Another Woman

Mr.Coffee

“Bi-bicara apa?!” Jieun berusaha untuk tidak terlihat ketakutan, namun suaranya sudah terlanjur bergetar dengan sendirinya, membuat Yongguk menyunggingkan senyum melihatnya saat ini.

                “Menurutmu apa?” tanya Yongguk sambil menenggelamkan wajahnya dileher Jieun, membuat Jieun  merinding merasakan nafas Yongguk yang kini menggelitik lehernya.

                “Y-Yah! Jangan main-main Yongguk! Aku serius!” Jieun berusaha menjauhkan dirinya dari Yongguk namun namja itu kembali menariknya untuk lebih dekat lagi.

                “Kau pikir aku main-main?” balasnya sambil menatap mata Jieun tajam, membuat Jieun menelan ludah melihat wajah Yongguk yang memang tidak main-main.

                “Ba-baiklah...a-apa yang harus kita bicarakan?” tanya Jieun kemudian.

                “Apakah kau membenciku?” tanya Yongguk tiba-tiba, membuat Jieun melongo mendengarnya.

                “Ti-tidak, aku tidak membencimu, Yongguk...” sahut Jieun terbata-bata.

                “Jangan bohong!” bentaknya, membuat Jieun kali ini tidak dapat menyembunyikan rasa takutnya.

                “A-aku tidak bohong...” sahut Jieun sambil menutup mata, ia tidak berani melihat pada Yongguk saat ini.

                “Kalau begitu apakah kau mencintaiku?” tanya Yongguk lagi. Jieun yang mendengar itu langsung kembali membuka matanya sambil menatap mata namja didepannya itu. Matanya memancarkan keputus-asaan dan kesedihan, entah kenapa Jieun merasa kasihan melihatnya saat ini. Sejujurnya ia tidak tahu apa yang harus ia jawab saat Yongguk menanyakannya hal itu. Ia tidak ingin membohongi Yongguk dan dirinya, tapi ia juga merasa bersalah jika harus mengatakan tidak saat ini.

                Jieun hanya bisa terdiam, kini mereka berdua saling berpandangan tanpa ada seorang pun yang mengatakan sesuatu.

                “Kau tidak mencintaiku jadi kau tidak bisa mengatakannya?” tanya Yongguk tiba-tiba, membuat Jieun tercekat.  

                “Tidak Yongguk, aku tidak bilang seperti itu...” sahut Jieun lirih.

                “Hah, kau membuatku jadi seperti ini, Jieun. Aku pergi ke klub seharian dan menghabiskan waktu bersama wanita-wanita itu hanya karena ingin melupakanmu, meskipun aku tahu itu semua tidak berguna. Aku tahu aku tidak akan bisa melupakanmu. Kau membuatku gila karena kau tidak kunjung memberiku jawaban.” Sahut Yongguk, tidak percaya dengan jawaban yeoja didepannya.

                 “Kau mencoba menghindar dan menganggapku tidak waras lagi, Kau tidak tahu seberapa besar rasa sakit yang kualami saat kau mencoba memalingkan wajahmu dariku?  Aku bahkan tidak bisa melakukan pekerjaanku dengan baik hanya karena memikirkanmu. Aku mencoba untuk menahan diriku  untuk tidak memaksamu menjawab pernyataanku, tapi kau seolah tidak peduli. Kau tidak kunjung menyadari seberapa besar aku mencintaimu. Kau tidak menyadarinya?” tanya Yongguk putus asa, membuat Jieun tiba-tiba saja merasakan perih dihatinya yang sangat dalam. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi setelah Yongguk mengatakan semua hal yang tidak ia ketahui. Ia merasa menjadi seseorang yang jahat saat ini karena tidak bisa membalas perasaan Yongguk.

                “Apakah pernyataanku padamu sebelumnya tidak membuatmu mengerti, Jieun?! Apakah pernyataanku tidak membuatmu mengerti seberapa besar rasa cintaku?!” Yongguk berteriak frustasi, membuat Jieun kini harus menutup matanya sambil memalingkan wajahnya, namun Yongguk mencengkeram pipinya untuk kembali melihat padanya.

                “Yo-Yongguk...hentikan...” sahut Jieun, rasa takut mulai melandanya melihat wajah marah Yongguk didepannya.

                Yongguk hanya tersenyum melihat ekspresi Jieun yang ketakutan, tangannya masih mencengkeram wajah Jieun untuk tidak menjauh dari pandangannya. 

                 Entah kenapa tapi sampai saat ini Jieun tidak bisa mengatakan apapun. Sejujurnya Ia tidak membenci Yongguk, namun ia juga tidak mencintainya. Ia merasa sangat sakit dengan perlakuan Yongguk padanya saat ini, namja itu telah berkali-kali membuatnya menangis namun entah kenapa ia sama sekali tidak membencinya. Ia tidak mengerti perasaan yang dimilikinya, hatinya terlalu rapuh menerima semua hal yang tiba-tiba diberikan Yongguk padanya.

                “Aku mencintaimu, Jieun...” sahut Yongguk lirih. Ia lalu mendekatkan wajahnya pada Jieun, membuat Jieun reflek menutup matanya lagi. Ia yakin Yongguk akan  menciumnya namun entah kenapa Jieun tidak kunjung merasakan bibirnya saat ini disentuh oleh bibir Yongguk. Jadi ia mencoba membuka matanya sedikit, mendapati Yongguk yang kini tertidur diatasnya. Namja itu kembali tertidur dengan wajah damainya, membuat Jieun menghela nafas panjang.

                Setelah berusaha untuk memindahkan tubuh Yongguk kesisi lain dikasur itu, Jieun lalu mencoba berdiri dan keluar dari kamar itu, kembali kekamarnya. Ia tahu kalau Yongguk sedang mabuk, tapi ia sama sekali tidak menganggap semua pernyataan Yongguk padanya hanyalah omong kosong.

                Ia sempat tidak percaya kalau Yongguk meninggalkannya sendirian di apartemen hanya untuk pergi ke klub, tapi ia juga tidak menyalahkan Yongguk karena semua itu adalah kesalahannya. Ia memang tidak pernah memberikan Yongguk jawaban yang pasti dan kapan ia akan menjawabnya, hal itu membuat Jieun sekali lagi merasa sangat bersalah.

                “Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan...” sahut Jieun pada dirinya sendiri sambil menghela nafas panjang.

                Malam itu ia mencoba untuk tidur, namun entah kenapa kata-kata Yongguk masih sangat jelas terbayang dikepalanya. Ia ingin melakukan sesuatu untuk dirinya dan Yongguk saat ini, tapi ia tidak tahu apakah sesuatu itu akan berhasil nantinya.

 

                                                                                                ***

                 Yongguk berusaha bangun dengan susah payah pagi itu. Ia harus menyeret tubuhnya kekamar mandi karena kepalanya yang terasa sangat berat. Ia ingin membuat dirinya mandi air panas sejenak. Entah kenapa ia tidak dapat mengingat apapun yang terjadi semalam sejak ia minum-minum di klub. Meskipun ia masih bisa mengingat apa yang dilakukannya saat datang pertama kali ke klub namun setelah itu ia tidak dapat mengingat apapun lagi akibat pengaruh alkohol. Ia bahkan tidak tahu kenapa ia bisa kembali ke apartemennya saat ini.

                Setelah merasa tubuhnya kembali segar, Yongguk lalu keluar dari kamarnya dan menuju dapur untuk mendapatkan segelas air. Namun ia terkejut saat ia melihat Jieun yang sedang memakai celemek sambil menata beberapa piring  berisi makanan diatas  meja.

                “Ah kau sudah bangun?” tanya Jieun sambil tersenyum saat melihat Yongguk yang kini menatapnya dengan bingung.

                “Ah...ne.” Jawab Yongguk seadanya. Ia bahkan lupa kalau Jieun masih tinggal diapartemennya. Saat ini ia benar-benar merasa bersalah karena ia melupakan malaikat didepannya.

                “Ayo kita makan bersama. Aku sudah menyiapkan bimbimbap, galbi dan sup bening.” Sahut Jieun, tersenyum sambil mengisyaratkan Yongguk untuk duduk bersamanya.

                Yongguk kemudian duduk dengan ragu sambil mulai memakan makanannya. Ia tidak bisa membohongi dirinya kalau masakan Jieun sangat lezat, ditambah dengan sarapan bersama malaikatnya untuk yang pertama kali. Ia terbiasa sarapan sendirian sejak tinggal terpisah dari orang tuanya, dan kini ia kembali merasakan sarapan bersama orang yang sangat dicintainya. Ia merasa sangat bahagia, namun ia masih bertanya-tanya apa yang terjadi padanya semalam.

                “Jieun, apa yang terjadi padaku semalam?” tanya Yongguk tiba-tiba, membuat Jieun menghentikan makannya sambil menatap namja didepannya itu.

                “Ah...kau pulang larut malam dalam keadaan mabuk.” Jawab Jieun mencoba tersenyum, membuat Yongguk membelalakkan matanya tidak percaya. 

                “Ma-maafkan aku, Jieun...” sahut Yongguk dengan wajah menyesal. Ia benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya saat mengetahui kalau malaikatnya itu melihatnya pulang dalam keadaan mabuk.

                “Gwenchana Yongguk-ah, itu hal yang biasa untuk para eksekutif sepertimu ‘kan? Setelah lelah bekerja kalian pasti akan bersenang-senang bersama rekan-rekan kerja yang lain. Aku tidak menyalahkanmu.” Sahut Jieun sambil tersenyum, kali ini membuat Yongguk merasa lega karena Jieun bisa memaafkannya. Meskipun ia sebenarnya hanya pergi ke klub seharian tanpa bekerja. 

                 “Ah ne...gomawo.” sahut Yongguk sambil tersenyum dengan gummy smilenya.

                “Ngomong-ngomong...bagaimana keadaan kakimu?” tanya Yongguk kemudian, membuat Jieun teringat bahwa hari ini adalah hari dimana ia harus kembali kerumah sakit untuk mengecek keadaan kakinya.

                “Tidak begitu sakit lagi, tapi hari ini aku harus kerumah sakit.” Jawab Jieun.

                “Kalau begitu bersiap-siaplah, aku akan mengantarkanmu.” Sahut Yongguk yang dibalas anggukan oleh Jieun.

 

                                                                                                ***

                Jieun dan Yongguk bersama-sama masuk ke lift menuju parkiran mobil, namun saat pintu lift terbuka Jieun mendapati Jongup yang sedang berdiri didepan pintu lift.

                “Annyeong Jongup-ah~” sahut Jieun tersenyum, membuat Jongup ikut tersenyum melihat Jieun.

                “Annyeong nuna, bagaimana keadaanmu?” tanya Jongup dengan semangat.

                “Ah ne, sudah baikan. Ini semua karenamu Jongup-ah, jeongmal gomawo.” Sahut Jieun dengan ramah, membuat Yongguk yang berdiri disampingnya memasang wajah tidak suka pada Jongup.

                “Siapa dia?” tanya Yongguk pada Jieun.

                “Ah, ini Jongup! Dia bekerja sebagai teknisi di apartemen ini. Jongup-ah, perkenalkan ini Bang Yongguk.” Sahut Jieun, memperkenalkan Yongguk pada Jongup.

                “Ne, Jongup imnida.” Kata Jongup sambil membungkukkan tubuhnya sedikit, memberi salam pada Yongguk. Namun Yongguk hanya diam sambil mengamati namja yang terlihat masih seperti dongsaengnya itu. 

                “Aigoo Yongguk, jangan memasang tampang seram seperti itu pada Jongup.” Protes Jieun pada Yongguk.

                “Kita sudah terlambat, ayo pergi.” sahut Yongguk sambil menarik lengan Jieun, membuat Jieun terkejut dengan sikap Yongguk.

                “Sampai nanti Jongup-ah!” kata Jieun sambil melambaikan tangannya yang satu pada Jongup yang masih berdiri didepan lift dengan tampang tidak mengerti.

                “Ne, sampai nanti nuna!” jawab Jongup kemudian.

                “Kenapa kau berkenalan dengan orang-orang aneh?” tanya Yongguk sambil masuk kemobil, diikuti oleh Jieun.

                “Apa maksudmu? Jongup bukan orang aneh.  Ia orang yang baik.” Protes Jieun pada namja disebelahnya itu.

                “Dari mana kau tahu? Dan kenapa kau bisa mengenalnya?” tanya Yongguk lagi.

                “Karena ia memang orang yang baik. Aku kebetulan bertemu dengannya saat pulang dari belanja dan ia membantuku membawa barang-barang belanjaan.” Jawab Jieun, mencoba berbohong.

                “Jangan bohong.” Kata Yongguk singkat, membuat Jieun tercekat.

                “A-aku tidak bohong!” bantah Jieun. Dalam hatinya ia tidak percaya kenapa namja disebelahnya itu selalu bisa membaca pikirannya.

                “Baiklah, hanya saja jangan terlalu dekat dengan orang-orang asing, kau akan kena masalah nanti.” Sahut Yongguk lagi sambil mulai menjalankan mobilnya.

               

                                                                                                ***

                “Annyeong Youngjae-ah!” sahut Jieun saat kebetulan bertemu dengan  Youngjae di lobi rumah sakit.

                “Annyeong nuna,  sudah lama tidak melihatmu. Bagaimana keadaan kakimu?” tanya Youngjae yang kini melihat kaki kanan Jieun.

                “Ah sudah baikan, tapi tetap saja dokter Choi menyuruhku untuk tetap datang dan mengontrol keadaan kakiku.” Jawab Jieun membuat Youngjae tersenyum.

                “Aku senang kalau nuna bisa datang kerumah sakit, jadi aku bisa bertemu denganmu.” Sahut Youngjae sambil tersenyum menatap Jieun.

                “ Aku juga Youngjae-ah. Tapi kau bisa menyimpan nomorku, jadi kita bisa bertemu kapanpun itu.” Sahut Jieun sambil mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, namun entah kenapa tiba-tiba saja  sebuah tangan merebut ponselnya, membuat Jieun terkejut dengan perlakuan orang disebelahnya itu.

                “Yah! Yongguk! Apa-apaan kau?!” sahut Jieun kesal dengan perlakuan Yongguk yang tiba-tiba.

                “Sudah kubilang agar tidak terlalu dekat dengan orang asing.” Balas Yongguk, membuat Jieun menatap namja itu dengan tidak percaya.

                “Apanya yang orang asing?! Kau juga sudah bertemu dengan Youngjae ‘kan? Ia dokter dirumah sakit ini!” protes Jieun yang mulai kesal dengan Yongguk.

                “Aku tidak peduli dengan profesinya. Itu tidak membuatnya berhenti jadi orang asing.” Sahut Yongguk sambil menyimpan ponsel Jieun di sakunya.

                “Yah! Kau ini!” Jieun mulai bergerak untuk merebut ponselnya kembali, namun ditahan oleh Yongguk.

                “Hahah sudahlah nuna, calon suamimu benar. Aku memang orang asing dan seharusnya kau tidak semudah itu memberikan nomor ponselmu. Sebaiknya aku pergi karena masih ada beberapa pasien yang menungguku.” Sahut Youngjae sambil tersenyum pada Jieun dan Yongguk. Ia lalu segera berjalan meninggalkan mereka menuju lantai dua.

                “Yah! Ini semua karenamu! Youngjae jadi merasa tersinggung dengan perkataan kasarmu!” kata Jieun dengan sebal sambil memukul lengan Yongguk.

                “Kelihatannya tidak seperti itu, lagipula dari mana ia tahu kalau aku calon suamimu?” tanya Yongguk kemudian, membuat Jieun tercekat.

                “Sepertinya giliranku sudah tiba, aku harus menemui dokter Choi.” Sahut Jieun sambil mulai berjalan menjauhi Yongguk.

                “Kau belum menjawab pertanyaanku.” Kata Yongguk lagi, sambil menahan lengan Jieun.

                “Mana kutahu! Mungkin ia tahu dengan sendirinya!” balas Jieun dengan kesal.

                “Jangan bohong.” Sahut Yongguk.

                “Yah! Lepaskan aku, Yongguk. Aku harus menemui dokter Choi.” Kata Jieun sambil berusaha melepaskan tangan Yongguk yang menahannya.

                “Aku tidak peduli, aku akan terus menahanmu sampai kau mengatakan yang sebenarnya.” Jawab Yongguk, membuat Jieun menghela nafas panjang mendengar pernyataan Yongguk.

                “Baiklah, aku memberitahunya!” sahut Jieun dengan kesal.

                “Kau memberi tahu apa?” tanya Yongguk lagi, membuat Jieun frustasi.

                “Aku memberitahunya bahwa kau adalah calon suamiku!” jawab Jieun dengan terpaksa, membuat Yongguk kini menyunggingkan senyumnya.  Dengan cepat ia lalu mencium bibir Jieun, membuat Jieun melotot dengan aksi Yongguk yang tiba-tiba.

                “Arasso. Aku akan menunggumu di luar.” Sahut Yongguk sambil terkekeh, ia lalu meninggalkan Jieun yang kini masih membeku ditempat. Ia tidak percaya kalau Yongguk benar-benar akan menjadi gila seperti ini karena dirinya.

 

                                                                                                ***

                “Kau sudah selesai?” tanya Yongguk yang melihat Jieun masuk kedalam mobilnya. Sementara Jieun hanya mengangguk sambil memasang seat beltnya.

                “Kau mau pergi jalan-jalan?” tanya Yongguk lagi, membuat Jieun melongo menatap namja disebelahnya itu.

                “Yah! Kau tidak pergi bekerja?!” tanya Jieun balik.

                “Tidak ada hal penting yang harus dikerjakan hari ini.” jawab Yongguk.

                “Tapi kalau kau mau kita bisa saja menghabiskan waktu berdua di apartemen.” Sahut Yongguk lagi terkekeh, membuat Jieun melotot mendengar pernyataan Yongguk.

                “Baiklah-baiklah, aku ingin jalan-jalan ke mall. Sudah lama sejak Hana dan Hyosung unnie tidak menemaniku pergi ke mall.” Kata Jieun, yang dibalas anggukan oleh Yongguk. Ia lalu segera menjalankan mobilnya menuju mall terbaik dikota itu.

                “Yah! Kenapa tidak pergi ke mall lain? Aku bahkan tidak pernah berani ketempat ini karena harga barang-barangnya mahal!” protes Jieun saat mereka sudah sampai di mall yang dimaksud.

                “Berhentilah memikirkan harga. Kau bisa puas belanja dan aku yang akan membayar nantinya.” Jawab Yongguk sambil keluar dari mobil.

                “Tidak mau, aku tidak mau berhutang padamu lagi.” Balas Jieun yang masih duduk di dalam mobil.

                “Berhentilah membahas itu! Mulai sekarang jangan pernah lagi menganggap kalau kau punya hutang padaku!” bentak Yongguk, namun tidak membuat Jieun bergerak dari tempat duduknya. Ia masih merenggut sambil memalingkan wajahnya menatap kearah lain.

                “Jieun, ayo keluar.” Sahut Yongguk sambil menahan emosinya. Namun Jieun hanya diam  tanpa menjawab perkataan Yongguk.

                “Jieun, kubilang keluar.” Sahut Yongguk lagi berusaha terlihat sabar.

                “Kalau kau tidak mau keluar, aku akan menggendongmu kedalam mall.” Perkataan Yongguk itu langsung membuat Jieun mau tidak mau harus keluar dari mobil dengan wajah cemberut. Ia tidak percaya kalau sampai saat ini Yongguk terus-terusan membelenggunya dengan keinginan egoisnya.

 

                                                                                                ***

                “Kenapa kau tidak mulai memilih?”  tanya Yongguk pada Jieun yang hanya berdiri di deretan pakaian-pakaian didepannya.

                “Tidak ada yang menarik.” Jawab Jieun singkat, membuat Yongguk mengerutkan dahinya.

                “Jangan membuatku marah hanya karena kau tidak mau membeli barang disini.” balas Yongguk membuat Jieun menatap namja itu dengan tidak percaya.

                “Tapi memang tidak ada yang menarik, Yongguk! Tempat ini bukan seleraku memilih pakaian.” Sahut Jieun membela dirinya.

                “Pantas saja seleramu memilih pakaian sangat buruk. Sekarang  kau pilih atau aku akan membelikan semua pakaian didepanmu.”  Kata Yongguk membuat Jieun melotot mendengarnya.

                “Yah! Itu tidak perlu! Aisshh kau ini!” Jieun lalu mulai memilih pakaian dengan wajah kesalnya, membuat Yongguk tersenyum melihat gadis yang ia sukai itu cukup keras kepala dalam masalah uang.

                ‘Uang bahkan tidak bisa mengalahkan keberadaanmu, Song Jieun.’ Sahut Yongguk dalam hati, yang masih memandangi Jieun memilih pakaian.

                “Ah Bang Yongguk?” suara asing itu membuat Yongguk menoleh pada orang yang memanggil namanya.

                Ia mendapati seorang wanita yang berdiri di sampingnya dengan pakaian yang cukup terbuka dan beberapa kantung belanjaan ditangannya.

                “Aku tidak percaya, ternyata kau memang Yongguk.” Sahut wanita itu lagi dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya, membuat Yongguk menatapnya sambil mengerutkan kening tidak mengerti.

                “Apa aku mengenalmu?” tanya Yongguk kemudian.

                “Aigoo kenapa kau bertanya seperti itu? Kau sudah melupakanku?”  tanya wanita itu lagi dengan wajah sedihnya. Entah kenapa tapi Yongguk benar-benar tidak bisa mengingat wanita didepannya itu. Untuk masalah pekerjaan, ia hanya bertemu dengan sedikit wanita dan ia yakin tidak ada wanita dengan penampilan aneh seperti wanita didepannya ini.

                Yongguk masih terdiam sambil berusaha mengingat-ingat wanita yang pernah ia kenal, membuat wanita didepannya itu tersenyum sambil tiba-tiba saja mendekati dan mencium Yongguk  tepat di bibirnya.

                “What the...” sebelum Yongguk sempat menyelesaikan kata-katanya wanita itu kembali mencium pipi Yongguk sekilas. Membuat Yongguk melongo menatap wanita asing didepannya itu, sementara wanita itu hanya tertawa pelan pada Yongguk yang masih membeku dengan wajah tidak mengerti.

                “Yongguk! Aku sudah selesai memilih!” tiba-tiba saja Jieun datang dengan beberapa kantung belanjaan. Ia sedikit terkejut melihat Yongguk berbicara dengan seorang wanita cantik yang cukup sempurna dimatanya, paling tidak wanita itu punya segala sesuatu yang diinginkan seorang wanita. Ditambah dengan pakaiannya yang  terlihat glamour.

                “Oh, kau sedang bersama adikmu, Yongguk?” tanya wanita itu sambil menatap Jieun yang kini entah kenapa mulai tidak menyukai gaya bicara wanita didepannya.

                “Yah! Yongguk! Siapa dia?” tanya Jieun pada Yongguk yang masih belum berkata-kata.

                “Entahlah, dia...”

                “Namaku Yoon Mirae. Senang bertemu denganmu, tapi sepertinya Yongguk melupakanku secepat itu.” Sahut wanita bernama Mirae itu sambil melemparkan tatapan menggoda pada Yongguk, membuat Jieun kebingungan menatap Yongguk dan wanita itu bergantian.

                “Yongguk, kau tidak mengenalnya?” tanya Jieun lagi, setengah berbisik.

                “Molla, aku tidak mengingat apapun tentangnya, ia tiba-tiba saja...”

               “Kau melupakanku, Yongguk? padahal baru semalam kita bersenang-senang.” Sahut Mirae dengan wajah sedihnya, kali ini membuat Jieun membelalakkan matanya mendengar hal itu.

                “Yah! Yongguk! Apa dia...”

                “Ya, Yongguk datang ke klub semalam dan kami menghabiskan waktu dengan bersenang-senang berdua. Aku bahkan mengantarnya sampai kedepan apartemennya karena ia tidak bisa menyetir lagi dengan benar. Kupikir kau tidak akan melupakan waktu-waktu bahagia itu, Yongguk.” Sahut Mirae lagi dengan wajah memelas, membuat Yongguk kehabisan kata-kata mendengarnya. Ia memang tidak mengingat wanita didepannya itu sama sekali, meskipun ia tahu ia sempat tidur dengan seseorang di klub waktu itu.

                “Yah! Jangan mendekatinya lagi! Yongguk hanya mabuk waktu itu!” entah kenapa Jieun mulai kesal dan tanpa sadar maju kedepan untuk memberi jarak diantara Yongguk dan Mirae yang sangat dekat.   

                “Apa masalahmu? Yongguk bahkan tidak berkata apa-apa.” Sahut Mirae menatap Jieun dengan tatapan tidak suka.

                “Yah! Baiklah! Yongguk, katakan sesuatu!” Kata Jieun dengan kesal pada Yongguk.

                “Uh-hm baiklah waktu itu aku hanya mabuk, jadi aku tidak begitu mengingatmu. Maafkan aku.” Sahut Yongguk menjelaskan, membuat Jieun menyunggingkan senyum kemenangan menatap Mirae.

                “Yahh Yongguk, kau melupakanku karena adik kecilmu ini?!” protes Mirae dengan wajah kesalnya yang terkesan menggoda dimata Jieun dan Yongguk.

                “Yah! Siapa yang kau bilang  adik kecil ha?! Aku calon istri Yongguk!” balas Jieun pada Mirae dengan kesal, membuat Mirae melotot mendengarnya.

                “Mwo? Kau calon isteri Yongguk?” tanya Mirae tidak percaya. Ia lalu memperhatikan Jieun dari atas sampai ke bawah lalu kembali lagi dari bawah keatas.

                “Hahah jangan bercanda, gadis sepertimu adalah calon isteri Yongguk?” sahut Mirae sambil tertawa, membuat Jieun mulai panas.

                “Yahh! Kau tidak sopan! Baiklah, Yongguk katakan padanya siapa aku bagimu!” sahut Jieun dengan kesal, namun entah kenapa tidak ada jawaban dari Yongguk saat ini, membuat Jieun menoleh menatap Yongguk yang masih terdiam.

                 Jieun dapat melihat pandangan namja itu yang terpaku pada Mirae. Ia tidak tahu kenapa namun hatinya begitu terasa panas saat melihat Yongguk memandangi gadis lain selain dirinya. Ia tidak menginginkan Yongguk yang seperti itu, apalagi saat tahu kalau wanita bernama Mirae itu adalah wanita dari klub tempat Yongguk bersenang-senang semalam.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rinakkuma #1
Chapter 18: Cutee~ selesai dlm seharii
byull98 #2
Chapter 18: Author-nim!!!! Mian sebesar-besarnya, baru komen sekaranggg;;;;; Suka banget sama fanfic iniiii, bingung mau komen apalagi kkkk~~~ author-nim jjang!! Bangsong jjang!! Kkkkkk ^^
FolderName
#3
Chapter 18: i need more of our Bbangssong together~ LoL but this is good
opparsfangirl #4
Chapter 18: Baguuus bangeeeet ! #Teambbangssong ... ayo authornim bikiiin ff sebagus ini lagiii yg lebih dramatis :))
kyurikim #5
Chapter 18: Wah udah ending aja nih aku kira bakalan ada kelanjutannya
rengganis
#6
Chapter 18: Wah udah ending ya? Hmmm..klimaksnya ok, tapi butuh chapter lagi buat romancenya bangsong pas merit atau setelahnya hehehe....
Gak nyangka ternyata himchan yg ngatur semuanya. Bakat jadi sutradara deeehhh
mimonu
#7
Chapter 18: aiiiiih endingnya _(:3」∠)_ bagus deh ffnya! ditunggu lagi ff yg lain~
Ichikawa-Ami #8
Chapter 18: Waaaaa, udah ending nih?? Kirain bakal ada chapter cerita cintanya mereka lagi pas Jieun udah bilang. Tapi gapapa author-nim, overall ceritanya seru bgt. Congrats yaa udah bisa selesein ^^
kyurikim #9
Chapter 16: Junhong kenapa balik ke amerika lagi:' Dan Yongguk, sini aku jitak dulu (becanda ding) tapi Yongguk kenapa pake acara nyari si Mirae lagi sih iya aku tau kamu sakit ati tapi ga gini juga kali *kenapa saya yang emosi-_-* semoga masalah author cepet selesai ya:') dan baekyeon sebenernya saya agak kretek karena baekhyun itu ultimate bias :') waiting bangsong jadi real yeah '-')9
rengganis
#10
Chapter 16: Huhuhu...yongguk serem banget sih,,posesif gitu. Tapi in the name of love kali yaaaa....
Tapi kenapa balik ke mirae lagiiii? Uuhh...