Confession

Mr.Coffee

 

                “Ka-kau melihatnya?” tanya Jieun mencoba memecahkan suasana hening yang kini terjadi diantaranya dan Junhong.

                “Ne nuna, awalnya aku ingin menjengukmu tapi sebelum masuk keruangan itu, aku sudah melihatmu dan Yongguk hyung...” jawab Junhong lirih, wajahnya tampak sangat sedih.

                Jieun masih terdiam, ia masih tidak percaya kalau Junhong melihat kejadian itu. Ia berharap untuk melupakan semuanya namun kini Junhong kembali membuatnya mengingat semuanya dengan jelas.

                “Apakah nuna menyukai Yongguk hyung?” tanya Junhong tiba-tiba membuat Jieun kembali membelalakkan matanya mendengar pertanyaan Junhong.

                “A-anio! Aku tidak menyukainya dan ia juga tidak menyukaiku. Ka-kalau masalah itu...itu hanya kecelakaan, Junhong-ah.” Jawab Jieun terbata-bata.

                “Maksud nuna ketidaksengajaan?” tanya Junhong lagi.

                “I-iya, seperti itu...” sahut Jieun sambil tersenyum bodoh.

                “Tapi nuna sempat memeluk...”

                “Junhong-ah! Bisakah kita menghentikan pembicaraan ini? Yang jelas semuanya hanyalah ketidaksengajaan. Aku dan Yongguk...tidak ada rasa apapun diantara kami berdua. Aku dan Yongguk tidak pernah saling menyukai dan akan seterusnya begitu.” Sahut Jieun memotong pembicaraan Junhong. Kini Junhong hanya bisa terdiam sambil menatap wajah nunanya itu.

                “Nuna berbohong.” Sahut Junhong singkat membuat Jieun melotot, kini ia dan Junhong saling berpandangan.

                “Anio! Aku serius Junhong-ah.” Kata Jieun dengan tegas.

                “Tidak, nuna berbohong.” Balas Junhong membuat Jieun kembali menatap dongsaengnya itu.

                “Aishh aku serius Junhong-ah. Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya kalau semua itu hanya kecelakaan?” tanya Jieun frustasi.

                Kali ini kata-kata terakhir Jieun sempat membuat Junhong menyunggingkan senyumnya. Ia lalu kembali menatap nunanya itu dengan serius, membuat Jieun balik menatap Junhong dengan tatapan tidak mengerti.

                “Nuna bisa memberikannya padaku?” tanya Junhong kemudian membuat Jieun mengerutkan dahinya sambil memasang wajah tidak mengerti.

                “Nuna bisa memberikan ciuman itu padaku?” tanya Junhong lagi, kali ini membuat Jieun terkejut.

                “Yah! Junhong-ah, kau sedang sakit? Jangan main-main, lekaslah pulang dan istirahat.” Balas Jieun dengan wajah tidak percaya, ia lalu segera membuka pintu mobil, namun sekali lagi Junhong menahannya.

                Sebelum sempat menoleh pada Junhong, ia sadar kalau bibirnya telah terkunci oleh bibir Junhong. Tubuh Jieun membeku seketika saat kembali merasakan rasa hangat di bibirnya, seperti yang di berikan oleh Yongguk waktu itu. Pikirannya melayang untuk beberapa menit berikutnya, tanpa sadar membiarkan Junhong kini menginvasi mulutnya, membiarkan Junhong mengecap rasa di bibirnya, membiarkan Junhong menguasainya saat ini.

                Menit selanjutnya ia berusaha untuk menggerakkan tubuhnya, ia ingin menghentikan aktivitas Junhong yang sudah terlampau jauh namun entah mengapa ia merasakan kaku di seluruh tubuhnya. Ia bahkan tidak bisa mengedipkan matanya, tubuhnya terlalu shock mendapatkan perlakuan Junhong yang tiba-tiba.

                Ciuman itu berlangsung cukup lama, membuat Jieun akhirnya berusaha mendorong tubuh Junhong menjauh darinya, namun kekuatannya sama sekali tidak bisa membuat dongsaengnya itu untuk berhenti, ditambah dengan kedua tangan Jieun yang kini ditahan oleh Junhong.

               “Junhong-ah! He-hentikan!” sahut Jieun terengah-engah saat Junhong memberikannya ruang untuk menarik nafas. Namun meskipun Jieun sudah hampir menangis tidak membuat namja itu untuk berhenti. Ia masih menahan kedua tangan Jieun untuk tidak meronta.

                Tiba-tiba saja seseorang membuka pintu kemudi yang tidak terkunci dan menarik kerah belakang Junhong dengan kuat membuat Junhong terlempar ke jalanan, tersungkur di atas aspal. Sebelum ia sempat menoleh untuk melihat orang yang menariknya dari mobil, sebuah tinjuan melayang ke wajahnya dan membuatnya meringis kesakitan. Darah mengalir dari sudut bibirnya yang robek akibat pukulan itu.

                Sekali lagi Junhong mencoba menoleh dan mendapati Yongguk yang berdiri di depannya dengan ekspresi marah.

                “Hyung...” sahutnya lirih.

                 Dengan cepat Yongguk kembali menarik kerah baju Junhong dan memberikannya pukulan tepat di wajahnya. Kali ini Jieun menutup mulutnya saat melihat Yongguk memukuli Junhong yang sama sekali tidak membalas pukulan Yongguk.

                “Yongguk hentikan! Hentikan!” Jieun berusaha keluar dari mobil untuk menghentikan Yongguk namun entah kenapa namja itu sama sekali tidak menghiraukannya.

                Jieun melawan rasa sakit dikakinya dan berusaha menyeret tubuhnya menggunakan tongkat untuk mencapai Yongguk namun pada akhirnya ia tidak dapat menjangkau kedua namja di depannya itu dan berakhir dengan tersungkur dijalan.

                “Yongguk! Kubilang berhenti!” Jieun berteriak frustasi saat melihat Junhong yang meringis kesakitan karena Yongguk terus memukulinya tanpa henti. Darah dan luka lebam mulai bermunculan di wajahnya akibat pukulan Yongguk yang kuat.

                “Sejak kapan kau belajar menjadi pecundang hah?!” Bentak Yongguk, ia kembali menyeret Junhong dan menendangi tubuhnya yang kini terkapar dijalanan. Junhong meringis kesakitan saat Yongguk tepat menginjak tulang rusuknya.

                Jieun mulai menangis sambil mencoba untuk berdiri namun tetap saja kakinya terasa sangat menyakitkan saat ia memaksa tubuhnya. Sementara Yongguk masih terus memukuli dongsaengnya itu tanpa ampun membuat Jieun hanya bisa menangis terisak melihat Junhong yang terkapar tidak berdaya di depannya.

                “Astaga! Apa yang terjadi?!” Hana dan Daehyun yang baru saja tiba di depan rumahnya melihat perkelahian itu. Mereka segera turun dari mobil dan menahan Yongguk untuk melanjutkan aksinya.

                “Yongguk! Hentikan!” Hana mendorong tubuh Yongguk untuk menjauhi Junhong yang saat ini terkapar di jalanan. Meskipun begitu Yongguk masih berusaha untuk melayangkan tinjuannya pada Junhong namun Daehyun dengan cepat mengunci kedua lengannya dan menahan tubuhnya untuk tidak bergerak.

                “! Lepaskan aku, brengsek.” Umpat Yongguk pada Daehyun namun Daehyun masih tetap mengunci kedua lengannya.

                “Kau gila Yongguk! Kau ingin membunuhnya?!” Hana berusaha membantu Junhong untuk bangun, namun namja itu kini tak sadarkan diri, membuat Hana menjadi panik seketika.

                “Hana! Hana!” Jieun yang terisak pelan kini mencoba untuk memanggil Hana, rasa sakit di kakinya membuatnya semakin lemah untuk menumpu tubuhnya.

                “Astaga Jieun!” Hana segera membantu Jieun yang tersungkur dijalanan untuk  berdiri, namun Jieun menahannya.

                “Hubungi Himchan...” sahut Jieun di sela-sela tangisnya sambil memberikan ponselnya pada Hana.

                Hana lalu segera menghubungi Himchan yang kemudian langsung datang ke tempat itu. Daehyun dan Hana kini membawa Junhong yang tak sadarkan diri kekamar, Jieun juga ikut bersama mereka. Sementara Yongguk dan Himchan berada di ruang tengah rumah Hyosung.

                “Kau gila Yongguk! Kau mau membunuh dongsaengmu?!” Himchan berusaha menahan emosinya saat mengetahui Yongguk yang menghajar dongsaengnya itu habis-habisan.

                Namun seperti tidak ada penyesalan di wajah Yongguk, ia hanya menatap Himchan dengan sinis tanpa ada satu katapun yang keluar dari mulutnya.

                “Kau benar-benar gila! Kau melakukan ini tanpa dasar yang jelas!” Himchan berteriak marah, membuat Yongguk kini mendekatinya sambil mencengkeram kerah Himchan.

                “Aku melakukannya karena anak itu melewati batasnya. Ia bahkan terlihat seperti kriminal yang mencoba memperkosa seorang wanita lemah.” Balas Yongguk pada Himchan yang kini menyunggingkan senyumnya.

                “Jangan memberikan alasan yang tidak masuk akal.” sahut Himchan sambil melepaskan cengkeraman Yongguk dari kerahnya.

                Yongguk seketika terdiam sambil berusaha mencerna kalimat terakhir Himchan.

                “Apa maksudmu?” tanya Yongguk dingin.

                 “Kau tahu maksudku.” Jawab Himchan singkat.

                “Jangan banyak basa-basi Himchan. Apa maksudmu?!” tanya Yongguk, suaranya mulai meninggi.   

                “Kau jatuh cinta pada Jieun sejak awal ‘kan?”

                Perkataan Himchan yang tiba-tiba itu seolah membuat Yongguk tidak dapat berkata apapun saat ini. Ia hanya bisa diam, meskipun Himchan masih menatapnya dengan kontras.

                “Kau berusaha membodohiku, Yongguk? Seharusnya kau tahu aku mengenalmu sejak dulu. Aku memang tidak bisa memastikan kapan kau mulai menyukainya, tapi kau jelas-jelas sangat menyukai Jieun lebih dari apapun itu. Kau berusaha menutupinya tapi kau malah terlihat seperti orang bodoh yang menipu diri sendiri.”

                Himchan berkata dengan dingin, membuat Yongguk semakin tidak bisa menjawab semua kata-kata yang dilemparkan oleh sahabatnya itu.

                “Jujur saja aku tidak tahu kalau Junhong akan melakukan semua ini, tapi yang jelas kau sudah pergi terlalu jauh, Yongguk. Aku tidak menyalahkanmu karena menyukai Jieun, tapi setidaknya belajarlah untuk mengontrol emosimu. Kau bahkan membuat Jieun ketakutan setiap kali emosimu naik.”

                Sambung Himchan lagi. Ia lalu beranjak pergi menuju lantai dua rumah Hyosung, dimana Junhong sedang terbaring tak sadarkan diri,  meninggalkan Yongguk yang hanya bisa tertunduk sambil menghela nafas panjang. Semua yang dikatakan Himchan sama sekali tidak salah di telinganya, dan ia juga tidak mampu menyanggah apapun itu. Himchan benar, ia terlihat seperti orang bodoh yang menipu dirinya sendiri. Ia terlihat tidak ingin berada didekat Jieun, namun sebenarnya ia sangat menginginkan semua hal yang berhubungan dengan Jieun. Ia terlalu jauh jatuh dalam perasaannya, terkadang ia berpikir itu bukan hanya sekedar rasa suka. Ia berpikir itu bukan sekedar perasaan cinta seperti yang dikatakan banyak orang.

 

                                                                                                ***      

                “Bagaimana keadaannya?” tanya Himchan pada Hana yang kini sedang mengobati luka diwajah Junhong yang masih tak sadarkan diri.

                “Kurasa ia baik-baik saja.” Jawab Hana yang melihat Himchan kini berdiri di sampingnya.

                “Maafkan aku karena sudah merepotkanmu dan Jieun.” Sahut Himchan, menyesal.

                “Tidak Himchan-ssi, ini bukan salahmu. Kurasa Yongguk pasti punya alasan kenapa ia melakukan semua ini pada dongsaengnya.” Jawab Hana lagi.

                “Ini semua karena Yongguk yang terlalu menyukai Jieun.” Sahut Himchan sambil tersenyum, membuat Hana melotot mendengar pernyataan namja disebelahnya itu.

                “Apa maksudmu Himchan-ssi?” tanya Hana, menatap Himchan.

                “Yongguk tidak menginginkan siapapun menyentuh Jieun, termasuk dongsaengnya. Jadi ia melakukan semua ini tanpa pikir panjang.” Jawab Himchan tanpa menghilangkan senyum dari wajahnya, membuat Hana menatapnya tidak mengerti.

                “Oh  dimana Jieun?” tanya Himchan kemudian.

                “Sepertinya ia sedang menenangkan diri di kamar sebelah. Sejujurnya Jieun bukan orang yang mudah mengeluarkan air matanya begitu saja. Tapi sepertinya akhir-akhir ini ia sedang dalam masa-masa yang berat.” Sahut Hana prihatin.

                “Aku ingin melihatnya.” Balas Himchan, namun ditahan oleh Hana.

                “Jieun tidak ingin diganggu, jadi biarkan saja. Ia akan keluar dari kamar saat ia merasa dirinya sudah tenang.” Sahut Hana kemudian, membuat Himchan mengangguk mengerti.

                Tidak berapa lama kemudian, Daehyun tiba-tiba saja masuk kekamar itu, membuat Himchan dan Hana menoleh padanya.

                “Daehyun, ada apa?” tanya Hana saat melihat Daehyun yang ingin mengatakan sesuatu.

                “Orang bernama Yongguk itu membawa Jieun nuna pergi.” sahut Daehyun ragu.  

                Perkataan Daehyun itu seketika membuat Hana melotot mendengarnya.

                “Mwo?! Kenapa kau tidak menghentikannya?!” tanya Hana dengan cemas.

                “Itu karena Jieun nuna bilang ia tidak apa-apa.” Jawab Daehyun lagi.

                “Aishh kau ini! seharusnya kau...”

                “Tenang saja Hana-ssi, tidak akan terjadi apa-apa pada Jieun.” Sahut Himchan memotong perkataan Hana.

                “Tapi Jieun...”

                “Yongguk tidak akan melakukan sesuatu yang buruk padanya, aku berani jamin.” Sahut Himchan sambil tersenyum.

 

                                                                                                ***

                Kini Jieun dan Yongguk duduk di sebuah taman yang cukup sepi. Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara untuk beberapa menit, sampai Jieun mulai membuka suaranya.

                “Apa yang  mau kau katakan?” tanya Jieun dingin, pandangannya masih menatap lurus kedepan, membuat Yongguk yang melihatnya menghela nafas untuk yang kesekian kali.

                “Maafkan aku.” Sahut Yongguk sambil tertunduk lesu.

                “Maaf apa?” tanya Jieun singkat, tanpa menoleh pada Yongguk.

                “Maafkan aku atas semuanya.” Sahut Yongguk, mencoba menyesali perbuatannya.

                “Kau seharusnya meminta maaf pada Junhong, bukan aku.” Balas Jieun datar.

                “Aku tahu, tapi aku ingin kau memaafkanku.” Kata Yongguk lagi membuat Jieun terdiam sejenak.

                “Aku tidak mengerti kenapa kau terus-terusan membuatku kesal, Bang Yongguk.” Sahut Jieun dingin.

                “Tidak seharusnya kau memukuli dongsaengmu seperti itu.” sambung Jieun lagi dengan  geram, namun pandangannya masih menatap lurus kedepan. Ia tidak ingin memandang wajah namja disebelahnya saat ini, ia tidak ingin mengeluarkan air matanya lagi hanya karena namja disebelahnya itu.
               

                “Aku tahu aku menyebalkan.” Jawab Yongguk, kali ini entah kenapa keegoisan dalam dirinya menghilang begitu saja saat melihat Jieun mulai bersikap dingin padanya.

                Sekali lagi Jieun terdiam. Tidak ada jawaban darinya, membuat Yongguk kini melirik yeoja yang sangat berharga baginya itu.

                “Aku akan memaafkanmu.” Sahut Jieun tiba-tiba, membuat Yongguk tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Ia tersenyum lega.

                “Tapi dengan satu syarat.” Sambung Jieun lagi sambil menoleh menatap Yongguk yang kini buru-buru menghilangkan senyum di wajahnya.

                “Apa itu?” tanya Yongguk kemudian.

                “Jangan muncul di depanku sampai hari pernikahan  nanti.” Sahut Jieun kemudian, membuat Yongguk tercekat mendengarnya.

                “Apa? Apa maksudmu?” tanya Yongguk tidak percaya.

                “Maksudku, jangan temui aku sampai hari pernikahan nanti. Apakah kau tidak mengerti?” tanya Jieun kesal.

                “Aku tidak mengerti! Apa maksudmu mengatakan hal seperti itu?” tanya Yongguk lagi,  emosinya kini mulai naik.

                “Aku tidak mau kau mencampuri urusanku, jadi jangan  temui aku lagi!” sahut Jieun sambil berusaha berdiri dengan tongkatnya.

                “Tunggu Jieun, aku tahu kau marah tapi tidak seharusnya kau berkata seperti ini.” Yongguk berusaha menahan Jieun yang kini kembali menoleh dan menatap Yongguk dengan tajam.

                “Aku tidak seharusnya apa? Aku hanya minta tidak bertemu denganmu. Apakah itu terlalu berat untukmu? Kau bilang kau tidak pernah ingin lagi bertemu dengan gadis pembawa sial sepertiku ‘kan? Seharusnya  kau senang.”  Sahut Jieun lagi dengan kesal.

                “Tidak, tidak seperti itu.” Balas Yongguk.

                “Lalu apa? Sudahlah! Aku tidak ingin berlama-lama ditempat ini!” Jieun kembali berjalan dengan susah payah, namun Yongguk menahan lengannya, membuatnya kembali berpandangan dengan namja didepannya itu.

                “Tidak seperti itu Jieun.” Sahut Yongguk lagi, ia berusaha  membuat gadis didepannya itu untuk mengerti, namun tetap saja Jieun hanya bisa memasang wajah kesalnya melihat wajah  Yongguk.

                “Bisakah kau antarkan aku kembali sekarang juga? Atau haruskah aku berjalan sendiri?” tanya Jieun tidak sabaran.

                “Baiklah Jieun, aku ingin kau tahu semuanya. Aku...” Yongguk mencoba melanjutkan perkataannya, namun entah kenapa lidahnya terasa kaku. Jieun yang masih memandangnya dengan wajah tidak mengerti kini hanya bisa menunggu kelanjutan dari perkataan Yongguk.

                “Aku...” Yongguk berusaha menahan nafasnya untuk mengatakan semuanya dengan jelas namun sekali lagi entah kenapa lidahnya terlalu berat untuk bergerak.

                “Kau apa?!” tanya Jieun tidak sabaran dengan Yongguk yang terus-terusan memberi jeda di tengah-tengah kalimatnya.

                 “Aku... aku menyukaimu, aku sangat menyukaimu.” Sahut Yongguk sambil menghela nafas  panjang. Perkataannya itu seketika membuat Jieun melotot mendengarnya. Ia tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. Ia berusaha mencerna perkataan Yongguk untuk beberapa menit lamanya, ia tidak mengerti apa yang salah dengan otaknya namun ia berusaha begitu keras mencerna perkataan Yongguk yang terdengar aneh ditelinganya.

                “Kau bilang apa? Aku tidak mengerti.” Sahut Jieun berharap kalau pendengarannya mengalami gangguan untuk sesaat yang lalu.

                “Aku menyukaimu Jieun, aku sangat menyukaimu.” Sahut Yongguk lagi, tangannya berusaha membelai wajah gadis yang sangat berharga baginya itu. Membuat Jieun kaget dengan perlakuannya yang tiba-tiba.

                “Yongguk hentikan, kau sudah gila!” Jieun menepis tangan Yongguk yang menyentuh wajah mulusnya. Ia masih tidak percaya dengan semua yang dikatakan Yongguk, tepatnya ia tidak percaya dengan pendengarannya.

                “Ya Jieun, aku memang sudah gila. Aku gila sejak pertama kali bertemu denganmu. Aku menjadi gila saat kau muncul didepanku.” Yongguk tersenyum menatap Jieun, membuat Jieun seketika membelalakkan matanya tidak percaya dengan namja didepannya itu. Ia tidak menyangka kalau Yongguk akan mengatakan semua hal yang bahkan tidak pernah sekalipun terpikir dibenaknya. Kini ia tidak dapat mengatakan apapun, tubuhnya serasa membeku saat Yongguk mulai memeluknya, memeluk tubuhnya yang kini tenggelam dalam tubuh Yongguk.

                “Aku sangat menyukaimu, kau sama sekali bukan pembawa sial. Aku membohongi diriku dan semuanya. Aku membohongi diriku bahwa aku terlalu menyukaimu.” Yongguk berbisik pelan, membuat Jieun merinding mendengarnya. Ia berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Yongguk, namun entah kenapa namja itu sama sekali tidak melonggarkan pelukannya.

                “Yongguk, kau pasti bercanda. Berhentilah mempermainkanku dan lepaskan aku sekarang juga.” Sahut Jieun, suaranya mulai bergetar karena rasa takut yang tiba-tiba melandanya.

                “Bercanda? Apa kau masih berpikir seperti itu?” sahut Yongguk sambil menatap Jieun yang kini juga menatapnya dengan tampang ketakutan.

                Tanpa aba-aba Yongguk langsung mengunci bibir Jieun dengan bibirnya. Ia kembali membuat dirinya terjatuh dengan merasakan bibir gadis didepannya itu.  Memberikan ciuman yang lembut untuk membuat malaikatnya dapat merasakan bagaimana perasaannya yang sesungguhnya. Mengecap  rasa demi rasa disetiap bagian diri Jieun, membuat Jieun benar-benar tidak dapat menggerakkan tubuhnya lagi. Entah kenapa tapi ia terlalu kaget mendapatkan setiap pernyataan Yongguk yang tiba-tiba. Ia berusaha mengedipkan matanya, berusaha berharap kalau semua ini hanya mimpi, namun berapa kalipun ia berharap ia tahu bahwa setiap sentuhan yang Yongguk berikan bukanlah mimpi dan itu memang kenyataan.

                Yongguk mengakhiri ciumannya sambil menatap Jieun yang kini tidak bereaksi, ia tahu kalau gadis didepannya itu masih tidak percaya dengan semua  hal yang tiba-tiba ia berikan. Namun ia tidak peduli, perasaannya sudah pergi terlalu jauh dan Jieun harus mengetahuinya, begitu pikirnya.

                “Kau mengerti?” Yongguk tersenyum sambil membelai wajah Jieun yang masih  menatapnya tanpa berkedip. Kali ini entah kenapa Jieun tidak bisa mengatakan apapun lagi. Pikirannya serasa kacau dengan semua hal yang menimpanya hari ini. Pertama dongsaengnya, Junhong yang tiba-tiba saja menciumnya dengan paksa, sekarang namja kasar yang selalu membuatnya kesal menyatakan cinta padanya.

                 Ia terlalu shock dengan semua kejadian yang menimpanya tiba-tiba. Ia hanya gadis biasa yang tidak pernah berharap banyak dalam masalah percintaannya namun sekarang ia harus mengalami hal-hal yang bahkan sama sekali tidak seharusnya ia alami. Ia tidak ingin jatuh dalam masalah percintaan yang rumit maupun masalah dengan pria yang sama sekali tidak ia mengerti. Kepalanya kini tiba-tiba saja terasa sangat berat hanya dengan kembali mengingat pernyataan Yongguk padanya. Pernyataan Yongguk yang begitu aneh di pikirannya. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rinakkuma #1
Chapter 18: Cutee~ selesai dlm seharii
byull98 #2
Chapter 18: Author-nim!!!! Mian sebesar-besarnya, baru komen sekaranggg;;;;; Suka banget sama fanfic iniiii, bingung mau komen apalagi kkkk~~~ author-nim jjang!! Bangsong jjang!! Kkkkkk ^^
FolderName
#3
Chapter 18: i need more of our Bbangssong together~ LoL but this is good
opparsfangirl #4
Chapter 18: Baguuus bangeeeet ! #Teambbangssong ... ayo authornim bikiiin ff sebagus ini lagiii yg lebih dramatis :))
kyurikim #5
Chapter 18: Wah udah ending aja nih aku kira bakalan ada kelanjutannya
rengganis
#6
Chapter 18: Wah udah ending ya? Hmmm..klimaksnya ok, tapi butuh chapter lagi buat romancenya bangsong pas merit atau setelahnya hehehe....
Gak nyangka ternyata himchan yg ngatur semuanya. Bakat jadi sutradara deeehhh
mimonu
#7
Chapter 18: aiiiiih endingnya _(:3」∠)_ bagus deh ffnya! ditunggu lagi ff yg lain~
Ichikawa-Ami #8
Chapter 18: Waaaaa, udah ending nih?? Kirain bakal ada chapter cerita cintanya mereka lagi pas Jieun udah bilang. Tapi gapapa author-nim, overall ceritanya seru bgt. Congrats yaa udah bisa selesein ^^
kyurikim #9
Chapter 16: Junhong kenapa balik ke amerika lagi:' Dan Yongguk, sini aku jitak dulu (becanda ding) tapi Yongguk kenapa pake acara nyari si Mirae lagi sih iya aku tau kamu sakit ati tapi ga gini juga kali *kenapa saya yang emosi-_-* semoga masalah author cepet selesai ya:') dan baekyeon sebenernya saya agak kretek karena baekhyun itu ultimate bias :') waiting bangsong jadi real yeah '-')9
rengganis
#10
Chapter 16: Huhuhu...yongguk serem banget sih,,posesif gitu. Tapi in the name of love kali yaaaa....
Tapi kenapa balik ke mirae lagiiii? Uuhh...