Terulang

My Complicated Love

"Eeuunghh" Yoojung melenguh, mulai terbangun dari tidurnya dan meregangkan tubuhnya . Masih belum sadar akan situasi yang menimpanya. Hingga tiba-tiba jantungnya berdetak kencang saat menyadari tubuhnya tak terbungkus sehelai benangpun. Seingatnya kemarin dia sedang minum di bar. Bagaimana dia bisa sampai di sini? Melihat sekelilingnya, ruangannya tampak asing. Semakin merasa aneh saat merasakan berat di perutnya, menoleh ke samping untuk memastikan. Hampir berteriak kalau saja dia tidak segera menutup mulutnya dengan tangan. 

"Kak Jimin, bagaimana bisa? Pikirnya dalam hati. 

Segera bangun setelah melepaskan tangan Jimin dari perutnya dengan hati-hati. Takut membangunkannya. Dia harus segera pergi dari sini sebelum Jimin terbangun, takut membuat masalah tambah rumit jika Jimin sadar saat dia masih tinggal. Walaupun dia masih tidak yakin apa sebenarnya yang terjadi diantara mereka semalam, akan lebih baik baginya menghindari Jimin untuk sekarang. 

Segera memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai dan memakainya dengan tergesa-gesa. Ingin cepat-cepat menyingkir dari sana.

Tanpa sadar ternyata Jimin sudah terbangun sedari tadi. Membuka matanya saat memastikan Yoojung sudah meninggalkan apartemennya. Tersenyum miring ketika berpikir semua berjalan sesuai rencananya. 

*

Yoojung berdiri di depan pintu rumahnya dengan gugup. Bingung bagaimana menjelaskan pada Jihoon karena pulang sepagi ini. Dia takut Jihoon akan memperlakukannya dengan kasar lagi seperti kemarin.

Menarik nafas dan mengeluarkannya, mencoba meredakan kegugupannya. 

"Tidak apa apa Yoojung, semuanya akan baik-baik saja! "ucapnya menyemangati dirinya sendiri. 

Tangannya gemetar saat membuka kunci pintu. Perlahan-lahan membukanya dan melongokkan kepalanya. Melangkah masuk saat tidak menyadari keberadaan Jihoon di dalam. 

" Ah, Jihoon, kau mengejutkanku! "teriak Yoojung. Ternyata Jihoon sudah menunggunya di balik pintu. Bersandar di pintu kayu sambil memainkan ponselnya. Membuat siapapun yang masuk akan terkejut. 

" Darimana? " tanyanya dingin, tanpa menatap Yoojung sedikitpun. Melihat sikapnya, membuat Yoojung merasakan akan datangnya masalah. 

Berpikir cepat, akhirnya Yoojung menjawab, " Ah, aku dari rumah orang tuaku, aku merindukan mereka, kau meninggalkanku kemarin, jadi aku kesepian. " jawabnya gugup. 

"Aahh, jadi sekarang kak Jimin adalah orang tuamu?" Tanya Jihoon dengan nada mengejek. Sudah mulai menatapnya. 

"Maksudmu? " tanyanya bingung. 

Jihoon menyodorkan ponselnya, memperlihatkan bagian layarnya tepat di depan wajah Yoojung, " Jelaskan ini! " pintanya. 

Membuat mata Yoojung membelalak kaget saat melihat isinya. Fotonya dan Jimin sedang tidur bersama. 

" Bagaimana bisa? "

" Apa yang harus kukatakan?"

" Apa yang kak Jimin rencanakan? 

Semua pertanyaan tersebut berkecamuk di kepalanya. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Masih mencoba memikirkan jawabannya sampai suara Jihoon mengalihkan fokusnya. 

"Sepertinya peringatanku kemarin tidak mempan untukmu. Sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini, tapi aku harus, untuk membuatmu sadar bahwa kau tidak bisa bertindak semaumu!" tegas Jihoon. 

Yoojung ketakutan, dia tidak ingin kejadian kemarin kembali terulang. Segera memundurkan langkahnya untuk melarikan diri. 

"Jangan pikir kau bisa lari! "

Terlambat. Jihoon dengan cekatan segera mencengkeram tangannya dan menyeretnya ke kamar mereka yang berada di lantai dua. Membuat tubuh Yoojung gemetar ketakutan. 

" Lepaskan Hoon, apa yang mau kau lakukan? "teriak Yoojung, tapi sayang, dia diabaikan.

Yoojung mencoba melepas cengkeraman erat di tangannya, berusaha menahan tubuhnya agar tidak ikut terseret, tapi sia-sia. Tenaga Jihoon terlalu kuat. 

Setelah mencapai kamar, Jihoon segera mendorong tubuh Yoojung ke dalam dan menguncinya dari luar. 

" Hoon, buka Hoon. Aku mohon buka! "teriak Yoojung dari dalam. Mengguncang-guncang gagang pintu. Berusaha membukanya. Dilanjutkan dengan gedoran keras tanpa henti. 

" Maafkan aku, tidak ada cara lain, untuk sekarang aku harus mengurungmu. " gumam Jihoon, segera melangkah pergi dari sana. Tidak tahan dengan raungan Yoojung yang semakin memilukan. 

*

Jihoon duduk di sofa. Mengamati gambar di ponselnya. Masih tidak percaya walaupun ada bukti di depannya. Dia masih ingin menahan Yoojung di sisinya. Dan satu-satunya cara adalah dengan mengurung Yoojung di kamarnya.

Kalaupun Yoojung benar-benar sudah tidur dengan Jimin, Jihoon tidak peduli, dia tidak akan pernah menyerahkan istrinya tersebut kepada kakak brengseknya. Dia tahu Jimin akan mengulangi kesalahan yang sama berulang kali dan menyakiti Yoojung tanpa henti.

Dia yakin kebahagiaan Yoojung adalah bersamanya. Dia akan memastikan Yoojung bahagia, apapun caranya, walau harus mengorbankan kebebasan Yoojung sekalipun. Setidaknya, itulah yang ada di pikirannya saat ini. 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment