Chapter 4 - Wedding

PREGNANT AFFAIR
Please Subscribe to read the full chapter

Chanyeol mendengus ketika menyalakan televisi yang masih menyiarkan berita tentang dirinya bersama Sybil dengan judul ‘Skandal Putra Tunggal Park Corps’. Terkadang, media menjadi sangat menyebalkan.

Seminggu telah berlalu dan ia belum sempat menghubungi Sybil. Ia masih terpaku dengan berita-berita di Televisi, Koran dan Majalah. Beberapa wartawan datang dan mencoba mewawancarai ayahnya mengenai skandal tersebut.

Dan dalam seminggu ini pula Chanyeol tidak bisa bertemu sang kekasih, pemuda itu menatap ponsel di tangannya, empat puluh kali sudah ia menelepon. Namun, tetap saja kekasihnya mengelak untuk berbicara di telepon, serta menolak bertemu Chanyeol.

 

From : my xoxo

Berhenti meneleponku Park Chanyeol!

 

Chanyeol menatap sms yang baru saja masuk ke ponselnya, ia tidak bisa tidak tersenyum ketika membaca pesan itu. Ia sungguh menyukai perilaku merajuk kekasihnya.

” Yeol-ah?” Suara ibunya mengalihkan perhatian Chanyeol, kepala wanita tua itu menyembul di balik pintu kamar putih polos milik Chanyeol.

” Masuklah bu..”

Chae Myun menghampiri anaknya, dan duduk di atas tempat tidur.

” Apakah wanita itu benar-benar kekasihmu juga?”

Chanyeol melirik ibunya.

” Kenapa?”

” Hanya saja, kupikir kau hanya berhubungan dengan kekasihmu..”

Chanyeol mendengus.

” Bagus bukan? Ibu tidak perlu khawatir lagi denganku, lagipula, aku akan segera memiliki bayi..” Jawabnya ketus.

” Kau benar-benar ingin menikahi wanita itu?”

Chae Myun menatap anaknya yang masih sibuk dengan ponsel. Chanyeol mengangguk menjawab pertanyaan ibunya.

” Bayi di perutnya, benar-benar anakmu kan?”

Chanyeol berhenti mengetik dan menatap wanita paruh baya di depannya.

” Apakah ibu benar-benar tidak percaya padaku? Karena aku berpacaran dengan seseorang yang tidak bisa memberiku bayi?”

Chae Myun mendengus.

” Tidak, bukan seperti itu.. Tidak apa-apa Chanyeol, ibu hanya terlalu senang mendengar kau akan memiliki seorang bayi laki-laki, dan fakta kau mengencani wanita di saat kau berpacaran dengan kekasihmu..”

” Hanya empat tahun..”

” Eh?”

Chanyeol menatap ibunya.

” Aku hanya akan menikahinya selama empat tahun, ibu dan ayah ingin seorang cucu bukan? Kalian akan segera memilikinya, dalam empat tahun aku akan menceraikan Sybil dan pergi ke New York, aku akan menikahi kekasihku..”

Ibunya membeku mendengar ucapan Chanyeol.

” Apakah kau merencanakan ini dengannya?”

Chanyeol menggeleng.

” Sybil tidak tahu apa-apa, ini rencanaku..”

Ibunya menatap sendu Chanyeol.

” Apakah kau tidak salah mengartikan cinta dengan rasa terima kasih, Yeol-ah?” Ibunya terdiam sebentar, menelan saliva yang terasa pahit ketika mendengar ucapan anak lelakinya tersebut.

” Kau bersama dengannya selama empat tahun, selama itu pula kau di biayai penuh oleh kekasihmu.. Apakah kau tidak salah mengartikan cinta dengan rasa terima kasih?”

Chanyeol tidak berkata apa-apa, hingga pembicaraan berakhir. Ibunya pergi meninggalkan kamar dengan mata yang basah. Pemuda itu menghela, menatap punggung ibunya yang keluar dari kamar.

Ia tidak dapat menjawab.

 

From : my xoxo

Aku akan berangkat ke New York minggu depan. Aku tidak akan datang ke pernikahanmu.. Entah itu empat tahun atau dua tahun, aku tidak bisa menanti selama itu Chanyeol. Kau tahu pepatah ‘cinta ada karena terbiasa’ ? Itu akan benar-benar terjadi padamu dengan wanita tersebut. Aku yakin.

Kemudian, kau akan mencampakanku dan melupakan janjimu setelah empat tahun bersamanya.

 

Lagi-lagi pemuda dengan kuping besar itu menghela membaca pesan yang baru saja sampai di ponselnya..

 

For : my xoxo

Kau tahu aku tidak akan seperti itu, berhentilah merajuk dan temui aku. Aku melakukan ini hanya agar kau diterima dikeluargaku kemudian hari, ayahku menginginkan seorang cucu dan wanita itu bisa memberikannya.

Aku akan menceraikan dia setelah anaknya berusia empat tahun. Kumohon. Mengertilah..

 

Chanyeol memencet tombol send dan menanti jawaban kekasihnya.

Ruang Apartement Sybil sangat sepi ketika Jun Myeon masuk dari pintu depan, gorden-gorden masih di tutup dan gelap mendominasi ruangan tersebut. Beberapa piring kotor bekas semalam Sybil memakan Yangnyeom Tongdak masih berada di meja ruang tamu.

Jun Myeon menghela, berjalan perlahan memasuki ruangan dan membuka seluruh gorden tersebut. Ia menuju kamar Sybil dan menatap wanita itu tengah meringkuk dibalik bed cover tebal. Ia mendekati Sybil yang masih terpejam, menatap lama, menekuri wajah Korea-Amerika wanita tersebut.

” Kau pasti kuat Sybil-ah, aku yakin.. Kau akan melalui hari-hari berat untuk melupakan si brengsek itu.. ” Gumaman itu terdengar pelan, Jun Myeon mengelus wajah Sybil.

Sybil terjaga, keningnya berkerut, mata menyipit karena sinar matahari menerpa wajahnya. Kedua bola mata berwarna biru kehijauan itu berkeliling mencari seseorang, tapi dia hanya sendirian di kamar.

Samar-samar ia mendengar suara pisau beradu dengan talenan kayu dari dapur. Perasaan senang mendadak memasuki hatinya. Apakah itu kekasihnya? Pria itu selalu membuatkan sarapan untuknya dulu, apakah pria itu kembali? Tanpa sadar ia berharap itu adalah ayah dari bayinya, maka dari itu ia turun dari ranjang dan berjalan pelan-pelan menuju pintu.

” Oppa?”

Senyum Sybil memudar ketika ia mendapati Jun Myeon dengan celemek biru langit tengah mencicipi masakan.

” Apakah kau sekarang menghormatiku dengan memanggil Oppa?” Ledek Jun Myeon, Sybil cemberut, ia berjalan menuju kursi kayu meja makan dan duduk disana.

” Apa yang kau lakukan disini Jun-ah?”

Jun menatap terkejut mendengar pertanyaan Sybil.

” Yaaaaa, Jung Sybil begitu dingin terhadapku.. Apakah kau tidak suka aku memasakanmu sarapan?”

Sybil melirik Jun Myeon, berjalan dengan pelan dan memeluk pria itu dari belakang, tersenyum jahil, ia menenggelamkan wajahnya di punggung Jun Myeon yang lebar.

” Terima kasih Jun-ah.. Kau sahabatku yang paling baik..”

Jun Myeon hanya tersenyum sekilas dan mengacak rambut Sybil. Kemudian mereka berjalan menuju meja makan, Jun Myeon membawa mangkuk berisi cream soup serta sepiring roti-roti kering dengan olesan mentega di atasnya itu adalah sarapan kesukaan Sybil setelah donat dan kopi.

” Kau benar-benar akan menikah dengannya?” Jun Myeon membuka pembicaraan, ia menatap Sybil yang tengah mengunyah roti mentega dengan cocolan Cream Soup di hadapannya.

” Iya..”

” Lalu, apa yang kau bicarakan dengan orangtua pria itu seminggu lalu?”

” Jun-ah, namanya Chanyeol.. Kau terus-terusan memanggilnya dengan sebutan ‘pria itu’..” Protes Sybil.

” Oke-oke, Chanyeol.. Jadi, apa yang kau bicarakan dengan orangtua Chanyeol?”

Sybil menenggak segelas susu ibu hamil yang dibuatkan oleh Jun Myeon.

” Sebenarnya, itu hanya ayah Chanyeol. Aku berbicara bersama ayah Chanyeol, ibunya tengah mengunjungi makam kakek Chanyeol untuk memperingati hari kematiannya..”

Jun Myeon mendengus.

” Bisakah kau ke inti cerita, Nona Jungsy?”

” Jadi, ketika ia memasuki ruangan, ayah Chanyeol langsung berbicara dengan panjang lebar. Aku jadi tahu Chanyeol kabur dari rumah dan melepaskan gelar Chaebol serta tinggal bersama kekasih yang selama empat tahun membiayai kuliahnya..”

” Ha? Membiayainya?”

Sybil mengangguk.

” Sepertinya hubungan keluarga mereka tidak baik, ayahnya memasang wajah galak ketika Chanyeol mendadak masuk ke ruang tamu, tapi ia akan memasang wajah lembut ketika berdua denganku.. Aku belum tahu apa alasan Chanyeol meninggalkan rumah..”

Sekarang giliran Jun Myeon yang mengangguk. Sybil menyendok cream soup terakhir ke dalam mulutnya, Jun Myeon kemudian membereskan bekas makan sahabatnya tersebut dan mencuci piring kotor.

” Kau akan memberitahu ayahmu?” Jun Myeon berbicara dengan setengah teriak mengingat kini Sybil sudah berada di ruang tengah menonton Pororo. Mungkin kehamilan mengubah sifat seseorang, entah kenapa Sybil jadi suka menonton film-film kartun.

” Apa kau gila?” Sybil setengah memekik menjawab pertanyaan Jun Myeon.

Jun Myeon menyelesaikan cucian piring dan mendekat ke arah Sybil.

” Kau mengatakan aku gila?”

” Ya, kau gila Jun-ah! Apakah kau pikir ayahku adalah ayah yang normal?”

Jun Myeon duduk di sebelah Sybil.

” Tapi dia ayahmu..”

” Ya ya, kau mengatakannya juga ketika kita bertengkar tentang ‘si pria brengsek’ itu.. Ayahku berada di penjara Jun, dia akan menerima hukuman mati dalam delapan bulan, apa pria tua itu perlu repot-repot mengetahui jika putrinya akan menikah dan tengah hamil?” Sybil berbicara dengan cepat, matanya memerah.

Jun Myeon merutuki dirinya dalam hati. Lagi-lagi ia membuat Sybil marah dan gelisah.

” Baiklah, maafkan aku Sysi-ah.. Ah! Ada apa denganku? Aku selalu membuatmu marah akhir-akhir ini!!” Jun Myeon berteriak frustasi dan tanpa sadar Sybil terkekeh melihat tingkahnya.

” Jun-ah.. Aku akan segera menikah, mungkin, kita tidak akan bisa berbicara seperti ini lagi.. Mungkin aku tidak bisa memelukmu dan bermanja-manja denganmu lagi..”

” Bukannya kau hanya menikah pura-pura dengan pria itu?”

” Tetap saja, apakah Chanyeol akan nyaman jika kau terus duduk seharian di tempatku? Bodoh..”

Jun Myeon menghela.

” Lalu, kapan kau akan menikah dengan pria itu?”

” Chanyeol Jun-ah, namanya Chanyeol.. Dia meneleponku kemarin dan kami janjian untuk bertemu hari ini pukul sepuluh di kantorku..” Jawab Sybil.

” Oke, oke, namanya Chanyeol! Aku akan bersiap-siap berangkat ke Rumah Sakit, apakah kau perlu tumpangan menuju Distrik Jung?” Tanya Jun Myeon kemudian. Sybil menatap perutnya yang kini terlihat bulat dan besar, mungkin akan sangat merepotkan jika ia menyetir sendiri.

” Ya.. Aku ikut denganmu!” Sybil bangun dari duduknya dan berjalan menuju kamar. Bersiap-siap kembali bekerja.

Su Jin dan beberapa pekerja Sybil menatap pria tinggi yang datang dengan kikuk bersama seorang ibu paruh baya.

Sybil terkejut ketika Chanyeol mengatakan jika itu adalah ibunya, Su Jin segera membuatkan teh Earl Grey yang selalu dikeluarkan ketika Ms Shim datang berkunjung ke kantor.

” Apakah ini kantormu sendiri?” Wanita paruh baya tersebut bertanya, menyesap teh dari cangkir porselen dan menatap Sybil yang duduk dengan tidak nyaman di depannya.

” Y-ya.. I-ibu..”

Chae Myun terkekeh mendengar suara gugup Sybil.

” Kau tidak perlu gugup Sybil-ah.. Ibu hanya ingin melihatmu, minggu lalu ayah bercerita dengan penuh semangat pada ibu mengenai dirimu.. Ibu jadi penasaran seperti apa wanita pilihan anak kami hingga membuat ayahnya yang dingin itu terlihat sangat cerah..” Ibu berkata dengan panjang lebar membuat senyum Sybil mengembang. Kemudian, mereka kembali melakukan perbincangan dengan Chanyeol duduk diam mendengarkan.

Sybil memberi tahu Chae Myun jika ia tidak mempunyai anggota keluarga lain selain dua sahabat yang dimilikinya sekarang, nenek dan kakeknya di Korea telah meninggal saat ia berangkat ke London untuk kuliah. Ayahnya —dipenjara— menghilang tanpa jejak, ibunya telah meninggal dan ia tidak mengenal sanak saudara lain.

Chae Myun terkejut mendengarnya, wajah simpati terlihat dan Sybil sedikit terganggu. Chanyeol menangkap ekspresi tersebut, dan refleks menggenggam lembut jemari Sybil. Mencoba menenangkannya.

” Chanyeol sudah menyiapkan seluruh pestanya bukan? Ayah dan ibu fikir, itu akan tepat jika kita lakukan bulan depan.. Bagaimana?”

” Ta-tapi, gaunnya..” Sybil melirik Chanyeol, ia tahu betul Chanyeol belum memilih gaun pengantin. Terakhir kali Chanyeol hanya sibuk memilah-milah Tuxedo.

” Aku sudah memesannya..”

” Eh?” Sybil menatap Chanyeol dengan terkejut.

” Aku sudah memilihkan dan memesan gaun untukmu, kurasa bulan depan kehamilanmu akan masuk 7 bulan kan? Jadi aku memesan gaun mini untukmu.. Kau tidak perlu khawatir..”

Sybil mengangguk kaku mendengar penjelasan Chanyeol. Ia benar-benar tidak mengira jika pemuda itu merencanakan segalanya dengan matang.

” Oh? Mengapa perutmu berbentuk aneh?” Chanyeol bertanya, menunjuk perut Sybil yang terlihat oval dengan bagian sebelah kiri menonjol.

” Ah, sebenarnya sejak kau dan ibu disini, bayiku—maksudku bayi kita tidak berhenti bergerak.. Dan ini menyakitkan..” Ucap Sybil setengah tersenyum, mengelus perutnya.

Chae Myun berdiri, duduk disebelah Sybil. Membuat Sybil kini duduk di antara Chanyeol dan Chae Myun.

” Oh! Apakah kau senang di kunjungi oleh Nenek?”

Chae Myun menyentuh perut besar Sybil dan sebuah perasaan aneh mengalir dari perut menuju dada Sybil, itu berdesir lembut dan gerakan bayinya mulai terasa lagi.

” Aku ingin menyentuhnya..” Chanyeol terlihat bersemangat, menyentuh perut dan merasakan gerakan bayi Sybil.

” Wah! Dia bergerak! Ini luar biasa! Dia benar-benar bergerak! Apakah anak ini benar-benar suka kita mengunjunginya?” Pekik Chanyeol. Chae Myun tertawa.

Sybil menatap kedua orang yang sibuk mengomentari bayinya, perasaan aneh itu kembali menyelusup kedalam hatinya. Sebuah perasaan bahagia yang membuncah, ia senang, sangat senang melihat ekspresi bahagia Chanyeol dan ibunya.

Hanya karena gerakan bayinya kedua orang yang selalu terlihat kaku ketika bersama itu jadi lebih akrab. Chanyeol tertawa lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi. Sybil baru pertama kali begini dekat dengan Chanyeol, ia menatap wajah pemuda itu.

Mata besar, hidung dengan tulang panjang, bibir penuh, dagu bulat. Sybil menyusuri tiap senti wajah Chanyeol.

” Kau mendengarku?” Tanya Chanyeol, mengejutkan Sybil.

” Ah, ada apa?”

” Wah, kau tidak mendengar aku berbicara daritadi?” Protes Chanyeol.

” Apakah sangat menyakitkan? Gerakan bayimu?” Chae Myun terlihat khawatir. Sybil menggeleng.

” Tidak bu, aku sedang fokus merasakan gerakannya saja.. Memang apa yang kalian bicarakan?”

” Bulan lahir bayimu..” Jawab Chae Myun kemudian.

” Oh, dokter bilang aku akan melahirkan di bulan Agustus..”

Chae Myun mengangguk.

” Agustus? Itu kan musim panas, wah, kau memilih bulan yang luar biasa untuk lahir..” Chanyeol berkata sambil menunjuk-nunjuk perut Sybil.

Ibu dan Sybil tertawa melihat sikapnya. Mereka kembali berbicara tentang pernikahan dan beberapa kali mengomentari perut Sybil yang berbentuk aneh karena bayinya terus bergerak. Sybil merasa senang, ia merasa memiliki sebuah keluarga.

——————————————————————————————————————————

PREGNANT AFFAIR

——————————————————————————————————————————

Sebulan benar-benar berlalu dengan sangat cepat, Sybil sendiri lupa bagaimana ia dan Chanyeol harus berkali-kali mondar mandir ke aula yang Chanyeol pesan untuk tempat pesta pernikahan di gelar. Bagaimana ia dan Jun Myeon sibuk mengurus kepindahan Apartementnya, Apartement yang ia tempati hanya memiliki satu kamar dan ibu mertuanya tidak menyetujui hal itu. Baginya, bayi harus tidur terpisah dengan orangtua.

Maka dari itu ia pindah satu lantai dari Apartement lamanya dan menempati Apartement yang hanya berbeda dua kamar dari milik Jun Myeon.

Kemudian, Sybil dan ibu mertuanya juga sibuk memilih barang-barang rumah tangga untuk Apartment barunya tersebut. Barang-barang di Apartement Sybil yang lama hanyalah sewaan, jadi ketika ia pindah itu benar-benar ruangan kosong.

” Apakah kau akan membeli beberapa barang untuk bayimu sekarang? Boxnya? Popok? Baju?” Chae Myun berkata ketika mereka melewati Baby Shop tanpa sengaja, kemudian Sybil terkekeh.

Chanyeol terkejut ketika ia memasuki Apartement yang tengah di renovasi, ia mengoceh pada Sybil dan ibunya karena tanpa bicara terlebih dulu telah mengecat kamar untuk bayi, dan membeli box serta lemari pakaian si kecil. Sybil serta ibu mertuanya tertawa berdua dibelakang Chanyeol.

Ada saatnya Sybil juga harus pergi berduaan dengan Chanyeol, ketika ia mengecek aula pernikahan, memeriksakan bayinya ke dokter, dan membeli cincin pernikahan. Namun, berduaan dengan Chanyeol tidak pernah membuat ia merasa canggung.

Perasaannya ketika bersama Chanyeol terasa sangat akrab, itu sama saja ketika ia pergi berduaan dengan Jun Myeon. Chanyeol pria yang benar-benar baik dengan kepribadian menyenangkan dan supel.

Chanyeol seperti seorang sahabat yang telah bertahun-tahun bersama dengan Sybil, ia dapat menenangkan hati Sybil yang gusar, mungkin Chanyeol adalah orang yang peka dan itu membuat Sybil sangat nyaman.

Mereka berdua pergi ke Rumah Sakit di akhir bulan, mengecek perkembangan bayinya.

” Berat badan anda naik drastis Nyonya, apakah anda sering mengkonsumsi gula?” Tanya Dokter.

” Dia selalu memakan dua galon es krim sehabis makan siang dan sebelum makan malam..” Chanyeol menjawab pertanyaan Dokter, Sybil mengerenyit, Chanyeol menoleh dan berbisik.

” Jun Myeon yang mengatakannya padaku..” Ia terkekeh.

” Sebaiknya anda berhenti mengkonsumsi itu sekarang, berat badan bayi anda sudah berlebih.. Aku takut anda tidak bisa melahirkan dengan normal..”

Sybil dan Chanyeol berpandangan. Dokter kemudian menyarankan Sybil untuk mengkonsumsi buah-buahan untuk camilan, ketika ibu Chanyeol mendengarnya, ia mengirimkan empat kardus buah-buahan ke Apartement Sybil, Jun Myeon berdecak kagum melihat ‘kekuatan’ Park Corps.

” Kenapa kau menyetujui pernikahan ini?” Suatu kali Sybil pernah bertanya karena benar-benar penasaran dengan alasan Chanyeol menyetujui ide gilanya.

” Kupikir kita saling menguntungkan bukan? Kau mendapatkan apa yang kau mau, Akta Kelahiran. Aku akan mencoba menghabiskan waktu empat tahun untuk menunggu kekasihku menyelesaikan Studynya.. Begitu kita ke New York, aku akan segera menceraikanmu dan menikah dengan pacarku..”

Sudut bibir Sybil terangkat.

” Apakah kau sekarang menyetujui ideku untuk menutupi pernikahan kalian nanti?”

Chanyeol menggeleng.

” Aku akan menceraikanmu Sybil-ah, benar-benar menceraikanmu.. Dari awal sudah kubilang kan? Ayah – ibuku hanya ingin seorang cucu, jika aku menikah denganmu, mereka akan mendapatkan apa yang mereka mau. Seorang cucu, bayimu. Lalu, aku akan menikah dengan kekasihku yang tidak bisa memberikanku bayi. Itu tidak akan menjadi masalah untuk orangtuaku jika mereka memiliki bayimu..”

” Apakah maksudmu setelah kita bercerai anakku akan tinggal bersamamu? Bersama kekasihmu?”

” Tidak, tidak, hanya saja bayimu sudah mendapatkan marga Park. Itu berarti dia benar-benar menjadi ahli waris Park Corps, dia akan meneruskan perusahaan setelah aku tua atau sebelum aku tua, dia akan belajar bagaimana meneruskan perusahaan ini seperti aku dulu..”

Sybil mengangguk.

” Wahh, anakku akan benar-benar menjadi orang kaya eoh?”

Chanyeol tertawa.

” Iya, kau mendapat jackpot Sybil-ah!”

Keduanya tertawa kemudian.

” Baiklah, empat tahun pasti tidak akan lama untukmu menunggu dia kan, Park Chanyeol? Apalagi kau akan disibukkan dengan bayi ini..” Sybil menunjuk perutnya.

” Oke, call Sybil-ah!”

Perjanjian itu terucap begitu saja, Sybil tidak merasa terluka dan Chanyeol tidak merasa bersalah. Keduanya bertindak seolah itu sangat normal.

Sybil memberitahu berita pernikahannya pada Hyera yang menjerit terkejut karena tidak menyangka seorang Jung Sybil memikirkan pernikahan.

” Apakah dia pria yang menghamilimu? Wah, dia sangat imut..” Hyera berkata ketika Chanyeol berjalan masuk ke dalam cafe untuk menjemput Sybil pergi menuju Aula pernikahan mereka yang harus di cek dekorasinya. Sybil hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Hyera.

Sebulan berlalu, dan hari ini adalah hari pemberkatan pernikahan mereka. Chanyeol menghampiri Sybil di ruang rias.

” Kau baik-baik saja?” Tanyanya. Sybil menatap pria itu dari cermin dan mengangguk.

Chanyeol menunduk, kemudian berbisik pada Sybil.

” Kau harus memasang wajah penuh kebahagiaan, Oke?”

Sybil terkekeh.

” Seharusnya aku yang berbicara seperti itu..” Ujarnya. Chanyeol tersenyum.

” Apakah kekasihmu datang?” Tanya Sybil kemudian. Chanyeol menggeleng.

” Dia telah pergi ke New York, dia masih marah padaku..”

” Maafkan aku..” Sybil berkata lembut. Chanyeol menepuk pundak wanita itu dan berlalu pergi.

Sybil menatap cermin, ia mengenakan gaun pengantin selutut, dan perutnya terlihat sangat bulat. Ia naik drastis di berat badan, 17kg adalah kenaikan angka luar biasa di bulan 7 kehamilan. Ia mengelus perut dibalik gaun pernikahannya.

Sybil tidak pernah bermimpi menikah di tengah perut yang membesar, terlebih, dengan seseorang yang hanyalah kliennya dahulu. Bahkan pria tersebut tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya serta si bayi.

” Kau siap?” Sebuah pertanyaan mengejutkan Sybil dari lamunan, Ayah Chanyeol duduk di kursi roda dengan jas biru gelap.

” Ah, ayah.. Aku siap..” Sybil tersenyum, berusaha bangun dari duduknya dan mendorong kursi roda pria tua itu.

Sybil mendadak gugup ketika mereka sampai di depan pintu, suara MC terdengar dari dalam.

” Tidak perlu gugup, ayah ada disini..” Pria tua itu berbisik, menggenggam tangan Sybil dengan erat. Sybil tersenyum.

Pintu kayu besar itu terbuka, memperlihatkan orang-orang yang sekarang menatap pada Sybil. Sybil mengeratkan pegangannya pada ayah Chanyeol. Ia jalan perlahan menuju altar dimana Chanyeol dengan senyum —palsu— mengembang, menatap lembut padanya dengan tuxedo berwarna putih selaras gaun yang tengah ia pakai.

Pikiran Sybil melayang, apakah perasaannya akan lebih bahagia jika pria yang tengah menanti di Altar itu adalah kekasihnya? Mendadak hatinya gusar, ia ingin menangis, pernikahan ini seharunya terasa membahagiakan untuk dirinya sendiri. Hamil dan menikah dulu tidak pernah terlintas sedikitpun di pikiran bahkan mimpi-mimpi indahnya. Namun ketika itu menjadi sebuah kenyataan, pria yang menunggunya dengan senyum bukanlah kekasih yang ia cintai dan itu sangat menyakitkan.

Ayah menyerahkan tangan Sybil pada Chanyeol yang meraihnya. Sybil tersenyum di balik kerudung putih.

Dalam lima belas menit pemberkatan itu berakhir, keduanya bertukar cincin, Chanyeol mengecup sekilas bibir Sybil dengan sedikit kaku. Dan mereka menatap para tamu dengan senyum lebar, menunduk.

” Ya, Chanyeol-hyeong.. Kau mendahuluiku mendapatkan bayi?” Tepukan di bahu membuat Chanyeol menoleh dan ia terkejut ketika mendapati teman bisnisnya dari Oh Corps berdiri bersama istrinya —yang juga sepupu chanyeol— Park Minjin.

” Kau hamil Minjin-ah?” Tanya Chanyeol.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Mutianoftri #1
Chapter 17: greget bgt mrka harus nahan perasaan selama itu?, knp harus ktika anak2nya sudah remaja baru baikan ?
Lizzz_14 #2
Chapter 17 : Jujur awalnya aku agak kecewa sama endingnya yg chapter 15, tapi setelah baca ini aku jadi seneng. Sumpah ini ff yg paling paling dahh keren bangett.. Author, I am your fan <3
Sweetstrangerrr #3
Sukaaaa
Vivirakim_94 #4
Chapter 17: Ini gag ada lanjutan nya lagi ya ??????
Vivirakim_94 #5
Chapter 9: Gue jijik .. astaga chanyeol gue dan baekhi.... o.m.g ??????? ampunlahhhh
Vivirakim_94 #6
Chapter 3: Hahhahaa gue ngakak.. andaikan gue sybil yg gampangkan segala urusan. Dy bahkan nurut aku bisa ambil keputusan ceoat pas tau hamil tanpa harus pusing2... ahhh senangnya hdp sprti itu
Vivirakim_94 #7
Baru2 ini gue suka banget sama ceye. Alhasil cari2 ff ceye ☺☺☺
pnltari #8
Chapter 2: Siapa sih ayah bayinya sybil
pnltari #9
Chapter 1: Gak sabar baca next chapter^^
pnltari #10
Ijin baca^^