Jihoon menggeliat dalam tidurnya. Mengeratkan pelukan pada seseorang didekapannya. Tetapi segera membuka matanya saat merasakan ada yang berbeda. Dilihatnya sosok wanita tak dikenal di sebelahnya. Matanya melebar kaget dan langsung mendorong wanita tersebut menjauh darinya. Membuatnya tersentak dan terbangun dari tidurnya. 

"Siapa kau?", tanyanya garang. 

Wanita tersebut memasang muka sedih dan menatapnya dengan pandangan kecewa. 

"Tuan, apa Tuan lupa padaku? Aku Kim Yeri. Tuan yang memanggilku kesini tadi malam. Tuan tidak ingat? ", tanyanya sedih. Walaupun terlihat sekali kalau ekspresinya dibuat-buat. 

"Kau bohong. Kau pikir aku percaya padamu. Kau tahu, aktingmu buruk sekali. Sekarang katakan siapa yang menyuruhmu! 

"Apa maksud Tuan?",katanya masih mencoba mengelak. 

Jihoon kesal. Hampir saja memukulnya jika saja tidak ingat kalau dia seorang wanita.

Jihoon mulai berpikir. Mengingat-ingat kembali apa yang ia lakukan kemarin sampai bisa berada di sini. Mencoba merangkai semua kejadian. Kemarin dia pergi menemui Jimin. Kemudian kepalanya sakit saat meminum minuman yang dipesan Jimin dan tiba-tiba dia terbangun di tempat ini. 

Itu dia. Jihoon sadar sesuatu. Ah, jadi begitu? Jimin mencoba menjebaknya. Itu artinya Yoojung mungkin sudah-

"AAAHHH! ", Jihoon berteriak sambil mengacak-acak rambutnya frustrasi, membuat wanita di sebelahnya menatap bingung. 

" Park Jimin sialan, awas kau! "gumamnya pelan. 

Dia pun segera bangkit berdiri dan memakai pakaiannya dengan kalang kabut. Setelah selesai dia segera memberikan tatapan mematikan pada Kim Yeri. Membuatnya beringsut mundur karena ketakutan. 

" Kau, jangan pernah muncul di hadapanku lagi. Atau kau akan menyesal. Ingat itu!", ancamnya sambil menunjuk tepat di depan wajah wanita itu. Yang hanya dibalas dengan anggukan lemah dan ekspresi ketakutan. 

Kemudian dengan terburu-buru segera melangkah keluar dari kamar tersebut. 

*

Jihoon mengebut di jalan raya. Dia ketakutan. Takut Yoojung akan meninggalkannya. Karena jika perkiraannya benar, sekarang Yoojung pasti mengira Jihoon sudah mencuranginya.

Kecurigaannya di awal benar. Jimin mengajaknya bertemu hanya untuk menjebaknya. Membuatnya seolah-olah sedang tidur dengan wanita lain kemudian menunjukkan adegan tersebut pada Yoojung dan  menipunya bahwa Jihoon telah berkhianat padanya. Jika itu benar adanya, mungkin sekarang Yoojung sedang merencanakan perpisahan dengannya. Memikirkannya saja sudah membuat dia semakin kalut. Jihoon pun segera melajukan mobilnya pada kecepatan paling tinggi. Dia ingin segera bertemu dengan Yoojung dan mengkonfirmasi semuanya.