"Kyu...", seru Siwon sambil mengetuk pintu kamar Kyu. Seperti biasanya tak ada sahutan yang terdengar. "Bisakah kita bertemu, ada yang ingin kubicarakan". Saat itu, Kyu yang tengah membaca buku mengenai masalah kehamilan di atas ranjang, tiba-tiba ia menghentikan aktivitasnya, kala suara serius Siwon terdengar.

"Baiklah, kurasa kau belum mau menemuiku. Aku hanya ingin berpamitan, aku akan pergi ke Jeju selama 1 minggu, ada proyek penting yang harus kulakukan. Untuk itu, sebelum aku pergi bisakah kita bertemu."

"...."

"Kau benar-benar tak mau bertemu denganku?"

"...."

"Baiklah, aku pergi dulu. Jaga kesehatan kalian", pesan Siwon kepada istri dan calon bayinya. Ia pun melenggang pergi meninggalkan rumahnya.

Sejujurnya, Kyu terlalu syok akan kepergian Siwon. Untuk itu, saat Siwon berpamitan dengannya ia memilih untuk bungkam. Ada perasaan tak nyaman saat ia tahu Siwon tak akan bersama dengannya selama beberapa hari kedepan. Namun, ia tak mau mengakuinya karena ia masih belum bisa memaafkan Siwon. Saat ia mendengar suara deru mobil yang melaju dari pekarangan rumahnya, barulah Kyu merasa kesepian mulai menghampirinya. Siwon, suaminya telah pergi. Kyu berlari ke arah balkon hingga saat ia tiba disana, ia mulai memanggil nama Siwon berkali-kali dengan mata yang berkaca-kaca. Namun usahanya sia-sia, karena Siwon yang saat itu berada didalam mobil tak bisa mendengar suara Kyu. Ia pun hanya bisa melihat mobil yang ditumpangi Siwon melaju pergi hingga hilang dari pandangannya. Dengan hati yang berduka, Kyu membuka pintu kamarnya hingga ia menemukan pesan juga bunga yang Siwon berikan kepadanya.

" I'll be misses both of you.. Stay happy and healthy "

Your husband

P.S. If anything happen,  don't hesitate to call me

Melihat semua itu, tangisnya pun mulai terdengar dengan lebih nyaring. Ia tak menyangka, di tengah kesibukannya, Siwon masih menghawatirkannya, ia bahkan menyuruh Kyu untuk meneleponnya jika sesuatu terjadi. Padahal Kyu kira Siwon sudah tak mau berkompromi dengan sikap manja dan keegoisannya. Sungguh, hanya sebuah penyesalan yang bisa di rasakan oleh Kyu.

***

Kyu terbangun dari tidurnya secara seketika. Nafasnya tersengal dengan kuat, keringat juga mulai bercucuran di dahinya. "Wonnie...", lirihnya. Sungguh, tadi itu adalah mimpi yang sangat mengerikan. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri sebuah peti mati diantarkan ke depan pintu rumahnya. Di dalam peti itu,  Siwon tengah tertidur untuk selama-lamanya.

Apa maksud sebenarnya dari mimpi itu? Apa ini merupakan sebuah pertanda akan terjadi sesuatu yang buruk kepada Siwon. Pasalnya, ini sudah melebihi batas tenggat waktu kepergian Siwon. Suaminya itu, sudah tak pulang selama 10 hari. Apa maksud dari semua ini, bukankah seharusnya Siwon hanya pergi selama 1 minggu saja.

Harga dirinya terlalu tinggi, sehingga ia lebih memilih untuk tak menghubungi Siwon sama sekali, karena suaminya itu juga belum pernah sekalipun menelepon atau bahkan mengirimkan pesan elektronik kepadanya.

Suara angin yang disertai turunnya salju, membuat Kyu menghentikan pemikirannya. Ia melihat kearah jendela, hingga mendapati betapa lebatnya salju yang turun. Sudah hampir 3 hari, salju terus menerus turun tanpa henti. Tapi baru kali ini, ia melihat betapa ganasnya hujan salju yang mengguyur kota Seoul, Apakah badai akan terjadi? Perasaan takut menjalar di tubuh Kyu, karena baru kali ini ia berada dalam posisi, sendirian di dalam sebuah mansion ditengah badai salju.

Ia merutuki kebodohannya, karena ia menyesal telah menyuruh para pelayannya pulang. Padahal tadi salah satu pelayannya, Bibi Ahn menawarkan diri untuk bermalam disini agar bisa menemaninya. Tapi, ia tolak hal itu. Ia membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. Ia tak ingin ada orang lain yang tahu, saat dirinya menangis setiap malam karena menahan kerinduan yang tak tersampaikan kepada Siwon. Ia tak ingin, ada seorang pun yang tahu betapa sedihnya dan terpuruknya dirinya saat Siwon pergi meninggalkannya.

Ia beranjak dari tempat tidurnya, saat ia merasa kantuk sudah tidak lagi menghampirinya. Mungkin, secangkir coklat panas bisa menghangatkan tubuhnya, dan juga mengisi kekosongan di perutnya. Ia jadi teringat, selama Siwon pergi nafsu makannya menurun. Aneh, padahal ia sedang mengandung, tapi baik dirinya juga bayinya seakan tak nafsu untuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya, dan rasa lapar yang biasanya selalu menghampirinya di setiap waktu tiba-tiba seakan menguap begitu saja. Keinginan ngidamnya juga, entah telah hilang kemana. Apakah itu terjadi karena sebenarnya yang ia inginkan saat ini hanyalah melihat wajah Siwon, memeluk tubuh Siwon, dan mencium bibir Siwon. Sepertinya, itulah ngidam yang sedang ia rasakan. Tapi ia tahu, bayinya butuh nutrisi, ia tak ingin melahirkan bayi yang kurang gizi, walaupun merasa enggan akhirnya ia pergi ke arah dapur.

Kyu menduduki salah satu sofa ruang kelurga. Sambil memegang segelas coklat panas, ia menyalakan televisi dengan menggunakan remote yang ada di atas meja. Sebuah berita muncul menyapanya. Aneh, seharusnya pada jam-jam seperti ini, drama Korea yang seharusnya ditayangkan. Saat ditilik kembali, ternyata hampir seluruh channel TV menayangkan berita dengan headline yang sama. Badai salju yang menyebabkan hancurnya salah satu proyek konstruksi mall di Jeju. 'Jeju... Siwonnie..", hati Kyu mencelos.

Ia mulai mengamati salah satu berita, dilihatnya puing-puing reruntuham, serta puluhan hingga ratusan mayat yang telah dievakuasi.  Tiba-tiba, kamera terarah kepada sang reporter.

"... Seperti yang tadi pemirsa lihat, angin puyuh yang disertai  badai salju yang terjadi pukul 5 sore tadi menjadi penyebab ratanya konstruksi mall ini. Dan baru saja saya mendapatkan berita bahwa CEO Choi Inc, s