Shadow Warrior Ch 7

Shadow Warrior
Please Subscribe to read the full chapter

 

  Shadow Warrior Chapter 7

 

Laboratorium itu sangat luas untuk dihuni seorang diri jika saja tak ada berbagai macam peralatan yang berguna untuk penelitian di dalamnya. Kibum tidak keberatan dengan semua itu, karena di sinilah surga baginya, di mana ia bisa meneliti berbagai macam hal yang menarik perhatiannya. Hanya yang menarik perhatiannya. Direktur Kim tahu percuma saja meminta Kibum meneliti sesuatu yang tidak ia sukai. Ia hanya meneliti dan membuat semua hal yang ia sukai.

Hampir semua.

Wajah yang sebenarnya manis namun dingin itu terlihat merengut untuk beberapa saat.

Dua tahun lalu seseorang menerobos masuk ke surganya yang tenang tanpa permisi, hal terlarang yang bahkan tidak dilakukan oleh Direktur Kim. Penerobos itu dengan tenangnya mengitari laboratorium setelah memberi salam, tidak mempedulikan pandangan tidak suka yang ia lontarkan sejelas mungkin. Juga tidak memikirkan mengapa Kibum tidak membalas sapaannya.

“Laboratorium yang bagus.”

Pujian itu tidak membuat Kibum berubah. Ia tetap mempertahankan sikapnya semula, namun diam-diam matanya mulai mengamati sosok yang mengotori wilayah kekuasaannya. Meski terlihat begitu tenang ditambah gaya pakaiannya yang sangat resmi, Kibum berani bertaruh sosok itu lebih muda darinya. Usianya kira-kira 15 tahun. Kibum sendiri berusia 16 tahun belum lama ini.

Direktur Kim merekrutnya sebelum Kibum menamatkan kuliah di usia 12 tahun. Semua biaya penelitiannya dibayar penuh. Di saat mahasiswa yang lain sibuk mencari lowongan setelah lulus, Kibum melenggang dengan pasti ke perusahaan pengawalan dan keamanan milik Direktur Kim.

Empat tahun berada di perusahaan ini membuatnya tahu sosok yang sekarang berdiri di depannya memiliki kekuasaan khusus sehingga bisa melewati penjagaan ketat yang selalu siaga 24 jam  menjaga semua jalur ke laboratoriumnya.

“Kamu tidak menyukai kedatanganku?”

Pertanyaan yang lugas itu membuat Kibum terkejut. Ia kini benar-benar memandang wajah di hadapannya. Raut wajah itu tampak tenang, berbanding terbalik dengan kata-katanya. Tak ada rasa kesal atas sikap yang Kibum tunjukan. Tak ada perasaan tersinggung karena Kibum tidak menyambut sosoknya yang –seharusnya- berkuasa.

“Apakah jawabanku penting?”

“Sama sekali tidak.”

Lagi-lagi jawaban tajam yang dilontarkan dengan sikap tenang itu membuat Kibum terhenyak.

“Kita tidak peduli satu sama lain. Itu bukan masalah. Tapi aku suka semua hasil penelitianmu. Kita akan bekerja sama dengan baik.”

“Aku tidak suka meneliti yang tidak aku sukai!” tegas Kibum.

“Itu juga bukan masalah. Aku akan membuatmu menyukai apa yang aku inginkan.”

Senyum menyeringai yang muncul di wajah itu membuat Kibum tanpa sadar menggumamkan kata ‘evil’ dengan keras. Dan ketika seringaian itu semakin lebar setelah mendengar kata-katanya, Kibum yakin dugaannya benar.

Sosok itu benar-benar penjelmaan evil paling mengerikan yang pernah dibayangkan oleh Kibum. Dengan wajah tampan kekanak-kanakan dikombinasi sepasang mata hitam yang tampak begitu kelam dan dingin, tak seorangpun tahu jalan pikiran sosok yang kemudian dikenal Kibum sebagai Kyuhyun. Meski begitu, Kyuhyun benar-benar bisa membuatnya menyukai apapun yang Kyuhyun inginkan. Kibum merasa dirinya seperti dihipnotis sehingga semua kata-kata Kyuhyun adalah napas baginya, yang ia ambil begitu saja tanpa berpikir panjang, seakan-akan Kibum tak bisa hidup jika menolaknya.

Sama seperti benda yang satu ini.  

Kibum kembali dari lamunannya. Ia mengambil sebuah pulpen berbahan stainless yang ada di meja kerjanya, memeriksa untuk kesekian kali, memastikan semua dalam keadaan yang ia inginkan, tepatnya seperti yang Kyuhyun inginkan.

Tiba-tiba pintu laboratorium terbuka.

“Bagaimana kabar kelincimu?”

Kibum menatap sosok yang dua tahun ini selalu menerobos tempatnya tanpa permisi dengan kening berkerut. Aku kalang kabut membereskan alat ini setelah dia menelepon setengah jam yang lalu, dan yang dia tanyakan adalah kelinciku?!

Dua sosok tinggi menjulang yang mengiringi di belakang Kyuhyun membuat Kibum langsung maklum mengapa Kyuhyun bertanya hal lain. Namun kehadiran orang asing membuatnya merasa tidak nyaman.

“Siapa mereka, Kyuhyun sshi?”

Pertanyaan Kibum langsung dibalas oleh Zhoumi dan Siwon dengan senyum lebar, namun Kibum tidak tersenyum sedikitpun.

“Siwon imnida dan di sebelahku ini na….”

“Aku tidak bertanya pada kalian!” Kibum melemparkan pandangan tajam yang membuat Kibum dan Zhoumi terdiam seketika. “Kyuhyun sshi, mereka….”

“Mereka pengawal yang menjagaku. Tapi sebenarnya aku yang menjaga mereka.” Kyuhyun menghampiri kandang kelinci yang terdapat di salah satu sisi ruangan. Ia mengerutkan kening melihat sisa makanan tersisa di sana. “Kau memberi mereka wortel?”

“Percobaan waktu itu tidak memperoleh hasil yang memuaskan.” Kibum mendekat. Ia mengambil sebidang papan berisi catatan penelitian, lalu menyerahkannya kepada Kyuhyun. “Selama sebulan aku membiasakan mereka untuk memakan rumput laut. Kau tahu maksudku. Aku pikir rumput laut jauh lebih bagus daripada rumput biasa, jika dilihat dari kandungan gizinya. Tapi ternyata setelah diberi makan selama sebulan….”

“Aku baru mendengar kelinci diberi makan rumput laut,” gumam Zhoumi dengan wajah tercengang.

“Jeonha, aku tahu niat namja ini baik. Tetapi, bisakah kita membiarkan kelinci makan makanannya yang biasa?”

“TIDAK BISA!”

Zhoumi dan Siwon terhenyak oleh hardikan Kibum. Peneliti muda itu menampakkan rasa tidak senangnya dengan jelas. Ia memandang Kyuhyun dengan wajah merah padam.

“Kyuhyun sshi, apakah mereka ini benar-benar pengawal? Tidakkah mereka diajarkan untuk berdiri tenang di belakang seakan mereka berada di dunia yang terpisah dari kita? Don't look, don't ask, and don't talk! Mereka hanya menjaga kita; Tidak berhubungan dengan kita!”

Ketika Kyuhyun memandang keduanya, Zhoumi dan Siwon hanya bisa berdiam diri, siap mendapat teguran dari Kyuhyun karena sudah mempermalukannya di depan orang lain.

“Mereka berbeda, Kibum sshi.” Keduanya tertegun saat Kyuhyun hanya tersenyum tipis. “Kalian berdua berjaga di luar pintu saja. Takkan ada apa-apa di sini.”

Kalimat pembelaan Kyuhyun yang singkat, memukul keduanya dengan telak melebihi kalimat teguran apapun. Karena itu Zhoumi dan Siwon keluar dari laboratorium tanpa membantah sama sekali.

“Aku tidak akan berbicara apapun lagi ketika ada orang lain.” Siwon tertunduk dengan wajah mengernyit. Melihat orang lain menegur Kyuhyun karena sikapnya, sedangkan Kyuhyun sama sekali tidak menyangkal, membuat perasaannya sangat sakit. “Don't look, don't ask, and don't talk… Apakah itu sebuah keharusan?”

Zhoumi memandang Siwon dan mengangguk. “Kau lebih banyak di pengawalan situasi genting seperti perang dan penyelamatan sandera eoh? Untuk pengawalan pribadi memang benar yang dikatakannya… Apapun yang klien kita perbuat selama dalam pengawalan kita, kita tak boleh ikut campur. Tugas kita hanya mengawal mereka, tidak lebih, dan tidak kurang.”

“Itu menyedihkan… Aku tidak bisa membayangkan harus berdiam diri saja di dekat Jeonha.”

“Bukankah Jeonha sudah mengatakan bahwa kita berbeda?”

“Itu tidak membuat perasaanku lebih baik. Di depan orang lain, aku akan mencoba menjaga mulutku.”

“Kita akan saling mengingatkan,” hibur Zhoumi meski perasaannya tidak berbeda jauh dengan Siwon.

Siwon mengangguk pelan. Mereka berdiri di sisi kiri dan kanan pintu dengan diam, tidak ada lagi gurauan seperti biasa. Keduanya sibuk merenungkan kata-kata yang baru saja dilontarkan Kibum.

.

.

Di dalam laboratorium, Kyuhyun masih menunggu Kibum menerangkan alasannya membatalkan penelitian; Ide penelitian yang dikeluarkan Kibum sendiri tanpa campur tangan siapapun.

“Tidak ada perubahan yang  nyata setelah mereka mengkonsumsi rumput laut.” Kibum melanjutkan keterangannya. “Karena biaya mendapatkan rumput laut jauh lebih tinggi dari rumput biasa maupun wortel, aku rasa lebih baik mereka makan seperti biasa.”

Kyuhyun tersenyum lebar melihat Kibum tampak sangat kecewa. “Direktur Kim lebih suka kau meneliti yang berhubungan dengan perusahaan ini. Jangan meneliti makanan kelinci.”

Kibum tidak menjawab. Ia mengangsurkan pulpen yang sedari tadi dipegangnya.

“Ini neuralyzer yang kupesan? Bentuk pulpen lagi?” Kyuhyun meraih pulpen itu dan mengamatinya.

“Kau tidak cocok membawa tongkat tumpul ke mana-mana seperti di film MIB, Kyuhyun sshi.” Kibum meringis. “Sebaiknya kau tidak menonton film sci fi. Itu akan menambah pekerjaanku.”

“Tapi kau juga menyukainya bukan? Merasa senang ketika berhasil membuatnya?”

Kibum menghembuskan napas dengan keras ketika tidak berhasil menyanggah kata-kata Kyuhyun. Baginya, ide Kyuhyun selalu menarik, dan Kyuhyun selalu bisa membuatnya tertantang untuk mencoba membuatnya. Hal itu lebih menarik lagi karena Kyuhyun memintanya meneliti secara diam-diam, tanpa sepengetahuan siapapun termasuk Direktur Kim.

“Neuralyzer ini sudah dicoba?”

“Sejujurnya aku belum pernah menggunakan hal ini kepada manusia.” Kibum mengambil pulpen berukuran sekitar 15 cm itu. Ia menunjuk ke bagian tangkai pulpen dan menekannya. Seketika itu juga setengah bagian pulpen terangkat ke atas, menunjukkan bagian dalam yang lebih ramping. Ada 3 gerigi yang tersusun rapi di sana dan sebuah layar digital kecil. “Tekan tangkainya untuk menggunakan. Setelah bagian dalam tampak, tunggu hingga bagian itu menyala hijau, yang berarti alat dalam keadaan siap. Tentukan rentang waktu  yang ingin kau hilangkan dari ingatan mereka. Silinder paling atas adalah satuan menit. Hanya tersedia 15, 30, 45, dan 60 menit. Silinder di bagian tengah adalah satuan jam; 3, 6, 9, dan 12 jam.”

“Silinder paling bawah untuk hari?”

“Tepat. Digital paling bawah lagi, berfungsi untuk mengatur tahun. Otomatis dimunculkan tahun saat ini. Kau bisa memundurkannya dengan menekan tombol di sisi kiri layar. Setelah semua sesuai dengan yang kau inginkan, tekan tombol ini untuk mengaktifkannya.” Kibum menunjuk tombol di bagian atas layar digital. “Jangan gunakan hitungan hari dan tahun. Alat ini belum selesai. Aku hanya bisa menjamin pada hitungan jam dan menit.”

“Pengaturannya harus dilakukan dengan cepat agar tidak dicurigai,” gumam Kyuhyun.

“Alat ini baru dicoba untuk menghilangkan dan mengembalikan ingatan pada tikus. Aku berusaha sebisa mungkin meniru kemampuan alat fiksi di MIB, di mana impuls elektronik pada otak diisolasi dengan kilatan cahaya. Kau punya waktu 40 detik untuk menanamkan ingatan baru di tempat yang diinginkan. Kita bisa membentuk memori, menghapus memori itu, dan kita bisa mengaktifkannya kembali sesuka hati, dengan menerapkan stimulus yang selektif untuk memperkuat atau melemahkan hubungan sinaptik. Tapi tidak bisa dihindari jika rangsangan tertentu akan membuat mereka mengalami déjà vu.”

“Alat ini untuk memperlemah bukan?”

“Sesuai permintaanmu, Kyuhyun sshi. Untuk memperlemah.” Kibum tersenyum puas. “Alat ini melemahkan koneksi sinaptik, bisa menanamkan ingatan baru di tempat yang diinginkan. Aku rasa alat ini akan sangat berguna untuk penderita gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Kita bisa membuat mereka melupakan kejadian buruk, dan kembali hidup normal tanpa dihantui kenangan itu.”

“Kau bilang sudah berhasil melakukan yang sebaliknya juga.”

“Aku selalu meneliti secara dua arah.” Kibum tersenyum. “Beta amiloid peptida pada otak penderita Alzheimer melemahkan koneksi sinaptik. Dengan alat yang berfungsi sebaliknya, yaitu memperkuat koneksi sinaptik, maka kita bisa memiliki kemungkinan baru untuk pengobatan Alzheimer.”

Kyuhyun meraih pulpen itu dan menyentuh tiap gerigi, namun tidak memutarnya sedikitpun.

Berapa lama waktu yang kuperlukan untuk mendapatkan kedua kristal lainnya?

Kibum tak dapat menahan rasa penasarannya lebih lama lagi, rasa yang ia tahan berbulan-bulan sejak Kyuhyun memintanya membuat alat itu. Kibum mengamati Kyuhyun yang masih saja terdiam memperhatikan deretan angka-angka penunjuk menit, jam, juga nama-nama hari yang terdapat di sana. “Sebenarnya kau ingin melakukan apa dengan alat ini? Pasti tidak seperti yang aku sebutkan tadi.”

Kyuhyun menatap Kibum dengan wajah tanpa ekspresi, sebelum akhirnya mengangguk. “Aku hanya tertarik dengan alat ini, aku pikir suatu hari nanti aku akan membutuhkannya. Tidak kusangka aku memerlukannya hari ini.”

Kibum mengerutkan kening.

“Kibum sshi, sebentar lagi akan ada pertandingan antara aku dan Sungmin sshi. Sebagai salah satu orang yang dipercaya Direktur Kim, kau pasti mengetahuinya.”

Kibum mengangguk.

“Apapun hasil pertandingan itu, aku ingin menghapus ingatan semua yang melihat.”

“Mwo?” Kibum menggelengkan kepalanya dengan kuat. “Apa kau tahu Direktur Kim mengundang banyak orang? Juga media?”

Kali ini Kyuhyun yang terkejut. “Aku pikir hanya orang dalam yang diundang.”

“Entahlah, yang aku tahu, beberapa media penting diundang sebagai saksi.”

Kyuhyun berjalan beberapa langkah menjauh, berusaha berpikir cepat untuk mengatasi keadaan yang di luar dugaannya.

“Kibum sshi, apakah alat ini bisa mempengaruhi banyak orang di dalam aula besar?”

“Aku harus memperkuatnya.”

“Kalau begitu, lekas lakukan.” Kyuhyun mengangsurkan neuralyzer di tangannya. “Bagaimana caraku menanamkan ingatan baru?”

“Mereka seperti dihipnotis selama 40 detik. Kau harus memikirkan ingatan apa yang ingin kau tanam pada mereka sebelum pengaruhnya hilang.” Kibum menghela napas panjang. “Begini saja, karena kekuatannya diubah, aku akan membantumu mengatur semuanya dari sini. Kau cukup mengaktifkan neuralyzer. Aku akan memasang alat untuk memperkuat efeknya di dalam ruangan itu. Tapi aku harus mengatur waktunya secara manual dari sini. Alat ini terhubung dengan wifi milikku.”

“Atur saja waktunya, tepat saat acara hendak di mulai.”

“Kenapa kau menginginkan pertandingan ini dihapus?”

“Karena pertandingan itu seharusnya tidak pernah ada.”

Kibum ingin bertanya banyak hal, namun jawaban tegas dari Kyuhyun membuatnya mengerti bahwa ia tidak boleh menanyakan apapun lagi.

“Baiklah. Aku akan merubahnya untukmu.”

“Itu bagus. Kerjakan secepatnya. Aku akan beristirahat sebentar di sini. Setelah itu, akan ada beberapa hal yang ingin kubicarakan denganmu.”

Kyuhyun menuju sofa tunggal yang dipenuhi tumpukan buku. Ia menurunkan semua buku itu agar bisa membaringkan tubuhnya yang demam di sana. Namun sehelai saputangan yang terlipat menjadi segiempat, menarik perhatianya.

Ketika Kyuhyun membuka sapu tangan itu, ia nyaris saja melemparkannya sejauh mungkin. Dengan cepat Kyuhyun menutup kembali dan meletakkannya di tumpukan teratas. Hal itu tidak lepas dari pengamatan Kibum.

“Kau tidak menyukai belalang, Kyuhyun sshi?”

“Kau suka menyimpan remukan tubuh belalang?”

Pertanyaan Kyuhyun membuat Kibum tersenyum lebar.

“Apa kata-kataku lucu?” Kyuhyun sedikit merasa tersinggung. Sudah cukup dua hari ini ia dibuat terkejut oleh makhluk kecil bermata coklat. Ia tidak memerlukan kejutan lainnya.

“Mianhe, aku hanya merasa lega. Bukan mengejekmu.”

“Lega?”

“Ne, setidaknya aku jadi yakin bukan kau yang melakukan tindakan kejam itu.”

“Jadi bukan kau yang meremukkannya?”

“Tentu saja aku, tapi itu untuk mempersingkat penderitaannya.”

“Maksudmu?”

“Aku menemukan belalang itu hidup dengan semua tungkainya dicabut dari tubuhnya.”

“Mwo?!”

“Belalang itu ada di ruangan Direktur Kim. Menurutmu siapa yang melakukannya?”

Di ruangan Kim ajussi? Kyuhyun mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin saat Sungmin mengeluarkan belalang itu untuk menakutinya. Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah aku menepis belalang itu. Tetapi, mana mungkin Sungmin hyung melakukannya? Lalu siapa? Kim ajussi? Selama ini Kim ajussi orang yang sangat sabar dan lembut seperti Appa. Tidak mungkin. Pasti ada orang lain.

Mata Kyuhyun terhenti pada Kibum.

“Kau yakin bukan kau yang melakukannya?”

“Ck.” Kibum berdecak, lalu memutar tubuhnya memunggungi Kyuhyun. Ia mulai sibuk membongkar neuralyzer. “Tidurlah. Wajahmu sudah sepucat mayat. Daripada alat ini, kau lebih memerlukan obat peningkat stamina.”

“Bangunkan aku setengah jam lagi.” Kyuhyun merebahkan tubuhnya di sofa, mencoba mengabaikan belalang dan hal-hal lainnya. Hanya perlu waktu sebentar sebelum Kyuhyun terlelap.

Diam-diam Kibum menekan sebuah remote yang terdapat di dekatnya. Ia menghidupkan pemancar infra merah yang dia tanamkan di sofa itu.

“Apa yang kau lakukan?”

Kibum nyaris berjengkit mendengarnya. Ia menoleh dan mendapati Kyuhyun masih berbaring sambil memejamkan mata. Namun ia tahu namja itu belum tertidur seperti dugaannya. Atau mungkin terbangun karena kewaspadaan yang terlatih selama belasan tahun.

“Kau membutuhkan lebih dari sekedar tidur setengah jam, Kyuhyun sshi. Pancaran infra merah akan membantumu beristirahat lebih baik. Aku selalu menggunakannya.”

“Oh, begitu.”

Kyuhyun menyamankan posisi, kemudian kembali berbaring diam. Kali ini Kibum tidak yakin apakah Kyuhyun benar-benar tertidur pulas. Dan hal itu membuatnya cemas.

“Ck, kenapa aku jadi memperhatikanmu seperti ini?”

Kibum teringat ketika ia mengetahui siapa Kyuhyun sebenarnya. Ia merasa tidak enak telah bersikap kurang ajar kepada pewaris perusahaan pengawalan dan keamanan tempatnya bekerja, namun Kyuhyun justru memarahinya ketika Kibum berlaku hormat.

“Aku tidak memerlukan hormatmu. Sudah banyak orang yang melakukannya. Aku hanya ingin kau melakukan penelitian untukku. Kau boleh menolak atau menyanggah, karena dua orang yang berpikir akan lebih baik daripada satu orang. Jika kau tidak bisa melupakan siapa aku, sebaiknya kau keluar dari sini saat ini juga.”

Kibum menghembuskan napas dengan keras mengingat kata-kata itu. Sebagian dari dirinya merasa terhina, ingin berontak dan pergi, namun sebagian lagi menahannya meninggalkan semua fasilitas ini. Tidak. Sebenarnya bukan fasilitas ini yang menahan langkahnya, melainkan namja yang kini berbaring di sofa, yang ada kaitan dengan seseorang yang menyelamatkan hidupnya, sewaktu Kibum berusia 7 tahun.

Sebelas tahun lalu, Kibum selalu dijauhi karena dianggap aneh dan memiliki pemikiran yang berbeda dengan anak-anak lainnya di sekolah. Itu sebabnya saat melakukan studi tour ke perusahaan pengawalan dan keamanan untuk melihat bagaimana cara melindungi rumah mereka dengan baik, bagaimana cara mengatasi ketika keadaan darurat terjadi, Kibum diam-diam menyelinap pergi dari rombongan. Ia tahu tidak akan ada yang menyadari bahwa ia menghilang sampai saat pemeriksaan nama sebelum naik ke atas bis dilakukan. Kibum menyusuri koridor-koridor sepi, menembakkan pistol yang pelurunya terbuat dari gel lengket untuk melapisi kamera pengawas, sehingga ia bisa memasuki bagian-bagian yang menarik rasa ingin tahunya tanpa ketahuan. Setidaknya itu yang ia pikirkan.

Kibum tak dapat menahan rasa takjub ketika tiba di sebuah ruangan yang terdiri dari silinder-silinder kaca, di mana di dalamnya terpajang berbagai macam senjata yang digunakan tim pengawal sejak perusahaan itu berdiri hingga saat ini.

“Belum waktunya kau bergaul dengan senjata seperti ini, Kibum goon.”

Kibum berbalik dengan cepat, hendak menembakkan pistol gel-nya ketika orang itu, entah bagaimana, sudah merebut senjata buatannya begitu saja. Kibum bahkan tidak melihat gerakan tangan itu. Wajahnya pucat pasi. Ia bersandar rapat pada salah satu silinder kaca, berharap tubuhnya bisa masuk ke dalam sana agar tidak tertangkap.

“Ba…bagaimana kau tahu namaku?”

Orang itu tertawa, tawa yang begitu lembut yang sudah lama tidak Kibum dengar dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Semua berubah ketika mereka mengetahui betapa anehnya dia, dengan ketertarikan yang besar kepada senjata dan hal-hal yang tidak seharusnya dipikirkan oleh anak berusia 7 tahun. Tetapi orang yang kini berjongkok di depannya sehingga mata mereka sejajar, tampaknya memiliki penilaian yang berbeda.

“Mengetahui namamu adalah hal yang mudah. Semua yang masuk ke gedung ini, langsung dicari datanya dan disimpan di komputer pusat kami. Semua hal dari alamat rumah, jumlah pinjaman bank, anggota keluarga, di mana kau terakhir menggunakan kartu kreditmu, bahkan kunjungan dokter yang kau lakukan…. Kami harus memastikan bisa melacak siapapun yang keluar dengan mencuri sesuatu dari sini. Semua barang bawaan juga terdeteksi, termasuk….pistol gel yang kau bawa.” Mata orang itu ikut tertawa, sama seperti yang dilakukan mulutnya. Kibum merasa orang itu berbicara jujur. “Boleh aku lihat pistol buatanmu?”

Kibum merutuki dirinya yang tanpa ragu mengangguk. Matanya tidak lepas memandang orang di depannya, benar-benar berharap orang itu akan mengomentari pistol buatannya, hal yang tidak pernah ia harapkan dari orang lain sejak setahun lalu. Ia sempat membanggakan apapun yang ia buat, tetapi yang ia terima adalah kecaman dan tatapan aneh. Namun hari ini, harapan itu kembali mengintip di dalam hatinya. Harapan untuk diterima oleh seseorang, siapapun itu.

“Kau cerdas. Sangat cerdas.” Orang itu mengusap kepalanya dengan mata yang menatap kagum. Kibum mengerjap tak percaya, namun ketika ia memandang sekali lagi, tatapan kagum itu tetap ada di sana. “Kenapa orang secerdas dirimu memisahkan diri dari rombongan? Kau tahu itu sangat berbahaya, bahkan untuk anak yang bisa merakit sebuah pistol berpeluru gel.”

Orang itu memasang tatapan menegur yang berbeda. Orang itu menegur karena mencemaskannya. Lagi-lagi Kibum dibuat tersentuh oleh perhatian orang asing itu, sesuatu hal yang sudah lama tidak ia rasakan. Karenanya, tanpa bisa ditahan lagi, Kibum menangis dengan keras, begitu keras sehingga orang itu memeluknya.

Kibum tidak ingat berapa lama ia menangis, namun orang itu terus memeluknya hingga tangisannya reda. Wajah Kibum memerah karena malu telah bersikap kekanak-kanakan, namun orang itu hanya tersenyum lembut sambil mengusap kepalanya.

“Mianhamnida. Aku pasti sudah membuat Anda repot.”

Orang itu tertawa sambil kembali mengusap kepala Kibum.

“Selama ini, aku selalu dianggap aneh. Apa yang aku lakukan dianggap salah dan mengerikan, bahkan oleh orangtuaku. Karena itu, ketika Anda tidak memarahiku, aku….” Kibum tak bisa menemukan kata-kata yang pantas ia ucapkan. Tangan mungilnya kembali menghapus air mata yang masih mengalir. “Appa dan Eomma mulai ikut menganggapku aneh, setelah aku melemparkan Yoora dari atas balkon ke halaman rumah.”

“Yoora?”

“Kucingku.” Kibum kembali terisak. “Aku hanya ingin tahu, bagaimana seekor kucing bisa hidup setelah jatuh dari ketinggian. Tapi…tapi…”

Orang itu merangkul Kibum dan memeluknya erat ketika Kibum kembali menangis dengan keras. Kibum masih mengingat dengan jelas bagaimana kedua orangtuanya menatapnya seakan ia melakukan hal yang tidak termaafkan. Hal itu membuat Kibum sangat bingung dan terluka.

“Kibum goon, aku tahu ini hal yang tidak pantas aku harapkan dari seorang anak berusia tujuh tahun. Tapi aku rasa kau jauh lebih dewasa dari itu.”

Kibum memandang orang yang kini berjongkok kembali di depannya dengan tatapan bingung.

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ROLEMODEL #1
THIS IS AMAZING ^^
nuryanidewi123 #2
Chapter 25: sungmin akhirnya tau apa yg dilakukan kyuhyun selama 4 hari ini dan

akhirnya kyuhyun bisa merasakan bagaimna suasana sekolah dn teman yg menyenangkan seperti changmin.

eunhyuk dalam bahaya...
apa yg mengikuti nya dan kyuhyun kemarin adalah jendral agma atau hanya anak buah nya...
semoga ada yg menolong eunhyuk.
kyuhyun sudh mengetahui siapa keluarga yg sebenarnya jgn sampai dia kehilangan anggot keluarga nya lagi. sedih rasanya....

ditunggu lanjutan nya ya
dan makasih sudah update...
nuryanidewi123 #3
Chapter 23: kyuhyun cepat lah sadar karena kekuatan yg kau miliki lrbih besar dari jujak yg asli...
nuryanidewi123 #4
Chapter 22: euhnyuk berusaha menjadi hyung yg baik bagi kyuhyun...
lalu siapa yv mengukuti kyuhyun dan euhyuk ya.. apa dia sosok yg jahat...
lanjut
nuryanidewi123 #5
Chapter 21: donghae hehehe dia benar2 lucu sedih aja makan nya banyak banget hehehehe
membayangkan kyuhyun dengan heechul aja seperti kakak dan adik yg berdebat hehehe...

heechul kenapa ga diceplosin aja siaoa kyuhyun dan donghae sebenarnya aku kan jg penasaran heheheh
nuryanidewi123 #6
Chapter 20: ngakak jg pas donghae bilang dia tidak dalam pengaruh anak buah jendral agma,dia melakukan nya dgn sadar hehehehe...

kyuhyun adalah salah satu dari guardian....
guardian yg kelima dan kyuhyun tidak menyadari nya...
kenapa jg pas kepala pendeta bilang guardian terakhir bisa berbicara dgn binatang kyu udh kabur aja...

suka oas kyuhyun dan heechul mereka musuh tp seperti bukan musub saja...
lanjut ya
nuryanidewi123 #7
Chapter 16: sepertinya rahasia siapa kyuhyun sedikit terbuka.apa mungkin guardian yg kelima adalah kyuhyun...
karena kepala kuil bilang klo guardian yg terakhir jg unik karena dja bisa berbicara dengan binatang,kyuhyun bisa berbicara dengan binatang kan ketika dia melarikan diri...

hendry kenapa jahat banget meracuni kyuhyun dan membuat kyuhyun tersiksa karena kekuatan nya sendiri...

donghae jg kenpa dia jg bisa terpengaruh oleh anak buah jendral agma semoga kyuhyun akan baik2 saja
lanjut ya
nuryanidewi123 #8
Chapter 15: kyuhyun siapa sebenarnya dia ya...
apa dia benar demon atau sesuatu yg lebih lebih daripada jujak...
donghae kenapa dengan dia apa dia sudah terhasut oleh salah satu anak buah jendral agma... lanjut ya
nuryanidewi123 #9
Chapter 14: Lucu pas kibum yg penasaran kenapa kyuhyun bisa mendengar percakapan mereka sedang dia sedang bertarung hehehe...
penasaran banget siapa kyuhyun sebenarnya apa dia lebih spesial dibanding dengan guardian jujak itu sendiri..
menyembunyikan matahari dengan matahari lain nya...
binggung jd nya...
lanjut ya
nuryanidewi123 #10
Chapter 13: aku cengo baca nya kalo kyuhyun ga tau jalan pulang ke rumah hehehee.. kibum,donghae dan para pengawal semoga mereka cepat menemukan kyuhyun dan menolong nya...
lanjut ya