Chapter 5 - Summer

PREGNANT AFFAIR
Please Subscribe to read the full chapter

Waktu berjalan dengan cepat ketika kau memiliki kegiatan yang padat, Agustus telah datang dan Musim Panas sudah memasuki pertengahan.

Seoul menjadi kota yang sangat panas, membuat orang-orang hampir malas pergi keluar rumah untuk sekedar bekerja atau berbelanja. Mereka kebanyakan mengurung diri di kamar dengan AC atau kipas dan memakan semangka.

Begitu pula dengan Sybil. Sekarang, kehamilannya sudah memasuki 9 bulan, pra-kira kelahiran jatuh pada tanggal 9 bulan Agustus. Perutnya sudah sangat turun kebawah, dan ia benar-benar sudah tidak dapat berjalan jauh.

Di akhir kehamilan, ia tidak memiliki selera makan yang bagus seperti biasanya dan hanya berakhir tidur di ranjang sambil menangis, mengeluh punggungnya yang sakit, kakinya bengkak atau bahkan tidur kurang nyaman akibat kehamilannya.

Keadaan Sybil yang mengkhawatirkan membuat Chanyeol serta Jun Myeon jadi kewalahan. Bahkan, Ibu mertuanya membelikan sebuah kursi roda untuk dipakai Sybil.

” Apakah itu benar-benar tidak nyaman?” Chanyeol bertanya pada Sybil yang tengah memiringkan tubuhnya di atas sofa.

” Sangat, aku sangat tidak bisa bergerak dengan bebas..” Keluh wanita itu. Chanyeol terkekeh. Menyentuh kelopak mata Sybil.

” Berhenti menangis sepanjang malam Sysi-ah, matamu bengkak..”

Keadaan Sybil sedang sangat tidak stabil sekarang. Moodnya naik turun karena keadaan tubuh dan cuaca panas yang membuatnya tidak nyaman.

Chanyeol dan Jun Myeon saling bergantian menjaga Sybil, seperti ketika Chanyeol bertugas keluar negeri selama seminggu, Jun Myeon akan menginap di Apartement tersebut dan menemani Sybil, menjemputnya di kantor, atau ikut berjalan-jalan di taman setiap pagi meskipun ia baru saja selesai melakukan operasi semalaman dan tubuhnya dilanda kecapekan. Begitu juga dengan Chanyeol, meskipun ia berada di tengah rapat, ia akan meninggalkannya hanya untuk menjemput Sybil di kantor ketika Jun Myeon mendadak memiliki operasi di Rumah Sakit.

Tapi, akhir-akhir ini Sybil sedang bersedih itu karena Dokter mengatakan berat bayinya masih berada di angka empat kilogram, dan lahir secara normal sangat tidak di anjurkan. Sybil sangat kecewa ketika mendengarnya, ia benar-benar ingin merasakan kelahiran secara normal.

” Kurasa caesar tidak masalah, benarkan Hyeong?” Tanya Chanyeol pada Jun Myeon.

” Kau benar, Caesar lebih baik, Jungsy-ah..”

Chanyeol dan Jun Myeon mencoba membuat hatinya gembira, berkata semua akan baik-baik saja meskipun ia melahirkan secara caesar.

Kemudian, setiap malam di musim panas, Chanyeol mempunyai rutinitas wajib pada pukul 8. Ia akan mengangkat tubuh Sybil yang sangat berat ke balkon Apartement, menggelar kasur lipat, membawa selimut serta bantal.

Malam di musim panas benar-benar panas, dan Sybil rewel ketika ia berakhir tidur di kamar dengan AC yang menyala. Ia bilang itu terlalu dingin, atau kadang mengomel karena AC tidak terasa dingin.

Sepanjang malam, Chanyeol akan berakhir memijat-mijat lembut punggung Sybil di balkon sambil merasakan angin malam hari Seoul yang menyejukkan dan mendengarkan wanita itu mengoceh tentang klien yang ia benci, sesekali Chanyeol tertawa ketika mendengar cerita wanita itu. Terkadang, Chanyeol juga membawa gitar dan mulai bernyanyi untuk Sybil, bayi Sybil akan bergerak perlahan-lahan di dalam perut ketika mendengar suara berat itu menyanyi dan Chanyeol menyukainya.

Chanyeol juga sudah mulai sibuk mencari nama, bahkan, ia dan ibunya mengunjungi pendeta Choi dan meminta nama-nama baik untuk bayi Sybil. Chanyeol sendiri sudah memiliki 5 nama untuk bayi tersebut, ia mencari beberapa di internet dan di buku ‘Kumpulan Nama-Nama Baik 2014. DIJAMIN!’ yang ia beli beberapa waktu lalu.

” Sysi-ah, dengar, aku mempunyai 5 nama untuk bayimu.. Aku benar-benar berusaha mencari nama ini.. Kau ingin aku menyebutkannya?”

Sybil mengangguk.

” Jung Gi, Chin Hwa, Bon Hwa, Dea Ho, dan Chul Moo.. Bagaimana? Mereka bagus bukan? Arti mereka juga sama bagusnya..” Chanyeol berceloteh dengan riang dan Sybil melempar bantal ke wajahnya. Nama bayi yang susah payah ia cari akhirnya tak satupun dari lima nama itu disukai oleh Sybil.

Hari-hari berlalu. Chanyeol belajar bagaimana menjadi seorang suami dan ayah yang baik di sebuah kelas ibu hamil suatu hari, ia bersama sembilan calon ayah tersebut di berikan pengarahan bagaimana menangani istri dan anak mereka.

Chanyeol juga mulai belajar memberikan botol susu pada bayi (dengan boneka peraga), membuat susu, memandikan, dan menenangkan bayi ketika menangis. Awalnya, ia melakukan dengan setengah hati, ia tidak mengerti mengapa repot-repot mengikuti kelas itu.

Namun, ia bertemu dengan pria-pria baik sesama calon ayah, mereka saling berbicara tentang bagaimana repotnya merawat istri mereka ketika sedang hamil. Chanyeol ikut berbagi kisah tentang ‘Istri’nya yang sangat rewel menjelang kelahiran, Chanyeol merasa ada kecocokan di antara mereka bersembilan dan akhirnya ia dengan senang hati mengikuti kelas tersebut setiap akhir pekan. Terkadang, mereka berakhir mengobrol sambil minum soju membicarakan bagaimana perkembangan bayi mereka.

Dan juga, Chanyeol kini menyukai bagaimana media membicarakannya. Seperti baru-baru ini ketika ia sukses menyelesaikan kerja sama dengan China dan membangun perusahaan BMW disana, beberapa media membicarakan dan memberi julukan padanya, seperti

‘ Calon ayah muda sukses ‘

‘ Suami dan Calon Ayah sukses di usia muda ‘

‘ Anak tunggal Park Corps, pengusaha muda yang sukses di bisnis dan rumah tangga ‘

Dan sebagainya. Ia bangga dengan julukan-julukan tersebut, ia merasa dewasa dan matang.

” Kau narsis yeol-ah, kau narsis!” Sybil melontarkan kalimat itu ketika Chanyeol menunjukkan apa yang media bicarakan tentangnya.

” Ya! Jung Sybil, kau benar-benar iri bukan? Media tidak membicarakanmu kan?”

Kemudian, mereka akan berakhir dengan saling olok dan Chanyeol akan berhenti berbicara ketika sandal Sybil melayang ke wajahnya.

——————————————————————————————————————————

PREGNANT AFFAIR

——————————————————————————————————————————

Hari ini adalah tanggal 8 Agustus, satu hari menjelang persalinan Sybil. Ibu hamil tersebut sudah menyerahkan pekerjaan yang tertunda di kantor Konsultan Fashionnya pada Su Jin dan juga Hyera, ia meminta tolong kedua orang itu untuk menghandle beberapa klien selama ia akan melahirkan.

Chanyeol juga telah mempersiapkan tas besar berisi perlengkapan bayi yang di butuhkan, baju Sybil dan peralatan lainnya di dalam mobil. Ia selalu terbangun ketika mendengar Sybil merintih kesakitan akibat Kontraksi Palsu yang di timbulkan bayinya.

Chanyeol sudah merasa benar-benar siap untuk mengantar Sybil menuju ruang persalinan. Dan, hari ini adalah hari paling mendebarkan karena menurut perkiraan dokter wanita itu akan segera melahirkan esok.

Sybil sedang mondar mandir di dalam rumah ketika Chanyeol baru saja pulang dari kantor. Ia menggeleng pelan dan berjalan menuju dapur, mengambil minum dengan nafas terengah-engah.

” Apakah kau mengalami kontraksi palsu lagi?” Tanya Chanyeol, menuangkan air dari teko ke gelas.

Sybil menoleh padanya.

” Kenapa kau penuh keringat seperti itu?” Sybil malah balik bertanya ketika melihat wajah dan tubuh Chanyeol penuh dengan peluh.

” Kau berlari lagi? Kau berfikir aku melahirkan di rumah dan tidak bisa meneleponmu?”

Chanyeol hanya tersenyum lebar dengan ujung mata berkerut. Sybil menggeleng, pria itu akhir-akhir ini selalu bertingkah aneh.

” Ya, Sysi-ah, aku harus benar-benar sempurna memerankan suamimu. Apakah kau tidak tahu julukanku di media? Pengusaha muda yang sukses di bisnis dan rumah tangga!!!” Chanyeol merentangkan kedua tangannya yang panjang dan setengah berteriak mengucapkan kalimat terakhir.

” Terserah apa katamu, Yeol-ah..” Sybil menatapnya dan berkata dengan datar, kembali mondar-mandir. Chanyeol menatap Sybil. Wanita itu tidak merespon dengan bersemangat seperti biasanya.

” Apakah itu benar-benar menyakitkan?” Ia mendekat.

Sybil mengangguk.

” Sudah 5 menit sekali?”

Sybil menggeleng. Chanyeol menatap wajah wanita itu, rambut panjangnya di ikat asal, keringat mengalir deras di balik baby dollnya. Chanyeol jadi merasa iba melihat Sybil, kemudian ia mengambil tissue dan mengelap keringat wanita itu.

” Kau ingin duduk?” Tanyanya.

” Tidak, ini menyakitkan ketika aku mencoba duduk..”

” Kau ingin minum?” Tanya Chanyeol lagi. Sybil mengangguk cepat. Chanyeol mengambilkan segelas air dingin dan memberikannya pada Sybil.

” Wah, Sysi si beruang laut terlihat kehausan..” Candanya. Sybil hanya mendengus, ia enggan bercanda.

” Kurasa kita harus ke Rumah Sakit sekarang, kau bisa menelepon Jun Myeon?”

” Kenapa? Apakah bayimu sudah keluar? Coba kulihat!” Chanyeol berjongkok di depan Sybil.

” YA! PARK CHAN! AKU SERIUS!” Sybil memekik.

” Baiklah, baiklah, nona tukang suruh! Aku akan menelepon Jun Myeon dan mengatakan kita menuju Rumah Sakitnya sekarang.. Aku kan hanya bercanda agar kau tidak tegang.. Ish..”

Chanyeol menghubungi Jun Myeon, dan keluar Apartement dengan mendorong Sybil di kursi roda. Mereka menuju parkiran dan perlahan mobil BMW putih itu melaju.

” Ini sangat menyakitkan..” Keluh Sybil.

” Apakah kau merasakan kontraksi lagi? Hei, ini sudah 5 menit sekali Sysi-ah! Kau akan melahirkan! Benar-benar melahirkan!”

Sybil merintih, memegangi perutnya, keringat sebesar biji jagung mulai keluar dari dahinya. Ia menarik nafas dan membuangnya cepat.

” Yeol-ah, ini benar-benar menyakitkan, mulas, mulas sekali, benar-benar mulas dan menyakitkan..”

Chanyeol menatap panik Sybil, ia berusaha menambah kecepatan kendaraannya.

” Yeol-ah! YEOL–AAAH! INI MENYAKITKAAAANNN!!” Pekik Sybil lagi.

” YA! JANGAN BERTERIAK! KAU AKAN MEMBUATKU PANIK!” Chanyeol berusaha menenangkan hatinya yang panik dan menatap jalan, memegang stirnya kuat-kuat.

” UH! UH! KURASA AKU AKAN MELAHIRKAN DISINI! UH! UH! YEOL-AAHHH!”

” YA! YA! SYBIL-AH! JANGAN MELAHIRKAN DISINI! KAU AKAN MENGOTORI MOBILKU DENGAN DARAH BAYIMU!”

Dan Sybil menjambak rambut Chanyeol, pemuda itu dengan sukses terkejut, membuat mobil mereka hampir oleng dan tak terkendali.

” SY-SYSI-AH! APA YANG KAU LAKUKAN?! KAU MAU KITA MATI HAHHH?!”

” AH!UH!UH!UH! APAKAH KAU TIDAK BISA MENGEBUT?! MENGAPA RUMAH SAKIT JUN MYEON SANGAT JAUH?!”

Pekikan demi pekikan terdengar dari dalam mobil. Mereka akan tiba setelah lampu merah berikutnya, Chanyeol menatap Sybil yang merintih kesakitan di sebelahnya. Lampu merah masih menyala ketika air mengalir dari kaki Sybil, Chanyeol menatap wanita itu dan perasaannya tidak enak.

” Sy-sy-si-ah.. Apakah kau baru saja buang air kecil? Di mobilku?” Tanyanya.

Sybil menggeleng.

” A-aku ti-dak buang air kecil.. Ke-kenapa?” Ia berkata disela rintihan kesakitannya.

” A-air, air keluar dari leggingmu.. Kurasa kau buang air kecil..” Chanyeol menunjuk air yang menggenang dibawah kaki Sybil. Sybil melihatnya dan menatap Chanyeol horror.

” ITU AIR KETUBAN BODOH! BAYINYA AKAN BENAR-BENAR KELUAR SEKARANG PARK CHANYEOLLLLL!”

Dan Chanyeol mengebut begitu lampu lalu lintas mengizinkannya lewat. Sepuluh menit kemudian mereka sampai ke Rumah Sakit, ayah dan ibu Chanyeol telah di hubungi oleh Jun Myeon, mereka tiba terlebih dahulu disana.

Sybil berbaring di tempat tidur dorong dengan kaki mengangkang, Chanyeol menatap panik wanita itu, ibu dan ayahnya mengikuti dibelakang. Sybil dibawa masuk ke Ruang Persalinan dan Chanyeol serta orangtuanya duduk diam diluar.

Suara rintihan Sybil terdengar sampai keluar, sesekali Chanyeol bangkit dari duduknya, mencoba mengintip ke dalam Ruang Persalinan, namun kembali duduk. Entah mengapa, ia mendadak jadi gugup, ia jadi merasa seperti seorang ayah sungguhan.

Sudah hampir satu jam namun belum terdengar suara bayi, hanya rintihan kesakitan Sybil yang semakin lama semakin menghilang. Chanyeol jadi khawatir ketika Jun Myeon keluar dari dalam ruangan tersebut.

” Sybil melemah, kurasa ia tidak mempunyai tenaga lagi untuk melahirkan secara normal, sedangkan ia harus memerlukan tenaga ekstra ketika mendorong, mengingat bayinya yang besar.. Jadi, sebaiknya keluarga mengizinkan kami melakukan operasi caesar..” Jun Myeon berbicara dengan Intonasi berbeda ketika menjelaskan pada Chanyeol. Chanyeol jadi ragu apakah Jun Myeon ini dan Jun Myeon di rumah adalah orang yang sama.

” Yeol-ah, cepat tanda tangani, bayinya harus segera keluar..” Ibu menyentuh punggung Chanyeol dengan lembut.

Chanyeol menatap selembar kertas persetujuan operasi yang ada di tangan Jun Myeon, ia menimbang-nimbang apakah harus mendatanganinya atau tidak. Dia bukan ayah kandung si bayi, dia juga tidak benar-benar menganggap Sybil adalah istri sahnya. Apakah ia mempunyai wewenang untuk menentukan apa yang harus Sybil jalani sekarang?

” Bukankah Sybil ingin melahirkan secara normal?” Tiba-tiba suara ayahnya menyadarkan lamunan Chanyeol.

” Apakah Sybil benar-benar tidak bisa melahirkan secara normal?” Tanya ayah Chanyeol lagi.

” Kurasa, Sybil sudah di ambang batas kekuatannya tuan..” Jawab Jun Myeon.

” Tapi, dia benar-benar ingin melahirkan secara normal.. Bukankah setiap wanita menginginkannya?” Ucap ayah Chanyeol.

Chanyeol terdiam, mencerna, ia jadi ingat perkataan kesembilan calon ayah di kelas ibu hamil. Istri-istri mereka juga mengatakan hal yang sama, ingin melahirkan secara normal dan merasakan menjadi perempuan sepenuhnya.

” Apakah aku boleh masuk ke dalam?” Tanyanya kemudian.

” Eh?”

” Aku akan masuk ke dalam dan mencoba mendukungnya, jika ia benar-benar tidak sanggup untuk mendorong, aku akan menandatangani surat persetujuan operasi..” Ia berkata demikian dan berlari masuk ke dalam Ruang Persalinan tersebut.

Jun Myeon mengikutinya dari belakang, ayah dan ibu Chanyeol diam mematung kemudian tersenyum.

” Anakmu benar-benar sudah dewasa Chae Myun-ah..” Bisik ayahnya.

Chanyeol menghampiri Sybil yang tengah berbaring dengan kaki mengangkang, wanita itu tidak memakai baju dan hanya ditutupi oleh selimut biru.

” Sysi-ah? Kau baik-baik saja?” Suara berat itu berbisik di telinga Sybil, menggenggam lembut tangan wanita itu.

” Yeol-ah? Yeol?” Sybil berusaha membuka mata, peluhnya bercucuran.

” Kau akan melahirkan normal bukan? Kau sangat menginginkannya..”

Sybil mengangguk lemah.

” Apakah kau haus?” Tanya Chanyeol, wanita itu mengangguk lagi.

” Bisakah aku meminta segelas air?” Ia bertanya pada suster yang segera mengambilkan segelas air untuk Sybil.

” Dengar, kurasa kau benar-benar akan bisa melahirkan dengan normal, Sybil-ah.. Aku yakin.. Apakah kau juga yakin?” Ucap Chanyeol.

Sybil terdiam sesaat, kemudian ia terkekeh pelan dan mengangguk.

” Bagus, bagus sekali Sybil-ah.. Jadi, kau tahu apa yang harus kau lakukan bukan? Kau hanya perlu mendorong dengan kekuatanmu, tidak perlu terburu-buru, oke?” Chanyeol berkata.

Jun Myeon menatap adegan tersebut dari tempatnya, menatap bagaimana Chanyeol menyentuh bahu telanjang Sybil dengan tangannya, bagaimana pria itu menggenggam tangan mungil Sybil, bagaimana ia berbisik dengan kata-kata menguatkannya pada wanita itu. Mendadak hatinya keruh, sesuatu yang tidak biasa merasuki perasaannya.

” Uh! Uh! Uuuh!” Suara Sybil menyadarkan Jun Myeon, ia mendekati Sybil dan mengecek apakah bayinya sudah hampir keluar.

” Sybil-ah, kurasa kau akan bisa melahirkan dengan normal, penurunan kepala bayimu sudah mantap, ini tidak akan berlangsung lama.. Bayimu akan keluar sebentar lagi.. Tidak perlu mendorong jika bayimu tidak mengajak, kau harus mengirit tenagamu..” Jun Myeon berbicara dibalik tirai yang memotong di atas tempat tidur.

Chanyeol bergegas menyetel ponselnya untuk merekam, meminta salah satu perawat untuk membuat video karena ayah atau ibunya pasti menginginkan momen-momen indah tersebut.

” Baik Sybil, kurasa kau siap untuk mendorong, 1, 2, 3! DORONG!” Jun Myeon berbicara dan Sybil mulai mengejan, jemarinya memerah karena mencengkram jemari Chanyeol kuat-kuat, matanya menutup, mulutnya terus membuang dan menarik nafas dengan cepat.

Chanyeol terus menerus berbicara tanpa henti di samping Sybil, menguatkan wanita itu jika ia akan bisa melakukannya, melahirkan secara normal seperti yang ia dambakan. Dengan sisa-sisa tenaganya Sybil berusaha dengan keras, keras dan sangat keras, lima belas menit berlalu dan suara jerit tangis seorang bayi terdengar nyaring hingga keluar ruangan.

” Cucuku lahir! Cucuku lahir!!” Ayah Chanyeol memekik dilorong Rumah Sakit, istrinya tersenyum dan menitikkan airmata sedikit.

” Bayi Chanyeol lahir, bayinya lahir..” Bisik wanita paruh baya tersebut.

Chanyeol ternganga ketika Jun Myeon membawa bayi itu kehadapannya.

” Selamat Sybil, bayimu laki-laki dan ia sempurna..”

Jun Myeon menyimpan bayi itu di dada telanjang Sybil, bayi merah itu masih menangis dan mencari-cari dimana puting Sybil berada. Sybil kini menangis, dan Chanyeol membeku di tempat.

Ia tidak percaya telah benar-benar menemani Sybil melahirkan! Itu bayi Sybil, bayi yang selalu bergerak ketika mendengar ia bernyanyi, bayi yang bergerak dengan agresif ketika ia dan ibunya pertama kali datang menemui Sybil, bayi yang selalu bangun pukul 1 malam untuk meminta Yangnyeom Tongdak. Chanyeol terus menatap bayi itu, ia menjadi ayah bukan? Meskipun itu bukan anak biologisnya, namun ia benar-benar telah menjadi ayah..

” Yeol-ah.. Terima kasih..” Sybil berbicara kemudian, Chanyeol menatapnya, menemukan wajah wanita itu penuh airmata dan keringat. Perasaan haru menyelimuti Chanyeol.

Apakah ini perasaan seorang ayah? Perasaan seorang suami? Chanyeol benar-benar mendapatkan pengalaman baru, sangat baru dan luar biasa. Tanpa sadar ia mendekati Sybil, mengelus lembut rambut wanita itu dan menatap bayi laki-laki yang tengah menyusu di dada Sybil.

” Sysi-ah..”

” Hm?”

” Kurasa aku mendapatkan inspirasi nama untuk bayimu.. Kau mau dengar?” Suara berat itu terdengar lembut.

” Kuharap itu bukan Dae Ho atau Bol Hwa..” Ledek Sybil.

” Bon Hwa..” Chanyeol membenarkan.

” Apapun itu..”

” Sysi-ah, kau melahirkan di saat hari benar-benar panas, keringat bercucuran dan itu melelahkan.. Ini tanggal 8 bukan? Awal Agustus yang sangat panaaaas..”

” Lalu?” Sybil bertanya.

” Sysi-ah, bagaimana kalo aku menamakannya Yeoreum..?”

” Yeoreum?”

” Um, Yeoreum.. Summer.. Musim panas, Yeoreum..”

Sybil kemudian terkekeh, ” Apakah namanya tidak terdengar seperti perempuan?”

” Tidak, lalu akan ada dua Yeol di dalam rumah..” Ucap Chanyeol dan tersenyum lebar menatap bayi laki-laki itu.

” Baiklah, call! Selamat datang, Park Yeoreum..” Sybil berkata.

” Selamat datang! Park Yeoreum..!” Chanyeol ikut berkata.

” Beratnya 4.1kg, panjangnya 54cm, lingkar dada 38cm, lingkar kepala 34cm.. Lahir 9.30 PM, Park Yeoreum..” Ibu Chanyeol membaca tag di box bayi Yeoreum.

” Wah, 54cm.. Ia sangat panjang bukan untuk ukuran bayi?” Ayah Chanyeol mengomentari.

” Ya, itu benar-benar panjang untuk ukuran bayi baru lahir. Apakah karena ayah dan ibunya tinggi?” Jun Myeon berkomentar. Ayah dan ibu Chanyeol menatap bayi laki-laki dengan pipi super gembul yang tengah tertidur.

” Apakah ia mirip ibunya? Wajah Chanyeol tidak berada disana..” Ujar Ayah Chanyeol.

” Yeobo, dia masih bayi, dia belum mirip siapa-siapa ketika usia segini…” Istrinya menimpali.

Jun Myeon menatap bayi laki-laki di depannya, lekat-lekat. Mata, alis, hidung, bibir. Ia mengambil ponsel dan mengambil satu foto Yeoreum. Ia memandang lama bayi tersebut.

” Kau akan membuat bayi Sybil ketakutan jika menatap seperti itu..” Chanyeol berkata, sedikit mengejutkan Jun Myeon.

” Berhenti mengatakan anakmu dengan ‘bayi Sybil’ Yeol-ah!” Ibunya berkata.

Chanyeol baru menyadarinya dan terkekeh.

Chanyeol dan Jun Myeon duduk jauh dari ayah serta ibunya. Mereka menyesap kopi. Menunggui seseorang melahirkan ternyata sangat melelahkan.

” Darimana kau bisa bersikap seperti itu?” Jun Myeon membuka pembicaraan.

” Hm? Apa?”

” Membisikkan kata-kata penguat untuk Sybil..” Ujar Jun Myeon lagi.

Chanyeol tertawa.

” Kau tahu? Sybil mendaftarkan dirinya dikelas ibu hamil setiap akhir pekan, ia memiliki tiga kali pertemuan selama sebulan dan itu berlangsung kurang lebih satu jam.. Setelah ia selesai, ada kelas khusus para ayah disana..”

Jun Myeon melirik Chanyeol.

” Jadi, kau belajar disana?”

Chanyeol mengangguk.

” Aku belajar banyak disana, bagaimana menenangkan bayi, termasuk mendukung ketika istriku melahirkan..”

” Istri palsu..”

” Tapi

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Mutianoftri #1
Chapter 17: greget bgt mrka harus nahan perasaan selama itu?, knp harus ktika anak2nya sudah remaja baru baikan ?
Lizzz_14 #2
Chapter 17 : Jujur awalnya aku agak kecewa sama endingnya yg chapter 15, tapi setelah baca ini aku jadi seneng. Sumpah ini ff yg paling paling dahh keren bangett.. Author, I am your fan <3
Sweetstrangerrr #3
Sukaaaa
Vivirakim_94 #4
Chapter 17: Ini gag ada lanjutan nya lagi ya ??????
Vivirakim_94 #5
Chapter 9: Gue jijik .. astaga chanyeol gue dan baekhi.... o.m.g ??????? ampunlahhhh
Vivirakim_94 #6
Chapter 3: Hahhahaa gue ngakak.. andaikan gue sybil yg gampangkan segala urusan. Dy bahkan nurut aku bisa ambil keputusan ceoat pas tau hamil tanpa harus pusing2... ahhh senangnya hdp sprti itu
Vivirakim_94 #7
Baru2 ini gue suka banget sama ceye. Alhasil cari2 ff ceye ☺☺☺
pnltari #8
Chapter 2: Siapa sih ayah bayinya sybil
pnltari #9
Chapter 1: Gak sabar baca next chapter^^
pnltari #10
Ijin baca^^