, saya akan kembali sekarang ke planet anda.."

" Bodoh.."

Chanyeol terkekeh mendengar jawaban Sybil, perlahan, ia menutup kamar pintu Yeoreum sesudah berkata "Jallja" pada bayi tersebut.

20 menit kemudian, Chanyeol keluar dari kamar mandi dengan handuk tersampir di pinggangnya. Sybil yang tadinya tertidur, perlahan terjaga saat mendengar suara lemari terbuka, ia menyipitkan matanya yang terkena silau lampu kamar.

" Kau habis mandi?" Sybil bertanya dibalik selimut yang menutupi separuh wajahnya, entah mengapa ia jadi meng-copy kebiasaan tidur Chanyeol.

" Aku dua hari tidak mandi selama di kantor.."

" Jorok.."

Gelak suara berat itu terdengar kemudian, Sybil kembali berusaha memejamkan mata, namun, tubuh setengah telanjang Chanyeol sedikit mengusiknya.

Ia dan Chanyeol sudah bersama selama hampir 1 tahun, dari awal menikah sampai sekarang ia tidur satu kamar dan satu ranjang dengan Chanyeol, tapi ini adalah kali pertama ia melihat tubuh polos pria itu. Sybil wanita normal yang dulunya sering sekali berhubungan seks dengan rutin, sekarang setelah putus, hamil dan menikah dengan seseorang yang tidak ia kenali, ciuman bahkan seks jauh dari kata 'sering' ia dapatkan.

Makanya, ketika melihat tubuh setengah telanjang pria di hadapannya, ia menelan ludah berkali-kali dan mencoba mengalihkan mata ke tempat lain.

" Sysi-ah, kapan kau kembali bekerja?" Pertanyaan Chanyeol membuat Sybil membuka matanya kembali, bersyukur untuk tidak sembunyi-sembunyi dibalik selimut dan menatap tubuh polos Chanyeol yang sekarang sudah memakai celana training.

" Senin depan.."

Chanyeol menutup lemari, masih tidak memakai baju, berjalan menuju meja rias Sybil dan memakai cologne sebelum tidur. Harum Cologne for Man yang tersebar diseluruh ruang tidur entah kenapa membuat jantung Sybil berdetak kencang dan wajahnya memanas, apakah Chanyeol selalu memakai Cologne sebelum tidur?

" Bagaimana dengan Yeoreum?"

" Hem?" Demi apapun, Sybil tidak sedang berada disana sekarang, baiklah, tubuhnya memang berada disana tapi jiwanya tidak disana. Salahkan cologne ---sialan--- Chanyeol yang membuat ia jadi salah tingkah.

" Yeoreum, bagaimana dengan Yeoreum jika kau dan aku bekerja, kau bilang tidak ingin memakai Baby Sitter.." Chanyeol melanjutkan ucapannya, duduk di pinggiran kasur. Sybil bisa dengan jelas melihat lengan yang sedikit berotot, lipatan ketiak Chanyeol, dan tubuh pria itu membuat jantung Sybil melompat-lompat sekarang.

" Aku sudah mendapatkan tempat penitipan bayi yang bagus.."

Chanyeol berkerut.

" Kau akan menyimpan Yeoreum di penitipan bayi?"

Sybil mengangguk, tengah berharap Chanyeol segera memakai baju, pikiran liar mulai menjejali otaknya, entah kenapa suara Chanyeol jadi terdengar delapan kali lebih seksi dari biasanya ketika tidak memakai baju ataukah suara Chanyeol yang berat itu memang selalu terdengar seksi? Oh, Chanyeol cepat pakai bajumu! Karena jika tidak, mungkin Sybil akan menyergap pria itu sekarang.

" Tidak bisa, kau tidak boleh menyimpan Yeoreum di penitipan bayi.." Chanyeol berjalan dan membuka lemari, mengambil salah satu baju dan memakainya, Sybil bersyukur karena sekarang ia bisa lebih fokus berbicara tentang Yeoreum.

" Kenapa? Kita tidak bisa mengandalkan Baby Sitter. Penitipan bayi yang aku pilih bersama Hyera adalah yang terbaik, bahkan Hyera menitipkan Xiao Le disana ketika menggantikanku.."

" Xiao Le sudah besar, ia berbeda dengan Yeoreum yang masih berusia 7 bulan.."

" Apa bedanya? Mereka menjaga dengan baik, memberi makan, dan bermain dengan porsi seimbang.. Oh, dan mereka punya lisensi.." Ujar Sybil, ia tahu Chanyeol sangat menghargai selembar lisensi seperti ketika ia menjalani senam kehamilan dulu.

" Masa bodoh dengan lisensi, tapi Yeoreum tidak boleh masuk kesana! Mereka tidak menjamin keselamatan apapun.."

" Kau mau membawanya ke kantor?"

" Ha?" Chanyeol memasang tampang bodoh.

" Kau tidak bisa membawa Yeoreum ke kantor kan?"

" Jangan bercanda, Sysi-ah.."

" Aku tidak bercanda, kau tidak bisa membawa Yeoreum kan? Lalu, kenapa kau melarangku menitipkan Yeoreum ke penitipan bayi?"

" Titipkan saja Yeoreum pada ibuku!" Chanyeol berkata lagi, sedikit meninggikan volume suaranya. Entah kenapa ia jadi kesal dengan keputusan terburu-buru Sybil, wanita itu bahkan tidak membicarakan dengannya terlebih dahulu tentang penitipan bayi.

Sybil bangun dari tidurnya, merasa kesal karena Chanyeol meninggikan suara, ia duduk dan menyender ke tembok, saling menatap dengan Chanyeol.

" Rumah ibumu dua jam dari sini, bagaimana mungkin kau tega membiarkan Yeoreum berada di kursi penyelamat selama dua jam di pagi hari dan dua jam di sore hari selama seminggu?"

" Lalu, bagaimana mungkin kau tega membiarkan Yeoreum di sebuah penitipan bayi tanpa satupun orang yang ia kenali?"

" Yeoreum akan mengenali mereka segera jika setiap hari bertemu, mereka bukan orang-orang jahat Yeol-ah!" Sybil meninggikan Volume suaranya juga.

" Tidak! Yeoreum tidak baik dibesarkan disana!" Ekspresi Chanyeol mengeras.

" Demi Tuhan, Park Chanyeol! Kenapa kau ribut?! Kenapa kau jadi mengatur dimana aku harus menitipkan Yeoreum?! Apa hakmu? KAU BAHKAN BUKAN AYAH KANDUNGNYA!"

Ucapan itu mengalir saja dari bibir Sybil tanpa sadar, membuat Chanyeol langsung mematung dan wajahnya pucat. Suara tangis Yeoreum terdengar.

Sybil menyadari kesalahannya berkata demikian, maka dari itu dengan kaku ia bangkit dari kasur, menuju kamar Yeoreum. Ia memeluk Yeoreum yang terkejut mendengar pekikannya dari Baby's Monitor.

Sebenarnya dia tidak ingin mengatakan hal itu pada Chanyeol. Sungguh. Hanya saja, Sybil tidak habis pikir mengapa Chanyeol kukuh pada pendiriannya untuk tidak menitipkan Yeoreum disana. Mereka sama-sama bekerja, sama-sama sibuk, sangat susah membuat Yeoreum tinggal di kantor selama seharian penuh, bayi itu akan merasa lelah karena tidur di dalam roda dorongnya dan tidak dapat bermain. Dan, melihat ekspresi Chanyeol ketika Sybil menyebutkan kata-kata yang pastinya terdengar kasar di telinga pria itu membuatnya gusar.

Yeoreum masih menangis di pelukan Sybil setelah hampir tiga puluh menit, mungkin Yeoreum menyadari ketegangan yang terjadi pada Sybil dan Chanyeol barusan. Sybil sudah memberinya susu, menepuk punggungya dan menggendong Yeoreum tapi bayi itu tetap saja menangis.

" Bawa Yeoreum kemari.." Suara berat terdengar dari Baby's Monitor. Sybil sedikit terkejut, karena ia pikir Chanyeol sudah tidur duluan.

" Tidak.. Aku akan menidurkannya disini.."

" Jangan keras kepala, aku akan ada rapat dengan para pemegang saham besok. Jika Yeoreum terus menangis, aku tidak akan bisa tidur.."

Sybil mendengus, Yeoreum pasti akan cepat tertidur jika sudah mendengar suara Daddy-nya. Maka dari itu, Sybil keluar dari kamar, menanggalkan egonya.

Ketika membuka pintu ia melihat Chanyeol yang masih duduk di posisi yang sama saat Sybil meninggalkannya. Apa Chanyeol masih memikirkan ucapannya yang kelewatan?

" Berikan Yeoreum padaku.." Chanyeol berkata, Sybil dengan kikuk menyerahkan Yeoreum yang masih menangis dengan mata terpejam.

" Yeoreum-ah, Dad's here.." Chanyeol berkata sangat lembut ditelinga Yeoreum yang kini membuka mata, seperti biasa, tangis bayi itu berhenti dan meninggalkan isakan ketika mendapati wajah Chanyeol di hadapannya. Bola mata Hazel milik Yeoreum bertemu dengan bola mata hitam pekat milik Chanyeol.

" Kau terkejut karena suara teriakan Mom, huh?"

Yeoreum mengedipkan mata sipitnya beberapa kali, menatap lekat-lekat Chanyeol yang menyentuh pipinya, menghapus sisa airmata bayi itu.

" Atau, Yeoreum khawatir Mom dan Dad akan bertengkar lagi?"

Yeoreum mengembangkan senyumnya, menyentuh pipi Chanyeol dengan mata mengantuk. Mengerjap beberapa kali.

" Go to sleep, Yeoreum-ah.. It was night, Mom and Dad didn't fight because of you.." Chanyeol mencium pipi gembul Yeoreum, mendekap bayi itu dan menepuk-nepuk punggungnya. Menyenandungkan dengan lembut lagu kesukaan Yeoreum, Your Guardian Angel.

Sybil menatap adegan tersebut dengan perasaan bersalah, kata-katanya mungkin sangat keterlaluan ketika perlakuan Chanyeol pada Yeoreum bahkan melebihi perlakuan ayah biologis Yeoreum yang menyuruh bayi itu tidak pernah berada di dunia ini lagi.

Tidak ada sepuluh menit setelah Chanyeol membisikkan kata-kata tersebut ditelinga Yeoreum dan menepuk punggungnya serta bernyanyi untuk bayi itu, Yeoreum sudah terlelap di sebelah Chanyeol.

Sybil memunggungi mereka berdua. Chanyeol ingin berkata 'maaf' untuk menentang keinginan Sybil menitipkan Yeoreum di tempat Penitipan Bayi, perkataan Sybil menyadarkannya bahwa ia bukan siapa-siapa untuk Yeoreum.

" Sysi-ah.."

" Aku minta maaf.." Sybil memotong panggilan Chanyeol. " Aku benar-benar meminta maaf karena berkata sangat jahat padamu.."

" Sysi-ah.."

" Aku sungguh meminta maaf tentang berkata kau bukan ayah kandung Yeoreum, aku tahu, kau pasti akan sangat sakit hati, atau mungkin tidak perduli ketika aku berkata demikian. Tapi--- kurasa--- aku meminta maaf jika kau tersakiti.." Sybil berkata pelan, menahan tangisnya yang hampir pecah. Ia merasa tidak tahu terima kasih pada Chanyeol, pria itu bahkan sudah sangat kerepotan mengurusi dirinya dan juga Yeoreum.

" Tidak apa-apa, kurasa kau benar, aku tidak seharusnya ikut campur tentang Yeoreum.. Dia bukan anak kandungku.."

Sybil membalikkan tubuhnya cepat, terkejut atas ucapan Chanyeol.

" Jangan katakan itu kumohon.." Wajah Sybil terlihat sendu.

" Tidak, kenyataan aku bukanlah ayah kandung Yeoreum yang kau katakan adalah benar. Tapi---" Chanyeol menatap wajah Yeoreum.

" Dia adalah penerusku, dia memegang marga Park sekarang, dia bagian penting dari keluargaku, bagaimanapun aku setidaknya mempunyai hak untuk Yeoreum agar dia selalu mendapatkan yang terbaik. Aku tidak menyalahkanmu memilih penitipan bayi untuk Yeoreum, hanya saja, em, uh, kupikir aku sedikit kesal karena kau tidak mendiskusikannya denganku terlebih dahulu.."

Sybil terdiam, Chanyeol menatapnya dengan wajah sedikit memerah.

" Aku juga mengkhawatirkan kondisi Yeoreum jika dititipkan pada ibuku karena jarak tempat tinggalnya, tapi, aku lebih mengkhawatirkan bagaimana Yeoreum tinggal dengan oranglain yang tidak dia kenali walaupun hanya beberapa jam.."

Sybil mendengarkan setiap ucapan Chanyeol.

" Apakah kau ingin melihat tempat penitipan bayi yang kuceritakan?" Tanya Sybil kemudian.

" Huh?"

" Kau bilang, kau kesal karena aku tidak mendiskusikannya terlebih dahulu denganmu? Jadi, bagaimana jika besok kita melihat bersama-sama bagaimana penitipan bayi untuk Yeoreum? Kupikir kau akan lebih tenang setelah melihat seperti apa tempatnya.."

" Uh, euh, baiklah.. Kurasa aku akan ikut mengecek tempat penitipan bayi untuk Yeoreum.." Chanyeol kemudian berkata.

Keduanya terdiam sebentar, menciptakan atmosfer kaku, dentingan jarum jam begitu nyaring terdengar. Chanyeol melirik Sybil yang sedang memainkan rambut Yeoreum.

" Ini pertengkaran pertama kita ya?"

" Hm? I-ya, kurasa kau benar.." Jawab Sybil.

Chanyeol terkekeh kemudian.

" Itu bagus, kita jadi terasa lebih dekat setelah bertengkar, iya tidak?"

Sybil hanya mengangguk kecil, dan sudut bibirnya terangkat. Diam-diam menatap Chanyeol yang menciumi wajah tertidur Yeoreum.

" Terima kasih.." Sybil berkata, menghadap Chanyeol dengan senyum mengembang.

" Untuk apa?"

" Karena telah mengkhawatirkan Yeoreum.."

" Oke.."

" Karena telah menyayangi Yeoreum.."

" Hm? Baiklah.." Jawab Chanyeol.

" Karena telah membuat Yeoreum jauh lebih bahagia mendapatkanmu sebagai Daddy-nya.."

Dimples di pipi kiri pria itu tercetak jelas setelah mendengar ucapan Sybil, tangannya beralih dari Yeoreum ke rambut Sybil, mengelus dengan lembut rambut wanita itu yang sekarang sedang berusaha untuk bernafas karena terkejut ---dan terbuai--- dengan perlakuan Chanyeol.

" Tidurlah, besok kita sama-sama mengecek tempatnya, kuharap itu sebaik yang kau ucapkan tadi.."

Sybil mengangguk, mematikan lampu kamar dan masuk ke dalam selimutnya.

" Sysi-ah.."

" Hm?"

" Ah tidak apa-apa.." Ucap Chanyeol kemudian. Sybil mengkerut, ia tidak bisa melihat wajah Chanyeol sekarang karena lampu kamar sudah dimatikan.

" Ada apa?"

" Tidak, tidak ada apa-apa.."

" Apa sih? Kau pasti ingin mengatakan sesuatu.." Sybil protes.

" Tidak kok.." Chanyeol berkata, memeluk Yeoreum kemudian.

Hening sejenak.

" Sysi-ah.."

" Hm?"

Chanyeol kembali terdiam, bingung mengatakannya.

" Sysi-ah?"

" Demi Tuhan Park Chan, aku ingin membunuhmu sekarang.."

Chanyeol terdiam kembali, hening mendominasi kamar tidur gelap tersebut selama beberapa menit. Chanyeol berusaha memilih kata-kata untuk pertanyaannya pada Sybil.

" Sysi?"

"..."

" Sysi-ah?"

" Hm"

" Apakah Zhang Yixing adalah ayah kandung Yeoreum?"

Chanyeol menanti jawabannya, semenit, duamenit, tidak ada jawaban. Ia menghela nafas, menyadari dengkuran halus dari mulut Sybil.

...

Sybil menghela nafas dan duduk di sofa ruang tamu, disebelahnya Yeoreum tengah tertidur dalam kereta dorong. Ia baru saja kembali dari penitipan bayi bersama Chanyeol ---yang sekarang sudah kembali ke kantor---, seperti biasa Chanyeol adalah orang yang super teliti ditambah jika berhubungan dengan Park Yeoreum.

Ketika sampai disana, Chanyeol langsung melihat lisensi yang dimiliki oleh penitipan bayi tersebut, mengecek apakah itu asli atau palsu. Saat ia sudah sangat yakin bahwa lisensi itu asli, Chanyeol meminta untuk berkeliling melihat ruangan, begitu banyak yang pria itu tanyakan pada pemilik penitipan bayi ---syukurnya--- sangat sabar menjawab pria itu.

" Berapa banyak ruang main disini?"

" Enam tuan Park, mainan bayi, balita, dan batita kami pisah sesuai usia.."

Chanyeol mengecek setiap sudut ruangan, menggunakan jarinya untuk menyentuh setiap properti, melihat apakah ada debu atau tidak.

" Berapa pengasuh yang kalian punya?"

" Satu untuk tiga anak batita dan balita, satu untuk dua bayi.."

Chanyeol meminta para pengasuh berdiri di hadapannya, meneliti tangan, kuku, rambut, dan penampilan apakah mereka juga bersih seperti ruangan-ruangan yang ia lihat barusan. Sybil sampai memasang wajah bersalah pada si pemilik yang terlihat memaklumi perlakuan Chanyeol yang berlebihan.

Chanyeol juga bertanya tentang menu makanan yang tersedia, jadwal pemberian susu, bermain, tidur siang, serta bertanya apakah ada kurir yang bisa mengambil ASI di kantor Sybil ketika wanita itu selesai memerah susu untuk Yeoreum ---Jujur ini sangat membuat Sybil malu---.

" Tenang saja tuan, anda tidak akan kecewa menitipkan anak anda di tempat kami, kami memiliki psikolog, dokter anak dan ahli gizi profesional.."

Hampir dua jam Chanyeol yang terlihat sangat cerewet itu bertanya dan mengecek apakah penitipan bayi rekomendasi Hyera pada Sybil sangat sangat sangat aman untuk Yeoreum atau tidak.

" Baiklah, aku mengizinkan Yeoreum berada disini.."

Dan Sybil sangat lega karena Chanyeol mengizinkannya, jika tidak, mungkin Sybil akan sangat malu pada si pemilik karena kecerewatan Chanyeol selama dua jam.

" Kami akan menitipkan Yeoreum pada pukul 8 pagi dan menjemputnya pada pukul tiga sore.."

" Atau 8 malam.." Sybil memotong, Chanyeol buru-buru berbalik dan melotot dengan mata besarnya pada Sybil.

" Tidak, tidak, kau harus selesai bekerja di pukul tiga.."

" Apa? Itu tidak mungkin, aku tidak bisa berjanji.." Jawab Sybil.

" Tidak bisa, kau harus selesai dan menjemput Yeoreum di pukul tiga, itu sudah sangat cukup untuknya berada disini.."

Sybil ingin kembali protes namun ia segera tersadar mata para pengasuh dan pemilik menatap mereka sekarang, maka dari itu ia menelan bulat-bulat kata protesnya dan menggerutu di dalam hati. Lagi-lagi mereka bertengkar jika berhubungan dengan Yeoreum.

Sybil menghela nafas mengingat perlakuan Chanyeol selama di tempat penitipan bayi, Chanyeol bahkan lebih cerewet dibanding Sybil yang notabene adalah ibu kandung Park Yeoreum.

Suara bunyi bel terdengar sedikit mengejutkan Sybil, ia melirik ke arah Yeoreum sebentar, takut-takut bayinya terkejut juga. Namun, Yeoreum masih tertidur pulas di dalam box bayi dan Sybil berlalu meninggalkannya, membuka pintu.

" JUNGSY!!!!"

Sybil terkejut ketika mendengar panggilan tersebut dan mendapati Jun Myeon yang sudah seusia Yeoreum ---tujuh bulan--- menghilang di hadapannya, Sybil memeluk Jun Myeon dengan erat.

" Kau kemana saja?!" Pekiknya.

Jun Myeon tertawa dan membalas pelukan Sybil.

" Maafkan aku, aku harus ke New York untuk menyelesaikan tesis terakhir.."

" Kau tidak memberiku kabar.." Bibir Sybil melengkung dan Jun Myeon gemas melihat wanita yang sangat ia rindukan di tengah pelariannya ---ralat, melakukan penelitian---.

" Maafkan aku Sysi-ah, jadi, bolehkah aku masuk ke dalam Apartementmu?" Tanya Jun Myeon kemudian.

Mereka masuk ke dalam, Jun Myeon melihat sekeliling, tidak ada perubahan dari Interior dalam Apartement tersebut, hanya saja ada box bayi di sudut ruangan dekat meja makan dan tempat duduk untuk bayi yang masih di plastik. Beberapa foto pernikahan Sybil dan Chanyeol terpampang di dinding, foto Yeoreum serta Chanyeol dan Sybil berada disana juga, Jun Myeon tanpa sadar mendengus. Apartement itu benar-benar terlihat seperti Apartement keluarga Park dimana Chanyeol dengan wajah sok ceria berfoto dengan istri dan anak ---palsunya---, Jun Myeon jadi kesal melihat itu semua.

" Kau mau makan?" Tanya Sybil kemudian menyadarkan lamunan Jun Myeon yang sekarang sedang duduk di Sofa menatap Yeoreum.

" Tidak, aku sudah makan.."

Sybil duduk di sebelah Jun Myeon.

" Kenapa kau menghilang?" Tanpa basa-basi wanita itu bertanya.

" Sudah kubilang, aku ke New York menyelesaikan tesisku Jungsy-ah.."

" Kau bisa mengirimku pesan singkat.."

" Aku bahkan tidak sempat menyentuh ponselku.."

" Aku selalu menelepon dan tidak kau angkat, aku mengirimkanmu pesan-pesan pendek begitu banyak, dan aku mengirimkan video serta foto Yeoreum.. Satupun tidak kau lihat?"

Jun Myeon menghela nafas, melirik ke arah Sybil yang merajuk.

" Aku melihatnya.. Aku melihat setiap video dan foto yang kau kirim, aku menyimpannya dan berkali-kali melihat itu semua.." Jawab Jun Myeon.

" Lalu mengapa kau tidak membalas pesanku jika kau mempunyai waktu melihat foto dan video?"

Aku menghindarimu. Batin Jun Myeon.

" Sudahlah, aku disini sekarang Jungsy, aku tidak akan meninggalkanmu lagi.."

" Janji?"

Tidak. Aku tidak berjanji. Lagi-lagi batin Jun Myeon menjawab.

" Berhenti membuatku melakukan perjanjian apapun, Jungsy.."

" Kau berniat meninggalkanku.."

Jun Myeon menghela nafas.

" Baiklah Jungsy-ah, aku berjanji. Puas?"

Sybil tersenyum lebar dan kembali memeluk Jun Myeon yang juga tersenyum, mengacak rambut wanita dipelukannya.

" Jadi, kapan kau kembali dari New York?"

" Tiga hari lalu.."

Sybil berhenti berjalan menuju dapur, menengok ke arah Jun Myeon.

" Tiga hari lalu, dan kau baru saja kesini sekarang?"

Jun Myeon merutuki mulut sialannya yang tidak bisa berbohong sedikitpun di hadapan Sybil.

" Sudah kubilang---"

" Kau (aku) sibuk menyelesaikan tesis begitu sampai di Korea.." Jun Myeon berbicara dan diduplikat persis oleh Sybil yang tengah membuatkannya teh.

" Kau bahkan tahu aku ingin bicara apa.." Keluh Jun Myeon.

" Aku sudah terlalu lama bersamamu, aku bisa membaca pikiranmu Jun-ah, jadi berhati-hatilah.." Sybil tertawa dari dapur.

Jun Myeon hanya mengangkat ujung bibirnya, jika Sybil memang bisa membaca pikirannya, ia tidak perlu repot-repot menyembunyikan perasaannya sendiri.

Jun Myeon kemudian menatap Yeoreum lekat-lekat, menyentuh bayi itu untuk pertama kali. Sesuatu menggetarkan hatinya, Yeoreum sangat menjiplak wajah Sybil dan itu membuatnya tersenyum, bayi itu sangat tampan.

" Apakah sesuatu terjadi di New York?"

" Hm? Kenapa?" Jun Myeon balik bertanya.

" Kau terlihat lebih kurus, apakah penelitian itu sangat mengganggumu?"

Jun Myeon tertawa.

" Aku hanya merindukanmu, aku tidak bisa makan serta tidur dengan nyenyak dan berakhir seperti ini.."

Sybil terkekeh di dapur.

" Kau harus segera pulang jika merindukanku Jun-ah, aku juga merasa seperti akan mati tanpamu, beruntung Chanyeol menemaniku.."

Jun Myeon merasakan hatinya sakit, itulah mengapa ia tidak ingin kembali. Bahkan tanpa ada Jun Myeon, Sybil tetap bai

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Mutianoftri #1
Chapter 17: greget bgt mrka harus nahan perasaan selama itu?, knp harus ktika anak2nya sudah remaja baru baikan ?
Lizzz_14 #2
Chapter 17 : Jujur awalnya aku agak kecewa sama endingnya yg chapter 15, tapi setelah baca ini aku jadi seneng. Sumpah ini ff yg paling paling dahh keren bangett.. Author, I am your fan <3
Sweetstrangerrr #3
Sukaaaa
Vivirakim_94 #4
Chapter 17: Ini gag ada lanjutan nya lagi ya ??????
Vivirakim_94 #5
Chapter 9: Gue jijik .. astaga chanyeol gue dan baekhi.... o.m.g ??????? ampunlahhhh
Vivirakim_94 #6
Chapter 3: Hahhahaa gue ngakak.. andaikan gue sybil yg gampangkan segala urusan. Dy bahkan nurut aku bisa ambil keputusan ceoat pas tau hamil tanpa harus pusing2... ahhh senangnya hdp sprti itu
Vivirakim_94 #7
Baru2 ini gue suka banget sama ceye. Alhasil cari2 ff ceye ☺☺☺
pnltari #8
Chapter 2: Siapa sih ayah bayinya sybil
pnltari #9
Chapter 1: Gak sabar baca next chapter^^
pnltari #10
Ijin baca^^