Jieun's POV (1)

Mr.Coffee

 

                “Yahh! Yongguk! Apa-apaan kau?!” sahutku dengan kesal sambil memukul lengannya dengan sekuat tenaga. Entah kenapa aku membenci Yongguk yang saat ini terus-terusan terpaku pada wanita bernama Mirae itu.

                “Aishh itu sakit, Jieun.” Ia meringis kesakitan akibat pukulanku, tapi jujur saja aku tidak peduli. Saat ini ia seharusnya membelaku dari wanita itu,bukannya malah memperhatikan tubuh wanita itu.  

               “Katakan padanya siapa aku!” sahutku dengan tatapan membunuh pada Yongguk yang masih mengusap lengannya.

                “Arasso.  Mirae, Jieun adalah calon istriku.” Katanya kemudian, membuatku kali ini kembali menyunggingkan senyum kemenanganku pada wanita bernama Mirae yang sekarang menatapku dengan penuh kebencian.  Aku memang orang yang cukup sabar, tapi entah kenapa sepertinya aku ingin mencabut bola mata wanita penggoda didepanku ini. Ia melihatku seperti aku adalah seonggok sampah yang mengganggu. Seharusnya ia menyadari siapa dirinya saat ini. Aku benar-benar tidak suka dengan wanita didepanku ini.  

                “Baiklah Yongguk, sekarang aku tahu alasanmu kenapa kau datang ke klub dengan keadaan frustasi. Sepertinya kau salah dalam memilih calon istri.”

                Apa?! Apa ia mengatakan sesuatu yang membuatku ingin benar-benar menjambaknya saat ini? wanita bernama Mirae ini benar-benar membuat seorang Song Jieun habis kesabaran.

                “Yahh! Kau benar-benar tidak sopan!”

                Sebelum aku benar-benar ingin menyakiti wanita didepanku ini, Yongguk dengan cepat menahan tanganku dan menarikku kepelukannya. Aku memang membenci Yongguk karena menghentikanku, tapi saat ini kelihatannya Mirae bisa melihat bagaimana Yongguk saat ini benar-benar memelukku dengan erat.

                “Maaf Mirae, tapi urusan kita sudah berakhir sejak kita bertemu. Atau apakah bayaranku semalam untukmu kurang?”

                Perkataan Yongguk itu entah kenapa terdengar sangat kasar. Ia memang selalu kasar, tapi aku menyukai caranya saat ini. Perkataannya bahkan membuat wanita itu membelalakkan matanya sambil menatap Yongguk dengan tidak percaya.  Kupikir ia pantas mendapatkannya.

                Tidak perlu waktu lama untuk wanita itu dan ia pergi dengan sendirinya tanpa mengatakan apapun lagi.  Aku merasa sangat senang karena telah mengalahkan wanita itu, tiga poin berturut-turut. Sekarang yang harus kulakukan adalah membuat Yongguk melepau dari pelukannya karena entah kenapa ia tak kunjung melepau.

                “Yongguk, bisakah kau berhenti memelukku?”

                Tanyaku sambil mencoba melepaskan diriku, tapi seperti yang kuduga ia memelukku sangat erat, aku bahkan kesulitan bernafas saat ini.

               “Kau terlihat sangat manis tadi.” Katanya sambil mencium puncak kepalaku, membuatku merasakan panas di pipiku. Baiklah, ini terlalu picisan, aku tidak mau orang-orang mulai memandangi kami dengan pandangan aneh.

                “Baiklah-baiklah, sekarang lepaskan aku. Aku tidak bisa bernafas.” Kataku lagi, meskipun malah sebaliknya, kini aku mulai menikmati bau parfum ditubuhnya, tapi aku harus bisa kembali terlihat seperti Jieun yang biasanya.

                Yongguk melepau dari pelukannya, namun setelah itu ia tiba-tiba saja menangkup wajahku dan mencium bibirku. Membuatku membeku untuk yang kesekian kali karena  hal ini. Setelah mencium bibirku ia lalu mencium kedua pipiku, hidungku, dan keningku. Apa yang salah dengannya sampai-sampai ia harus mencium seluruh wajahku?!

                “Yahh! Hentikan!” sahutku sambil berusaha mendorongnya menjauh dariku, tapi ia malah menggenggam lenganku dan menarikku kedalam pelukannya lagi. 

                “Yongguk! Kubilang hentikan!”

                Namja ini benar-benar sudah gila, ia bahkan sama sekali tidak mendengarkanku dan terus memelukku. Aku bahkan bisa melihat bagaimana orang-orang yang melewati kami tersenyum melihat apa yang Yongguk lakukan saat ini. Ini benar-benar memalukan.

                “Yongguk...bisakah kita pulang?” tanyaku kemudian setelah beberapa  menit berlalu dan ia masih terus memelukku tanpa mengatakan apapun.

                “Baiklah, ayo kita pulang.” Sahutnya kemudian sambil tersenyum. Entah kenapa tapi aku menyukai gummy smilenya. Seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainannya, ia terlihat sangat berbeda saat tersenyum, begitu pikirku.

 

                                                                                                ***

                Saat ini aku dan Yongguk sudah berada di apartemen, kami berdua  duduk bersebrangan di sofa tanpa ada satupun dari kami yang berbicara. Aku bisa melihat Yongguk yang saat ini bermain dengan smartphonenya, tapi yang benar saja, keadaan ini membuatku menjadi seperti orang bodoh. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan saat ini dan ia tidak peduli dengan aku yang menatapnya dengan  tatapan bosan.

                “Yahh Yongguk, aku bosan.” Sahutku kemudian. Entah kenapa tapi aku memang orang yang mudah bosan saat tidak melakukan apapun. Ia lalu menatapku sambil menyunggingkan senyumnya dan setelah itu kembali memainkan smartphonenya lagi. Aku benar-benar tidak percaya dengan namja didepanku ini!

                “Yah! Kenapa kau hanya tersenyum begitu!” sahutku mulai kesal.

                “Jadi apa yang mau kau lakukan?” tanyanya kemudian.

                “Aku ingin ke Routte Cafe. Menemui Hyosung unnie dan Sunhwa disana.” Jawabku dengan tampang memelas.  

                “Bagaimana kalau aku tidak mau?” tanya Yongguk lagi. Apa ada yang salah dengan otaknya saat ini?

                “Arasso, biar aku pergi sendiri.” Seharusnya ia tahu kalau aku masih memiliki dua kaki untuk berjalan. Aku kemudian mengambil tasku dan segera berjalan menuju pintu. Namun entah kenapa pintu itu sepertinya terkunci, padahal seharusnya pintu itu tidak terkunci.

                “Yah! Yongguk! Apa kau yang memegang kuncinya?!” tanyaku mulai kesal pada namja yang masih sibuk dengan smartphonenya itu.

                “Karena aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada seorang gadis yang kaki kanannya baru saja sembuh dari patah tulang, jadi sebaiknya aku tidak membiarkanmu pergi kemanapun tanpa sepengetahuanku.”

                Perkataannya itu membuatku benar-benar ingin melempar kepalanya dengan vas bunga disampingku. Kenapa ia tidak bisa berhenti membuatku kesal padanya?

                “Yongguk! Aku serius! Aku tidak mau hanya diam di tempat ini, itu akan membuatku menjadi seperti orang yang tidak berguna!” kataku dengan kesal, kuharap kali ini perkataanku bisa membuatnya berhenti  memainkan smartphonenya itu.

                “Apakah sebaiknya kita melakukan sesuatu yang berguna?”   tanyanya lagi dengan senyumnya yang terlihat aneh, yang membuatku ingin benar-benar melemparnya dengan vas bunga saat ini. Tapi tiba-tiba saja keinginanku terhenti saat ponselku berbunyi. Aku menatap layarnya dan mendapati nama Junhong. Entah kenapa tapi aku merasa ragu untuk menjawabnya, sudah seminggu lebih berlalu dan aku belum bertemu ataupun berbicara dengannya sejak kejadian itu. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan nantinya.

                “Kenapa kau tidak mengangkat ponselmu?” tanya Yongguk yang membuatku tersadar dari lamunanku bahwa aku tidak kunjung mengangkat ponselku yang masih berbunyi. Entah apa yang akan terjadi nanti kalau Yongguk tahu Junhong menelponku, jadi aku mengangkat ponselku sambil berlari kekamar dan mengunci pintu. Aku tidak peduli dengan Yongguk yang saat ini memanggilku karena  tingkahku yang cukup aneh.

                “Ne, Yeoboseyo.” Sahutku memberanikan diri mengangkat telepon dari Junhong.

                “Nuna, maafkan aku karena tiba-tiba saja menghubungimu.” Suara Junhong yang khas itu terdengar dari seberang telepon.

                “Gwenchana Junhong-ah. Bagaimana kabarmu?” Jawabku sambil tersenyum, entah kenapa tapi aku merindukan suaranya.

                “Aku baik-baik saja nuna, maafkan aku karena tidak bisa menemuimu tapi Himchan hyung tidak mengizinkanku untuk menemuimu, jadi aku hanya bisa berbicara lewat telepon.” Junhong berkata dengan suaranya yang terdengar sedih, membuat hatiku tiba-tiba saja merasa kasihan padanya.  

                “Gwenchana Junhong-ah, aku senang karena kau menelponku.” Kataku lagi.

                “Kupikir kau tidak akan menjawab telponku karena kau sudah terlanjur membenciku, tapi aku salah.” Junhong berkata dengan nada lega, aku dapat mendengarnya dengan jelas saat ia menghela nafas.

                “Aku ingin minta maaf dengan apa yang kulakukan padamu beberapa waktu yang lalu, nuna. Kau pasti berpikir kalau aku sudah gila, tapi aku benar-benar tidak bisa menahan diriku. Aku...aku tidak pernah ingin kau menikah dengan Yongguk hyung sejak pertama kali bertemu denganmu.”

                Entah kenapa tapi kata-kata Junhong membuatku tiba-tiba saja mengerti arah pembicaraannya saat ini, dan itu jelas membuat wajahku terasa panas.

                “Aku memang dongsaeng yang buruk, tapi aku tidak bisa membohongi diriku kalau aku benar-benar menyukaimu. Aku menyukaimu, Jieun nuna.”

                Aku benar-benar tidak bisa berkata-kata saat Junhong mengatakan semua itu dengan jelas.  Meskipun ia hanya mengatakannya lewat telepon, tapi semuanya terdengar sangat jelas seperti ia berbicara langsung didepanku.

                “Aku sangat menyukaimu, karena  itu aku tidak bisa menahan diriku. Terlebih lagi saat melihatmu dan Yongguk hyung...aku benar-benar merasa buruk karena sudah menyentuh gadis yang Yongguk hyung cintai. Aku benar-benar merasa tidak berguna, sampai sekarangpun aku bahkan tidak bisa membuat Yongguk hyung dan Himchan hyung bangga padaku. Yang kulakukan hanyalah terus-terusan membuat mereka membantuku dalam kehidupanku sendiri, lalu sekarang membuat masalah. Aku memang tidak berguna sama sekali...”

                Sekali lagi hatiku merasakan perih saat Junhong mengatakan semua hal itu. Aku bahkan bisa merasakan bagaimana rasa sedihnya lewat nada suaranya saat ini.  

                “Junhong-ah...”

                “Aku akan kembali ke Amerika hari ini. Jadi aku ingin berpamitan pada nuna.”

                Perkataan Junhong itu tiba-tiba saja membuatku melotot mendengarnya.

                “A-apa? Bukankah kau bilang kau akan ikut ujian masuk universitas di Seoul?” tanyaku tidak percaya.

                “Ah ne, itu hanya rencana nuna. Sepertinya aku harus lebih banyak belajar lagi, karena aku tidak ingin menyusahkan Yongguk hyung dan Himchan hyung. Selain itu...aku tidak tahu apa yang akan kulakukan nanti jika masih terus berada di Seoul dan melihatmu dan Yongguk hyung bersama-sama.”

                Wajahku kembali terasa panas saat Junhong mengatakan hal itu. Rasanya cukup sedih jika aku tidak bisa melihat Junhong lagi untuk waktu yang lama, jadi aku berpikir untuk menemuinya.

                “Aku akan menemuimu di bandara Junhong-ah.” Kataku kemudian.

                “Itu tidak perlu nuna, saat ini aku sedang berada di bandara dan pesawatku akan tiba lima menit lagi.” Jawabannya itu jelas saja membuatku kembali melotot mendengarnya.

                “Kenapa kau tidak memberitahuku sejak awal, Junhong-ah?” tanyaku, meminta penjelasan.

                “Karena aku tidak mau nuna datang dan menemuiku.”

                “Apakah Yongguk tahu tentang ini?”

                “Yongguk hyung tidak tahu. Hanya Himchan hyung yang tahu tentang masalah ini.”

 

                “Kenapa?” tanyaku dengan sedih.

                “Aku bisa melihat seberapa besar rasa suka Yongguk hyung padamu, Jieun nuna. Ia tidak pernah memukulku hanya karena masalah wanita, tapi kali ini ia benar-benar melakukannya.” Aku terdiam mendengar perkataan Junhong. Aku tahu kalau Yongguk memang sangat menyukaiku, tapi ia tidak seharusnya melakukan hal yang kasar pada Junhong.

                “Aku tidak akan bisa menemuinya saat ini. Himchan hyung juga menyetujui alasanku dan ia membiarkanku pulang kembali ke Amerika. Jadi tidak ada gunanya lagi aku terus berada di Korea.” Lagi-lagi Junhong mengatakan sesuatu yang membuatku merasa kasihan padanya. Aku sudah terlanjur mengganggapnya sebagai dongsaengku dan  ia  tiba-tiba saja akan pergi saat ini.

                “Aku senang saat tahu Yongguk hyung mulai menyukai seseorang, tapi aku tidak pernah berpikir kalau orang yang ia sukai juga akan menjadi orang yang kusukai. Sekali lagi maafkan aku nuna. Kuharap kita bisa bertemu lagi nantinya.”

                “Junhong-ah, jangan bicara seperti itu, aku...”

                “Jieun! Kau bicara dengan siapa?!”

                Kata-kataku terputus akibat teriakan Yongguk. Kini ia mulai menggedor pintu kamarku dengan  sangat keras, entah apa yang ada dipikirannya. Ia tidak seharusnya mencampuri urusan pribadiku.

                “Baiklah nuna, aku harus pergi. Aku akan merindukanmu dan Yongguk hyung.”

                “Ju-Junhong-ah, tunggu du...”

                Sekali lagi kata-kataku terputus karena Junhong dengan cepat menutup teleponnya. Ia bahkan tidak membiarkanku mengatakan selamat tinggal padanya. Aku merasa sangat sedih karena tidak bisa melihatnya untuk yang terakhir kali sebelum ia pergi ke Amerika, entah kapan aku bisa menemuinya lagi.

                “Jieun! Buka pintunya!”

                Yongguk benar-benar gila, kalau aku tidak membuka pintu saat ini mungkin ia sudah menghancurkan pintu kamar ini.

                “Bisakah kau tidak berteriak?” kataku padanya dengan kesal.

                “Kau berbicara dengan siapa?” sekarang Yongguk malah menatapku dengan tajam, membuatku kembali merasakan ketakutan seperti biasanya. Aku tidak tahu apa reaksinya jika aku mengatakan yang sebenarnya padanya. Aku terdiam sejenak sambil memandang kearah lain, aku harus mencoba untuk tidak terlihat berbohong didepannya.

                “Aku berbicara dengan Hana, ia meminta bantuanku hari ini untuk mengerjakan tugasnya. Tapi aku menolaknya.”

                Kataku kemudian sambil memberanikan diri menatap mata Yongguk yang entah kenapa masih terlihat mengerikan.

                “Jangan mencoba berbohong. Kau bicara dengan siapa?”

                Baiklah, jadi seberapa keras pun aku berusaha untuk tidak berbohong Yongguk tetap akan tahu kalau aku berbohong. Jadi kali ini aku hanya bisa tertunduk menatap ujung-ujung kakiku tanpa berkata apapun.

                “Aku tanya kau bicara dengan siapa?”

                Suara Yongguk benar-benar menakutiku. Ia tidak seharusnya menyudutkanku seperti ini, aku benar-benar tidak bisa mengerti dengan namja kasar sepertinya. Aku tidak akan pernah bisa nyaman bersamanya kalau ia terus-terusan membuatku ketakutan seperti ini. aku tidak akan pernah bisa membalas perasaannya kalau ia seperti ini.

                “Kenapa kau diam? Aku bertanya padamu Jieun!”

                Lihat? Ia membentakku. Ia membentakku dan entah kenapa saat ia melakukan itu rasanya aku ingin menangis. Aku tidak pernah menangis saat seseorang meneriakiku, tapi Yongguk membuatku menjadi lemah. Ia membuatku selalu merasa takut dengan matanya yang tajam dan perkataannya yang kasar. Aku tidak akan bisa melakukan ini, aku tidak akan bisa mencintainya.

                “Kau tidak perlu berteriak padaku!”

                “Aku tidak akan berteriak padamu jika kau menjawabku!”

                “Aku tidak mau menjawab pertanyaanmu! Apa itu cukup?!”

                “Kenapa kau tidak mau menjawab pertanyaanku?!”

                “Karena aku tidak mau menjawab pertanyaanmu!”

                “Kau harus Jieun!”

                “Berhenti memaksaku,Yongguk! Kau bukan siapa-siapa!”

                Aku mencoba keluar dari kamar itu sambil menahan air mata yang kini mulai muncul di pelupuk mataku, namun tiba-tiba saja Yongguk menahan lenganku. Terdengar aneh memang karena kami bertengkar hanya karena masalah kecil, namun bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah Yongguk yang selalu membelengguku. Ini bukan pertama kalinya ia bersikap terlalu berlebihan padaku, bahkan untuk berbicara dengan seseorang lewat telepon saja ia harus ikut campur? Aku benar-benar tidak habis pikir dengan namja sepertinya.      

                “Aku suamimu, Jieun.”

                “Kau bukan suamiku!”

                “Aku suamimu dan kau istriku!”

                “Tidak! Aku bukan istrimu! Jadi berhentilah mencampuri urusanku!”

                Kali ini emosiku benar-benar naik dan aku balik membentak Yongguk.

                “Berhentilah membelengguku Yongguk! Kau bukan siapa-siapa!”

                Entah kenapa tapi tiba-tiba saja Yongguk melonggarkan pegangannya padaku. Ia menatapku dengan ekspresi yang tidak bisa kujelaskan. Aku baru menyadari kalau perkataanku menyakitinya. Aku tahu ia menyukaiku dan aku tidak seharusnya mengatakan hal yang tidak pantas padanya.

                Aku hanya bisa terdiam sambil menyesali perkataanku sampai aku sadar kalau Yongguk telah meninggalkanku. Ia pergi dari apartemen sambil membanting pintunya dan itu membuatku semakin merasa bersalah.  Aku benar-benar merasa sangat jahat.   

 

                                                                                                ***

                “Jieun? Ada apa kau menelponku?”

                “Hana, sepertinya aku punya masalah yang serius.”

                Aku memutuskan menelpon Hana setelah Yongguk pergi sejak dua jam yang lalu dan aku hanya bisa terdiam di apartemen menyesali perkataanku tanpa menemukan solusi yang tepat.

                “Apakah ini antara kau dan Yongguk?”

                “Uh...ya, sepertinya aku tidak cocok dengan Yongguk. Aku tidak mengerti kenapa ia bisa menyukaiku tapi sejujurnya, aku tidak menyukainya dan aku tidak yakin kalau aku bisa menyukainya nanti.”

                Aku mencoba mengatakan hal yang sebenarnya pada Hana dan itu membuat Hana terdiam sejenak setelah mendengar pernyataanku.

                “Kau tidak seharusnya bicara seperti itu Jieun. Paling tidak, belajarlah untuk membuka hatimu. Aku tahu kau belum pernah tertarik dengan siapapun dan sekaranglah saat yang tepat untukmu belajar menyukai seseorang.”

                “Tapi aku tidak bisa Hana. Aku selalu merasa lemah saat didekat Yongguk, aku...sepertinya aku takut padanya.”  Kataku dengan pelan. Aku memang takut saat Yongguk mulai menatapku dengan tatapannya yang tajam dan perkataannya yang kasar, maksudku suara bassnya yang terdengar mengerikan ditelingaku.

                “Mungkin kau hanya belum terbiasa Jieun.”

                “Kenapa kau bicara seenteng itu, Hana? Kau tidak tahu kalau ia itu orang yang mengerikan?”

                “Benarkah? Aku tidak tahu kalau ia orang yang mengerikan.”

                “Kalau begitu kau harus tahu, Hana! Ia sangat kasar dan mengerikan!”

                “Kalau begitu kau juga harus tahu, Jieun. Selain sisinya yang mengerikan, apakah kau pernah melihat sisi lainnya? Apakah ia pernah terlihat berbeda didepanmu? Kau harus memikirkan sisi baik dari dirinya yang lain. Aku yakin Yongguk punya sisi yang baik, apalagi ia telah menyatakan perasaannya padamu. Mungkin saja kau menganggapnya buruk Jieun, tapi kau tidak pernah tahu ‘kan kenapa Yongguk bertingkah seperti itu? Bagaimanapun juga ia menyukaimu, Jieun. Itu adalah hal yang harus kau ingat.”

                Aku terdiam saat mendengar perkataan Hana. Aku kembali teringat bagaimana senyum Yongguk setelah ia menyatakan perasaannya padaku. Senyum Yongguk saat ia meminta maaf pagi ini padaku, dan senyum Yongguk saat aku kesal melihatnya dengan wanita bernama Mirae itu. Hana benar, aku tidak seharusnya hanya melihat sisi Yongguk yang kasar. Yongguk mungkin melakukan semua hal itu karena ia terlalu menyukaiku. Aku seharusnya bisa memahaminya, bukan ikut-ikutan bersikap egois. Aku memang salah.

                “Ne, sepertinya aku harus melakukannya Hana.”

                “Yeah, memang seperti itu seharusnya Jieun!”

                “Baiklah Hana, terimakasih karena sudah membantuku.  Aku akan memasak untuk makan malam nanti dan meminta maaf padanya.”

                “Begitulah yang harus kau lakukan Jieun! Aku akan selalu membantumu jika kau membutuhkanku, fighting!”

                Perkataan Hana itu membuatku tersenyum mendengarnya. Ia memang sahabat terbaik bagiku.

                “Baiklah, sampai nanti Hana.”

                Akupun menutup telepon lalu bergegas menuju dapur. Aku ingin membuatkan makan malam yang spesial untuk Yongguk. Paling tidak aku harus membuatnya menerima permintaan maafku.

 

                                                                                                ***

                Setelah merasa cukup memasak, aku kembali keruang tengah dan melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul enam sore. Sudah beberapa jam berlalu sejak Yongguk pergi dan ia tidak kunjung kembali. Aku penasaran kemana ia pergi, jadi aku memberanikan diri untuk menelponnya.             Aku menunggu cukup lama mendengarkan suara sambungan telepon yang tak kunjung dijawab. Sepertinya Yongguk membutuhkan waktu yang lama untuk mengangkat ponsel dariku, begitu pikirku.

                “Yeoboseyo.”

                Aku melotot seketika saat mendengar suara wanita yang mengangkat ponsel Yongguk. Apakah Yongguk menjatuhkan ponselnya di suatu tempat atau apa?

                “Siapa ini? Bagaimana bisa ponsel suamiku berada ditanganmu?” entah kenapa tiba-tiba saja pertanyaan spontan itu keluar dari mulutku dan membuat wanita itu tertawa. Sepertinya suaranya tidak asing.

                “Oh maafkan aku, tapi Yongguk tidak bisa diganggu.”

                Baiklah, sekarang aku ingat dengan suara menjijikkan ini. Mirae.

                  “Yahh! Kau! Kenapa kau yang memegang ponsel Yongguk?! Dimana Yongguk?!”

                “Ia sedang terlelap. Kelihatannya ia habis mengalami hari yang buruk, jadi ia datang padaku untuk melupakan masalahnya.”

                Telingaku benar-benar terasa panas dan gatal saat mendengar suara wanita ini! tidak bisakah ia berbicara dengan nada yang biasa? Aku bahkan bukan salah satu pelanggannya!

                “Bisakah kau memberikan ponselnya pada Yongguk?! Aku ingin bicara padanya!”

                “Aku sudah bilang padamu kalau Yongguk sedang terlelap. Aku kasihan padanya karena ia terlihat sangat kelelahan, jadi cobalah menghubunginya nanti.”

                “Apa?! Hei! Berikan ponselnya sekarang juga pada Yongguk atau aku...”

                Bahkan kalimatku belum selesai dan wanita itu mematikan ponselnya. Ini benar-benar membuatku frustasi! Yongguk benar-benar gila! Kenapa ia menemui wanita itu lagi?! Aku sudah susah payah memasak makan malam untuknya dan ia malah pergi ke tempat wanita  itu! Yongguk benar-benar gila! Aku akan membunuh wanita penggoda itu! Aku benar-benar habis kesabaran saat ini!

                “Yeoboseyo”

                “Himchan! Dimana klub yang biasa didatangi Yongguk?!”

                “Huh? Klub? Kenapa kau bertanya tentang masalah itu, Jieun?”

                “Jangan banyak tanya! Katakan saja dimana tempatnya!”

                Tanpa sadar emosiku naik drastis dan aku menelpon Himchan dengan meneriakinya. Aku benar-benar jadi aneh akibat wanita bernama Mirae itu.

                “Ji-Jieun, apa yang sebenarnya terjadi?”

                Aku bisa mendengar suara Himchan yang ketakutan karena aku membentaknya. Aku sudah menjadi orang yang kasar karena pengaruh Yongguk. Aku mencoba menghela nafas panjang untuk mengatur emosiku. Aku tidak tahu kenapa aku bisa menjadi seperti ini. Aku seharusnya tidak membentak Himchan yang bahkan tidak tahu apa-apa.

                 “Maafkan aku Himchan, tapi Yongguk pergi ke klub  dan sampai sekarang belum kunjung kembali. Bisakah kau memberitahukan padaku dimana klub yang biasa ia datangi?”

                “Ah begitukah? Tidak biasanya Yongguk pergi ke klub tanpaku. Kurasa aku tahu tempatnya Jieun. Aku akan mengantarkanmu kesana.”

                “Ti-tidak usah, aku bisa pergi sendiri. Kau hanya perlu memberitahukan tempatnya saja.”

                “Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi ke tempat berbahaya seperti itu sendirian, Jieun? Aku tetap akan mengantarmu meskipun kau menolak.” Perkataan Himchan itu mau tidak mau hanya bisa membuatku berkata ‘ya’.

                Setelah memberitahukan alamat apartemen Yongguk, Himchan lalu segera datang menjemputku. Aku yang sudah menunggunya di depan gedung apartemen lalu masuk ke mobilnya yang berhenti tepat didepanku.

                “Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau mau ke klub hanya untuk menemui Yongguk?”

                Pertanyaan Himchan itu kembali membuatku menghela nafas panjang untuk menjawabnya.

                “Kami bertengkar karena masalah kecil seperti biasanya dan aku merasa kalau perkataanku menyakitinya, jadi aku ingin meminta maaf padanya.”

                “Kalau begitu kenapa tidak menghubunginya saja dan bicara baik-baik?”

                Aku terdiam sejenak saat Himchan bertanya tentang hal yang membuat emosiku kembali naik karena mengingat wanita bernama Mirae itu.

                “Sebenarnya aku sudah melakukannya, tapi ada seseorang yang menghalangiku. Jadi aku ingin menemui Yongguk langsung saat ini.”

                “Seseorang? Siapa itu?”

                Entah kenapa tapi semakin lama Himchan bertanya padaku membuat emosiku semakin tidak stabil. Apa ia tidak bisa mengerti kalau saat ini ia tidak seharusnya bertanya banyak hal?

                “Himchan, bisakah kau jalankan saja mobilnya? Kau akan tahu semuanya saat sampai di klub itu!”

                Aku berkata dengan kesal membuat Himchan mengangguk mengerti sambil secepatnya menjalankan mobilnya. Aku benar-benar tidak sabar ingin secepatnya berhadapan dengan wanita bernama Mirae itu. Ini kedua kalinya aku sangat ingin menjambak rambut seorang wanita setelah pertengkaranku yang dulu dengan sepupuku.

 

                                                                                                ***

                Dengan cepat aku keluar dari mobil setelah sampai di klub itu. Aku melangkahkan kakiku dengan cepat, menyusuri tiap-tiap ruangan di klub itu untuk mencari sosok Yongguk. Jujur saja ini pertama kalinya aku pergi ke tempat seperti ini dan aku mendapati banyak wanita dengan pakaian minim dan pria-pria mabuk yang bersama mereka. Bau alkohol dan asap rokok menyeruak keseluruh tempat itu dan jelas saja itu membuatku ingin muntah.

                “Jieun! Tunggu!”

                Himchan masih berusaha menyusulku, namun aku terus masuk kedalam tempat itu, melewati lorong dengan lampu-lampu yang redup. Semakin lama aku masuk lebih dalam ketempat itu suasananya berubah menjadi sepi dan remang. Pencarianku berhenti pada sebuah ruangan yang terletak diujung lorong. Tanpa ragu aku membuka pintunya dan melotot mendapati Yongguk yang tertidur pulas hanya terbalut selimut bersama wanita penggoda itu diatas kasur disudut ruangan. Wanita menyebalkan bernama Mirae itu, ia juga hanya menggunakan selimut dan kini menoleh menatapku dengan senyum liciknya.

                Aku benar-benar tidak bisa menahan emosiku. Aku tidak tahu kenapa, tapi aku tidak menginginkan wanita itu mendekati Yongguk dan aku juga tidak menginginkan Yongguk bersama wanita itu. Tidak sama sekali...

 

 

 

 

A/N: mohon maaf chapter yg ini ngaret karena author ada masalah yang benar-benar berat akhir-akhir ini ;w; *bow at many times*

semoga readers suka, dan mohon maaf jika ada kesalahan disana-sini. berhubung author masih baru jadi mohon dimaafkan jika banyak kesalahan dalam penulisan ataupun plot dsb ;w;  (sekali lagi mohon maaf jika ada kesalahan dan sesuatu yg membuat reader kurang suka dgn ff ini). sebelumnya terimakasih banyak buat yg sudah mau baca, comment, dan subscribe. itu jadi motivasi yg membuat author benar-benar merasa terbantu walaupun dalam masa-masa sulit ;w; sekali lagi terimakasih banyaakk *bow 90 degree*

 

Btw, Chukkae buat official couple BaekYeon! temen author yang suka banget sama otp BaekYeon bener-bener seneng karena otpnya jadi real, yaampun ;w; *jealous inside* meskipun banyak jg fans yg ga setuju tapi author sejujurnya sangat mendukung hubungan mereka. apalagi mereka juga labelmate ;u; ini berarti tidak mungkin tidak kalau suatu saat nanti BangSong akan jadi real otp juga xD, tinggal menunggu waktu saja sampai saat itu tibaa *sobs* #BangSongIsReal

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rinakkuma #1
Chapter 18: Cutee~ selesai dlm seharii
byull98 #2
Chapter 18: Author-nim!!!! Mian sebesar-besarnya, baru komen sekaranggg;;;;; Suka banget sama fanfic iniiii, bingung mau komen apalagi kkkk~~~ author-nim jjang!! Bangsong jjang!! Kkkkkk ^^
FolderName
#3
Chapter 18: i need more of our Bbangssong together~ LoL but this is good
opparsfangirl #4
Chapter 18: Baguuus bangeeeet ! #Teambbangssong ... ayo authornim bikiiin ff sebagus ini lagiii yg lebih dramatis :))
kyurikim #5
Chapter 18: Wah udah ending aja nih aku kira bakalan ada kelanjutannya
rengganis
#6
Chapter 18: Wah udah ending ya? Hmmm..klimaksnya ok, tapi butuh chapter lagi buat romancenya bangsong pas merit atau setelahnya hehehe....
Gak nyangka ternyata himchan yg ngatur semuanya. Bakat jadi sutradara deeehhh
mimonu
#7
Chapter 18: aiiiiih endingnya _(:3」∠)_ bagus deh ffnya! ditunggu lagi ff yg lain~
Ichikawa-Ami #8
Chapter 18: Waaaaa, udah ending nih?? Kirain bakal ada chapter cerita cintanya mereka lagi pas Jieun udah bilang. Tapi gapapa author-nim, overall ceritanya seru bgt. Congrats yaa udah bisa selesein ^^
kyurikim #9
Chapter 16: Junhong kenapa balik ke amerika lagi:' Dan Yongguk, sini aku jitak dulu (becanda ding) tapi Yongguk kenapa pake acara nyari si Mirae lagi sih iya aku tau kamu sakit ati tapi ga gini juga kali *kenapa saya yang emosi-_-* semoga masalah author cepet selesai ya:') dan baekyeon sebenernya saya agak kretek karena baekhyun itu ultimate bias :') waiting bangsong jadi real yeah '-')9
rengganis
#10
Chapter 16: Huhuhu...yongguk serem banget sih,,posesif gitu. Tapi in the name of love kali yaaaa....
Tapi kenapa balik ke mirae lagiiii? Uuhh...