Shadow Warrior Ch 23
Shadow WarriorShadow Warrior
. Penjelasan: Kelihatannya banyak yang bingung mengenai waktu 7 hari. Saat berjanji kepada Sungmin sampai Jenderal Agma menyerang (malam ke malam) itu 1 hari. Lalu bersama Heechul 3 hari. Saat Kyuhyun (malam hari) kembali ke istana gerbang selatan, itu sudah hari ke-4 dari yang ia janjikan. Karena itu Kyuhyun menyebutkan bahwa ia hanya memiliki waktu 3 hari untuk mencari Kristal yang tersisa sebelum mengembalikan posisinya kepada Sungmin. Semoga penjelasan ini bermanfaat. Terima kasih J . .CHAPTER 23
.Flashback
Pagi ini bukan giliran Eunhyuk bertugas mengawasi istana gerbang selatan yang didiami Kyuhyun. Karena itu ia pergi mengunjungi rumahnya dengan membawa beberapa kue juga bunga kesukaan ibunya. Namun rumah itu tampak kosong.
“Eomma?”
Eunhyuk meletakkan semua bawaannya ke atas meja, memeriksa ruangan satu demi satu. Namun sosok wanita yang dicintainya itu tidak ada. Ia mengerutkan kening ketika tanda-tanda rumah itu dihunipun tidak terlihat. Semua masih seperti terakhir kali ia meninggalkannya.
“Bukankah tadi malam semua wanita dan anak-anak sudah diungsikan oleh Jeonha?” gumam Eunhyuk sambil memeriksa rumah sekali lagi. Sang ibu jelas tidak kembali ke rumah. “Jangan-jangan eomma ikut ke tempat yang ditunjuk oleh Direktur Kim. Ah, tidak mungkin. Eomma pasti memilih kembali ke sini daripada ke tempat lain.”
Eunhyuk bergulat dengan berbagai kemungkinan yang muncul, sampai akhirnya ia memutuskan membawa semua bawaannya tadi dan kembali ke istana gerbang selatan. Meski mustahil sang ibu berada di sana, tetapi itu adalah tempat terakhir ibunya seharusnya berada.
Ia terkejut sekaligus heran karena ibunya benar-benar berada di dapur istana gerbang selatan. Wajah ibunya tampak keruh dan matanya memerah seperti habis menangis meski tangannya sibuk menyiapkan makan siang bersama para prajurit yang kini bertugas di dapur menggantikan para pelayan wanita.
Eunhyuk bersiul dari tempatnya bersembunyi, siulan khusus yang diketahui sang ibu. Sejak dulu Il Kook melarang mereka menghampiri ibunya yang bekerja sebagai pelayan dapur istana gerbang selatan. Meski begitu, ia dan Donghae tetap mencuri datang dan memberi tahu ibunya siulan rahasia yang mereka ciptakan. Seperti biasa, sang ibu langsung berpamitan kepada yang lain dan beranjak keluar. Tempat pertemuan akan ditentukan oleh ibunya. Mereka baru muncul setelah ibunya berhenti melangkah.
Saat ini ibunya berhenti di sebuah pohon yang cukup rindang, lalu memandang sekeliling. Eunhyuk tersenyum ketika memunculkan dirinya. Ia mengangsurkan kue dan bunga yang dibawanya semenjak tadi.
“Eomma, aku mencarimu di rumah. Bukankah seharusnya eomma meninggalkan tempat ini seperti yang lain?”
“Eomma tidak bisa pergi, Eunhyukie.” Sang ibu tersenyum lembut sambil mencium bunga yang diterimanya. “Gomawo ne. Sekarang, sebaiknya kau kembali dan beristirahat.”
Eunhyuk menggeleng. “Aku akan kembali bersama eomma. Eomma tidak boleh berada di sini. Situasinya sangat berbahaya.”
“Eomma tidak bisa…” Wanita itu meremas jubahnya dengan gelisah, membuat Eunhyuk memicingkan matanya.
“Tidak mungkin tidak bisa. Jeonha memerintahkan semua wa…”
“Eomma tidak mau!”
Suara keras itu menyentak Eunhyuk. Ia tidak pernah mendengar ibunya bersuara dengan keras. Melihat mimik Eunhyuk, ibunya tampak bersalah.
“Pulanglah, Eunhyukie. Eomma akan baik-baik saja di sini.”
“Tidak!” Kali ini Eunhyuk tidak mau mengalah.
“Eunhyukie…”
“Eomma, ada apa sebenarnya? Semua wanita dan anak-anak sudah mengungsi, tetapi kenapa eomma bertahan di sini? Tidak mau? Eomma bukan tidak bisa tetapi tidak mau? Apa alasan eomma bertahan? Apa yang tidak aku ketahui? Dan kenapa…dan kenapa eomma tampak begitu sedih?”
Sang ibu membalikkan tubuh membelakangi Eunhyuk. Sikap tubuhnya benar-benar terlihat gelisah sekarang. “Pulanglah, Eunhyukie…,” gumam ibunya dengan suara lirih. “Eomma…eomma ingin berada di sini…”
“Keadaan di sini sangat berbahaya. Kami semua sedang bersiaga!” Sesuatu terlintas di benak Eunhyuk, membuatnya menepukkan tangannya. “Apakah eomma mencemaskan Donghae? Tenang saja. Aku dan Appa bergantian mengawasinya.”
“Ya…kau benar. Eomma mencemaskan Donghae. Karena itu…karena itu eomma tidak bisa pergi…”
“Ah, ternyata begitu.” Eunhyuk tertawa lega. “Ayo, eomma, kita pulang. Kami akan mengunjungi eomma jika keadaan sudah aman.”
Eunhyuk mencoba menarik tangan ibunya, namun wanita itu bertahan dan menggelengkan kepala.
“Eomma, kau hanya membuat kami cemas jika berada di sini! Eomma sudah puluhan tahun menjadi istri appa. Eomma pasti tahu lebih baik jika eomma berada di tempat yang aman bukan? Itu akan membuat kami bisa berjuang dengan tenang.”
“Biarkan eomma di sini, Eunhyukie.”
Air mata yang mengalir di wajah ibunya membuat Eunhyuk terhenyak. “Eomma…?”
“Eomma ingin berada di sini. Meski sedikit, meski tidak terlihat, setidaknya eomma merasa melakukan sesuatu untuknya. Dia…dia baru saja terluka dan…dan katanya kondisinya cukup parah. Eomma ingin berada di sini untuknya… Biarkan eomma di sini, Eunhyukie.”
Kini ibunya benar-benar menangis. Ia menarik tangan yang digenggam Eunhyuk, lalu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
“Eomma…?” Hati Eunhyuk berdesir. “Siapa yang eomma bicarakan?”
Ketika ibunya tidak juga menjawab dan hanya menangis semakin keras, Eunhyuk dengan cemas meletakkan kedua tangan di bahu ibunya dan mengguncangnya.
“Siapa yang kau tangisi, eomma? Tidak mungkin Donghae…itu tidak cocok dengan kata-kata eomma tadi. Terluka? Sakit? Apakah Jeonha? Eomma, jawab aku, eomma!”
Sang ibu menggelengkan kepala masih dengan tangan menutupi wajahnya, dan tangisannya semakin keras. Eunhyuk tanpa sadar mempererat cengkeramannya sehingga ibunya tersentak oleh rasa sakit di bahunya. Eunhyuk langsung melepaskan tangannya dengan wajah bersalah.
“Baiklah…” Kedua bahu Eunhyuk turun. Ia merasa menemui jalan buntu. “Kalau eomma tidak mau menceritakannya, aku akan bertanya kepada Appa. Ini ada hubungannya dengan Appa bukan? Ia pasti mengetahuinya, karena itu mengijinkan eomma bekerja di sini saat eomma tidak perlu melakukannya….”
“Eunhyukie!”
Eunhyuk tidak menghiraukan panggilan ibunya. Ia terus berjalan meski lagkahnya begitu pendek dan lambat. Ia tahu ibunya akan memilih memberitahunya daripada membiarkan ia bertanya. Karena itu, ketika sang ibu menarik tangannya, ia tersenyum penuh kemenangan.
“Kyuhyunie…. Eomma tidak ingin meninggalkan uri Kyuhyunie….”
Senyum Eunhyuk menghilang. Ia memandang ibunya seakan kata-kata itu begitu aneh. Namun ibunya memandang balik sambil menghembuskan napas panjang, mencoba menenangkan dirinya.
“Kyuh…maksud eomma….Jeonha…. Jeonha adalah adik bungsumu, Eunhyukie.”
Kalau saja bukan ibunya yang mengatakannya, Eunhyuk akan menganggap semua itu omong kosong. Kedua lututnya terasa lemas. Ia nyaris jatuh jika saja ibunya tidak menangkap lengannya dan menahannya.
“Maafkan eomma, Eunhyukie. Eomma tidak bermaksud membohongimu, tetapi inilah yang sudah disepakati oleh kami berdua, untuk merahasiakan keberadaannya dari semua orang.”
“Jadi, cerita tentang Jeoha itu semua bohong…?” Eunhyuk bertanya dengan pikiran begitu penuh. Semua terasa membingungkan untuknya.
“Tidak. Itu sebuah kebenaran. Namun Jeoha dan pengawal setianya, keduanya adalah adikmu, itu juga sebuah kebenaran.”
Eunhyuk tidak bisa menahan tubuhnya lagi. Ia jatuh berlutut di tanah, membawa serta ibunya yang kini menangis memeluknya.
“Maafkan eomma, Eunhyukie. Eomma hanya ingin melihatnya sesekali, menyajikan masakan eomma untuknya, melihat ia tumbuh… Maafkan eomma yang egois meninggalkan kalian untuk bekerja di sini. Jeongmal mianhe…”
Eunhyuk tidak bisa berkata apa-apa. Ia memeluk ibunya dengan erat, mendengarkan semua kisah yang dituturkan sang ibu dengan perasaan bercampur aduk.
.
.
“Berhenti!”
Seruan itu tidak keras, tetapi mengandung tekanan yang kuat dan membuat langkah Eunhyuk berhenti. Ia menoleh dari balik bahunya
Comments