Insiden

My Complicated Love

Yoojung terus menangis sejak kembali dari hotel. Dia tidak tahu apa yang harus di lakukannya tentang pernikahannya. Sepertinya pernikahannya dengan Jihoon adalah sebuah kesalahan sejak awal. Ah tidak, bahkan sebelum itu. Pertemuannya dengan Jimin adalah sumber segala rasa sakitnya. Andai saja dia tidak pernah menjalin hubungan dengan Jimin, pasti semua ini tidak akan terjadi.

Setelah berkutat lama dengan pikirannya, akhirnya diapun menghubungi pengacaranya. 

"Halo pengacara Kim? "

" . . . "

" Aku ingin minta bantuan. Tolong urus perceraianku dengan Jihoon secepatnya! "

" . . . "

" Jangan lupa antarkan ke rumah Jihoon besok pagi ! "

" . . . "

" Terima kasih. Akan aku tutup teleponnya! "

Yoojung melempar ponselnya ke atas kasur dan segera bangkit berdiri. Berjalan ke arah lemari dan mengambil koper yang ditaruh paling atas. Dia memasukkan baju-baju yang ingin dibawanya dengan airmata mengalir di pipinya. 

Setelah semuanya selesai dia berjalan menuruni tangga dengan menyeret kopernya sambil melihat kesekeliling rumah untuk yang terakhir kalinya. 

Segera berjalan ke arah mobilnya setelah menutup pintu depan. Tidak menguncinya karena memang tidak memiliki cadangannya. Setelah memasukkan kopernya ke bagasi, dia bergegas membuka pintu mobil. Tetapi tiba-tiba ada seseorang yang mencekal pergelangan tangannya. Dia memutuskan untuk berbalik. 

"Jihoon?  Bagaimana aku bisa tidak menyadari kehadirannya", batinnya

"Apa yang kau lakukan? ", tanyanya dingin. 

" Aku yang seharusnya bertanya, apa yang kau lakukan, kemana kau akan pergi? ", geram Jihoon. 

" Pulang", jawabnya singkat. 

"Pulang kemana, di sini rumahmu! "

" Tidak lagi, sekarang kau bebas membawa kekasihmu ke rumah ini"

"Apa maksudmu? "

" Jangan menganggapku bodoh Hoon, aku melihatmu tidur bersama seorang wanita di kamar hotel. Kau tahu, kau lucu sekali. Melarangku mengingkari janji suci pernikahan kita, tapi kau sendiri melakukannya. Sekarang aku tidak peduli lagi. Lakukan semua hal sesukamu. Karena tidak lama lagi kita akan segera berpisah. Pengacaraku sudah mengurus perceraian kita. Kau tinggal menandatanganinya besok!", jelasnya panjang lebar. Melepaskan tangannya dari genggaman Jihoon tetapi tidak berlangsung lama karena Jihoon menariknya kembali. 

"Aku mohon Jung jangan seperti ini. Jika soal wanita itu aku bisa menjelaskan padamu! ", ucapnya memohon. 

" Aku tidak ingin mendengarkan penjelasan darimu. Mataku sudah membuktikan segalanya. Kau tak perlu repot-repot menjelaskannya",tegasnya. Segera memasuki mobilnya dengan cepat setelah berhasil melepaskan tangannya. Takut Jihoon akan menghalanginya lagi. Menginjak gas dan melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. 

Jihoon tak tinggal diam. Dia segera berlari memasuki mobilnya dan mengejar Yoojung. 

Mereka salip-salipan di jalan raya. Yoojung tak mau mengalah dan mencoba mendahulu mobil Jihoon. Dia tidak ingin tertangkap dan harus berurusan dengan Jihoon lagi. 

"CHOI YOOJUNG, BERHENTI! ", teriak Jihoon setelah berhasil menyamai kecepatan mobil Yoojung. 

" TIDAK AKAN! ", jawab Yoojung, balas berteriak. 

" KAU SEDANG HAMIL JUNG, PIKIRKAN BAYIMU, BERHENTILAH MENGEBUT! "

" APA PEDULIMU, BUKANKAH KAU BERPIKIR DIA BUKAN ANAKMU? "

“AKU MOHON JUNG, BERHENTILAH DAN DENGARKAN AKU! " 

Yoojung tidak mau mendengarkannya sama sekali dan malah menambah  kecepatan mobilnya. 

Jihoon yang kesal pun segera menyalipnya dalam jarak dekat, tapi tanpa sengaja sisi mobilnya menghantam sisi mobil Yoojung dengan keras dan membuatnya hilang kendali. Menyebabkannya menabrak pagar pembatas jalan. 

Jihoon yang panik pun segera menghentikan mobilnya dan berlari ke arah mobil Yoojung. 

Dibukanya pintu samping kemudi dan betapa terkejutnya dia saat melihat kepala Yoojung berlumuran darah. Dia segera memanggil 119.

"Hallo , cepat kesini istriku sekarat! "

" . . . "

" AKU BILANG ISTRIKU SEKARAT! "

" . . . " 

" ARRRRRGGGHHH", Jihoon membanting ponselnya emosi. Marah karena operator yang lamban. Padahal salahnya sendiri karena tidak melakukan prosedur pemanggilan dengan benar

Jihoon menatap Yoojung khawatir. Dia melihat ke sekeliling mencari bantuan, tapi sayang tidak ada satupun mobil yang lewat. Tidak ada jalan lain. Dia harus membawa Yoojung ke rumah sakit sendiri. Dengan hati-hati Jihoon mengeluarkan Yoojung dari dalam mobil dan menggendongnya ke arah mobilnya. Menidurkannya di kursi belakang. Jihoon segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sesekali menengok ke arah Yoojung untuk memastikan keadaannya.

Tidak butuh waktu lama untuk sampai di rumah sakit karena Jihoon mengebut. 

Setelah Yoojung ditangani oleh tim medis, Jihoon terduduk di lantai dan menangis. Dia merasa menyesal. Karena kecerobohannya, Yoojung harus mengalami ini semua. Dia tidak akan bisa hidup tenang bila terjadi sesuatu pada Yoojung. Sepertinya hari ini akan menjadi hari terberat dalam hidupnya. 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment