Shadow Warrior Ch 4

Shadow Warrior
Please Subscribe to read the full chapter
Shadow Warrior Chapter 4

.

Note:

Kyuhyun 17 th

Siwon dan Zhoumi 23 th

Shindong 49 th

Kangin 38 th

Sungmin 20 tahun

Yesung 24 tahun

. Beberapa hari sebelumnya….. “Heaaa!!! Heaaa!!! Heaaa!!!” Sungmin menebas semua tamasseu yang muncul di sekitarnya. Meski suasana halaman belakang itu hanya diterangi sinar bulan dan beberapa lampu taman, ia bisa melihat dengan jelas. Begitu terkena pedang, musuh-musuh dalam bentuk hologram 3D itu lenyap tak berbekas. Sungmin menurunkan pedangnya setelah tammaseu terakhir berhasil ia musnahkan. “Jeonha, kau sangat hebat!” Bersamaan dengan pujian itu, suasana di sekitar Sungmin berubah menjadi sebuah aula besar yang berfungsi sebagai ruang visual. Di sana, Sungmin bisa berlatih seakan-akan menghadapi musuh yang sebenarnya. Ada berbagai arena dan situasi yang tersedia. Namja itu baru saja mencoba arena terbaru yang dikirim oleh Direktur Kim. “Tetap di sana, Yesungie. Aku belum selesai berlatih,” cetus Sungmin kepada Yesung, orang yang selama ini bertanggungjawab untuk mengasuh dan mengurusnya. Di mana ada Sungmin, di sana pula ada Yesung. Setidaknya itulah yang Yesung harapkan. Yesung membungkukkan sedikit tubuhnya pertanda ia mengerti, kemudian berdiri di salah satu sudut ruangan. Sungmin kali ini menghunus pedang yang tergantung di pinggangnya, tidak lagi menggunakan pedang simulasi. “Hidupkan fungsi ruang dimensi. Naikkan kekuatan pelindung hingga maksimal.” Sungmin memberi perintah suara. Ia menunggu hingga beberapa menit sambil melemaskan pergelangan tangannya. “Fungsi ruang dimensi siap.” Terdengar suara digital, memberitahu bahwa Sungmin sudah bisa memulai latihan yang ia inginkan. Sungmin membuka kedua kakinya selebar bahu dan menggenggam pedang di depan tubuh dengan kedua tangannya. Ia melakukan beberapa gerakan dasar sebelum menekan jari tengah dan telunjuknya pada bilah pedang. Pedang itu kini terselimuti oleh api. Sungmin memutar pedangnya hingga kobaran api semakin besar sebelum mulai menebas dengan kuat ke arah dinding kosong. Ia kemudian melompat dan membuat tanda silang dengan pedang itu. Udara yang tadi ditebasnya meninggalkan kobaran api berbentuk silang yang tingginya sejajar dengan Sungmin. Setelah memindahkan pedang ke tangan kiri, Sungmin mendorong kobaran api itu dengan tenaga yang keluar dari telapak tangan kanannya. Kobaran api berbentuk silang tadi menghantam dinding, menimbulkan ledakan dan meninggalkan bekas tanda silang yang sangat besar. “Mulai penghitungan kekuatan,” perintah Sungmin. “Kekuatan tebasan pedang naik 20% dari latihan terakhir. Kekuatan fire wall meningkat 40% dari latihan terakhir.” Suara digital memberikan laporan. “Cukup untuk hari ini.” Sungmin tersenyum puas. Aula berubah kembali seperti semula. Bekas tanda silang yang tadipun lenyap. Seorang pelayan yang bersama Yesung bergegas mendekat. Pelayan itu mengangsurkan nampan berisi beberapa cangkir teh. Sungmin sudah meminum dua cangkir berturut-turut ketika Yesung menghampirinya dengan wajah senang. “Jeonha, kemajuanmu sangat pesat!” “Ini berkat ruang visual yang direktur Kim buat. Semua kondisi pertarungan sangat nyata. Aku jadi bisa berlatih dengan baik dan berusaha meningkatkan kekuatan Jujak yang aku miliki.” Sungmin berjalan menuju bangunan utama. Yesung mengiringinya sambil sesekali memberi perintah kepada para pelayan yang mereka lewati. Di pintu depan, dua orang pengawal menunduk memberi hormat saat mereka lewat. Sungmin terus berjalan menyusuri pintu-pintu, dimana para penjaga dengan sigap membukakan pintu untuknya sebelum ia tiba. Di dalam kamarnya yang besar, Yesung memerintahkan dua orang pelayan melepas pakaian Sungmin yang sudah basah oleh keringat akibat berlatih. Sementara kedua orang pelayan itu membersihkan peluhnya dengan handuk lembab, Sungmin berbicara tentang banyak hal dengan Yesung. Ia sama sekali tidak terganggu ketika kedua pelayan tadi juga memakaikannya sokgui (jubah bagian dalam) dan jeogori (jubah bagian luar) ke tubuhnya. “Siapkan heukhwa(sepatu bot tradisional) dan gat (topi) untukku.” Yesung mengerutkan kening mendengar perintah Sungmin. “Jeonha, kau akan ke sana lagi?” “Tentu saja.” Sungmin membenarkan letak topi yang dipakaikan kepadanya. “Aku tidak ingin membuatnya kesepian.” “Tapi, Jeonha, kau melakukannya setiap hari! Selama sebelas tahun!” “Biar aku pakai sendiri,” cegah Sungmin. Diambilnya sepasang heukhwa hitam itu dari tangan pelayan dan mulai memakainya. Setelah mematut dirinya sejenak di kaca, Sungmin berjalan ke luar. Yesung bergegas menjajarinya. Sama seperti tadi, para penjaga dengan sigap membukakan pintu untuk Sungmin. “Jeonha, sebaiknya kau hentikan kebiasaan ini!” protes Yesung begitu tiba di istal kuda milik Sungmin. Ia menggeleng ketika Sungmin justru meminta kudanya disiapkan. Namun begitu Sungmin duduk di atas pelana, Yesung menahan tali kekang kuda putih itu. “Jeonha, sejak awal, jika menyangkut dia, Jeonha tidak mau mendengarkan apapun yang aku katakan. Dia membawa pengaruh buruk buat….” “Yesungie, aku berangkat. Jangan mengikutiku.” Sungmin tersenyum manis melihat wajah masam Yesung. “Buatkan aku makan malam yang enak, arra. Aku baru saja meminta ini.” Mata Yesung terbeliak melihat bungkusan besar yang Sungmin bawa. “I…itu makan malam kita. Jeonha!” Sungmin tertawa lebar. Dihentakkannya kakinya ke perut sang kuda putih, memberi perintah untuk segera melaju. Yesung hanya bisa berteriak kesal ketika Sungmin pergi dari hadapannya, meninggalkan debu yang membuat ia terbatuk-batuk sejenak. . . Ketika tiba di sebuah bukit kecil yang terdapat di belakang bangunan utama miliknya, Sungmin melambatkan laju kuda hingga akhirnya berhenti di dekat sebuah gundukan tanah yang berhias sebilah papan kayu sederhana. Namja itu melompat dari punggung kuda dengan gerakan yang begitu ringan sambil membawa makan malam yang diambilnya dari dapur. Wajahnya sangat cerah ketika melihat kayu nisan itu, seakan ia melihat wajah seseorang yang sangat disayanginya. “Kyuhyunie, hari ini hyung bawakan jjangmyeon kesukaanmu, juga beberapa makanan lain. Kita makan bersama, arra?” Sungmin merapikan bagian depan makam yang sudah diberi sebuah meja kecil olehnya. Dengan telaten ia menyusun jesasang (*makanan persembahan untuk makam) menurut urutan yang seharusnya. Di bagian paling dekat nisan, ia meletakkan sumpit dan semangkuk tteokguk. Dibukanya penutup mangkuk dengan hati-hati. Uap panas masih terlihat jelas. “Sekarang makin sulit menyiapkan semua ini untukmu. Yesungie mulai terang-terangan melarangku. Hyung terpaksa meminta bantuan pelayan di dapur untuk menyiapkan semua ini.” Sungmin kini menyusun jjangmyeon di baris kedua. Ia memandang kayu nisan sambil tersenyum cerah. “Kau harus makan yang banyak, arra? Hyung bawakan jjangmyeon porsi besar. Jangan khawatir, meski Yesungie melarangku, hyung akan mengunjungimu setiap hari.” Di baris ketiga, Sungmin meletakkan sup Baechu-doenjangguk dan sup Soegogi-muguk. “Kau makan yang Soegogi-muguk saja. Hyung tahu kau tidak menyukai sup sayuran. Jadi kau makan yang sup daging, arra?” Sungmin terdiam sejenak, seakan menunggu kayu nisan itu menyahutinya. Kini wajah tampan itu terlihat sedih. “Hyung sungguh merindukanmu, Kyuhyunie…. Kenapa kalian semua meninggalkanku seorang diri? Seandainya saat itu aku sudah besar, aku pasti bisa melindungimu. Kadang hyung berpikir, untuk apa berlatih sekuat tenaga, jika orang yang ingin aku lindungi sudah tidak ada. Hyung sungguh menyesal…..” Hidung namja itu memerah menahan tangis yang tersimpan di hatinya. Ingatannya kembali pada kejadian 11 tahun yang lalu..... <<<<<< Sungmin baru saja terlelap ketika terdengar keributan di sekitarnya. Suara jeritan terdengar di mana-mana. Ia juga mendengar suara denting pedang yang begitu ramai, seperti terjadi pertarungan besar-besaran. Bocah yang baru berusia 9 tahun itu mengerjapkan mata dengan bingung. Samar-samar ia mencium bau darah dan kayu yang terbakar. “Jeonha! Cepat kita pergi!” Yesung, anak ajudan sang appa, melesat masuk ke dalam kamar dengan wajah tegang. Yesung berusia 4 tahun lebih tua darinya. Karena mereka dekat, maka Yesung juga dipercaya untuk menjadi pengasuhnya. “Api sudah membakar beberapa bangunan! Hanya masalah waktu tempat ini terbakar. Appa menyuruhku membawamu bersembunyi. Cepat!” Yesung menarik Sungmin yang masih kebingungan. Mereka berdua berlari melewati bagian-bagian bangunan utama. Beberapa sosok menyeramkan berhasil masuk, namun para penjaga bertempur menahan mereka. Yesung terus menarik Sungmin hingga tiba di sebuah ruangan yang belum pernah Sungmin lihat sebelumnya. Ruangan sang Appa. Sungmin menurut ketika Yesung mengajaknya masuk ke ruangan itu. Di bagian belakang meja besar, terdapat sebuah sekat yang dihiasi lukisan burung api Jujak. Di belakang sekat itu terdapat dua buah daun pintu yang tertutup rapat, diikat oleh tali merah. “Kita akan bersembunyi di sana?” “Itu tipuan. Kita akan bersembunyi di sini.” Yesung membuka lembaran lantai kayu yang berada tepat di dekat pintu yang mereka lewati sebelumnya. “Niga Appa berpendapat, musuh akan mengitari seisi ruangan begitu memasuki tempat ini. Yang mereka lupa adalah melihat lantai pertama yang mereka injak. Masuklah!” Sungmin memandang lubang yang terdapat di lantai. Terlihat tangga  menuju ke bawah. Tanpa berkata apapun, Yesung menarik Sungmin untuk menuruni tangga bersama-sama. Setelah kaki mereka menginjak lantai, Yesung berjalan menyusuri dinding, mencari lampu tempel yang dikatakan sang Appa. Selama bertahun-tahun, appa Yesung mengajarinya tentang tempat rahasia itu. Ketika berhasil menemukan lampu yang dicarinya, Yesung segera menyalakan lampu itu menggunakan pemantik yang sudah disediakan di dekatnya. Wajah Sungmin yang terlihat lega membuat Yesung tersenyum. “Diamlah di sini, aku akan menutup kembali lantai tadi. Setelah itu, aku akan menemanimu, arra?” Sungmin mengamati Yesung yang menaiki tangga untuk menarik lantai tadi agar tertutup seperti semula. “Di luar tadi… Apa yang terjadi?” tanya Sungmin. Yesung menghampiri dengan wajah muram. “Jenderal Agma dan ratusan gaekgwi terkuat menyerang tempat ini…. Jadi atas perintah Appa, aku diminta menyembunyikanmu.” “Jenderal Agma?” Wajah Sungmin berubah pucat. Ia sudah diceritakan tentang sosok itu oleh Leeteuk, gurunya, bahwa Jenderal Agma adalah pembunuh Hankyung, appa Sungmin. Leeteuk juga pernah menjelaskan bahwa karena Hankyung sudah tiada, Sungmin mewarisi posisi s
Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ROLEMODEL #1
THIS IS AMAZING ^^
nuryanidewi123 #2
Chapter 25: sungmin akhirnya tau apa yg dilakukan kyuhyun selama 4 hari ini dan

akhirnya kyuhyun bisa merasakan bagaimna suasana sekolah dn teman yg menyenangkan seperti changmin.

eunhyuk dalam bahaya...
apa yg mengikuti nya dan kyuhyun kemarin adalah jendral agma atau hanya anak buah nya...
semoga ada yg menolong eunhyuk.
kyuhyun sudh mengetahui siapa keluarga yg sebenarnya jgn sampai dia kehilangan anggot keluarga nya lagi. sedih rasanya....

ditunggu lanjutan nya ya
dan makasih sudah update...
nuryanidewi123 #3
Chapter 23: kyuhyun cepat lah sadar karena kekuatan yg kau miliki lrbih besar dari jujak yg asli...
nuryanidewi123 #4
Chapter 22: euhnyuk berusaha menjadi hyung yg baik bagi kyuhyun...
lalu siapa yv mengukuti kyuhyun dan euhyuk ya.. apa dia sosok yg jahat...
lanjut
nuryanidewi123 #5
Chapter 21: donghae hehehe dia benar2 lucu sedih aja makan nya banyak banget hehehehe
membayangkan kyuhyun dengan heechul aja seperti kakak dan adik yg berdebat hehehe...

heechul kenapa ga diceplosin aja siaoa kyuhyun dan donghae sebenarnya aku kan jg penasaran heheheh
nuryanidewi123 #6
Chapter 20: ngakak jg pas donghae bilang dia tidak dalam pengaruh anak buah jendral agma,dia melakukan nya dgn sadar hehehehe...

kyuhyun adalah salah satu dari guardian....
guardian yg kelima dan kyuhyun tidak menyadari nya...
kenapa jg pas kepala pendeta bilang guardian terakhir bisa berbicara dgn binatang kyu udh kabur aja...

suka oas kyuhyun dan heechul mereka musuh tp seperti bukan musub saja...
lanjut ya
nuryanidewi123 #7
Chapter 16: sepertinya rahasia siapa kyuhyun sedikit terbuka.apa mungkin guardian yg kelima adalah kyuhyun...
karena kepala kuil bilang klo guardian yg terakhir jg unik karena dja bisa berbicara dengan binatang,kyuhyun bisa berbicara dengan binatang kan ketika dia melarikan diri...

hendry kenapa jahat banget meracuni kyuhyun dan membuat kyuhyun tersiksa karena kekuatan nya sendiri...

donghae jg kenpa dia jg bisa terpengaruh oleh anak buah jendral agma semoga kyuhyun akan baik2 saja
lanjut ya
nuryanidewi123 #8
Chapter 15: kyuhyun siapa sebenarnya dia ya...
apa dia benar demon atau sesuatu yg lebih lebih daripada jujak...
donghae kenapa dengan dia apa dia sudah terhasut oleh salah satu anak buah jendral agma... lanjut ya
nuryanidewi123 #9
Chapter 14: Lucu pas kibum yg penasaran kenapa kyuhyun bisa mendengar percakapan mereka sedang dia sedang bertarung hehehe...
penasaran banget siapa kyuhyun sebenarnya apa dia lebih spesial dibanding dengan guardian jujak itu sendiri..
menyembunyikan matahari dengan matahari lain nya...
binggung jd nya...
lanjut ya
nuryanidewi123 #10
Chapter 13: aku cengo baca nya kalo kyuhyun ga tau jalan pulang ke rumah hehehee.. kibum,donghae dan para pengawal semoga mereka cepat menemukan kyuhyun dan menolong nya...
lanjut ya