Penyesalan (2)

My Complicated Love

Jihoon menunggu di depan ruang UGD dengan cemas. Sudah lima jam Yoojung ditangani di dalam sana, tetap masih belum selesai juga. 

Tidak lama kemudian dokter keluar dari ruangan tersebut. Jihoon pun segera berlari menghampirinya. 

"Bagaimana keadaan istri saya Dok? "tanyanya panik. 

" Pasien sudah melewati masa kritis dan kandungannya baik-baik saja. Tapi-"

"Tapi apa Dok?", sela Jihoon.

"Tapi karena benturan keras di kepalanya, kesempatan pasien untuk sadar hanya lima puluh persen. Jika dalam waktu dua puluh empat jam pasien masih belum sadar juga, maka kemungkinannya akan semakin kecil dan kami terpaksa memasang alat penunjang kehidupan untuk menjaga janinnya tetap hidup!"

"M-m-maksud Dokter istri saya koma?"

Dokter tersebut mengangguk dan menepuk pundak Jihoon. "Maafkan kami. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Berdoa saja agar istri anda sadar malam ini! " ucapnya sebelum berlalu meninggalkan Jihoon yang menunduk dan kembali menangis. 

*

Di sisi lain ada seseorang yang sedang mengobrak-abrik isi kamarnya. Jimin frustrasi. Dia mendengar Yoojung mengalami kecelakaan dari mata-mata yang dimintanya untuk mengawasi Yoojung kemarin. 

Dia menyesal. Niatnya hanya ingin memiliki Yoojung kembali, bukan mencelakainya seperti ini. Walaupun Jimin tidak terlibat langsung dengan kecelakaan tersebut tapi dia yang menyebabkan semua insiden ini dan menjadi sumber segala kekacauan yang terjadi. 

Setelah berpikir lama, akhirnya diapun memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. Berniat memperbaiki semua kesalahannya. 

*

Jihoon sedang menemani Yoojung yang sudah dipindahkan ke ruang VIP. Duduk di samping ranjang Yoojung yang masih belum sadar. Sambil menunduk dan menggenggam erat jemari tangan Yoojung, dia menggumamkan sesuatu. 

"Choi Yoojung, apa kau ingin tahu sebuah rahasia?", tanyanya sambil melirik sekilas ke arah Yoojung sebelum kembali menudukkan kepalanya. 

"Kau tahu alasan kenapa aku menikahimu? "lanjutnya walaupun tak ada jawaban. 

" Karena aku sangat mencintaimu "

" Kau ingat hari ketika kakakku memperkenalkanmu kepada keluarga kami? Saat itulah aku jatuh cinta padamu. Jantungku berdetak kencang saat melihatmu. Kau adalah satu-satunya wanita yang mampu membuatku merasakan semua itu."

"Semua hal tentangmu menarik perhatianku. Matamu yang cantik, bibirmu yang indah dan hidung kecilmu, bahkan gaun bunga yang kau kenakan saat itu masih kuingat sampai sekarang."

"Kau begitu luar biasa dan mempesona. Itu semua adalah kesan pertamaku saat melihatmu. Membuatku sadar bahwa kau telah menangkap hatiku. Lucu, karena sebelumnya aku tidak pernah percaya cinta pada pandangan pertama sama sekali, tapi malah aku sendiri yang mengalaminya.", ucapnya sambil tertawa kecil, mencoba menahan aliran air yang mendesak keluar dari matanya.

"Tapi aku tidak bisa melakukan apapun karena kau adalah kekasih kakakku. Walaupun saat melihatmu bersamanya, aku akan merasa sangat kesal. Aku menyembunyikan perasaanku dengan berpura-pura jahat padamu."

"Dan saat kalian mengumumkan bahwa kalian akan menikah kau tahu apa yang kurasakan? Aku sangat marah. Kenapa bukan aku yang bersanding denganmu? Kenapa harus kakakku yang bertemu denganmu lebih dulu? Kenapa takdir mempermainkanku? Aku menanyakan semua pertanyaan itu pada diriku."

" Tapi saat kakakku memutuskan untuk tidak hadir pada pernikahan kalian, entah kenapa aku merasa sangat senang. Kupikir itu adalah satu-satunya kesempatanku untuk memilikimu. Jadi aku berpura-pura menyelamatkan harga dirimu dengan menikahimu. Walaupun sebenarnya aku punya niat tersendiri melakukan semua itu. Aku membuat alasan agar kau bersedia menikah denganku.''

"Dan tentang wanita yang kau lihat waktu itu, aku sama sekali tidak punya hubungan apa-apa dengannya. Aku yakin kak Jimin telah menjebakku. Kau tahu bukan bagaimana dia terobsesi padamu dan ingin memilikimu kembali. Dia akan melakukan segala cara untuk memisahkan kita. Kau harus percaya bahwa aku tak akan pernah mengkhianatimu."

"Maafkan aku karena sudah menyembunyikan semua ini darimu. Maafkan aku karena aku mengaku padamu saat kau sedang tidak sadar. Aku takut kau akan marah dan membenciku jika aku mengungkapkan semua ini padamu. Aku terlalu takut kau akan menjauhiku."

"Maafkan aku jika aku sering menyakiti dan bersikap  kasar padamu. Bertindak tanpa mempedulikan perasaanmu. Tapi itu adalah caraku untuk mempertahankanmu di sisiku. Aku . . aku hanya tidak ingin kehilanganmu. Aku ingin kau bisa membalas perasaanku untukmu. Aku juga ingin membesarkan anak ini bersamamu" , ucapnya sambil mengelus perut Yoojung. Dia menghela napas sebelum melanjutkan kalimatnya. 

"Karena aku sudah mengaku padamu, kumohon sadarlah dan katakan sesuatu padaku. Bangunlah dan izinkan aku mengakui langsung di depanmu. Aku berjanji akan bersikap lebih baik dari sebelumnya. Aku berjanji akan lebih menghargaimu dan tidak bersikap seenaknya lagi. Jadi aku mohon sadarlah, agar aku bisa menepati janjiku. Aku mohon!" pintanya sambil mulai menangis. Dengan hati-hati memeluk Yoojung dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Yoojung. 

Tiba-tiba dia merasakan sebuah tangan menyentuh kepalanya. 

"Apa kau serius dengan semua ucapanmu? "

" Y-Y-Yoojung?"

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment