Tearsforfearsobia
Lost In Your Love
Please Subscribe to read the full chapter
Ran pulang ke rumah dengan perasaan kesal dengan apa yang Luhan cuba buat padanya . "Dia ingat aku ni takde maruah ke apa hah?", Ran mencampak begnya di atas sofa dan meneguk air kosong . Nafasnya turun naik menahan marah yang terlampau .
Namun , dia mengambil nafas dan menenangkan perasaannya . Ran menggeleng kepala , "Tak. Luhan tu nothing dalam kehidupan aku ....", Dia mengambil keputusan untuk tidak memikirkan tentang itu lagi . Dia membuka ikatan rambutnya, membiarkan rambutnya terlepas . Jam dijelingnya , sudah hampir pukul 4 . Pukul 5 Chanyeol pasti pulang . Segera dia menukar pakaian dan berlalu ke dapur untuk menyiapkan makanan suaminya . Bila teringat Chanyeol , dia pasti akan tersenyum dan dapat melupakan segala masalahnya .
(-------------------------------------------------------)
Ran yang tertidur di atas meja makan kerana kepenatan memasak . Dia terjaga sebaik dia terdengar bunyi lori sampah mengutip sampah di depan rumah . Dia terpisat-pisat bangun dan memandang sekeliling . "Hah? Dah pukul 7?", Terbuntang matanya melihat jam sudah menganjak ke pukul 7 malam . Suasana dirumah 2 tingkat itu gelap dan sunyi .
Segera Ran menghidupkan lampu dan serta merta ruang tamu menjadi terang benderang . Ran blank . Dia memandang makanan yang sudah sejuk , dia mengeluh kecewa . "Eodiya? Kenapa Chanyeol tak balik lagi?", Bisiknya sendiri , dia mencapai telefon rumahnya dan mendail nombor Chanyeol namun belum sempat menekan butang 'Call' , sebuah kereta memarking di hadapan rumahnya .
Ran mengukir senyuman , Ya itu kereta Chanyeol . Segera dia berlari ke pintu dengan apron yang masih dipakainya . "Oppa....", Ran memanggilnya sebaik sahaja Chanyeol sedang menanggal kasutnya . Namun Chanyeol hanya membisu , selesai menanggalkan kasutnya , dia masuk ke dalam tanpa mempedulikan Ran. Ran terpinga-pinga dengan sikap Chanyeol itu , kenapa dia terasa dingin ?
Jihui meletakkan high heelsnya dan masuk ke dalam setelah melemparkan senyuman manis kepada Ran . Ran membalasnya dengan kelat . Gadis itu terus mendekati Chanyeol yang sedang membuka tali lehernya di hadapan cermin besar ruang tamu . "Chanyeol , biar saya tolong", Ran berdiri di hadapan Chanyeol dan memegang tali lehernya namun tak disangkan , Chanyeol menepis tangan Ran . "Takpe. Saya boleh buat sendiri", Balas Chanyeol dingin , dia sedikit pun tak memandang wajah Ran dan leka membuka tali lehernya . Ran terkedu namun dia tetap mengukir senyuman nipis . Dia cuba untuk bersangka baik bahawa Chanyeol mungkin mempunyai masalah dipejabat .
"Nanti lepas awak habis tukar baju, kita makan sama-sama eh? Saya dah masak makanan kesukaan awak", Ran terus berlari anak ke meja dan mengangkat semula lauk-lauk itu untuk dipanaskan di ketuhar . Chanyeol tak balas apa-apa lalu naik ke bilik mereka . Ran tergamam dengan layanan Chanyeol hari ini . Dia terus memanaskan lauk tanpa berfikir banyak , dia harus berfikiran positif . Walaupun hatinya agak terusik dengan layanan Chanyeol itu , namun dia sudah berjanji utk sentiasa kuat . Yang dia mampu adalah tersenyum walaupun Cha
Namun , dia mengambil nafas dan menenangkan perasaannya . Ran menggeleng kepala , "Tak. Luhan tu nothing dalam kehidupan aku ....", Dia mengambil keputusan untuk tidak memikirkan tentang itu lagi . Dia membuka ikatan rambutnya, membiarkan rambutnya terlepas . Jam dijelingnya , sudah hampir pukul 4 . Pukul 5 Chanyeol pasti pulang . Segera dia menukar pakaian dan berlalu ke dapur untuk menyiapkan makanan suaminya . Bila teringat Chanyeol , dia pasti akan tersenyum dan dapat melupakan segala masalahnya .
(-------------------------------------------------------)
Ran yang tertidur di atas meja makan kerana kepenatan memasak . Dia terjaga sebaik dia terdengar bunyi lori sampah mengutip sampah di depan rumah . Dia terpisat-pisat bangun dan memandang sekeliling . "Hah? Dah pukul 7?", Terbuntang matanya melihat jam sudah menganjak ke pukul 7 malam . Suasana dirumah 2 tingkat itu gelap dan sunyi .
Segera Ran menghidupkan lampu dan serta merta ruang tamu menjadi terang benderang . Ran blank . Dia memandang makanan yang sudah sejuk , dia mengeluh kecewa . "Eodiya? Kenapa Chanyeol tak balik lagi?", Bisiknya sendiri , dia mencapai telefon rumahnya dan mendail nombor Chanyeol namun belum sempat menekan butang 'Call' , sebuah kereta memarking di hadapan rumahnya .
Ran mengukir senyuman , Ya itu kereta Chanyeol . Segera dia berlari ke pintu dengan apron yang masih dipakainya . "Oppa....", Ran memanggilnya sebaik sahaja Chanyeol sedang menanggal kasutnya . Namun Chanyeol hanya membisu , selesai menanggalkan kasutnya , dia masuk ke dalam tanpa mempedulikan Ran. Ran terpinga-pinga dengan sikap Chanyeol itu , kenapa dia terasa dingin ?
Jihui meletakkan high heelsnya dan masuk ke dalam setelah melemparkan senyuman manis kepada Ran . Ran membalasnya dengan kelat . Gadis itu terus mendekati Chanyeol yang sedang membuka tali lehernya di hadapan cermin besar ruang tamu . "Chanyeol , biar saya tolong", Ran berdiri di hadapan Chanyeol dan memegang tali lehernya namun tak disangkan , Chanyeol menepis tangan Ran . "Takpe. Saya boleh buat sendiri", Balas Chanyeol dingin , dia sedikit pun tak memandang wajah Ran dan leka membuka tali lehernya . Ran terkedu namun dia tetap mengukir senyuman nipis . Dia cuba untuk bersangka baik bahawa Chanyeol mungkin mempunyai masalah dipejabat .
"Nanti lepas awak habis tukar baju, kita makan sama-sama eh? Saya dah masak makanan kesukaan awak", Ran terus berlari anak ke meja dan mengangkat semula lauk-lauk itu untuk dipanaskan di ketuhar . Chanyeol tak balas apa-apa lalu naik ke bilik mereka . Ran tergamam dengan layanan Chanyeol hari ini . Dia terus memanaskan lauk tanpa berfikir banyak , dia harus berfikiran positif . Walaupun hatinya agak terusik dengan layanan Chanyeol itu , namun dia sudah berjanji utk sentiasa kuat . Yang dia mampu adalah tersenyum walaupun Cha
Please Subscribe to read the full chapter
Comments