Shadow Warrior Ch 1
Shadow Warrior
Please Subscribe to read the full chapter
Shadow Warrior
Chapter 1
Note:
Kyuhyun 17 th
Siwon dan Zhoumi 23 th
Shindong 49 th
Kangin 38 th
.
Beberapa sosok bergerak mengendap-endap di antara pepohonan, mendekati sebuah rumah yang nyaris tak terawat. Semua menggenggam senjata laras panjang. Salah seorang yang merupakan pemimpin mereka, memberi kode agar anggota yang lain menyebar ke bagian belakang dan sebagian mengikuti dia ke pintu depan. Beberapa berjaga di tiap sisi rumah yang memiliki jendela. Salah seorang anak buahnya yang bertubuh paling tegap, mendobrak maju sesuai perintah. Saat sang pemimpin dan kawan-kawannya yang lain masuk, sosok tegap itu mengamankan daerah sekitar pintu. Hanya berbeda sepersekian detik dengan suara dobrakan tadi, pintu belakang juga diterjang, tidak memberi kesempatan kepada siapapun yang menjadi sasaran mereka untuk melarikan diri. Suara tembakan terdengar memekakkan telinga, namun semua berkonsentrasi mengadakan pembersihkan terhadap ‘manekin bersenjata’ yang ada, tanpa melukai sandera. “Clear!” “Clear!” “Di sini juga clear! Teriakan terdengar dari berbagai sudut rumah. “Kita berhasil!” seru salah seorang sambil menurunkan senjatanya dengan wajah puas. Sang pemimpin mengamati manekin-manekin yang selamat dan yang tertembak, untuk mengetahui apakah anak buahnya melakukan tugas dengan benar. Namun sebuah patung mungil di salah satu sudut rumah membuatnya menghela napas panjang. “SIWON!!!” “Yes! Sir!” Siwon - anggota pasukan yang bertubuh paling tegap - bergegas mendekat. “Kenapa anak itu tidak kau tembak, eoh?” Siwon memasang wajah protes ketika teman-temannya mengeluh dengan keras. “Itu anak kecil, Sir. Kita tidak boleh membunuh anak kecil,” jelas Siwon. “Tapi anak kecil itu memegang granat tangan, pabo!” Salah seorang temannya bergerak memukulkan senapan, namun Siwon segera menangkisnya. “Karena kelalaianmu, seandainya ini bukan latihan, kita semua sudah mati. Apa kau sadar itu?!” “Yes! Sir!” Siwon menyahut. Meski begitu, wajahnya tetap mengungkapkan perasaan tidak setuju. “Hhh…aku heran, kenapa kau bisa sampai ke tahap ini.” Sang pemimpin memandang dengan putus asa. “Kalian semua boleh beristirahat. Siwon, kau ikut aku menghadap Direktur!” “Yes! Sir!” Begitu sang pemimpin berjalan pergi, Siwon meringis, sementara teman-temannya menepuk bahunya sebagai tanda simpati sebelum berlalu. . . Berbeda dengan hutan dan rumah kosong yang ia datangi tadi siang, Siwon kini berada di lobby sebuah gedung yang sangat mewah. Ini adalah gedung perusahaan tempatnya bekerja, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengawalan dan perlindungan. Ada banyak pelayanan yang ditawarkan, dengan harga yang berbeda-beda; Perlindungan untuk para artis; Keamanan untuk suatu acara; Sopir bersenjata; Pengawal pribadi paruh waktu; dan Pengawal pribadi yang tinggal selama masa kontrak dengan klien selama 24 jam sehari. Dua level tertinggi adalah Pengawal untuk negarawan dan pengawal untuk orang-orang yang perlu datang ke sebuah tempat yang rawan karena kondisi perang. “Selamat siang. Nama saya Choi Siwon, saya dipanggil kemari untuk menghadap Direktur.” “Mr Choi Siwon?” Resepsionis mengecek ke dalam buku dan tersenyum ketika mendapati nama Siwon di sana. Ia menyerahkan sebuah kartu berwarna silver. “Silahkan menuju lift utama.” Siwon mengambil kartu itu dan berterima kasih sebelum melangkah menuju lift. Yang dimaksud lift utama adalah lift dengan penjagaan berlapis. Ia harus menunjukkan kartu silver itu di dua titik jaga dan melewati mesin scan yang mengidentifikasi iris matanya sebelum bisa masuk ke dalam tabung berlapis baja dan kaca anti peluru yang membawanya ke lantai paling atas gedung. . . Berbeda dengan yang ia pikirkan, Siwon tidak langsung memasuki ruangan Direktur. Ia masih menjumpai koridor yang panjang dan sempit. Di kiri kanannya terdapat banyak kamera keamanan yang nyaris tak terlihat kalau saja Siwon tidak akrab dengan benda-benda keamanan buatan perusahaan itu. Ia menautkan alis ketika sosok yang ada di koridor sebelum dirinya, mendadak berjongkok sambil mengaduh. “Gwenchana?” Siwon menghampiri dan ikut berjongkok di dekat namja bertubuh tinggi langsing itu. “Gwenchanayo.” Sosok itu tersenyum ramah dan bangkit berdiri. Ketika Siwon ikut berdiri, ia menyadari sosok itu lebih tinggi beberapa sentimeter dari dirinya. Sesuatu yang cukup langka. Ia menyambut uluran tangan namja itu. “Annyeong. Zhoumi imnida.” “Siwon imnida.” Siwon tersenyum lebar, senang melihat keramahan namja itu. “Kau juga dipanggil Direktur?” “Begitulah.” Tiba-tiba pintu di ujung koridor terbuka. “Cepat masuk! Yang pertama terlalu ceroboh hingga bisa tersandung; Yang kedua terlalu mudah percaya kepada orang asing. Seharusnya kalian waspada di tempat baru dan menganggap semua orang asing itu musuh! Kalian berdua tidak lulus tes!” Zhoumi dan Siwon saling berpandangan ketika namja yang muncul tadi menghilang di balik pintu. “Kulitnya putih sekali!” celetuk Zhoumi. “Suaranya bagus,” gumam Siwon. “Pupil matanya sangat besar dan…” “Hitam.” Keduanya meringis bersamaan. “Sebaiknya kita masuk,” usul Zhoumi yang langsung disambut Siwon. Di dalam ruangan, seorang lelaki bertubuh sedikit gemuk namun tampak tegap, memberi kode agar keduanya duduk di hadapannya. Namja yang berteriak tadi, duduk di salah satu kursi, terpisah dari meja sang Direktur. Namun
Please Subscribe to read the full chapter
Comments