It Start With Dinner

Mr.Coffee

“Tapi aku datang ke Korea bukan untuk hal seperti ini hyung, umma sudah menyuruh hyung mendaftarkanku di universitas yang terbaik di Korea ‘kan? aku harus lulus tes ujian masuknya” jawab Junhong sambil terus mengikuti Himchan ke parkiran. 

“Kau tidak perlu khawatir, aku akan membantumu belajar buat tes ujian masuk itu. saat ini yang terpenting adalah kau harus membantuku untuk membuat Yongguk jatuh hati pada wanita itu, tenggat waktunya hanya seminggu sebelum mereka benar-benar bertemu” balas Himchan lagi.

“Sekarang kau pergi ke tempat ini, disana cari wanita bernama Song Jieun dan bawa ia ke alamat dibawahnya” Himchan memberikan secarik kertas kepada Junhong, sementara Junhong hanya menerimanya dengan pasrah.

“Ingat ya, kau harus menemaninya seharian penuh ini memilih barang-barang yang dia perlukan. kalau kau tidak melakukannya aku akan memulangkanmu kembali ke Amerika supaya kau bersekolah disana” sahut Himchan tegas membuat Junhong terpaksa menganggukkan kepalanya.

“Ya sudah, aku masih ada pekerjaan lain. Aku pergi dulu” Himchan kemudian masuk ke mobilnya dan berlalu meninggalkan Junhong yang terdiam ditempat. Ia tidak bisa membantah ataupun berkata-kata apabila hyungnya itu sudah membuat keputusan.

 

11.15 AM, Routte Cafe

 

                “Unnie, lihat-lihat! Ada mobil keren yang parkir didepan!” Sunhwa mengintip dari balik jendela dapur didepannya, membuat Hyosung dan Jieun ikut penasaran.

                “Sepertinya jarang sekali ada pelanggan yang membawa mobil sekeren itu selain tuan Kim, kira-kira siapa ya?” tanya Jieun pada dirinya sendiri.

                Dari dalam mobil itu keluar seorang namja yang terlihat asing bagi ketiganya.

                “Wah...namja keren lagi” sahut Sunhwa membuat Hyosung ikut-ikutan menajamkan pandangannya.

                “Ya, dia sangat keren tapi... sepertinya masih sangat muda” balas Hyosung.

 

KLINING

 

                Suara lonceng selamat datang itu membuat ketiganya segera kembali ketempat mereka bekerja masing-masing.

                “Selamat datang, silahkan duduk dan pesan menunya” sahut Jieun ramah pada namja itu.

                “Maaf sebelumnya, aku kesini bukan untuk minum kopi. Aku mencari wanita bernama Song Jieun, apa kau mengenalnya?” tanya namja itu.

                Jieun kemudian terdiam sambil mengamati namja yang jauh lebih tinggi didepannya itu, ia merasa tidak pernah bertemu dengan namja didepannya tapi mengapa ia mencari dirinya? Pikirnya dalam hati.

                “Aku Song Jieun, ada perlu apa tuan mencariku?” sahut Jieun kemudian.

                “Kau Jieun nuna ya? perkenalkan, namaku Choi Junhong. Aku kesini atas perintah Himchan hyung untuk membawamu ke suatu tempat” sahut Junhong membuat Jieun mengerutkan dahinya.

                “Himchan-ssi? Tapi ia tidak mengatakan apa-apa soal ini” jawab Jieun.

                “Entahlah, aku juga hanya disuruh untuk membawamu ketempat yang sudah ia tunjukkan. Katanya aku harus menemanimu memilih barang-barang untuk keperluan minggu depan” balas Junhong membuat Jieun mengingat-ngingat lagi perkataan Himchan tentang pernikahan dan sebagainya.

                “Tapi aku masih punya banyak pekerjaan” sahut Jieun berusaha menolak ajakan namja bernama Junhong itu.

                “Nuna tidak perlu khawatir ‘kan, Himchan hyung pemilik Cafe ini jadi tidak ada yang perlu ditakutkan” balas Junhong membuat Jieun tidak bisa berkata apa-apa.

                “Tapi...”

                “Sudahlah Jieunnie, ikuti saja kemauan namja itu. lagi pula ia bilang atas perintah tuan Kim ‘kan?” sahut Hyosung tiba-tiba dari balik meja pemanas.

                “Aku dan Sunhwa tidak apa-apa kok, lagi pula pelanggan yang datang tidak begitu banyak” sambung Hyosung lagi.

                “Ya nuna, selain itu kalau kau tidak menuruti kemauan Himchan hyung bisa-bisa aku kena masalah. Kumohon ikutlah denganku” sahut Junhong sambil memasang wajah memelas.

                Jieun masih terdiam sambil mengamati ekspresi namja didepannya itu, sebenarnya ia enggan untuk melakukan semua ini tapi ini juga menyangkut pekerjaannya dan permintaan Himchan.

                “Baiklah, aku akan ikut denganmu” sahut Jieun ragu membuat Junhong tersenyum puas.

                “Kalau begitu ayo kita berangkat” Junhong membukakan pintu untuk Jieun setelah Jieun melepas celemeknya dan berpamitan pada Hyosung dan Sunhwa.

                Mereka segera masuk kedalam mobil dan menuju tempat yang tertulis dialamat yang telah diberikan Himchan, tapi sejam berlalu sejak mereka mencari-cari alamat yang dituju namun mereka belum juga sampai.

                “Aishh seharusnya tempatnya memang disekitar sini ‘kan? tapi kenapa tidak ada papan namanya ya?” Junhong menghentikan mobilnya dipinggir jalan sambil melihat kesekeliling deretan gedung didepannya.

                “Junhong-ah apa kau yakin ini tempatnya? Kita hanya berputar-putar saja ‘kan?” tanya Jieun membuat Junhong mengacak-acak rambutnya frustasi.

                “Maafkan aku nuna sudah membuat waktumu terbuang, aku memang tidak begitu hapal jalanan seoul” sahut Junhong sambil menundukkan kepalanya, tanda menyesal.

                “Kalau kau tidak begitu hapal jalanan Seoul berarti kau dari luar kota,ya?” tanya Jieun lagi.

                “Sebenarnya aku lahir di Seoul tapi tinggal dan dibesarkan di Amerika. Baru beberapa minggu yang lalu aku kembali ke Korea, meskipun begitu aku masih belum bisa menghapal jalan” jawab Junhong sambil menghela nafas panjang.

                “Gwenchana Junhong-ah, aku mengerti. Aku juga sama denganmu, karena bukan dari Seoul jadi aku sangat susah menghafal jalanan di kota ini. Aku juga sering tersesat kok” balas Jieun sambil tersenyum.

                “Tapi ini sudah hampir sore dan kita juga belum menemukan tempatnya, Himchan hyung pasti akan membunuhku” sahut Junhong sambil kembali mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.

                “Kupikir Himchan-ssi orang yang baik, dia tidak akan langsung membunuhmu karena hal ini ‘kan?” kata Jieun lagi.

                “Himchan hyung tidak sebaik yang nuna pikirkan, memang ia orang yang murah senyum dan sangat mudah di ajak berbicara, tapi sebenarnya ia orang yang ambisius dan licik. Dia pasti akan memarahiku habis-habisan nanti” sahut Junhong sambil menggerutu sebal.

                Jieun tertawa mendengar pernyataan Junhong yang terdengar seperti rengekan ditelinganya, apalagi dengan wajah cemberutnya yang seperti anak-anak.

                “Yah! Kenapa nuna tertawa?” tanya Junhong, kaget melihat Jieun menertawainya.

                “Hahah kau lucu sekali Junhong-ah, kau seperti dongsaeng yang teraniaya. Apakah kau dan Himchan memang sedekat itu?” tanya Jieun disela-sela tawanya.

                “Aku tidak bilang teraniaya sih, tapi memang seperti itu ‘kan takdir sebagai dongsaeng Himchan hyung. Kami memang dekat, walaupun bukan saudara kandung tapi aku sudah menganggap Himchan hyung seperti hyungku sendiri” jawab Junhong.

                “Oh ya, nama keluarga kalian berbeda ya? apa kalian sepupu?” tanya Jieun lagi.

                “Kami bukan sepupu, hanya saja orang tua kami berteman dan bertetangga waktu Himchan hyung masih tinggal di Amerika. Sejak kecil kami selalu bersama-sama, Yongguk hyung juga.” Sahut Junhong, membuat Jieun mengerutkan dahinya.

                “Yongguk?” kata Jieun lirih.

                “Aku belum cerita tentang Yongguk hyung, ya. Ia juga hyung yang kuanggap sama dengan Himchan hyung. Sifat mereka berdua memang sangat berbeda tapi masing-masing punya kelebihan dan kekurangan masing-masing” jawab Junhong sambil membuka ponselnya.

                Seketika Jieun teringat dengan namja kasar yang juga bernama Yongguk yang pernah menolongnya. Dalam hatinya ia berpikir mungkin saja Yongguk yang Junhong maksud adalah orang yang berbeda, tapi tetap saja ia masih penasaran dengan orang bernama Yongguk itu.

                “Junhong-ah, apa Yongguk hyungmu itu bermarga ‘Bang’?” tanya Jieun ragu. Junhong yang sibuk mengotak-atik ponselnya kini perhatiannya langsung beralih pada Jieun.

                “Kenapa nuna bisa tahu? Apa nuna mengenal Yongguk hyung?” tanya Junhong polos. Jieun yang mendengar pernyataan Junhong langsung melotot kaget, ia tidak percaya kalau dunianya akan jadi sangat sempit karena orang bernama Bang Yongguk itu. Jieun masih terdiam tanpa bisa berkata apa-apa, membuat Junhong menatap Jieun dengan penuh tanda tanya.

                “Nuna? Kau tidak apa-apa?” tanya Junhong sambil melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Jieun yang masih membeku.

                “A-aku tidak apa-apa Junhong-ah, ngomong-ngomong apa tidak sebaiknya kita melanjutkan pencarian kita?” tanya Jieun berusaha menyembunyikan ekspresi terkejutnya.

                “Oh ya! aku tadi baru saja mau menelpon Himchan hyung untuk menanyakan tempatnya” jawab Junhong sambil menekan nomor Himchan.

                “Yeoboseyo” sahut suara diseberang telepon, membuat Junhong mengembangkan senyumnya.

                “Himchan hyung! Aku tidak bisa menemukan tempat yang kau maksud, meskipun sudah berada di jalannya tapi tidak ada papan nama “Vogue” di daerah pertokoan ini” rengek Junhong.

                “Ya! Pabo! Ini sudah jam berapa dan kau masih belum menemukannya? Apa yang kau lakukan sejak tadi, hah? Kau mau mati?” sahut Himchan dengan kesal.

                “Ta-tapi aku benar-benar tidak bisa menemukannya hyung... Jieun nuna juga tidak tahu tempatnya” jawab Junhong takut-takut.  

“Jieun sudah bersamamu?” tanya Himchan tiba-tiba.

“Sudah hyung, Jieun nuna ada disampingku” jawab Junhong sambil melihat kearah Jieun.

“Kalau begitu kau bawa saja dia kerumah dan suruh pelayan untuk melayaninya dengan baik. Malam ini kita akan makan malam dengannya” balas Himchan.

“Baiklah hyung, aku mengerti” jawab Junhong disertai dengan anggukan. Selanjutnya ia pun memutus telponnya.

“Himchan bilang apa?” tanya Jieun pada Junhong.

“Himchan hyung ingin mengundang nuna makan malam dirumahnya, nuna mau ‘kan?” balas Junhong, membuat Jieun ragu dengan ajakannya.

“Ma,makan malam? Untuk apa?” tanya Jieun lagi.

“Biasanya pasti ada hal yang ingin dibicarakan ‘kan, mungkin saja tentang pernikahan nuna” sahut Junhong membuat Jieun melotot kaget.

“K-kau tahu tentang perjanjian itu, Junhong-ah?” tanya Jieun gelagapan.

“Tentu saja, makanya aku disuruh Himchan hyung untuk menemanimu belanja segala sesuatunya, tapi sepertinya kita tidak bisa belanja hari ini nuna, berhubung hari sudah hampir sore” jawab Junhong lagi membuat Jieun untuk yang kesekian kalinya membeku ditempat.

Pada akhirnya malam itu Jieun terpaksa harus makan malam dirumah Himchan. Sebelumnya ia juga sudah menceritakan semuanya kepada Hyosung sehingga tidak ada hal yang ditutup-tutupi lagi. Meskipun Jieun merasa enggan untuk menuruti semua permintaan Himchan namun Hyosung malah sebaliknya, ia bahkan terus-terusan mendorong Jieun agar ia mau menuruti kemauan Himchan dan hal itu membuat Jieun makin merasa enggan untuk melakukannya.

“Pokoknya aku tidak mengizinkanmu pulang kerumah sampai kau benar-benar tuntas membantu Tuan Kim. Kalau perlu kau menginap saja dirumahnya.” Sahut Hyosung dengan semangat dari seberang telepon.

“Ya! Unnie, aku ini juga masih tahu etika. Masa’ aku menginap dirumah pria yang tinggal sendirian dan masih lajang?” jawab Jieun sebal.

“Dia kan tidak tinggal sendirian, ada banyak pelayan dan adiknya yang bernama Junhong itu ‘kan? ya sudah kau tidak perlu khawatir” balas Hyosung.

“Da-darimana unnie tahu kalau ia punya banyak pelayan dan Junhong juga tinggal disini saat ini?” tanya Jieun tidak percaya.

“Huh! Kau ini memang meremehkan Jun Hyosung. Sudahlah, kau tidak perlu tahu aku mengetahui hal itu darimana. Yang penting kau tinggal saja disana sesuai dengan permintaan Tuan Kim. Sudah ya, aku banyak urusan, dah!”  

TUUT TUUT

“Yah! Unnie! aku belum selesai bicara. Aishhh!” Jieun menggerutu sebal sambil menyimpan ponselnya. Ia pun kembali memperhatikan seisi kamar mewah yang saat ini sedang ia tempati. Jam baru menunjukkan pukul enam sore dan semua pelayan Himchan telah mempersiapkan baju ganti, sepatu, dan aksesoris yang akan dipakai Jieun untuk makan malam nanti.

“Hah...Hyosung unnie memang keterlaluan memaksaku seperti ini” kata Jieun lagi sambil menghela nafas panjang.

Sementara itu di rumah Hyosung...

“Unnie, kau memaksa Jieun lagi ya” sahut Hana tiba-tiba, membuat Hyosung yang sibuk dengan majalahnya langsung mengalihkan perhatian pada adiknya itu.

“Aku memaksanya bukan karena kepentingan diriku sendiri, aku hanya ingin ia merasakan bagaimana rasanya berkencan dan berbicara dengan banyak pria sekali seumur hidupnya. Apa itu salah?” balas Hyosung.

“Jieun kan bukan tipe seperti unnie. Dia itu masih ingin mewujudkan cita-citanya sebagai pengusaha, tapi unnie malah memaksanya mengikuti kemauan pria kaya raya itu” kata Hana lagi.

“Kau itu tidak tahu apa-apa, pria yang nanti akan dinikahi Jieun itu adalah pengusaha yang sukses jadi Jieun tidak perlu lagi susah payah menggapai mimpinya kalau ia sudah mempunyai suami seperti itu kan” balas Hyosung membuat Hana terdiam seketika.

“Apa maksud unnie? berbicara seperti itu tentang suami Jieun, memangnya Jieun sudah memutuskan kalau ia akan menikah dengan pria itu?” tanya Hana sambil mengerutkan dahinya.

“Hahaha sudah kubilang kau ini tidak tahu apa-apa Hana. Aku dan tuan Kim sejak lama sudah merencanakan ini. Bagaimanapun juga Jieun dan orang bernama Yongguk itu tetap harus menikah bagaimanapun caranya” sahut Hyosung sambil tertawa sadis, membuat Hana menatap unnienya itu dengan dahi berkerut.

“Kenapa kau menatapku seperti itu hah?” tanya Hyosung begitu sadar Hana menatapnya sejak tadi.

“Kau dan orang bernama tuan Kim itu...jangan-jangan unnie sudah mengenalnya sejak awal ya?” balas Hana membuat Hyosung tertawa lagi.

“Hahaha tentu saja! Bahkan sebenarnya aku yang menyarankan Himchan untuk memilih Jieun sebagai orang yang tepat” sahut Hyosung disela-sela tawanya.

“Yah! Unnie! kau jahat sekali, sejak kemarin saat Jieun cerita mengenai masalah ini sampai tadi kau masih memanggilnya tuan Kim, sekarang kau malah memanggilnya hanya dengan nama saja. Selain itu Jieun juga bilang padaku kalau kau sepertinya sangat menyukai pria itu dan terkejut saat pertama kali pria itu datang ke kafe, jadi sebenarnya semua itu hanya pura-pura?” tanya Hana tidak percaya kalau unnienya itu ternyata telah menipunya dan Jieun.

“Hahaha aku memang sangat jago bersandiwara ‘kan? Jieun mungkin saja berpikir kalau aku sudah jatuh hati pada Himchan sejak dia datang ke kafe. Sebenarnya Himchan adalah adik kelasku saat aku masih di SMA, sejak beberapa minggu yang lalu tiba-tiba saja ia terus menghubungiku dan meminta bantuanku...”

 

FLASH BACK ON

“Nuna, bagaimana ini? Aku sudah mencari mati-matian tapi tetap saja aku tidak menemukan wanita yang tepat untuk Yongguk. Aku hampir menyerah hanya karena masalah ini” Himchan menghela nafas panjang sambil mengusap mukanya dengan kedua tangan. Hyosung yang melihat itu hanya menatapnya dengan tatapan kasihan.

“Himchan-ah, sebenarnya aku tidak mau menyarankan temanku padamu tapi melihatmu frustasi seperti itu aku jadi benar-benar merasa ini yang terbaik.” Sahut Hyosung membuat Himchan langsung menatap nunanya dengan semangat.

“Nuna punya seseorang yang tepat untuk Yongguk?” tanya Himchan antusias.

“Begitulah, namanya Song Jieun. Dia tipe yang suka bekerja keras dan berhati lembut, dia juga tidak manja dan tidak mudah menyerah. Sejak kecil ia sudah mandiri karena kedua orang tuanya sudah meninggal dan saat ini ia tinggal sendirian di Seoul, ia bahkan masih bisa kuliah dengan uang hasil jerih payahnya sendiri. Bagiku dia sangat berharga, dan orang yang menjadi pasangan hidupnya kelak pasti akan sangat beruntung memilikinya. Kupikir Jieun akan sangat tepat untuk pria idealis seperti Yongguk temanmu itu” jawab Hyosung panjang lebar, seketika membuat Himchan mengembangkan senyumnya.

“Baiklah nuna, kalau kau sudah berkata seperti itu berarti ia memang orang yang sangat tepat. Aku akan mengatur segala sesuatunya” sahut Himchan.

“Tapi ingat ya, aku menyarankan Jieun hanya karena aku kasihan padamu. Kau dan juga temanmu yang bernama Yongguk itu tidak boleh menyakiti Jieun. Kalau kalian berdua berani melakukan itu, aku tidak akan segan menghajar kalian sekaligus” balas Hyosung mengancam.

“Nuna tidak perlu khawatir, aku akan menjaga Jieun dengan baik” jawab Himchan sambil tersenyum.

“Selain itu Himchan-ah, jangan sampai Jieun tahu kalau aku yang menyarankannya padamu. Dan jangan sampai dia tahu kalau aku dan kau juga sudah kenal sejak awal” sahut Hyosung lagi.

“Baiklah, nuna tidak perlu khawatir” balas Himchan sambil menyeruput kopi didepannya. Senyumnya tidak hilang dari wajah tampannya, Hyosung yang melihat itu hanya ikut tersenyum sambil menatap jalanan kota Seoul dari balik jendela kafe tempat ia dan Himchan biasa bertemu.

 

FLASH BACK OFF

 

“Hahaha aku hebat sekali kan!” Hyosung tidak henti-hentinya tertawa membuat Hana hanya bisa terpaku mendengar cerita unnienya itu.

“Kalian berdua memang licik. Entah kenapa tiba-tiba saja aku merasa kasihan pada Jieun dan pria bernama Yongguk itu” sahut Hana sambil menggelengkan kepalanya sambil memasang pose berpikir.

“Apa yang membuatmu berpikir seperti itu hah? Ini juga demi kebaikan mereka berdua. Lagi pula tidak ada yang akan dirugikan nantinya” jawab Hyosung sambil melipat tangannya.

“Unnie ‘kan tidak tahu Yongguk itu orang seperti apa, lagi pula bukan sifat Jieun untuk menerima begitu saja hal seperti ini. Tipe pria ideal Jieun itu berbeda dengan tipe ideal unnie” balas Hana dengan penekanan diakhir kalimatnya.

“Apa maksudmu hah? Kau menyindirku,ya?” sahut Hyosung sambil memicingkan matanya menatap Hana.

“Aku hanya ingin bilang kalau sebaiknya unnie cepat-cepat menikah, dari pada mengurusi hubungan percintaan Jieun kenapa unnie tidak mengurusi diri sendiri saja” kata Hana mendengus membuat Hyosung mencubit pipi adiknya itu dengan gemas.

“A-aduh! Apa yang unnie lakukan?! Sakit sekali!” teriak Hana sambil mengelus pipinya yang kemerahan karena perbuatan Hyosung.

“Rasakan itu dasar bocah kecil. Aku membawamu ke Seoul karena kau memohon pada umma dan appa untuk kuliah disini, bukan berarti kau bisa ikut campur dengan urusanku. Sekarang kau selesaikan saja dengan cepat sekolahmu itu, setelah itu kau bisa berguna bagi keluarga.” Sahut Hyosung menggurui Hana.

“Aishh apa-apaan itu. Unnie menyuruhku cepat-cepat bekerja tapi unnie sendiri masih betah dengan pekerjaan di kafe itu, padahal seharusnya unnie bisa bekerja ditempat yang lebih baik ‘kan? apalagi kalau unnie mengenal  orang  bernama Kim Himchan itu.” balas Hana membuat Hyosung melotot.

“Kau mau pipimu kugigit hah? Jangan campuri urusanku lagi, sekarang cepat selesaikan tugasmu dan kembali kekamar!” perintah Hyosung membuat Hana langsung berlari  masuk kekamarnya yang ada dilantai dua.

“Ngomong-ngomong tentang umma dan appa, mereka tadi siang menghubungiku” Hana berhenti sejenak ditangga sambil memandang Hyosung yang masih menatapnya.

“Mereka menghubungimu? Memangnya ada sesuatu yang penting?” tanya Hyosung.

“Tidak begitu penting sih, tapi mereka bilang Daehyun juga ingin masuk universitas yang sama denganku jadi minggu depan ia akan datang kemari” jawab Hana membuat Hyosung melotot.

“Mwo?! Jangan bilang kalau Daehyun juga akan tinggal di sini” kata Hyosung tidak percaya.

“Umma dan appa bilang kita harus mendukung Daehyun untuk ujian masuk universitas, itu artinya dia pasti akan tinggal disini ‘kan” balas Hana lagi.

“Ah ya ampun, padahal aku sudah susah payah memohon pada umma dan appa untuk tinggal di Seoul sendirian tapi kalian berdua malah membuatnya menjadi hancur. Tuhan, apa-apaan ini.” Kata Hyosung sambil menutup kedua matanya dan menghela nafas panjang.

“Sudahlah unnie, lagi pula Daehyun adalah anak kesayangan umma dan appa jadi kau seharusnya menerimanya dengan hati yang lapang. Dan masalah kamar Daehyun, aku bisa mengajak Jieun satu kamar denganku jadi tidak ada masalah.” Sahut Hana lagi sambil berlalu kekamarnya.

Disisi lain, Jieun masih tidak bisa percaya dengan keadaannya saat ini. Tiga orang pelayan sedang membantunya untuk bersiap-siap menghadapi makan malam. Make up dan segala aksesoris telah dipasangkan, membuat Jieun jadi merasa tidak enak dengan penampilannya sendiri.

“Ma-maaf, apa tidak sebaiknya aku memakai pakaian yang biasa saja? Ini hanya sekedar acara makan malam ‘kan?” tanya Jieun ragu pada salah satu pelayan yang sedang menghias rambutnya.

“Ini semua atas perintah tuan Himchan, kami tidak bisa mengatakan apa-apa. Sepertinya tuan Himchan menginginkan makan malam yang istimewa denganmu” jawab pelayan itu sambil tersenyum.

“Ta-tapi...”

“Selain itu tuan Himchan ingin memperkenalkanmu dengan ibunya” kata pelayan itu lagi, membuat Jieun seketika terkejut dan membeku ditempatnya.

“I-ibunya?! Ta-tapi Himchan ataupun Junhong tidak memberitahukan hal ini padaku” sahut Jieun tidak percaya.

“Ah tidak perlu khawatir. Nyonya Kim adalah orang yang baik, kau tidak perlu setakut itu” jawab pelayan itu sambil menenangkan Jieun. Namun di dalam hatinya, Jieun tidak bisa berhenti untuk tidak cemas karena lagi-lagi ia harus bertemu dengan orang yang sangat penting.

“Nuna, apakah kau sudah siap? Himchan hyung dan Ahjumma sudah menunggu dibawah” tiba-tiba saja Junhong muncul dari balik pintu. Ia sedikit terkejut dengan penampilan Jieun yang sangat berbeda, matanya tidak dapat lepas dari sosok nunanya yang terpantul di cermin.

“Baiklah Junhong-ah, aku sudah siap. Ayo kita segera turun” sahut Jieun sambil mencoba menghirup nafas dalam-dalam. Ia kemudian berjalan kearah Junhong, namun entah kenapa Junhong masih diam ditempat sambil menatap dirinya.

“Junhong-ah, kau tidak apa-apa?” Jieun melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Junhong, membuat Junhong salah tingkah.

“Ah aku tidak apa-apa nuna, hanya saja kau terlihat berbeda dari sebelumnya” sahut Junhong malu-malu sambil menggosok tengkuknya.

“Berbeda? Apa aku kelihatan aneh?” tanya Jieun polos.

“Ah anio, kau tidak kelihatan aneh. Kau bahkan terlihat sangat cantik nuna, benar-benar cantik” sahut Junhong lagi sambil tersenyum.

“Benarkah? Gomawo Junhong-ah, kupikir aku akan terlihat aneh dengan pakaian dan make up seperti ini” balas Jieun sambil tersenyum.

“Sama sekali tidak nuna, kau malah terlihat bersinar” jawab Zelo sambil memerhatikan sosok Jieun didepannya.

“Oh ya Junhong-ah, kenapa kau tidak memberitahuku kalau ibunya Himchan juga akan ikut makan malam?” tanya Jieun tiba-tiba.

“Aku bukannya tidak ingin memberitahumu nuna, tapi aku sendiri juga baru tahu kalau Kim Ahjumma akan ikut makan malam. Ia baru saja sampai dan sudah menunggu dibawah bersama Himchan hyung. Ayo kita segera kebawah nuna” jawab Junhong sambil memberikan lengannya pada Jieun.

“Bagaimana ini Junhong-ah? Aku takut sekali”  sahut Jieun sambil berpegangan pada lengan Junhong.

“Ada apa nuna? Kenapa kau berkata seperti itu?” tanya Junhong sambil menuntun Jieun berjalan pelan keluar kamar.

“Aku bukan siapa-siapa, selain itu aku juga jauh berbeda dengan kalian. Tidak seharusnya aku berada disini dan ikut makan malam bersama kalian, aku akan terlihat konyol” sahut Jieun, tertunduk lesu. Junhong yang melihat nunanya itu hanya bisa tersenyum sambil terus berjalan pelan, memegangi Jieun yang bertumpu padanya. Ia mengerti kalau cara berjalan Jieun yang tidak biasa menunjukkan bahwa gadis itu tidak bisa menggunakan sepatu berhak tinggi yang dipakainya saat ini.  

“Nuna tidak seharusnya berkata seperti itu. itu sama saja dengan nuna menganggap aku, Himchan hyung, dan Kim Ahjumma bukan manusia. Memangnya apa yang berbeda?” balas Junhong sambil terus memandang kedepan.

“Bu-bukan seperti itu Junhong-ah, hanya saja aku...” kata-kata Jieun terputus saat Himchan muncul didepan mereka berdua. Ia memakai setelan jas hitam yang rapi, senyumnya terukir saat berpandangan dengan Jieun.

“Hi, Himchan-ssi...” sahut Jieun saat mata mereka saling bertemu. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rinakkuma #1
Chapter 18: Cutee~ selesai dlm seharii
byull98 #2
Chapter 18: Author-nim!!!! Mian sebesar-besarnya, baru komen sekaranggg;;;;; Suka banget sama fanfic iniiii, bingung mau komen apalagi kkkk~~~ author-nim jjang!! Bangsong jjang!! Kkkkkk ^^
FolderName
#3
Chapter 18: i need more of our Bbangssong together~ LoL but this is good
opparsfangirl #4
Chapter 18: Baguuus bangeeeet ! #Teambbangssong ... ayo authornim bikiiin ff sebagus ini lagiii yg lebih dramatis :))
kyurikim #5
Chapter 18: Wah udah ending aja nih aku kira bakalan ada kelanjutannya
rengganis
#6
Chapter 18: Wah udah ending ya? Hmmm..klimaksnya ok, tapi butuh chapter lagi buat romancenya bangsong pas merit atau setelahnya hehehe....
Gak nyangka ternyata himchan yg ngatur semuanya. Bakat jadi sutradara deeehhh
mimonu
#7
Chapter 18: aiiiiih endingnya _(:3」∠)_ bagus deh ffnya! ditunggu lagi ff yg lain~
Ichikawa-Ami #8
Chapter 18: Waaaaa, udah ending nih?? Kirain bakal ada chapter cerita cintanya mereka lagi pas Jieun udah bilang. Tapi gapapa author-nim, overall ceritanya seru bgt. Congrats yaa udah bisa selesein ^^
kyurikim #9
Chapter 16: Junhong kenapa balik ke amerika lagi:' Dan Yongguk, sini aku jitak dulu (becanda ding) tapi Yongguk kenapa pake acara nyari si Mirae lagi sih iya aku tau kamu sakit ati tapi ga gini juga kali *kenapa saya yang emosi-_-* semoga masalah author cepet selesai ya:') dan baekyeon sebenernya saya agak kretek karena baekhyun itu ultimate bias :') waiting bangsong jadi real yeah '-')9
rengganis
#10
Chapter 16: Huhuhu...yongguk serem banget sih,,posesif gitu. Tapi in the name of love kali yaaaa....
Tapi kenapa balik ke mirae lagiiii? Uuhh...