Bonus Story

PREGNANT AFFAIR
Please Subscribe to read the full chapter

Harap di baca ya, gengs!


Di mohon untuk TIDAK BERHARAP ada momen bersatunya Sybil dan Chanyeol dalam cerita ini.
Kalau boleh jujur, ending PREGNANT AFFAIR telah banyak saya revisi dari versi tulisan novel saya. Karena ending asli PREGNANT AFFAIR adalah si pria (Chanyeol) meninggalkan tokoh wanita (Sybil) demi kekasihnya (Baekhyun), yes, he's still gay.


Dan, sedikit kecewa karena tetap saja di paksa membuat sequel, hanya karena kedua tokoh tidak bersatu dan ending tidak sesuai dengan keinginan gengs T___T


Mohon maaf, saya bukan author yang mendengar request ending para pembaca.
Gengs, anda boleh tidak membaca fanfic saya atau anda boleh bilang saya egois, sok famous, sok baguslah nulis cerita. Saya tidak keberatan.


Yang pasti, apakah saya akan selalu memakai ending tragis atau sad, itu gimana isi ceritanya. Apakah perlu akhir yang bahagia? Atau tidak. Dan bagi saya, Pregnant Affair memiliki ending sendiri, dimana Sybil serta Chanyeol menciptakan 'bahagia selamanya' versi mereka masing-masing.

Ok?


Jadi,

Sekali lagi saya mohon maaf karena tidak menampilkan Sequel, Prolog, Side storybeserta kawan-kawannya.
Sebagai gantinya saya akan membuat drabble kehidupan Chanyeol - Yeoreum, Sybil - Bom, Yeoreum - Bom, Yeoreum - Jun Myeon di WP dan AsianFanfic. Waktu publish gak nentu ya, cek aja FAV twitter saya :)

Dan, disini Chanyeol bercerita pada Sybil. Saya pake POV Chanyeol yang menceritakan tentang hidupnya pada kalian (Sybil).

Selamat membaca, gengs!

——————————————————————————————————————————

PREGNANT AFFAIR

——————————————————————————————————————————

2020, Seoul

Yeoreum berjalan mendekati Chanyeol yang tengah menunduk di meja kerjanya, berkutat dengan berkas-berkas yang berserakan disana. Membaca, menandatangani, mengulang lagi dan lagi.

Yeoreum berjalan perlahan, tidak menimbulkan bunyi bising, dia tahu Daddynya sedang sangat sibuk.

Tapi, dia tetap masuk dan mendekat.

" Dad.."

Anak laki-laki tampan berusia enam tahun itu berdiri di depan meja kerja Chanyeol.

" Yes, Yeoreum.."

Chanyeol tidak repot-repot mengangkat wajahnya, matanya masih tertancap pada kata demi kata di berkas tersebut.

" I wanna ask you something." Yeoreum berkata, membuat Chanyeol mengangguk.

" Just ask.."

Yeoreum terdiam sebentar, mengetukkan ujung ibu jari ke ujung jari telunjuknya dengan cepat dan berulang. Mengigit bawah bibir, anak itu menimbang-nimbang. Kemudian dia berdehem, menghirup nafas banyak-banyak, bersiap mengajukan pertanyaan pada Daddynya.

" Do you love Mom?"

Chanyeol menghentikan gerakan tangannya di udara.

" Huh?" Di balik kacamatanya, dia menatap Yeoreum.

" Do you love Mom?" Yeoreum mengulang pertanyaannya.

Hening. Iris mereka saling beradu.

" Dad?"

Suara malaikat kecilnya membuyarkan lamunan Chanyeol. Dia tersenyum, berdiri dari kursi dan duduk di pinggir meja, menyentuh lengan mungil Yeoreum, menariknya agar lebih dekat.

" I do.." Pria bersuara berat itu menjawab dengan tegas.

" If you love mom, why you let her go?"

" What are you talking about, kiddo.."

Mengacak rambut Yeoreum, Chanyeol tersenyum. Kaku.

" You didn't pick up Mom, are you really love her, Dad?"

Chanyeol menghela nafas. Menatap putranya yang beranjak besar.

" Yeoreum, your Mom happiness isn't with Daddy. Ibumu pergi bersama Appa, Dadpikiritu adalah kebahagiaannya. "

" Dad.."

" Yes?"

" Yesterday I met and talked with Appa, He tell me about something.."

Chanyeol menatap Yeoreum, menanti kelanjutan ucapan anak laki-lakinya.

" Appa saidMom always love you.."

" Uh?"

" Mom still love you.."

Mata Chanyeol mengerjap. Mencerna ucapan Yeoreum.

" Really? She still love me?"

" Yes, Mom always and still love you until now..Appa said Mom will back to Korea.."

Chanyeol menatap Yeoreum.

" Bagaimana kalau kita menemuinya, Dad?"

——————————————————————————————————————————

PREGNANT AFFAIR

——————————————————————————————————————————

2015, Seoul

Jika kau pikir meninggalkan kami adalah pilihan yang sangat tepat untukmu, kurasa kau salah. Meninggalkan kami adalah sebuah kesalahan yang terlihat kecil namun fatal untuk kehidupan aku dan Yeoreum.

Hari itu, saat Jun Myeon menggendong Yeoreum dan membuat bayinya duduk di lantai Airport yang dingin sempat membuatku tidak habis pikir dengan apa yang dia lakukan pada putranya.

Dia berkata pada si kecil Yeoreum untuk memilih, memilih apakah Yeoreum akan pergi bersamanya dan dirimu atau bersamaku.

Aku ingin marah karena dia melakukan hal itu, tapi di sudut hatiku yang lain aku merasa senang. Saat perlahan-lahan Yeoreum berjalan ke arahku, segalanya terlihat baik-baik saja, aku sangat bahagia, namun ketika aku sadari kau pergi meninggalkan kami.

Aku berpikir.

Sepertinya,

Kehidupanku akan lebih lengkap dengan kau disisiku.

Tapi,

Tanpa kata,

Kau hanya pergi berlalu bersama Jun Myeon yang memeluk punggung bergetarmu, kau bahkan tidak menoleh sekali lagi ke belakang.

Sybil?

Kau tidak ingin melihat kami?

Ketika aku kembali ke rumah orangtuaku, mereka terkejut dengan apa yang terjadi. Segalanya kuceritakan secara detail.

Mereka tidak berpikir kau akan melakukan hal ini,

Meninggalkanku dan Yeoreum.

Hari-hariku bersama Yeoreum menjadi kelabu, setiap pagi kami membuka mata, tidak ada bunyi pisau beradu di talenan, tidak ada suaramu menyenandungkan theme song Pororo kesukaan Yeoreum, tidak ada wangi masakan dan dirimu memang tidak berada lagi di Korea.

Hari pertama setelah kepergianmu, aku ditemani oleh Baekhyun di Apartement kita. Aku berangkat bekerja seperti biasa, seolah-olah kau masih tetap berada di rumah saat aku akan kembali.

Aku bahkan bertemu dengan Yixing dan dia mengutarakan rasa terkejutnya karena berita perceraian kita meluas kepelosok negeri ini.

Beberapa media mengatakan kau mengajukan cerai padaku karena pemberitaan Gay tersebut, yang lainnya menyebutkan kau pergi dengan seorang laki-laki dan berselingkuh, segala dugaan bermunculan seiring kepergianmu.

Mereka menggosipimu dan merasa prihatin dengan keadaanku. Seluruh pekerjaanku terasa jauh lebih ringan karena entah mengapa seluruh pegawaiku bekerja dengan sangat baik setelah kepergianmu.
Aku selalu pulang lebih awal, mendapati Baekhyun menggendong Yeoreum di dadanya sambil tersenyum dengan riang.

Bukan,

Rasanya bukan seperti ini,

Ada yang menghilang,

Senyuman itu,

Bukan senyumannya yang kuinginkan menyapaku setiap kali aku pulang bekerja.

Kau,

Kau,

Jung Sybil,

Aku ingin senyumanmu.

" Air mandimu sudah siap.." Baekhyun berkata, dan saat itulah aku menyadarinya.

Kau tidak akan pernah kembali padaku dan Yeoreum, selamanya.

Kami melalui hari-hari berat tanpamu, Yeoreum jadi jauh lebih rewel dengan segalanya. Dia tidak ingin di pakaikan popok setelah mandi, dia tidak ingin meminum jusnya, dia bahkan membuang makanan bayi yang Baekhyun buatkan.

Aku tidak pernah marah pada Yeoreum, entah mengapa aku mengerti perasaan bayimu. Dia merindukanmu dan mungkin kecewa kau pergi meninggalkannya.

Setelah kepergianmu,

Baekhyun juga meninggalkanku pada akhirnya,

Dia menyerah untuk tetap membuatku mencintainya,

Dia tahu bahwa aku telah berhenti mencintainya, bahwa aku mulai mencintaimu dan menyadari bahwa cintaku padamu jauh lebih besar di banding cintaku padanya.

Kepergiannya tidak memberikan efek apapun bagiku, hatiku seperti mati rasa, aku tidak bahagia maupun bersedih karena entah mengapa kepergiannya membuatku menyadari bahwa kau tidak akan kembali padaku, pada kami.

Saat itulah aku memutuskan untuk meninggalkan Apartement kita, berharap waktu akan menghapus tentangmu, aku kembali bersama Yeoreum menuju rumah orangtuaku.

" Kau kembali pulang?" Ibu bertanya padaku yang sedang berdiri, memeluk Yeoreum di dadaku.

Aku mengangguk singkat.

" Sayang! Chanyeol pulang! Chanyeol akan tinggal disini bersama Yeoreum!"

Aku mendengar ibu berteriak dengan raut wajah senang, ayah keluar dari kamar berjalan tertatih menghampiri kami, para pelayan seperti kilat berkumpul menyambut kami.

Namun,

Segalanya tetap tidak membuatku bahagia,

Sybil, tidakkah kau merasakannya?

Aku berusaha dengan susah payah menata kembali kehidupanku tanpamu,

Mengapa segalanya begitu terlambat?

Mengapa aku tidak mengerti apa yang kurasakan padamu selama ini?

Mengapa cinta begitu rumit di cerna oleh otakku?

Mengapa kau pergi?

Mengapa aku tidak bisa mencegahmu?

Pertanyaan demi pertanyaan menjejali otakku, melesak masuk tanpa permisi, membuat tidurku tidak nyenyak, dadaku sesak dengan sebuah perasaan yang tidak akumengerti.

Aku bekerja di pagi hari, pulang di sore hari, menatap Yeoreum yang selalu dan selalu berteriak rewel.
Kau tahu? Dia bahkan tidak makan buburnya dengan baik.

Sebelum kepergian Baekhyun, berat Yeoreum naik dua kilo setelah kau dan Baekhyun pergi, bayimu semakin kurus.

Aku?

Kau tidak perlu bertanya bagaimana penampilanku.

Aku dan Yeoreum,

Kami berdua benar-benar hancur tanpamu.

Sampai hari itu datang, ketika akhirnya Yeoreum masuk ke Rumah Sakit karena diare.

Aku ingin kau tahu,

Saat itu adalah saat-saat menyakitkan untukku,

Bayimu,

Putra kecilmu,

Menjerit,

Menangis dengan pilu,

Jarum-jarum sialan itu menembus setiap inci kulit Yeoreum, bayimu berteriak, bayiku menangis. Tanpamu disisinya. Hanya aku.

Yeoreum berteriak memanggilku,

" Dad!"

Dia memekik, airmatanya tumpah, wajahnya memerah dan aku merasa hidupku berakhir. Apa yang kulakukan pada Yeoreum?

Yeoreum menjadi lebih sakit dari diriku sendiri.

Sybil,

Sejak hari itu aku berjanji untuk tidak memikirkanmu,

Aku memiliki bayimu,

Park Yeoreum.

Aku harus menjaganya,

Dia hartaku,

Dia sebagian dari dirimu.

.

.

.

.

Ini adalah tahun kedua Yeoreum merayakan ulang tahunnya di musim panas, wajahnya jauh lebih cerah setelah satu tahun kepergianmu.

Tawanya melengking, giginya tumbuh dengan cepat, kau pasti akan terkejut jika melihat bagaimana Yeoreum sekarang.

Wajahnya mirip denganmu, namun bibir, dagu serta alisnya benar-benar seperti Jun Myeon. Bahkan aku sempat khawatir orang-orang menyadari bagaimana wajahku dan Yeoreum sangat berbeda.

Yeoreum semakin pintar berbicara, dia senang bermain di pantai, berenang. Yeoreum belajar berenang ketika usianya satu tahun, kau pasti tidak menyangka bagaimana bayi kecilmu yang hanya bisa menangis, kini bisa berenang dengan baik di usianya yang kedua tahun.

Perawakannya sepertimu, dia bahkan jauh lebih tinggi di bandingkan teman-teman sebayanya. Yeoreum tidak mengalami obesitas lagi, dia sangat sehat sekarang.

" Dad!!"

Dengar?

Lafalnya sangat bagus memanggilku.

" I wanna ice cream!!"

Matanya setengah tertutup topi, mendongak, menatapku.

" You've been eating two.."

Dan ketika aku melarangnya, dia memasang tampang memelas padaku, bibirnya mengerucut membentuk segitiga, alisnya saling bertautan dan puppy eyesnya tidak bisa membuatku bertahan.

" Promise me,your not tell grandmaabout this.." Aku berbicara padanya yang mengangguk dengan senang.

Memberikan sebatang es krim pada Yeoreum. Anakmu tersenyum lebar, menampilkan dimplenya yang dalam.

" GRANDMA! Dad gave me a third ice cream!"

" CHANYEOOOL!!"

Nice, Yeoreum.

Yeoreum berusia dua tahun, namun tingkat keusilannya di atas rata-rata. Entah dia mengikuti sifatmu atau sifat Jun Myeon, atau jangan-jangan dia mengambil sifatku?

Selama kau tidak bersama kami,

Aku tidak pernah bekerja sampai larut malam selama satu tahun terakhir, entah mengapa aku ingin lebih banyak menghabiskan waktuku bersama Yeoreum.

Setiap hari jumat, aku dan Yeoreum akan pergi ke pusat pelatihan Batita (Bawah tiga tahun). Aku di ajarkan bagaimana menjadi ayah yang baik ketika usia anak menginjak batita, bagaimana aku harus mengajarkannya karena saat itu adalah masa-masa tumbuh kembangnya.Kami bersenang-senang disana selama dua jam, Yeoreum bertemu banyak teman, berlarian, tertawa, melempar benda-benda dan melakukan hal-hal menyenangkan lainnya.

Di hari sabtu, aku dan Yeoreum akan per

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Mutianoftri #1
Chapter 17: greget bgt mrka harus nahan perasaan selama itu?, knp harus ktika anak2nya sudah remaja baru baikan ?
Lizzz_14 #2
Chapter 17 : Jujur awalnya aku agak kecewa sama endingnya yg chapter 15, tapi setelah baca ini aku jadi seneng. Sumpah ini ff yg paling paling dahh keren bangett.. Author, I am your fan <3
Sweetstrangerrr #3
Sukaaaa
Vivirakim_94 #4
Chapter 17: Ini gag ada lanjutan nya lagi ya ??????
Vivirakim_94 #5
Chapter 9: Gue jijik .. astaga chanyeol gue dan baekhi.... o.m.g ??????? ampunlahhhh
Vivirakim_94 #6
Chapter 3: Hahhahaa gue ngakak.. andaikan gue sybil yg gampangkan segala urusan. Dy bahkan nurut aku bisa ambil keputusan ceoat pas tau hamil tanpa harus pusing2... ahhh senangnya hdp sprti itu
Vivirakim_94 #7
Baru2 ini gue suka banget sama ceye. Alhasil cari2 ff ceye ☺☺☺
pnltari #8
Chapter 2: Siapa sih ayah bayinya sybil
pnltari #9
Chapter 1: Gak sabar baca next chapter^^
pnltari #10
Ijin baca^^