Ujian

My Complicated Love

Setelah keluar dari rumah sakit, Yoojung disarankan untuk bed rest selama satu minggu. Dan sudah terhitung tiga hari dia hanya tiduran dan tidak melakukan apapun. Selama itu pula Yoojung selalu menyuruh Jihoon melakukan ini dan itu. Bahkan hal kecil sekalipun, dia akan tetap menyuruh Jihoon.

Bukannya manja atau bagaimana. Dia hanya sedang menguji Jihoon yang mengatakan akan membuktikan cintanya dan berjanji untuk bersikap baik kepadanya. Karena itu dia sengaja membuat Jihoon kelimpungan sendiri dan melihat apakah dia akan marah atau tidak. 

Yoojung ingin menguji ketulusan cintanya. Walaupun perhatian yang diberikan Jihoon selama tiga hari ini sudah hampir membuatnya luluh, tetapi dia masih ingin benar-benar memastikannya sekali lagi sebelum memutuskan menerima Jihoon sepenuhnya. Dia tidak ingin memberikan hatinya untuk orang yang salah.

Karena itu dia selalu mencari cara untuk menguji kesabaran Jihoon. Seperti yang sedang dilakukannya sekarang ini. 

"Hoon, ambilkan aku air! "

" Tapi kau kan baru saja minum susu! "

" Tapi aku haus lagi Hoon! 

"Hhhahh! "

" Jadi kau tidak mau? "

" Iya-iya aku ambilkan! "

Yoojung tersenyum setelah Jihoon pergi tetapi segera memasang ekspresi normalnya saat bayangan Jihoon sudah terlihat di depan pintu. 

" Ini", Jihoon menyodorkan gelas air tersebut kepada Yoojung setelah dia duduk di sebelahnya. 

Yoojung menggeleng, "Tidak jadi kau saja yang minum! " jawabnya dengan tampang innocent . 

''Apa maksudmu, tadi kau bilang kau haus? "

" Kau terlalu lama, jadi aku sudah tidak haus lagi. "

" Jung, aku mohon jangan merepotkanku seperti ini. Kau tahu, aku sangat lelah hari ini! "

" Oh, jadi aku membuatmu kerepotan? Baiklah kalau begitu, aku tidak akan minta apapun lagi padamu! ", ancamnya. Berpura-pura marah dan langsung tidur dengan posisi membelakanginya sambil menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Seakan-akan tidak ingin melihat wajahnya. Padahal di dalam selimut di berusaha mati-matian menahan tawanya. Entah kenapa merasa bahagia melihat wajah menderita Jihoon. 

Jihoon hanya mendesah pelan, segera beranjak pergi untuk mengembalikan gelas ke dapur. 

"Jung, Jung, kau sudah tidur? ", panggilnya setelah kembali dari dapur, tapi tidak ada respon dari Yoojung. Jihoon pun menyibak selimut yang menutupi kepalanya. Dilihatnya Yoojung sudah tertidur lelap. Jihoon tersenyum kecil. Yoojung terlihat sangat menggemaskan jika sedang tidur seperti ini, membuat Jihoon tanpa sadar mencium keningnya, tetapi segera bergerak mundur saat Yoojung menggeliat kecil, takut membangunkannya. 

Setelah puas memandangi wajah tidur Yoojung, akhirnya Jihoon pun mulai berbaring di samping Yoojung, bersiap untuk tidur. Memeluk Yoojung erat sambil menghirup aroma tubuhnya, aroma terbaik untuk membawanya ke alam mimpi. 

*

Jihoon terbangun saat merasakan pukulan bertubi-tubi di tangannya. Segera mengucek matanya dan melihat pelaku pemukulan tersebut, berniat melayangkan protes karena mengganggunya sepagi ini. Tetapi langsung kaget karena sang pelaku, Yoojung, tengah meringis kesakitan sambil memegangi perutnya. 

"Kau kenapa Jung? ", tanyanya panik. 

" H-H-Hoon, perutku sakit! ", rengek Yoojung. 

" H-h-ha sakit? "

" Iya Hoon, sakit sekali, cepat lakukan sesuatu! ", Yoojung mulai  menangis membuat Jihoon semakin panik. 

" Lakukan sesuatu? Apa ya? Apa ? Apa ? Berpikir cepat Hoon! Ah iya, panggil ambulans! ", Jihoon kelimpungan sendiri sambil mencari ponselnya. 

" Ah tidak, ambulans terlalu lama, lebih baik di bawa sendiri saja!", Jihoon bermonolog pada dirinya sendiri membuat Yoojung menahan tawa. 

Dia segera berlari ke samping Yoojung dan mulai mengangkat tubuhnya, menggendongnya ala bridal style. Kebingungan sendiri saat mencoba mengambil kunci mobil di atas nakas karena kedua tangannya yang sudah penuh. Panik dan bingung menjadikannya linglung sendiri, sampai-sampai tidak bisa berpikir dengan benar, bahkan ekspresi wajahnya pun tidak terkendali. 

"Hahahaha", tiba-tiba Yoojung tertawa dengan keras, membuat Jihoon semakin bingung. 

"Wajah panikmu lucu sekali! "ucapnya disela-sela tawanya sambil memukul-mukul kecil dada bidang Jihoon. Mencoba menyalurkan rasa senangnya melalui pukulan. 

Jihoon semakin tidak mengerti. 

" Bukankah tadi dia kesakitan ? ", batinnya. 

" K-kau sudah tidak sakit lagi ? "tanyanya mengungkapkan penasarannya. 

" Tentu saja tidak, aku hanya mengujimu! ", jawabnya sambil masih tertawa . 

" M-mengujiku? "

Yoojung mulai berusaha menghentikan tawanya, mengelap airmata yang keluar di sudut matanya akibat tertawa terlalu keras. Mengatur napasnya sebelum mulai berbicara. 

" Selamat Park Jihoon kau lulus ujian!"

"L-lulus? "

" Iya, kau lulus."

Yoojung terdiam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya. "Selama beberapa hari ini aku sedang mengujimu. Waktu di rumah sakit kau bilang kau mencintaiku bukan? " 

Jihoon mengangguk. 

" Karena itu aku putuskan untuk menguji keseriusanmu. Dan kau berhasil membuktikan semua kata-katamu. Kau juga berhasil menepati janjimu untuk bersikap baik padaku. Karena itu kuputuskan untuk meluluskanmu dalam ujian ini. "

" Dan karena kau sudah lulus, maka aku putuskan untuk memberikan hatiku sepenuhnya padamu, sekali lagi selamat Park Jihoon!" , Yoojung mengakhiri kalimatnya dengan sebuah senyuman manis. 

"Kau sungguh-sungguh dengan ucapanmu, Choi Yoojung? ", tanyanya dengan mata berbinar senang. 

Yoojung mengangguk berkali-kali sambil tersenyum. Meyakinkan Jihoon bahwa dia tidak bercanda. 

" Terima kasih Jung", ucapnya bahagia sambil mengecup singkat bibir Yoojung. 

"H-h-hei, siapa yang mengizinkanmu melakukan itu? "tanyanya salah tingkah. 

"Kenapa, kau tidak suka? " 

" Ya, aku tidak suka! "

" Kalau tidak suka kenapa kau salah tingkah? ", goda Jihoon. 

"Apa, salah tingkah?  Aku tidak!"

"Lihatlah, wajahmu sangat merah! "

" Siapa bilang wajahku merah? "

" Oh, jadi tidak merah ya? Baiklah kalau begitu, aku akan menciummu lagi! "

" H-h-hei, Jihoon! "

Mereka terus bercanda seperti itu dengan posisi Yoojung yang masih berada dalam gendongan Jihoon. 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment