Shadow Warrior Ch 12

Shadow Warrior
Please Subscribe to read the full chapter

 

Shadow Warrior Chapter 12

.

Aku adalah gunung.   Pasukan berkuda yang menyerang secepat angin; Pasukan penombak yang melontarkan tombak seperti curah hujan yang deras; Pasukan panah api yang siap membakar dengan beringas; Menghadapi semua itu, aku akan tetap berdiri di tempatku. Bergeming dan terus bergeming.   Kadang kala aku ingin menjadi angin yang bebas bergerak. Berhembus kencang jika ingin. Bergerak pelan sesuka hati.   Tapi aku adalah sebuah gunung. Gunung besar yang terlihat dari manapun. Gunung besar yang tidak bergerak menghindar meski banyak yang berusaha menghancurkannya.   Jika gunung itu akhirnya menjadi musnah... Apakah masih akan disebut gunung? Jika aku tidak lagi sebuah gunung, lalu siapakah aku?

.

.

Shindong terduduk lemas di depan kamar Siwon setelah berlari ke seluruh penjuru bangunan utama untuk mencari sosok namja yang diasuhnya. Ia bisa saja mengerahkan para penjaga dan pelayan untuk mencari, tetapi hal itu akan menimbulkan keributan. Di bangunan tengah, ia juga mencari Kyuhyun meski tidak banyak berharap. Jeonha-nya tidak pernah terlihat lagi di sana.

“Ajussi….ada apa?”

Shindong menoleh. Donghae berjalan ke arahnya dengan pakaian tidur. Namja itu duduk di sisinya setelah mengedarkan pandangan ke sekeliling seakan mencari seseorang. “Aku tidak merasakan keberadaan Jeonha. Apakah dia pergi?”

Shindong tidak mampu menyembunyikan rasa terkejutnya. Ia menatap Donghae penuh selidik sebelum mengangguk, merasa tak ada gunanya menyembunyikan hal yang sudah diketahui namja itu.

“Donghae-ya, sejak dulu aku selalu heran dengan keberadaanmu. Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau bisa menembus segel tempat ini dengan mudah? Dan bagaimana keberadaan Jeonha begitu erat dengan dirimu? Kalian berdua tampak menyembunyikan sesuatu….”

“Hanya aku yang menyembunyikan sesuatu, ajussi. Jeonha tidak tahu apa-apa, sama seperti Ajussi.” Donghae tersenyum muram. “Tetapi aku tidak bisa mengatakan kebenarannya sampai waktunya tiba. Aku hanya bisa bilang bahwa Jeonha orang yang sangat berarti bagiku. Aku akan berada di sisinya dan melindunginya sampai kapanpun.”

Tangan Shindong menepuk ringan bahu Donghae sambil bangkit berdiri. “Istirahatlah malam ini. Kau tidak perlu mencemaskan Jeonha. Dia jauh lebih kuat dari yang terlihat. Dia pasti baik-baik saja.”

“Mimik ajussi sangat berbeda dengan kata-kata yang diucapkan.” Donghae meringis sementara Shindong hanya bisa tersenyum  tipis. “Aku akan mencarinya besok pagi. Ajussi yang tidak perlu cemas.”

“Kau memang menyebalkan. Beraninya menggoda orang tua.” Shindong menjitak pelan kepala Donghae sambil tertawa. Namun kemudian ia memandang namja itu dengan wajah serius. “Donghae-ya, jika kau bertemu Jeonha dalam keadaan baik-baik saja, jangan mengajaknya kembali  ke tempat ini.”

“EH?!!” Donghae tanpa sadar berseru dengan keras. Ia langsung menutup mulutnya sendiri sambil berharap Siwon dan Zhoumi tidak terbangun oleh teriakannya. Ia tidak tahu kalau Zhoumi dan Siwon sudah mendengarkan percakapan mereka semenjak tadi.

“Aku tidak tahu rahasia apa yang kau sembunyikan. Tetapi tampaknya itu semua tidak ada kaitannya dengan guardian Jujak. Bukankah begitu?”

Pertanyaan Shindong tidak mendapat jawaban. Namja separuh baya itu tersenyum maklum. “Jika Jeonha tidak ingin kembali, jangan membujuknya. Bahkan jangan menanyakan apapun tentang tempat ini. Jika kau ingin menjaganya dan bersamanya, ikutlah kemanapun Jeonha pergi. Kau tidak perlu membawanya pulang, arrachi?”

Donghae mendekat dan berbisik di telinga Shindong. "Ajussi, Jeonha pergi bukan karena terbebani statusnya sebagai guardian Jujak, melainkan untuk melindungi kami."

"Aku tahu. Karena itu bawalah dia sejauh mungkin dari tempat ini, ke tempat di mana Jenderal Agma tidak akan menemukannya," sahut Shindong dengan suara yang sama pelannya.

Donghae memahami maksud Shindong. Ia mengangguk tanpa bersuara. Tetapi Zhoumi dan Siwon yang diam-diam mendengarkan dari dalam, saling berpandangan. Mereka tidak habis pikir mengapa Shindong membiarkan Kyuhyun melepaskan tanggung-jawabnya  sebagai guardian Jujak, di mana keselamatan orang-orang menjadi taruhannya.

.

.

Kyuhyun tidak tahu sudah berapa lama ia berjalan. Ia hanya melangkah sejauh mungkin; Berharap Donghae akan kesulitan melacak keberadaannya. Kyuhyun bahkan tidak memikirkan tempat mana yang ingin dituju. Setiap menemui persimpangan jalan, ia mengikuti ke mana langkah kaki membawanya. Kadang karena berjalan sambil melamun, ia nyaris tertabrak oleh kendaraan yang lewat. "Aku tidak boleh mati sampai Sungmin hyung menguasai jurus Jujak tertinggi. Masih ada dua kristal yang harus aku temukan. Sampai saat itu tiba aku harus menjaga diriku baik-baik." Kyuhyun menarik napas panjang, mencoba mulai memperhatikan jalan yang ia lalui. Pikirannya kembali melayang pada sosok Donghae, Siwon, dan Zhoumi yang tergeletak tak sadarkan diri. "Tapi aku tidak sanggup membiarkan mereka menjadi tamengku. Aku bukan Jujak; Aku hanyalah seorang kagemusha. Mereka akan mati sia-sia untuk seseorang yang  keberadaannya tak lebih dari sebuah kebohongan…." Kyuhyun menggigil. Udara malam di musim gugur tidak peduli ia sedang terluka; Memberikan hawa dingin yang sama kepada semua makhluk hidup yang ada, tanpa menghiraukan siapa dan bagaimana mereka. Kyuhyun memasukkan kedua tangannya ke dalam jaket sambil terus berjalan, berharap hal itu akan menghangatkan dirinya. Kakinya melangkah menyusuri jalanan yang dipenuhi pojangmacha (*gerobak penjaja makanan). Tungku-tungku panas yang mengepul membuat suasana sedikit lebih hangat. Kyuhyun sengaja berjalan begitu dekat ke sisi jalan agar hawa hangat itu mengenai dirinya. Harum makanan menggelitik hidung dan membuat perutnya terasa perih. Sejak membatalkan membeli bento di perayaan Halloween, Kyuhyun belum mengisi perutnya sama sekali. Banyaknya pertarungan yang dialami dan jauhnya perjalanan yang ia tempuh, membuat rasa lapar mulai menggerogotinya. Kyuhyun berhenti di salah satu gerobak yang menjual tteokbokki. Ia memperhatikan ketika sang penjual mengambil mangkuk dan mengisinya dengan tteok (*kue beras yang kenyal dan lembut berbentuk batang), irisan daging sapi, tauge, bawang, jamur shiitake, dan wortel. Sebagai penutup sang penjual menuangkan saus gochujang yang panas, membuat perutnya semakin lapar. Ia bisa merasakan saus pedas dan manis itu menyentuh lidah dan berakhir menghangatkan perutnya. Saat hendak memesan, sang penjual menyodorkan mangkuk tadi kepada pembeli yang datang terlebih dahulu, ditukar dengan sejumlah uang. Kyuhyun tertegun. Ia baru menyadari tidak membawa uang sama sekali. Selama ini Shindong dan Zhoumi yang membayar apapun yang dibelinya. "Satu porsi?" Sang penjual tersenyum ramah. Kyuhyun menggeleng dengan perasaan malu dan beranjak cepat dari tempat itu. Kini jalanan bersuasana hangat penuh penjaja makanan justru menyiksanya. Perutnya semakin berontak minta diisi. Kyuhyun berusaha mengabaikan sekelilingnya tetapi salah satu pojangmacha membuat langkah namja itu terhenti. "Whoaaa ada Tang Hu Lu di Korea!" Kyuhyun teringat Zhoumi yang melonjak kegirangan ketika suatu malam mereka menyusuri jalanan setelah gagal menemukan tempat kristal. Pikirannya melayang ke saat itu. Zhoumi dengan penuh semangat mendekati nenek yang menjajakan makanan yang baru kali ini Kyuhyun lihat, dan berbincang-bincang dalam bahasa mandarin. Kyuhyun mengamati apel-apel merah mungil yang ditusuk bilah bambu sepanjang 20 cm itu. Sebuah batang kayu dengan diameter yang cukup lebar menjadi tempat menusukkan manisan-manisan apel merah sehingga membentuk rangkaian yang menarik perhatian para pejalan kaki. Mata Kyuhyun beralih kepada sang nenek yang mencelupkan rangkaian apel tadi ke larutan yang mengepul di dalam panci. "Ini sejenis manisan di China yang terbuat dari berbagai macam buah. Sayang hanya ada manisan apel di sini. Jeonha mau mencobanya?" Zhoumi mengambil satu dan menyodorkannya kepada Kyuhyun. Tetapi baru saja Kyuhyun hendak mengambilnya, manisan itu telah berpindah ke tangan Siwon. "Zhoumi-ah, kau jangan ceroboh. Bagaimana jika makanan ini beracun?" Belum sempat Zhoumi memprotes, Siwon sudah memasukan manisan itu ke dalam mulutnya sendiri. "Uhmp... Ini namanya Tang Hu Lu? ...Enaaak!" Siwon kembali mengigit manisan itu hingga tandas. "Jeonha, rasanya asam di bagian dalam dan manis akibat lapisan gula di bagian luar. Larutan panas itu gula cair?" Zhoumi mengangguk. Ia ternganga saat Siwon mengambil beberapa manisan lagi secara acak, dari bagian belakang, atas, dan bawah susunan tusukan itu. "Ini untuk meyakinkan bahwa manisan ini aman bagi Jeonha," jelas Siwon dengan mulut penuh. "Aku juga akan mengujinya. Yang di tengah belum kau coba, Siwon-ah." Donghae mengambil beberapa manisan yang ada di bagian tengah. Siwon dan Donghae memakan beberapa tusuk manisan itu dengan cepat dan lahap sementara Kyuhyun sama seperti Zhoumi, hanya mengamati kedua namja itu tanpa berkedip. "Nah, sekarang sudah aman. Silahkan Jeonha mencobanya." Siwon tersenyum sambil mengelus perutnya yang penuh. Kyuhyun menggeleng. "Aku tiba-tiba merasa kenyang." Mata Kyuhyun menjadi nanar tertutup air mata saat mengingat betapa marahnya Zhoumi kepada Siwon dan Donghae malam itu. "Kalian ini menguji atau lapar?! Lihat! Jeonha jadi tidak mau memakannya! Aku saja merasa kenyang melihat kalian makan begitu banyak manisan!" Meski Kyuhyun sudah melerai dan Siwon serta Donghae memohon maaf, Zhoumi tetap saja memukuli kedua temannya dengan kesal. Ingatan itu membuat air mata yang menggenang di pelupuk mata Kyuhyun semakin mengaburkan pandangannya. "Kenapa aku tiba-tiba merindukan kalian? Aku harus melupakan kalian semua, juga He ajussi..... Aku tidak ingin kalian mati untukku...." Rasa lelah, jahitan pada lukanya yang mulai terasa sakit, terutama beban dalam hatinya membuat Kyuhyun tak kuasa menahan air matanya lebih lama lagi. "Ni weisheme ku (*mengapa kau menangis)?" Nenek penjual tang hu lu menghampirinya dengan wajah cemas. Kyuhyun merasa malu dan bergegas menghapus air matanya dengan lengan jaketnya. "Ah.....Jeonha...?" Sang nenek tersenyum sementara Kyuhyun justru merasa kaget dengan panggilan itu. Tanpa bertanya, sang nenek menariknya mendekati gerobaknya lalu mengangsurkan sebuah tang hu lu yang baru saja dicelupkan. Nenek itu berbicara panjang lebar dalam bahasa yang tidak Kyuhyun mengerti, meski beberapa kalimat bahasa Korea terluncur juga dari mulut sang nenek. Seorang yeoja yang mendampinginya tersenyum melihat kebingungan Kyuhyun. "Nenek bilang, ia ingat kau adalah salah seorang dari rombongan yang memborong Tang Hu Lu. Namamu adalah Jeonha." "Eh?" Sepasang mata Kyuhyun mengerjap. Yeoja di depannya tertawa. "Nenek tidak terlalu menguasai bahasa Korea. Ia hanya mendengar bahwa yang lain memanggilmu 'jeonha'. Apa kau seorang pangeran? Atau tuan muda dari sebuah klan bangsawan?" "Itu hanya panggilan mereka untuk bergurau," sahut Kyuhyun cepat. Ia tersenyum ke arah sang nenek dan menolak tang hu lu yang masih disodorkan kepadanya. Sang nenek tetap memaksa, kali ini dengan suara yang lebih keras.   "Ambillah, itu diberikan untukmu." "Tapi...." "Kalau masih ingin hidup, sebaiknya kau segera mengambilnya," jelas si yeoja sambil terkikik geli melihat neneknya merasa kesal. Setelah mengucapkan terima kasih, Kyuhyun mengambil manisan itu dan mulai memakannya. Seperti yang Siwon katakan, rasanya asam  di bagian dalam dan manis di bagian luar. Apel-apel mungil yang hangat  itu meredakan perutnya yang lapar. Sang nenek tampak senang dan kembali berceloteh sementara sang yeoja mencoba menerjemahkan. "Malam itu nenek sangat sedih karena kakakku baru saja meninggal akibat serangan makhluk-makhluk menyeramkan yang belakangan ini sering muncul.” “Makhluk itu disebut gaekgwi.” “Gaekgwi?” Kyuhyun mengangguk. “Kami orang China mengenal dua macam istilah untuk orang yang berada di dunia Yin; Dunia arwah. Hantu, jika ia bersifat mengganggu; Roh jika ia menampakan diri hanya kepada orang yang memiliki hubungan dengannya.” “Gaekgwi adalah keduanya,” jelas Kyuhyun. “Mereka harus melewati beberapa ujian dan hukuman untuk menentukan apakah mereka akan mendapatkan tempat yang baik atau kebinasaan. Tapi tidak semua gaekgwi suka mengikuti aturan.” Kyuhyun membentuk smirk di wajahnya sehingga sang yeoja tertawa. “Sepertinya bukan manusia saja yang suka melanggar aturan. Kata nenek, jika bulan merah muncul, akan terjadi kekacauan besar karena saat itu jembatan antara dunia manusia dan dunia arwah terhubung.” “Sama dengan kepercayaan di sini.” Kyuhyun kembali menggigit manisannya. “Semoga bulan merah tidak pernah muncul. Cukup bulan yang berwarna merah karena pantulan lampu.” “Itu benar.” Yeoja itu kembali tertawa. Ia mengangsurkan secangkir teh hangat untuk Kyuhyun. “Tetapi kami harus menjalani hidup. Karena itulah nenek tetap berjualan. Sayang pembeli malam itu sangat sedikit. Kemudian datang rombongan kalian." Kyuhyun duduk di kursi yang disodorkan kepadanya dan mendengarkan. "Aku turut berdukacita." Sang yeoja mengucapkan terima kasih atas perhatian Kyuhyun. "Nenek sangat senang bertemu kawanmu yang mengajaknya berbahasa mandarin. Kalian juga membeli begitu banyak manisan malam itu. Katanya kalian adalah keberuntungannya." "Teman-temanku sangat menyukai manisan ini," jawab Kyuhyun sambil meringis. Ia heran dengan perasaan yang ia rasakan saat ini, perasaan ingin kembali menemui Shindong, Siwon, Zhoumi, dan Donghae. Namun hal itu justru membuatnya teringat untuk menjauh secepat mungkin. Kyuhyun bangkit dari duduknya. "Aku sudah terlalu banyak merepotkan kalian. Terima kasih untuk manisannya." Kyuhyun mengangguk memberi salam. Ia lagi-lagi tertegun ketika sang nenek menyodorkan sebuah kantung berisi beberapa tusuk manisan. "Ah, aku tidak bisa menerimanya. Tak ada yang bisa aku berikan untuk kalian." Kyuhyun menolak sementara sang nenek terus memaksanya untuk menerima kantung itu. Ia memandang sang yeoja, berharap yeoja itu akan membantunya menjelaskan. "Nenek tidak ingin ditolak. Kau harus menerima pemberiannya. Lagipula manisan-manisan itu sudah dibayar." Yeoja itu berhenti sejenak untuk mendengarkan neneknya berbicara, lalu menoleh ke arah Kyuhyun yang menunggu penjelasan. "Malam itu, namja yang berbahasa mandarin memberikan sejumlah uang kepada Nenek. Katanya, jika suatu saat Anda lewat, Nenek harus memberikan manisan yang sudah dibayarnya." Ketika Kyuhyun berusaha mencerna kata-kata itu, sang nenek meraih tangannya dan menggenggamnya dengan sikap hangat. Tangan yang penuh keriput itu menepuk tangan Kyuhyun sambil berbicara lembut dalam bahasa mandarin. "Namja itu bilang, tuan mudanya tidak pernah membawa uang. Ia tidak ingin melihat Anda diusir oleh penjual untuk kedua kalinya, jadi dia memberikan uang itu untuk berjaga-jaga seandainya Anda kemari dan tertarik mencoba manisan yang tidak jadi Anda cicipi. Ommo…ternyata Anda benar-benar seorang Jeonha…." Kyuhyun tanpa sadar menahan napas mendengar penjelasan itu. Rasa haru meliputi hatinya dan ia kembali meneteskan air mata. Sang nenek terdengar panik dan bingung melihatnya. Kedua tangan renta itu menarik Kyuhyun dan hendak merangkulnya. “Aku…aku harus pergi,” tolak Kyuhyun dengan wajah menyesal. Setelah mengucapkan terima kasih dengan suara yang susah payah ia keluarkan, namja itu bergerak menjauh. Kakinya melangkah dengan cepat tanpa menghiraukan arah yang ia ambil. Ia bertekad untuk berada sejauh mungkin sebelum Donghae bisa mencarinya. . . Sementara itu, di sungai Henggi, tepatnya di atas perahu yang berhasil direbut para gaekgwi dari penjaga perahu yang tersebar di sungai Henggi, berlangsung sebuah rapat. Jenderal Agma mengamati semua gaekgwi level atas yang masih bersekutu dengannya. “Jenderal Agma, sepertinya kita harus melupakan Guardian Jujak dan fokus kepada tujuan awal kita untuk keluar dari sini dan menguasai dunia manusia.” “Benar. Guardian Jujak kali ini sulit dihadapi. Ia menggerakkan orang-orang yang menguasai dunia underworld untuk memerangi kita bersama-sama. Hal itu membuat banyak gaekgwi yang mundur dan memilih melewati pengujian daripada ikut serta dengan kita. Kita harus membuat para sekutunya takut sehingga tidak merintangi kita lagi.” “Aku setuju. Jangan sampai lebih banyak gaekgwi yang mengundurkan diri. Jika kita bisa menunjukkan kekuatan kita, mereka akan kembali bergabung dan…” “YANG TIDAK MAU BERGABUNG BIARKAN SAJA!” Suara menggelegar itu membuat para gaekgwi yang berkumpul terdiam. Jenderal Agma berdiri dari duduknya dengan geram. “Aku tidak akan membujuk siapapun untuk ikut. Tetapi jika aku berkuasa nanti, tak ada seorangpun di antara mereka yang boleh hidup di dunia manusia maupun di sungai Henggi!” “Jangan tersinggung, Jenderal Agma, mereka hanya berusaha memperbanyak pasukan kita. Mengingat Guardian Jujak menghimpun kekuatan di pihaknya, kita sebaiknya melakukan hal yang sama.” Baalmyian mencoba meredakan situasi yang panas itu. “Sebaiknya kau himpun anak buahmu untuk mencari kristal Cheongryong, Baalmyian. Guardian Jujak itu sudah memiliki kristal Baekho karena Pazuzu yang bertanggung jawab di bagian barat tidak berhasil mendapatkannya terlebih dahulu.” Ucapan Jenderal Agma membuat wajah Baalmyian -gaekgwi yang menguasai wilayah timur- dan Pazuzu –gaekgwi yang menguasai bagian barat- menjadi merah padam. Heechul tidak ikut berunding bersama makhluk-makhluk penghuni sungai Henggi. Ia lebih memilih diam di dekat jendela sambil terus memandang keluar, ke lautan darah yang ada di sekeliling perahu. Sejak pertarungan yang kemarin pikirannya tidak bisa lepas dari Kyuhyun. Anak itu benar-benar Jujak? Aku tidak merasakan aura Guardian Jujak darinya. Aku justru merasakan aura sesuatu yang lain.... Sesuatu yang masih membingungkan karena aku tidak mengenalinya, namun aku juga merasa dia tidak asing.... Sesuatu yang jauh lebih kuat dari Jujak, yang kekuatannya mampu membangunkanku dari tidur panjang. Tapi kemarin dia begitu lemah. Apa kemampuanku mengenali aura seseorang menurun tajam? Aku harus menyelidiki siapa sesungguhnya anak itu. Heechul terus termenung. “Molleg, kau juga harus lebih giat lagi mencari kristal Hyeonmu di wilayahmu. Jangan sampai Guardian Jujak memilikinya.” Agma memandang Molleg -gaekgwi yang menguasai wilayah utara- dengan pandangan tajam. “Jenderal Agma, kau benar-benar tidak bisa melepaskan pikiranmu dari Guardian Jujak itu?” Goap -gaekgwi yang menguasai wilayah selatan- urun bicara. “Aku tidak mau kejadian yang lalu terulang kembali. Jika Guardian Jujak itu bisa dimusnahkan, aku akan merasa lebih tenang dan bisa menguasai d
Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ROLEMODEL #1
THIS IS AMAZING ^^
nuryanidewi123 #2
Chapter 25: sungmin akhirnya tau apa yg dilakukan kyuhyun selama 4 hari ini dan

akhirnya kyuhyun bisa merasakan bagaimna suasana sekolah dn teman yg menyenangkan seperti changmin.

eunhyuk dalam bahaya...
apa yg mengikuti nya dan kyuhyun kemarin adalah jendral agma atau hanya anak buah nya...
semoga ada yg menolong eunhyuk.
kyuhyun sudh mengetahui siapa keluarga yg sebenarnya jgn sampai dia kehilangan anggot keluarga nya lagi. sedih rasanya....

ditunggu lanjutan nya ya
dan makasih sudah update...
nuryanidewi123 #3
Chapter 23: kyuhyun cepat lah sadar karena kekuatan yg kau miliki lrbih besar dari jujak yg asli...
nuryanidewi123 #4
Chapter 22: euhnyuk berusaha menjadi hyung yg baik bagi kyuhyun...
lalu siapa yv mengukuti kyuhyun dan euhyuk ya.. apa dia sosok yg jahat...
lanjut
nuryanidewi123 #5
Chapter 21: donghae hehehe dia benar2 lucu sedih aja makan nya banyak banget hehehehe
membayangkan kyuhyun dengan heechul aja seperti kakak dan adik yg berdebat hehehe...

heechul kenapa ga diceplosin aja siaoa kyuhyun dan donghae sebenarnya aku kan jg penasaran heheheh
nuryanidewi123 #6
Chapter 20: ngakak jg pas donghae bilang dia tidak dalam pengaruh anak buah jendral agma,dia melakukan nya dgn sadar hehehehe...

kyuhyun adalah salah satu dari guardian....
guardian yg kelima dan kyuhyun tidak menyadari nya...
kenapa jg pas kepala pendeta bilang guardian terakhir bisa berbicara dgn binatang kyu udh kabur aja...

suka oas kyuhyun dan heechul mereka musuh tp seperti bukan musub saja...
lanjut ya
nuryanidewi123 #7
Chapter 16: sepertinya rahasia siapa kyuhyun sedikit terbuka.apa mungkin guardian yg kelima adalah kyuhyun...
karena kepala kuil bilang klo guardian yg terakhir jg unik karena dja bisa berbicara dengan binatang,kyuhyun bisa berbicara dengan binatang kan ketika dia melarikan diri...

hendry kenapa jahat banget meracuni kyuhyun dan membuat kyuhyun tersiksa karena kekuatan nya sendiri...

donghae jg kenpa dia jg bisa terpengaruh oleh anak buah jendral agma semoga kyuhyun akan baik2 saja
lanjut ya
nuryanidewi123 #8
Chapter 15: kyuhyun siapa sebenarnya dia ya...
apa dia benar demon atau sesuatu yg lebih lebih daripada jujak...
donghae kenapa dengan dia apa dia sudah terhasut oleh salah satu anak buah jendral agma... lanjut ya
nuryanidewi123 #9
Chapter 14: Lucu pas kibum yg penasaran kenapa kyuhyun bisa mendengar percakapan mereka sedang dia sedang bertarung hehehe...
penasaran banget siapa kyuhyun sebenarnya apa dia lebih spesial dibanding dengan guardian jujak itu sendiri..
menyembunyikan matahari dengan matahari lain nya...
binggung jd nya...
lanjut ya
nuryanidewi123 #10
Chapter 13: aku cengo baca nya kalo kyuhyun ga tau jalan pulang ke rumah hehehee.. kibum,donghae dan para pengawal semoga mereka cepat menemukan kyuhyun dan menolong nya...
lanjut ya