It's Fate, Right?

Mr.Coffee

 

 

BANG YONGGUK

 

SONG JIEUN

 

 

“Kau! Kau lagi!” Jieun berteriak sambil menunjuk-nunjuk wajah Yongguk.

                “Hei! Apa masalahmu, hah?! Kenapa kau muncul lagi didepanku? Sudah kubilang supaya jangan pernah muncul  lagi ‘kan.” Yongguk tidak mau kalah, ia juga berdiri dari kursinya sambil memandang Jieun dengan tatapan sinis.

                “Kalian berdua sudah saling kenal?” tanya Himchan yang bingung dengan keadaan saat ini.

                “Hei Himchan, dari mana kau dapat gadis ini? Kau mencarinya di tempat sampah?” tanya Yongguk pada Himchan membuat Jieun naik darah.

                “Ya! Junhong-ah! kenapa kau tidak bilang kalau dia-orang kasar ini adalah teman Himchan?!” tanya Jieun, kesal pada Junhong.

                “Ah... kupikir nuna tidak masalah dengan Yongguk hyung. Tapi aku benar-benar tidak tahu kalau nuna dan Yongguk hyung sudah saling kenal. Berarti ini namanya takdir ‘kan.” sahut Junhong sambil tersenyum membuat telinga Jieun dan Yongguk panas.

                “Junhong!” sahut mereka serentak, membuat Junhong terdiam seketika.

                “Hahaha baguslah kalau kalian sudah saling kenal. Sekarang tinggal menentukan tanggal pernikahannya ‘kan?” kata Himchan menengahi.

                “Pernikahan? Pernikahan apa? Aku tidak mau kalau dengan gadis pembawa sial ini.” Sahut Yongguk, Jieun yang mendengar itu langsung menggebrak meja dengan kuat.

                “Berhenti mengatakan aku pembawa sial! Himchan-ssi, kalau dengannya aku benar-benar harus menolak pernikahan ini.” Kata Jieun tidak mau kalah.

                “Sebenarnya ada apa dengan kalian berdua? Kenapa kalian saling membenci begitu? Kau juga Yongguk, tidak biasanya kau seperti ini.” Sahut Himchan bingung.

                “Aku sudah bilang ‘kan kalau aku tidak mau menikah dengannya, lalu apa lagi?” jawab Yongguk kesal.

                “Aku juga Himchan-ssi, aku harus segera berlutut pada nyonya Kim karena telah menolak pernikahan ini.” Sambung Jieun dengan nada tinggi.

                “Bagaimana ini hyung? Masa’ mereka berdua menolak pernikahan? Bang Ahjumma dan Kim Ahjumma pasti akan sangat kecewa.” Bisik Junhong pada Himchan.

                “Kau tenang saja Junhong-ah, sudah kubilang kan bagaimanapun caranya mereka tetap harus menjalankan pernikahan ini.” Sahut Himchan sambil menyeringai.

                “Tiba-tiba saja Himchan mengeluarkan sebuah map biru dari dalam tas yang dibawanya. Ia lalu membuka map itu dan menyodorkannya ketengah meja, memperlihatkan pada Yongguk, Jieun, dan Junhong.  

                “Apa ini?” sahut mereka bersamaan.

                “Itu adalah surat pernikahan kalian, intinya negara telah resmi menyatakan kalau kalian berdua adalah pasangan suami-istri. Dibawahnya juga sudah dibubuhkan tanda tangan kalian berdua dan itu seratus persen asli.” Jawab Himchan sambil tersenyum penuh kemenangan.

                “Ka-kapan aku menandatanganinya?! Aku tidak pernah merasa pernah menandatangani surat ini.” Sahut Jieun tidak percaya.

                “Himchan...kau mempermainkanku?!” Yongguk menarik kerah Himchan paksa, membuat Junhong panik melihat kedua hyungnya itu.

                “Aku tidak mempermainkanmu /yongguk. Kau sendiri yang menandatanganinya, itu berarti jika kalian berdua masih bersikeras untuk tidak menikah, lebih baik kalian bercerai saja.” Sahut Himchan lagi.

                “Bercerai?! Kau pikir semudah itu?! Bagaimanapun juga nantinya akan tertulis riwayat kalau aku sudah pernah menikah. Sialan kau Himchan!” sahut Yongguk nyaris memukul Himchan, namun dihentikan oleh Junhong.

                “Hyung! Sudahlah, ini juga atas saran Bang dan Kim Ahjumma, Himchan hyung hanya menjalankan perintah saja. Memangnya kenapa kalau dengan Jieun nuna? Ia juga wanita baik-baik.” Sahut Junhong membuat Yongguk berpikir dua kali untuk melayangkan tinjunya pada Himchan. Ia lalu melepaskan cengkeramannya dari kerah Himchan.

                “!” umpat Yongguk sambil menendang kursinya. Sementara itu Hyosung dan Sunhwa yang mengintip dari balik dapur sibuk dengan percakapan mereka.

                “Aigoo orang bernama Yongguk itu benar-benar mengerikan. Ia hampir menghajar tuan Kim. Kasihan sekali Jieun unnie kalau nanti harus hidup bersamanya.” Sahut Sunhwa prihatin.

                “Kau tidak perlu cemas Sunhwa, karena Jieun adalah sosok wanita yang kuat aku yakin kalau orang seperti Bang Yongguk bukan apa-apa baginya.” Balas Hyosung.

                “Kenapa unnie sangat yakin?” tanya Sunhwa.

                “Karena feelingku tidak pernah salah.” Jawab Hyosung dengan pasti.

                “Tapi...kenapa Jieun unnie bilang merasa tidak pernah menandatangani surat itu, ya? aneh sekali.” Sahut Sunhwa membuat Hyosung tercekat.

                “Mu-mungkin saja Jieun lupa kalau ia pernah menandatanganinya ‘kan?” balas Hyosung lagi tergagap.

                “Hm... mungkin saja.” Gumam Sunhwa sambil kembali memerhatikan kejadian itu dari balik dapur.

                “Aku...sudah menikah? Tidak mungkin... tidak mungkin.” Jieun yang frustasi melihat surat pernyataan itu kini tidak dapat menjernihkan pikirannya. Ia masih tidak percaya kalau ia harus menikah dengan pria kasar yang ia benci.

                “Nuna, tenangkan dirimu.” Sahut Junhong sambil berusaha menenangkan nunanya.

                “Aku tidak mungkin menikah dengannya Junhong-ah, aku tidak mungkin menikah dengan pria kasar sepertinya!” sahut Jieun frustasi sambil menunjuk Yongguk. Yongguk yang mendengar itu langsung naik darah dan mencengkeram lengan Jieun dengan kasar.

                “Hyung! Hentikan!” sahut Junhong pada Yongguk saat Jieun mulai meringis kesakitan akibat cengkeraman Yongguk.

                “Kenapa hah? Dia ini istriku. Mulai sekarang jangan campuri urusan kami lagi karena tujuan kalian sudah terpenuhi.” Sahut Yongguk sambil menarik Jieun paksa keluar dari kafe itu membuat Junhong dan Himchan berusaha mencegah Yongguk.

                “Yongguk! Tunggu dulu! Yongguk!” Himchan berusaha menghentikan Yongguk tapi tetap saja Yongguk tidak peduli. Ia masuk ke mobil dan langsung menginjak gas meninggalkan tempat itu.

                “Aigoo! Bagaimana ini unnie? Jieun unnie benar-benar dalam masalah kalau bersama pria kasar itu!” sahut Sunhwa panik.

                “I,iya. Jangan panik dulu Sunhwa, kita harus mempercayakan semuanya pada Jieun.” Balas Hyosung, ia masih menatap Himchan yang berbicara pada Junhong.

                “Hyung, bagaimana ini? Kau tahu bagaimana Yongguk hyung kalau sedang marah ‘kan?” sahut Junhong pada Himchan.

                “Tenanglah, aku akan mencoba menghubungi Jieun.” Jawab Himchan, namun berapa kalipun ia mencoba menghubungi Jieun, tetap saja tidak ada jawaban.

                “YAAA! PABBBOOO! INI SAKIT SEKALI! KAU MEMBUAT LENGANKU MEMERAH!” pekik Jieun pada Yongguk.

                “siapa yang peduli, hah? Kenapa harus kau lagi? Gara-gara bertemu denganmu aku harus mengalami semua ini.” Sahut Yongguk kesal.

                “Memangnya kau pikir aku mau bertemu denganmu lagi? Kau sudah banyak menyakitiku.” Jawab Jieun tak mau kalah.

                “Diamlah, kau membuatku semakin marah saja.” Geram Yongguk namun tidak membuat Jieun berhenti protes.

                “Sepertinya yang dikatakan Himchan memang benar. Kita harus bercerai.” Sahut Jieun kemudian.

                “Aku tidak setuju.” Balas Yongguk membuat Jieun terkejut dengan pernyataan namja disebelahnya itu.

                “Apa?! Apa maksudmu tidak setuju?!” Sahut Jieun tidak percaya.

                “Sudah kubilang kalau semua ini tidak akan berakhir semudah itu.” Jawab Yongguk, menekankan perkataannya.

                “Aku tidak mau mau riwayat pernikahan pertamaku berdekatan dengan tanggal perceraian, itu akan membuat harga diriku jatuh didepan banyak kolegaku.” Sahut Yongguk.

                “Lagi pula entah lelaki mana yang akan percaya padamu nanti kalau kau hanya menikah dalam dua hari dan setelah itu bercerai.” Sambung Yongguk lagi membuat Jieun terdiam.

                “Jadi apa yang harus kita lakukan?” Tanya Jieun kemudian.

                “Entahlah.” Jawab Yongguk singkat, membuat Jieun melotot menatap namja disebelahnya itu.

                “Ya! Pikirkan solusinya! Aku tidak mau hidup bersamamu!” Kata Jieun kesal.

              “Kau pikir aku mau hidup bersamamu? Saat ini aku sedang tidak bisa berpikir jernih. Jangan membuatku naik darah!” Balas Yongguk dengan nada tinggi, membuat Jieun terdiam.

                Tak lama kemudian Yongguk menghentikan mobilnya dipinggir jalan yang sepi. Ia menutup kedua matanya sambil menghela nafas panjang, berusaha mengontrol emosinya yang naik turun. Sementara itu Jieun masih terdiam sambil memalingkan wajahnya kearah jendela luar.

                “Mianhae” sahut Yongguk pelan, membuat Jieun kembali menatap wajah Yongguk.

                “Aku tahu kau hanya korban, sama sepertiku. Aku tidak mengira kalau umma dan Kim Ahjumma akan melakukan hal sampai sejauh ini untuk membuatku menikah.” Sahut Yongguk sambil kembali menghela nafas.

                “Aku tidak punya solusi apapun untuk mengakhiri ini, tapi aku tidak berniat untuk bercerai secepatnya.” Sambung Yongguk lagi.

                Mereka berdua pun terdiam untuk beberapa menit. Suasana hening itu mereka gunakan untuk berpikir kembali tentang masalah yang mereka hadapi.

                “Jadi kau mau melanjutkan pernikahan ini?” tanya Jieun kemudian, membuat Yongguk tercekat.

                “Aku tidak bilang begitu.” Jawab Yongguk datar.

                “Tapi secara tidak langsung kau ingin mengatakan kalau kita harus melanjutkan pernikahan ini!” sahut Jieun mulai jengkel.

                “Aku tidak bermaksud seperti itu!” Balas Yongguk.

                “Ya! Kau bermaksud seperti itu!” Sahut Jieun tidak mau kalah.

                “Tidak, aku tidak bermaksud.” Balas Yongguk lagi.

                “Ya! kau ini punya harga diri setinggi apa?! Bilang saja kalau kau memang ingin melanjutkan pernikahan! Kalau tidak mau ya sudah kita bercerai!” Sahut Jieun sambil berteriak kesal.

                “Baiklah, aku ingin melanjutkan pernikahan ini. Tapi percayalah, kita tetap akan bercerai nantinya.” Jawab Yongguk kemudian.

                “Ya sudah kau tetapkan saja tanggal dan bulan kapan kita akan bercerai.” Sahut Jieun jengkel.

                “Maksudmu tahun?” tanya Yongguk kemudian.

                “Mwo?”

                “Maksudmu menetapkan tahunnya ‘kan?” tanya Yongguk lagi.

                “Mwo?! Kita akan bersama dalam hitungan tahun?!” sahut Jieun tidak percaya.

                “Tentu saja, aku tidak mau kalau sebuah pernikahan hanya dihitung dengan hitungan bulan. Kita akan bersama dalam hitungan tahun.” Jawab Yongguk membuat Jieun melongo mendengar pernyataan namja itu.

                “Baiklah-baiklah, setahun cukup ‘kan?” kata Jieun kemudian.

                “Dua tahun. Kita akan menikah selama dua tahun.” Balas Yongguk datar.

                Jieun yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas panjang. ia tidak percaya kalau dirinya harus masuk dalam masalah pernikahan ini. Ia juga tidak percaya kalau ia harus bertemu dengan namja yang sangat ia benci dan kemudian menikah dengannya.

                “Baiklah, terserah padamu. Sekarang bisakah kau mengantarku kembali ke kafe?” tanya Jieun kemudian.

                “Tidak. Kau harus ikut denganku.” Sahut Yongguk sambil menjalankan mobilnya.

                “Hei! Urusan kita sudah selesai, lalu apa lagi?!” tanya Jieun kesal.

                “Urusan kita akan selesai setelah dua tahun berlalu. Sekarang kau tidak boleh menemui Himchan ataupun Junhong. Aku tidak ingin mereka berpikir kalau aku tidak menyakitimu sama sekali.” Sahut Yongguk lagi.

                “Apa maksudmu?! Sekarang kau mau menyakitiku?!” Balas Jieun jengkel.

                “Menurutmu bagaimana?” tanya Yongguk dengan suara rendahnya, membuat Jieun terdiam seketika.

                “Ya! Himchan! Sudah kubilang ‘kan jangan sampai Jieun terluka atau terjadi hal yang buruk padanya!” Hyosung meneriaki Himchan dari seberang telepon, membuat Himchan harus menjauhkan ponselnya dari telinganya.

                “Percayalah padaku nuna, aku berjanji tidak akan terjadi sesuatu yang buruk pada Jieun.” Jawab Himchan.

                “Percaya padamu? Bagaimana bisa? Saat ini Jieun sedang bersama orang sinting itu! BAGAIMANA BISA AKU PERCAYA PADAMU KALAU TIDAK AKAN TERJADI HAL YANG BURUK PADA JIEUN?!” pekik Hyosung lagi, membuat Himchan meringis kesakitan akibat volume suara Hyosung yang tinggi.

                “Kau tidak perlu khawatir nuna, saat ini aku dan Junhong sedang mencari mereka. Aku akan mengabarimu nanti.” Sahut Himchan sambil menutup teleponnya.

                “YA! YA! KENAPA KAU MENUTUP TELEPONNYA?! AISHH PABO!” Hyosung berteriak kesal, tanpa sadar Sunhwa sudah muncul dibelakangnya.

                “Unnie sedang bicara dengan siapa? Kenapa marah-marah begitu? Tanya Sunhwa dengan dahi berkerut.

                “Bu-bukan siapa-siapa. Ayo kita lanjutkan pekerjaan kita, sudah saatnya membuka kafe ‘kan?” sahut Hyosung sambil berusaha tersenyum didepan saengnya itu.

 

                “Yongguk hyung  tidak ada dirumahnya maupun di kantor. Sebenarnya kemana mereka pergi,hyung?” tanya Junhong sambil masuk ke mobil Himchan.

                “Aku juga sudah berusaha menghubungi Yongguk dan Jieun, tapi kelihatannya mereka sengaja mematikan ponselnya.” Jawab Himchan masih sibuk dengan smarthphonenya.

                “Kalau Yongguk hyung pasti mematikan ponselnya, tapi Jieun nuna... sepertinya ia dalam masalah saat ini.” Sahut Junhong cemas.

                “Kau jangan terlalu berpikiran jauh tentang hyungmu. Yongguk tidak akan menyakiti Jieun, aku yakin.” Kata Himchan pada Junhong.

                “Hyung tidak lihat bagaimana mereka berdebat saat di kafe? Sepertinya ada masalah yang terjadi diantara mereka, Yongguk hyung sampai mencengkeram tangan Jieun nuna begitu.” Sahut Junhong lagi membuat Himchan menatap dongsaengnya itu.

                “Berarti ada sesuatu yang terjadi diantara mereka sebelum perjodohan ini ‘kan? kurasa itu awal yang bagus.” Kata Himchan sambil tersenyum, membuat Junhong memandang hyungnya itu dengan dahi berkerut.

                “Apanya yang bagus, hyung?” tanya Junhong kemudian.

                “Sudahlah, kita tidak perlu mencari mereka.” Jawab Himchan, menjalankan mobilnya.

                “Hah? Kenapa hyung?” tanya Junhong lagi, tidak mengerti dengan jalan pikiran hyungnya.

                “Mereka akan baik-baik saja Junhong-ah.” jawab Himchan sambil tersenyum ganjil.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rinakkuma #1
Chapter 18: Cutee~ selesai dlm seharii
byull98 #2
Chapter 18: Author-nim!!!! Mian sebesar-besarnya, baru komen sekaranggg;;;;; Suka banget sama fanfic iniiii, bingung mau komen apalagi kkkk~~~ author-nim jjang!! Bangsong jjang!! Kkkkkk ^^
FolderName
#3
Chapter 18: i need more of our Bbangssong together~ LoL but this is good
opparsfangirl #4
Chapter 18: Baguuus bangeeeet ! #Teambbangssong ... ayo authornim bikiiin ff sebagus ini lagiii yg lebih dramatis :))
kyurikim #5
Chapter 18: Wah udah ending aja nih aku kira bakalan ada kelanjutannya
rengganis
#6
Chapter 18: Wah udah ending ya? Hmmm..klimaksnya ok, tapi butuh chapter lagi buat romancenya bangsong pas merit atau setelahnya hehehe....
Gak nyangka ternyata himchan yg ngatur semuanya. Bakat jadi sutradara deeehhh
mimonu
#7
Chapter 18: aiiiiih endingnya _(:3」∠)_ bagus deh ffnya! ditunggu lagi ff yg lain~
Ichikawa-Ami #8
Chapter 18: Waaaaa, udah ending nih?? Kirain bakal ada chapter cerita cintanya mereka lagi pas Jieun udah bilang. Tapi gapapa author-nim, overall ceritanya seru bgt. Congrats yaa udah bisa selesein ^^
kyurikim #9
Chapter 16: Junhong kenapa balik ke amerika lagi:' Dan Yongguk, sini aku jitak dulu (becanda ding) tapi Yongguk kenapa pake acara nyari si Mirae lagi sih iya aku tau kamu sakit ati tapi ga gini juga kali *kenapa saya yang emosi-_-* semoga masalah author cepet selesai ya:') dan baekyeon sebenernya saya agak kretek karena baekhyun itu ultimate bias :') waiting bangsong jadi real yeah '-')9
rengganis
#10
Chapter 16: Huhuhu...yongguk serem banget sih,,posesif gitu. Tapi in the name of love kali yaaaa....
Tapi kenapa balik ke mirae lagiiii? Uuhh...