Shadow Warrior Ch 24
Shadow Warrior
Please Subscribe to read the full chapter
Shadow Warrior
CHAPTER 24
.
“Apa permintaan ketiga?” Ulang Kyuhyun kesekian kalinya malam itu. Ia sudah memutuskan jika sekali lagi Eunhyuk tidak menjawab, ia akan memaksanya. Mereka sudah keluar dari café dan berjalan tak tentu arah selama satu jam.
“Kita duduk di sana saja.”
“Duduk? Lagi?”
Eunhyuk mengabaikan protes Kyuhyun dan menjatuhkan badannya ke salah satu bangku taman. Taman itu masih gelap meski tanda-tanda matahari akan terbit mulai terlihat. Ia menepuk area kosong di sisinya, memberi isyarat agar Kyuhyun duduk.
“Katakan sekarang atau…”
“Panggil burung-burung itu untukku.”
Eunhyuk mengatakan itu dengan bisikan yang sangat halus, sehingga Kyuhyun tidak bisa mendengarnya dengan jelas.
“Panggil burung-burung itu untukku.”
Eunhyuk mengulangi perkataannya dengan bisikan yang sama halusnya, namun lebih lambat sehingga Kyuhyun bisa menebak yang tak terdengar lewat gerakan bibirnya.
Kedua alis Kyuhyun bertaut. Belum sempat ia mengatakan sesuatu, Eunhyuk menarik tangannya dengan keras sehingga mau tak mau Kyuhyun terduduk di sisinya. Tangan Eunhyuk merangkul bahunya dengan sedikit tekanan, dan berbisik: “Jangan berbicara dengan keras dan menoleh ke manapun kecuali ke arahku, Jeonha. Aku tidak ingin orang itu melihat ekspresi wajahmu apalagi mendengar kata-katamu.”
“Orang yang mengikuti kita sejak keluar istana?” Tanya Kyuhyun dengan suara berbisik yang sama halusnya.
Kali ini Eunhyuk yang terlihat kaget, namun ia mengembalikan ketenangannya dengan cepat. “Jeonha tahu?”
“Tentu saja.” Kyuhyun menghela napas panjang. “Dan lepaskan tanganmu dari bahuku, Eunhyuk sshi.”
“Oh, maaf.” Eunhyuk menarik kembali tangannya dengan wajah memerah. Ia meringis salah tingkah. “Aku terlalu lancang bukan?”
“Syukurlah kau sadar. Jika ajussi melihatnya, aku tidak tahu hukuman apa yang akan dia jatuhkan untukmu.”
“Jangan katakan hukuman pancung!” Eunhyuk tanpa sadar memegang lehernya dengan ekspresi ketakutan. “Atau… jangan-jangan hukuman gantung? Cambuk? Atau…”
Mata Eunhyuk melebar ketika Kyuhyun menyemburkan tawanya. Ia menunggu dengan sabar sampai tawa itu mereda sebelum Kyuhyun menatapnya dengan ekspresi geli.
“Kau terlalu banyak menonton drama joseon. Kami tidak melakukan hal-hal semacam itu. Kami adalah guardian, bukan penguasa kerajaan.”
“Ah, syukurlah.”
Kyuhyun kembali tertawa saat Eunhyuk menyandarkan punggungnya dengan lega.
“Dan jangan berharap aku akan mengikuti apa yang kau inginkan, Eunhyuk sshi.”
Nada dingin dalam suara itu membuat Eunhyuk menoleh. Ia bertatapan dengan mata Kyuhyun yang berubah menjadi tajam, sama seperti saat pertama mereka bertemu. Namun bukan kehampaan yang ada di sana, melainkan kepedihan.
“Aku tidak ingin ada yang berkorban lagi untukku. Tidak seorangpun.”
“Apa maksudmu, Jeonha?”
“Jangan berlagak bodoh!”
Suara Kyuhyun tidak lagi berbisik seperti percakapan mereka sebelumnya, membuat Eunhyuk menutup mulutnya sendiri dengan ketakutan. Ia memerlukan segenap kekuatannya untuk mencegah dirinya melirik ke sosok yang selama ini menguntit mereka.
“Kau pikir aku tidak tahu tujuanmu berpura-pura bisa memanggil burung?!”
“Jeonha!” Eunhyuk pucat pasi.
“Ya, aku juga penasaran siapa orang yang memanggil burung-burung itu untuk menolongku, Eunhyuk sshi. Aku pikir kau lah orangnya, karena itu aku mau mengikuti ajakanmu. Tetapi semua percakapan kita tadi….” Kyuhyun berdiri sambil membuat ekspresi jijik. “Kau palsu… Kau berharap aku akan menarikmu masuk ke Istana sehingga bisa menikmati semua kemewahan dan kehormatan yang ada? Jangan bermmpi! Kau… kau tidak lebih dari penipu yang berusaha menjadi seorang raja!”
Eunhyuk hanya bisa menatap Kyuhyun dengan mata terbelalak dan mulut terbuka lebar. Ia bahkan tidak bisa mengatakan apapun sampai sosok Kyuhyun berbalik pergi setelah melempar sekali lagi tatapan jijik ke arahnya.
Saat semua perasaan kaget itu hilang, Eunhyuk teringat kepada sosok di belakang mereka. Namun sosok itu sudah tidak ada. Sepertinya kata-kata Kyuhyun sudah mengenai sasaran. Bahu Eunhyuk mengempis. Ia merasa gagal.
“Aku tidak ingin ada yang berkorban lagi untukku. Tidak seorangpun.”
Kata-kata Kyuhyun terngiang di telinganya, membuat Eunhyuk tak bisa menahan air matanya. Kyuhyun paboya… Hyung tidak ingin kehilanganmu lagi. Hyung hanya ingin kau tetap hidup sampai keluarga kita bisa bersatu seperti semula, Kyuhyunie…
Eunhyuk tersenyum miris ketika salju pertama turun. Keindahan itu justru membuat perasaannya semakin sedih.
.
.
“Salju pertama…” Dayang Jung membuka jendela lebih lebar, tersenyum menatap butiran putih yang turun dengan lembut. “Tidak terasa, sudah dua belas tahun sejak malam itu…”
Pikiran Dayang Jung melayang jauh ke belakang…
Dua belas tahun yang lalu…
Salju pertama turun dengan indahnya di Istana Gerbang Selatan. Ia tengah bersiap untuk kembali ke rumahnya malam itu untuk menemani kedua anaknya yang seharian ditinggal bekerja. Bukan hal yang ideal untuk keluarganya, namun ia bersyukur suaminya bisa mengerti tentang perasaannya untuk berada di sekitar Kyuhyun, meski harus menyamar sebagai seorang dayang.
Tiba-tiba perasaan tidak enak menerpa Dayang Jung ketika ia menatap bangunan utama seperti yang
Please Subscribe to read the full chapter
Comments