Get You Again

Give Me Your Love
Please Subscribe to read the full chapter

“Ya, dia sudah kubawa pulang ke rumah.”

 

Soojung mengerutkan kening mendengarkan percakapan ayahnya dengan seseorang di seberang telepon sana.

 

“Terima kasih, Sehun. Dan untuk pertunangan yang tertunda akan kita bicarakan kembali nanti.”

 

Soojung menghela napas pelan. Sejujurnya, Soojung telah menduga sejak awal. Sang ayah tentu tidak akan menghampirinya seperti tadi tanpa sebab. Juga tidak mungkin memperlakukan Jongin begitu kasar. Dan sekarang lebih jelas, Oh Sehun yang berada di belakang ini semua. Soojung tersenyum tipis. Dirinya tidak menyangka saja Sehun akan senekat ini.

 

“Sekarang, kembali ke kamarmu! Dan jangan berharap kau akan bisa melarikan diri lagi, Jung Soojung!”

 

Soojung terkekeh pelan. “Apa appa  mengancamku?” tanyanya. “Asal appa tahu, kemarin saja diriku berhasil lari. Dan apakah appa pikir aku tidak mampu melakukannya untuk yang kedua kali?” tantang gadis itu.

Tuan Jung mengepalkan telapak tangannya kuat. “Jangan harap aku akan membiarkanmu kabur lagi, Jung Soojung! Jangan coba membuat malu keluarga kita lagi!” geramnya.

“Kalau begitu, jangan coba menjodohkanku dengan Sehun lagi, appa. Aku menolaknya. Biarkan diriku bahagia dengan pilihanku sendiri.”

“Pilihanmu?” Tuan Jung menyindir. “Apa lelaki yang mendekati dirimu untuk memenangkan taruhan adalah pilihanmu?”

 

Soojung mengatupkan bibirnya segera. Sang ayah tampak menyeringai, merasa menang dalam perdebatan melawan sang putri semata wayang. “Katakan, Soojung! Apakah lelaki itu adalah pilihanmu?”

 

Soojung menunduk dalam. Sial, Oh Sehun pasti sudah menceritakan perihal kejelekan Jongin kepada sang ayah. Dan akan semakin sulit untuk menjelaskan kepada sang ayah jika tidak semua yang dikatakan Sehun benar adanya. Karena Soojung tahu sekali bagaimana watak sang ayah. Keras kepala, segan untuk menerima penjelasan orang lain.

 

“Jangan pernah berharap bahwa appa akan menyerahkanmu pada lelaki itu. Karena apapun yang terjadi, perjodohanmu dengan Sehun akan tetap berlangsung.”

 

Soojung mendengus kesal. Selalu seperti ini, berakhir dengan sang ayah yang memaksakan kehendak kepada Soojung. “Dan apapun yang terjadi, aku tetap akan menentang perjodohan ini!”

 

“Jung Soojung!”

 

“Jung Taewoo!”

 

Kedua bola mata Jung Taewoo –ayah Soojung membulat. Baru sekali ini sang putri menyebut namanya dengan amat tidak sopan. Membuat tuan Jung menggertakkan gigi menahan emosi. Bagaimana bisa putrinya berlaku amat tidak sopan kepadanya? Terang dia menduga bahwa ini semua akibat pengaruh buruk dari lelaki yang membawanya kabur kemarin, Kim Jongin.

 

“Jung Soojung, di mana sopan santunmu?!”

 

Soojung tersenyum mencela. “Lalu di mana nurani appa? Bagaimana appa bisa menjodohkanku dengan lelaki yang tidak kusukai?” Soojung menarik napasnya dalam. Entah mengapa rongga dadanya terasa penuh sesak. Entah karena terlalu banyak mengambil asupan oksigen atau terlalu banyak menyimpan gas karbon dioksida dalam alveolusnya.

 

“Asal appa tahu, appa telah menyerahkanku pada lelaki yang sudah teramat sering menyakitiku. Sehun tidak sebaik yang appa pikirkan. Dan Jongin tidak seburuk apa yang Sehun katakan,” Soojung mengatakannya dalam satu tarikan napas. Kembali ditatapnya sang ayah lurus-lurus dengan kedua lensa yang mulai berkabut.

 

Tuan Jung merenung. Meresapi semua perkataan putrinya. Sedikit banyak dia membenarkan apa yang dikatakan sang putri. Tuan Jung hanya mendengar dari satu sisi, dari sisi Sehun. Sedangkan dirinya sama sekali tidak mendengar terlebih dulu pembelaan dari Soojung maupun Jongin. Yang semua Tuan Jung lakukan adalah demi kebaikan Soojung. Dia ingin yang terbaik untuk Soojung, tanpa mengetahui apa yang mungkin telah diperbuat Sehun tempo lalu pada sang putri.

 

“Ini hidupku,” gumam Soojung pelan. Suaranya nyaris tercekat. “Jika tidak lupa, appa bukanlah siapa-siapanya diriku. Aku bukan putri kandungmu. Appa tidak berhak mengatur masa depanku,” akhirnya satu poin itu meluncur dari bibir Soojung. Kenyataan bahwa Soojung bukan putri kandung kedua orang tuanya.

 

“Soojung-a,” Tuan Jung menyela dengan lirih. Sudah lama sekali Soojung tidak membahas perihal status nyata mereka. Tidak pernah, kecuali satu waktu. Saat detik-detik di mana sang istri meninggalkan dunia ini.

 

“Ahh, begitu,” Soojung menganggukkan kepala. “Pantas saja appa bersikukuh untuk mengatur kehidupanku tanpa memperhatikan apa yang kuinginkan. Diriku hanyalah anak angkat, untuk apa juga mendengarkan keinginanku.”

 

“Soojung-a.”

 

Soojung menggeleng sembari mundur selangkah. Menolak saat sang ayah berniat mendekat ke arahnya. “Tidak apa, aku mengerti di mana posisiku. Lakukan saja apa yang appa mau,” katanya sebelum berlari pergi meninggalkan sang ayah.

 

Jung Taewoo –ayah Soojung menatap kepergian putrinya nanar. Hingga saat Soojung lepas dari jangkauan pandangannya, Jung Taewoo baru bisa mendesah berat. Diingatkan kembali mengenai status Soojung yang merupakan putri angkatnya membuat Taewoo bersedih kembali. Dia sudah berjanji kepada mendiang istrinya untuk tidak membuat Soojung merasakan bahwa dirinya bukan putri mereka. Untuk memperlakukan sang putri sebaik mungkin.

Sekali lagi Jung Taewoo membuat putrinya. Pertama saat memutuskan untuk menikah lagi, dan sekarang ketika memaksakan keinginannya untuk menjodohkan Soojung dengan putri sahabat sekaligus koleganya. Jung Taewoo mengusap wajahnya kasar. “Maafkan aku, Nayoung,” gumamnya menyebut nama mendiang istri pertamanya. “Maafkan karena aku kembali mengecewakan Soojung.”

 

O0O

 

Pewaris WG Group Membawa Lari Calon Tunangan Pewaris Hwangje Group.

 

Jongin meneguk salivanya kasar saat membaca judul salah satu artikel yang dimuat di surat kabar. Pemuda itu berdeham beberapa kali sebelum melirik sebentar ke arah sang kakak. Jika ditilik, setidaknya Hyeyeon kini tengah menahan emosi hingga ubun-ubun karena berita satu ini. Buktinya, wajahnya sudah memerah dan giginya gemertak menahan marah. Untuk kali ini Jongin tidak yakin akan bisa bernapas lagi esok hari.

 

“Apa maksud artikel itu?”

 

Jongin melipat surat kabar di tangannya. Menunduk dan tidak berani membuka suara. Toh, pembelaan apapun darinya tidak akan meredakan kemarahan Hyeyeon. Dan satu hal lagi, dia menyadari bahwa salah telah membawa lari Soojung. Tapi, apa mau dikata? Jika Jongin tidak membawa Soojung lari, maka pertunangan gadis itu akan tetap berlangsung. Dan dia akan kehilangan Soojung untuk selamanya.

 

“Jadi, kau benar-benar membawa lari anak orang?”

 

Jongin masih mengatupkan kedua bibir tebalnya rapat. Membuat Hyeyeon semakin bertambah kesal. Sambil berkacak pinggang kakak dari Kim Jongin itu menyalurkan segenap emosi yang ditahannya semenjak tadi. “Apa kau gila? Kenapa kau selalu melakukan hal yang konyol, Kim Jongin? Kapan kau meu berubah sedikit dewasa dan bertanggungjawab?”

 

Jongin menghela napas pelan. “Maafkan aku, noona. Tapi, asal kau tahu, aku sedang mencoba menjadi dewasa. Aku sudah mengembalikan Soojung pada ayahnya,” kata pemuda berkulit tan itu membela diri. Jongin mengoreksi pernyataannya barusan dalam hati. Karena kenyataannya Jongin bukan menyerahkan Soojung, melainkan gadis itu diambil paksa kembali oleh ayahnya.

Hyeyeon menarik napasnya dalam-dalam. Berharap dengan banyaknya oksigen yang dirirupnya mampu mengurangi emosi akan kelakuan adik satu-satunya ini. “Tapi, tetap saja semua orang sudah tahu bahwa kau itu membawa lari calon tunangan orang.”

 

“Baru calon tunangan,” celetuk Jongin dengan santainya. “Belum juga calon istri.”

 

Jongin menutup mulutnya segera. Dia merutuki diri sendiri. Dia sudah tahu bahwa Hyeyeon sedang dilingkupi emosi yang meletup-letup, dan Jongin malah membiarkan letupan itu berkembang semakin pesat. Baiklah, salahkan mulut dan otaknya yang tidak terkontrol.

 

“Haish, apa yang akan dikatakan appa dan eomma jika begini,” Hyeyeon mendesah frustasi.

Jongin mengerjap pelan saat menyadari apa yang dikatakan oleh Hyeyeon. Ahh iya, orang tua mereka. “Apa noona sudah memberi tahu mereka?” tanya Jongin panik.

Hyeyeon mencibir sang adik lelaki. Tadi saja Jongin bisa bersikap santai, sekarang terlihat panik sendiri. “Menurutmu?”

 

“Noona!”

 

Hyeyeon mengangkat bahu. Tidak peduli dengan rengekan Jongin. Salah Jongin sendiri, dia melakukan tindakan tanpa pikir panjang. Inilah risiko yang harus dilalui Jongin. Merasa cemas jika kedua orang mereka mengetahui ulahnya.

 

Yah, meski sebenarnya Hyeyeon sendiri belum memberitahukan apapun kepada kedua orang tua mereka yang tengah berada di luar negeri sejak dua bulan yang lalu.

 

“Sudahlah, jika kau hanya ingin ribut mengenai hal ini, sebaiknya kau pulang,” Hyeyeon mengusir Jongin dengan mengibaskan telapak tangannya. “Kau mengganggu pekerjaanku,” kata gadis itu lagi.

 

Jongin mendengus kesal. Hyeyeon tadi sudah marah-marah padanya, dan sekarang mengusir Jongin begitu saja. Sadis sekali.

 

“Baiklah aku akan pergi,” kata Jongin dengan nada suara seolah kesal. “Tapi sebelumnya, aku ingin menyampaikan sesuatu kepada noona.”

 

Hyeyon mengerutkan keningnya. Was-was dirinya menatap Jongin. Terlihat keseriusan dalam sorot mata Kim Jongin –adiknya. Namun, malah menimbulkan firasat buruk dalam benak Hyeyeon. Jongin tidak pernah seserius ini sebelumnya. Jadi, ada kemungkinan apa yang akan disampaikan oleh adiknya itu adalah sesuatu hal di luar nalar. Semoga saja tidak berkaitan dengan rumor yang menimpanya barusan.

 

“Aku tidak bisa menyerah pada Soojung.”

 

Nah, apa yang dikhawatirkan Hyeyeon menjadi kenyataan. Jongin benar-benar membahas soal Soojung, kekasihnya.

 

Jongin membasahi bibirnya sebentar, menarik napas sebelum melanjutkan aksinya untuk meminta bantuan pada Hyeyeon. “Aku tahu jika tindakanku kemarin sangat tidak bertanggungjawab. Maka dari itu, aku ingin menebusnya. Aku ingin meminta Soojung secara baik-baik pada ayahnya. Memberitahukan bahwa aku pantas bersanding dengan Soojung-nya.”

 

Hyeyeon termangu. Tidak menyangka jika Jongin –adiknya mampu berpikiran sedewasa ini. Meminta seorang gadis pada ayahnya itu adalah tindakan heroik bagi Hyeyeon. Apakah Soojung yang merubah Jongin hingga seperti ini? Ini benar-benar bukanlah adiknya yang te

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rizkyginting #1
Chapter 30: akhirnya kaistalnya balekan lagi
amiisiltya #2
Chapter 38: Demi apa luhan sedih bangeeeett. Kasian luhan :"""
affexions
#3
Chapter 38: wow!! that was so sad:( goodjob authornim... aku suka side-storynya walaupun agak sedih juga
ysmnfrh #4
Chapter 35: Plot twist bgt ga nyangka bakal kaya gini. Bagus ceritanya thorrr
viannafe #5
Chapter 37: Thor izin minta psswrdnya dong. Maaf jika gangguin
viannafe #6
Chapter 33: Hyeyeon kok bilang gitu deh. Kan kasian soojong dijelekin
viannafe #7
Chapter 30: Smga sehun rela ngelepaskn soojong. Kaknya jongin digelarnya nenek sihir. Keke
viannafe #8
Chapter 35: Aduh. Kasian bangat Luhan. Sehunie kok jd begini
kyuhyun12 #9
Chapter 36: Aku harap kaistal berakhir bahagia jangan sad ending please
kyuhyun12 #10
Chapter 35: Kerennn kaka ff nya