I can't back to you

Give Me Your Love
Please Subscribe to read the full chapter

“Aku mencintaimu.”

 

Entah sudah berapa kali Sehun mengulanginya. Dia tidak peduli. Yang terpenting baginya kini adalah Soojung tahu mengenai perasaannya. Hingga akhirnya tunangannya itu mau kembali padanya.

 

“Aku mencintaimu, Soojung. Jangan tinggalkan aku. Kembalilah padaku,” Sehun berujar dengan segenap hatinya. Pemuda itu mempererat dekapannya, tak membiarkan gadis itu dapat terlepas darinya. Baik raga maupun hati Soojung adalah miliknya. Milik Sehun seorang. Titik.

 

“Cinta?” gumam Soojung pelan. “Kau bilang kalau mencintaiku?”

 

Dekapan Sehun melonggar begitu mendengar nada sarkastik yang terucap dari bibir manis Soojung. Mambuat gadis itu terbebas hingga kini sudah berbalik menatapnya. Soojung, gadis itu menatap lurus ke arahnya. Dengan tajam dan dingin. Berbeda dengan diri Sehun yang mungkin menatap gadis di hadapannya itu penuh cinta.

 

“Apa yang kau tahu soal cinta, Oh Sehun?” cibir Soojung ketus. “Kau tidak pernah tahu itu sama sekali. Jadi, jangan coba menyatakan cinta padaku.”

 

“Soojung….”

 

“Berhenti di sana,” sela Soojung segera. Tangannya terulur untuk menahan Sehun yang berniat mendekatinya kembali. “Jangan dekati aku. Dan dengarkan aku baik-baik.”

 

Soojung menarik napasnya dalam-dalam lantas membuang muka ke sembarang arah. Dirinya akui cukup berat menghadapi Sehun secara langsung seperti ini. Sejak dulu saja Soojung tidak berani, apalagi sekarang. Ditambah pemuda itu sempat mengisi hatinya cukup lama. Hingga Soojung mendeteksi adanya perasaan-perasaan kecil yang belum menghilang walau hatinya telah berubah haluan. Yah, bukankah cinta pertama memang berbeda. Selalu sulit dilupakan, dan memberi efek yang berbeda dengan cinta setelahnya. Dan Soojung merasakannya saat ini. Tapi, perlu dipastikan, meski masih ada getaran apapun itu, gadis itu hanya meyakini satu hal.

 

Cintanya saat ini adalah Kim Jongin, bukan lagi Oh Sehun.

 

“Cinta katamu? Itu benar-benar menggelikan,” Soojung terkekeh mencemooh ungkapan perasaan Sehun. Sadis memang. Tetapi, dia pernah mendapat yang lebih buruk dari ini, jadi wajar jika Soojung mencoba membalasnya sekarang ini. “Kau yang tidak tahu apa-apa soal cinta, jadi tidak berhak mengatakan kalau mencintaiku.”

 

Soojung kembali menarik napasnya dalam-dalam. Berusaha mengisi oksigen sebanyak-banyaknya ke dalam alveolus untuk mengurangi rasa sesak di dadanya. Entah mengapa pembicaraannya ini membuka luka lamanya. Luka selama mencintai seorang Oh Sehun.

 

“Kau tidak tahu rasanya menunggu, bukan. Bagaimana rasanya terabaikan oleh orang yang kau cintai. Dan bagaimana rasanya disakiti terus menerus hanya untuk melepaskan perasaan cinta itu. Kau tidak pernah merasakannya, Sehun. Dan yang kau lakukan adalah merendahkan cinta tulusku padamu. Meremehkannya dan tidak menghargainya sama sekali.”

 

Sehun mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Masih dipandanginya Soojung lekat-lekat. Gadis itu terlihat berada di puncak emosi ketika mengeluarkan semua uneg-uneg-nya. Kedua netranya tampak berkaca-kaca. Dan entah sejak kapan setetes cairan bening meluncur dari pelupuk mata gadis itu.

 

Oh, ya Tuhan. Oh Sehun, sadarkah apa yang kau lakukan selama ini? Kau menyakitinya. Hingga seperti ini?

 

Sungguh, Sehun tidak pernah menginginkan ini. Yah, mungkin dulu dia menginginkan Soojung melepasnya. Tetapi, dia tidak berniat menyakitinya hingga sedalam ini. Hingga Soojung sulit menerimanya kembali. Sehun benar-benar mendapatkan karmanya. Miris bukan? Dahulu Soojung yang mengejar-ngejar dirinya, dan sekarang berbalik. Dirinyalah yang mengemis cinta gadis itu.

 

“Maafkan aku,” satu hal itu lolos dari bibir Sehun. Pemuda itu berjalan mendekat secara perlahan. Hati-hati diraihnya telapak tangan Soojung dan digenggamnya erat namun lembut. Beruntungnya Soojung tidak menolaknya kali ini.

 

“Maafkan aku, Soojung,” ulang Sehun kembali. “Maafkan aku karena mengabaikanmu. Maafkan aku juga karena terus memaksamu untuk melepasku. Aku menyesal, Soojung. Sungguh,” ujar Sehun sungguh-sungguh.

 

Sehun menghela napas dan mulai memberanikan diri meraih bahu Soojung. Kini pemuda itu sudah beralih memegangi bahu Soojung sembari meremasnya lembut. “Kini aku merasa kehilangan dirimu, Soojungie. Ada sesuatu yang kurang ketika kau tidak lagi berada di sisiku. Rasanya tidak lengkap, hidupku tak sesempurna dulu. Karena itu, kumohon kembalilah padaku,” pinta Sehun dengan sangat.

 

Soojung menghela napasnya sebelum beralih menatap Sehun. Gadis itu memandangi kedua netra Sehun lekat-lekat. Soojung dengan cermat mengamatinya. Mencoba mencari kebohongan di setiap ucapan Sehun dari kedua lensa kelam miliknya. Tapi sayang, dia tidak menemukannya. Sehun jujur mengenai perasaannya pada Soojung.

 

“I love you, Soojungie,” gumam Sehun pelan. Perlahan pemuda itu semakin mendekat. Mengikis jarak di antara mereka. “I love you. So,  back to me, please,” gumamnya lagi.

 

Soojung memejamkan matanya. Berusaha menolak semua sensasi yang ditransfer dari diri Sehun. Berusaha mengabaikan napas hangat pemuda itu yang menerpa lembut kulit wajahnya. Soojung tidak boleh terbawa suasana. Dia sudah memantapkan hatinya. Dan hatinya adalah milik Jongin. Sehun atau siapapun tidak berhak mempengaruhinya.

 

“Soojung….”

 

“I can’t.”

 

Sehun menghentikan aksinya. Menahan diri untuk tidak kembali mendekati wajah Soojung. Diamati gadis itu lekat-lekat. Gadis itu masih membuang muka dan enggan menatapnya.

 

“Sorry, Sehun. But I can’t back to you,” ulang Soojung dengan tegas. Kali ini Soojung telah memberanikan diri menatap Sehun. “I have Jongin in my heart, sorry,” ujar Soojung penuh penyesalan.

Menyesal? Yah, tentu saja menyesal. Seandainya saja Sehun tidak terlambat menyadari perasaannya. Seandainya saja Sehun mengucapkan kata cinta padanya dulu. Seandainya tidak ada Jongin. Mungkin yang terjadi bereda. Soojung dan Sehun akan merajut dongeng indah mereka. Tetapi, semua itu hanya pengandaian. Karena nyatanya kini Soojung sudah membangun dongengnya yang lain, bersama orang lain, dan itu Jongin. Bukan Sehun.

 

“Aku minta maaf, Sehun. Tapi, kuharap kau mengerti.” Soojung menarik napasnya dalam-dalam sebelum kembali bersuara. “Apapun yang kau katakan sekarang sudah terlambat. Dan apapun yang terjadi, aku akan tetap membatalkan pertunangan ini. Dengan atau tanpa bantuan dan persetujuanmu,” katanya lantas berlalu pergi.

 

Sehun menatap nanar punggung Soojung yang perlahan menjauh. Pemuda itu memegangi dada kirinya sebelum merosot ke bawah. Kali ini keadaan benar-benar berbalik. Kini dialah yang ditinggalkan. Dirinyalah yang dicampakkan.

 

Apakah semuanya benar-benar sudah terlambat?

 

O0O

 

“Apa ini sakit?” tanya Jongin sambil meniup luka di siku Soojung.

 

Tetapi, kekasih dari Kim Jongin itu masih saja diam. Tidak bergeming dan tetap menerima perhatian berlebihan dari Jongin tanpa protes. Jongin menghela napas kesekian kalinya. Dia sudah cukup dibuat cemas saat menemukan Soojung berjalan di koridor dengan raut linglung. Yang perlu menjadi catatan adalah gadis itu sama sekali belum mengganti seragamnya dan malah masih mengenakan seragam olahraga. Belum lagi soal siku gadisnya yang memar. Kelihatannya sesuatu baru saja terjadi dan Jongin tentu saja harus mencari tahu soal itu.

 

“Jadi, sudah mau cerita soal lukamu?” tanya Jongin hati-hati.

 

Soojung mengerjap pelan sebelum meraih seluruh kesadarannya. Gadis itu memang tengah melamunkan banyak hal. Terutama soal pernyataan cinta Oh Sehun. Itu cukup mengejutkan baginya dan suatu hal yang tak terduga olehnya.

 

“Soojung?”

 

“Ah,” Soojung menggigit bibirnya terlihat ragu untuk menceritakan segala hal yang terjadi. “Ini…. Bukan hal yang penting, kok. Aku hanya terjatuh. Kurang hati-hati. Jadi jangan khawatir.”

 

Jongin memicing ke arah kekasihnya. Terang sekali jika Soojung menyembunyikan sesuatu darinya. Tetapi, entah apa itu, Jongin tak berani menggalinya lebih dalam. Biarkan Soojung menceritakannya nanti. Ketika dirinya siap untuk mempercayai Jongin sepenuhnya.

.

.

.

.

.

.

.

Tetapi, ternyata hati Jongin tak mau menerima begitu saja. Bahkan logikanya ikut bekerjasama guna mencari tahu penyebab terlukanya sang kekasih. Jongin tidak mau hal ini terjadi lagi. Jadi, dia berusaha keras mencari segala kemungkinan yang menimpa yang kekasih.

 

“Kau terlihat frustasi, Jong?” suara Junmyeon terdengar menginterupsi dirinya yang tengah berkonsentrasi menganalisis perihal kejadian yang mungkin dialami Soojung di sekolah tadi.

 

“Mungkin dia frustasi karena bosan berpacaran dengan gadis sejelek Jung Soojung,” celetuk Baekhyun dengan tetap memainkan joystick-nya. Pemuda berwajah imut itu bahkan tidak meyadari bahwa Jongin sudah melayangkan tatapan mematikan kepadanya.

“Wow, baru beberapa hari dan dia sudah bosan?” kekeh Chanyeol mencemooh. “Kelihatannya Jongin benar-benar akan kalah dalam taruhan ini hanya karena tidak tahan dengan nerd itu,” tambah pemuda betelinga lebar itu.

 

Buk.

 

Baekhyun dan Chanyeol sama-sama meringis. Setelahnya mereka menatap Luhan dengan kesal. Kenapa pemuda bermata rusa itu menimpuk mereka dengan bantal? Memang mereka berbuat salah.

 

“Jangan bicara sembarangan. Urusi urusan kalian sendiri,” omel Luhan seolah membela Jongin. Pemuda itu lantas memilih duduk di sebelah Jongin. Dengan pelan disikutnya lengan Jongin pelan. “Jangan pikirkan soal yang mereka katakan,” ujar Luhan berbisik.

Jongin tersenyum samar. Sejujurnya yang menjadi pikirannya bukan soal yang dicemooh oleh Baekhyun dan Chanyeol barusan. Tetapi, karena duo bermasalah itu, kini Jongin menambah beban pikirannya lagi. Ah, dia lupa dengan taruhannya. Jika begini dia akan terikat dengan taruhan itu entah sampai kapan. Dan memikirkannya membuat Jongin pusing.

 

“Aku cari udara ke luar dulu,” pamit Jongin.

 

Jongin menghirup napasnya dalam-dalam sembari memandangi pantulan rembulan dari kolam renang. Rembulan itu tampak sempurna. Sayang, bayangannya hanya semu semata. Akan lenyap jika ada yang merusaknya. Mungkin itu seperti kisah cintanya saat ini. Manis, tetapi rapuh. Dan Jongin masih belum berani untuk membuat jalinan asmaranya dengan Soojung menjadi lebih kuat. Karena satu cara yang pasti dilakukan sangat beresiko.

 

Yaitu jujur pada Soojung soal taruhannya dengan Sehun.

 

“Jadi, benar kata Baekhyun, huh?”

 

Jongin tak berbalik dan mendapati Sehun tengah berdiri di depannya. Pemuda itu tampak seperti biasa. Menunjukkan wajah datar dengan kedua telapak tangan yang dimasukkan ke saku celana. “Jadi, kau sudah bosan dengannya?”

 

Jongin mendecih malas saat Sehun melayangkan kembali pertanyaannya. Sudah barang tentu Jongin tahu siapa yang dimaksud Sehun. tentu saja kekasihnya, Jung Soojung. “Ini bukan urusanmu, Oh Sehun,” balas Jongin ketus.

“Benarkah?” Sehun mencibirnya. “Asal kau tahu tuan Kim, urusan Jung Soojung adalah urusanku juga.”

Jongin tertawa kecil setelahnya. Mengejek apa yang baru saja Sehun katakan. Jung Soojung menjadi urusannya? Sejak kapan? “Bukankah kau ingin lepas dari pengagum rahasia tersayangmu? Sekarang sudah berhasil, bukan? Jadi, jangan coba ikut campur lagi soal urusannya. Karena apapun yang terjadi aku tidak akan mengembalikan pengagum rahasiamu yang manis itu.”

Sehun mengepalkan telapak tangan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rizkyginting #1
Chapter 30: akhirnya kaistalnya balekan lagi
amiisiltya #2
Chapter 38: Demi apa luhan sedih bangeeeett. Kasian luhan :"""
affexions
#3
Chapter 38: wow!! that was so sad:( goodjob authornim... aku suka side-storynya walaupun agak sedih juga
ysmnfrh #4
Chapter 35: Plot twist bgt ga nyangka bakal kaya gini. Bagus ceritanya thorrr
viannafe #5
Chapter 37: Thor izin minta psswrdnya dong. Maaf jika gangguin
viannafe #6
Chapter 33: Hyeyeon kok bilang gitu deh. Kan kasian soojong dijelekin
viannafe #7
Chapter 30: Smga sehun rela ngelepaskn soojong. Kaknya jongin digelarnya nenek sihir. Keke
viannafe #8
Chapter 35: Aduh. Kasian bangat Luhan. Sehunie kok jd begini
kyuhyun12 #9
Chapter 36: Aku harap kaistal berakhir bahagia jangan sad ending please
kyuhyun12 #10
Chapter 35: Kerennn kaka ff nya