To Win Her Heart

Give Me Your Love
Please Subscribe to read the full chapter

Jongin masih setia di sana. Menyandarkan diri di mobil sambil memandangi air danau yang tenang. Beberapa kali pemuda itu menengok ke belakang. Berharap sosok Soojung segera terlihat.

Jongin mengehela napas dengan gusar. Pemuda itu kembali memandangi danau dan sesekali menilik langit yang mulai berubah warna. Sang surya hendak menelusup di balik batas horizon. Artinya sebentar lagi hari berganti malam, tetapi sosok Soojung belum juga kembali. Jongin mengusap telapak tangannya. Berusaha mencari ketenangan akan kegelisahannya semenjak tadi. Kegelisahan yang berujung pada ketakutan.

 

Bagaimana jika Soojung tidak kembali?

 

Tidak. Jongin menggeleng cepat. Menepis ketakutan yang mengganggu batinnya. Soojung pasti kembali dan membalas semua pernyataan cinta darinya. Soojung tidak mungkin ingkar janji.

 

Dia harus kembali. Apapun yang terjadi. Karena Jongin tidak pernah dapat membayangkan jika sosok Soojung menghilang dari sisinya. Jongin tidak sanggup. Sungguh.

 

.

.

.

“Jongin!”

 

.

.

.

 

Jongin menoleh dengan cepat. Tiba-tiba saja jantungnya berdentum tidak karuan. Menciptakan irama yang membuat dada Jongin rasanya sesak sekali. Bukan karena sakit, tapi terharu. Jongin pikir dia bisa saja menangis saat ini. Pelupuk matanya sudah terasa berat. Kelihatannya air matanya tak sabar lagi meluncur turun. Baiklah, Jongin sedikit berlebihan dan melankolis. Tapi, biarkan sekali ini saja dia melankolis seperti ini. Ini kan kali pertamanya terjebak dengan yang namanya permainan hati yang disebut cinta.

 

Soojung tersenyum memandang Jongin yang masih terpaku di tempat. Mungkin pemuda itu terlalu menantikanya hingga tercengang seperti ini. Mungkin saja. Gadis itu setengah berlari menghampiri Jongin. Napasnya terengah-engah. Seelah tangannya menumpu pada siku. Soojung memejamkan matanya sambil mengatur napas.

 

Soojung kembali menatap Jongin setelah lebih baik. Gadis itu mengukir senyum manisnya yang teramat Jongin sukai. “Syukurlah kau masih menungguku. Kupikir….”

 

Grep.

 

Soojung mengerjap beberapa kali. Kehangatan mulai menyelimuti tubuhnya. Perasaan hangat semakin menjadi saat Jongin mengeratkan pelukannya. “Syukurlah kau kembali,” gumam Jongin pelan. “Kupikir aku akan kehilangan dirimu.”

 

Soojung kembali mengerjap. Dirasakannya ketakutan Jongin. Dan entah kenapa itu membuat hatinya merasa sakit. Sedalam itukah perasaan Jongin kepadanya? Kembali Soojung mengangkat kedua sudut bibirnya. Lengannya bergerak untuk membalas dekapan Jongin. Dengan lembut ditepuknya punggung Jongin.

 

“Aku sudah di sini, Jong. Aku tidak akan meninggalkanmu. Janji.”

 

Jongin mencerna apa yang baru saja Soojung utarakan. Pemuda berkulit tan itu lantas melepas dekapannya. Beralih memegangi bahu Soojung dan menatap gadis itu lekat-lekat.

 

“Kau benar-benar tidak akan meninggalkanku?”

 

Soojung mengulum bibirnya lantas mengangguk tanpa ragu. Membuat senyum lega terukir menghiasi paras tampan seorang Kim Jongin.

 

“Jadi, sudah dapat jawabannya?”

 

“Tentang?”

 

“Perasaanmu pada Sehun. Apa kau masih menyukainya?”

 

Krystal mengerjap pelan. Ditundukkan kepalanya ke bawah. Gadis itu menghirup napas dalam-dalam sebelum akhirnya menggeleng pelan. Jongin mengernyit saat memperhatikan pergerakan yang diberikan gadis itu. Gelengan kepala. Itu artinya tidak, Soojung sudah tidak lagi menyukai Oh Sehun?

 

“Aku sudah melepaskannya,” gumam Soojung pelan. Gadis itu kembali menarik-hembuskan napasnya, menahan gugup. “Aku sudah tidak menyukainya lagi.”

 

Jongin tersenyum. Ada kelegaan yang lebih besar ketika akhirnya gadis itu memberitahukannya mengenai hal ini. Soojung sudah lagi tidak memiliki perasaan pada Oh Sehun. Jadi, bisakah dia berharap kalau dirinya yang kini mengiri ruang hati gadis itu?

 

“Kurasa aku….”

 

“Hei,” Jongin menghentikan perkataan Soojung dengan meraih wajah gadis itu. Ditagkupnya wajah Soojung dengan lemut. Ditatapnya manik indah miliknya lekat-lekat. “Bukankah sudah kubilang. Sebagai lelaki, seharusnya aku yang menyatakan perasaanku. Dan aku belum mengulangi ternyataan cintaku,” kata Jongin sambil tersenyum dengan manisnya.

 

Perlakuan dan perkataan Jongin sukses membuat rona kemerahan hadir menghiasi wajah Soojung. Gadis itu mencoba kembali mengatur napasnya. Kali ini bukan karena kelelahan akibat terburu-buru, tetapi karena terlalu gugup, senang, entahlah. Soojung benar-benar sulit menggambarkannya.

 

“Jung Soojung?”

 

“Ya?”

 

Jongin menarik napasnya dalam-dalam sebelum kembali mengatakan apa yang dia rasakan. “Aku mungkin bukan lelaki yang pantas untukmu. Aku playboy dan sedikit bodoh.” Soojung tersenyum mendengar perkataan Jongin. “Tapi, walau begitu, aku ingin kau tahu bahwa kau teramat berarti untukku.”

 

Soojung mengigit bibirnya. Menantikan apa yang selanjutnya akan Jongin katakan.

 

“Entah sejak kapan, tapi aku mulai sering memikirkanmu, mulai merindukanmu di setiap waktu, dan kau tahu selalu nyaman jika berada bersamamu. Keberadaanmu membuatku utuh, Soojung.”

 

Jongin mengulas senyumnya sekilas sambil mengusap pipi Soojung dengan kedua ibu jarinya. “Aku menyukaimu. Aku mencintaimu. Dan aku mau kau menjadi milikku.”

 

“So, would you be mine, Jung Soojung?”

 

Soojung mengerjapkan kelopak matanya pelan. Merasakan sensasi aneh yang kembali menghampirinya ketika Jongin mengulangi pernyataan cintanya. Ini lebih manis dari yang tadi. sangat manis malah. Membuat darah Soojung berdesir hebat, jantungnya berpacu cepat, dan ribuaan … ahh, bukan. Bahkan jutaan kembang api meletup mengisi celah di rongga perutnya.

 

“Soojung, would you be mine?” Jongin kembali mengulangi pertanyaannya.

 

“Ya,” Soojung mengangguk. Ditatapnya lensa Jongin yang penuh pesona lekat-lekat. Kini sudah tidak ada keraguan lagi. dia benar-benar sudah jatuh hati pada pemuda erkulit tan ini. “I would.”

 

Jongin tersenyum puas. Dibawanya Soojung ke dalam dekapannya. “Terima kasih, Soojungie. I love you.”

 

Soojung tersenyum. Dipejamkan kedua matanya. Dihirup aroma Jongin banyak-banyak. Mungkin ini akan menjadi aroma favoritnya mulai sekarang. Aroma memabukkan yang selalu dirindukannya. “Love you too.”

 

O0O

 

Suasana yang cukup memprihatinkan terasa di sebuah kamar. Barang-barang yang erada di kamar itu sudah tidak lagi berada di tempatnya. Bersebaran di mana-mana, dan beberapa terlihat ada yang rusak. Pemiliknya kini duduk di lantai sambil bersandar pada ranjang. Menatap kosong ke arah cermin yang kini memantulkan refleksi baur dirinya.

 

Aku sudah tidak menyukaimu lagi, Sehun.

 

Sehun kembali mengepalkan telapak tangannya kuat-kuat. Rasa sakit akibat pecahan kaca bahkan tidak lebih sakit dari luka di hatinya saat ini. Luka di hatinya begitu besar. Menganga. Dan kini semakin terasa perih ketika kembali mengingat apa yang dikatakan oleh pujaan hatinya.

.

.

.

“Ayo kita akhiri perjodohan ini, Sehun.”

 

Sehun merasa jantungnya berhenti berdetak saat itu juga. Dadanya terasa sesak. “Kenapa?” Sehun bertanya dengan susah payah. Suaranya tercekat di kerongkongan.

 

Soojung mengalihkan pandangannya. Ternyata cukup berat melepaskannya. Walau dia yakin bahwa perasaannya pada Sehun tak lagi sama. Tapi, tetap saja Sehun itu pernah menjadi orang yang berarti bagi Soojung.

 

“Kurasa aku menyukai orang lain.”

 

Sehun merasa hatinya dihujam oleh ribuan pedang. Dulu dia begitu menginginkan hal ini terjadi. Sang tunangan mampu menyukai orang lain dan melepaskannya. Dan sekarang ketika sudah bebas, dirinya malah merasa tidak rela. Oh, miris sekali.

 

“Apakah dia itu Kim Jongin?” tanya Sehun. Kedua lensanya masih menatap Soojung, namun dengan pandangan berbeda. Kosong.

 

“Ya,” Soojung mengangguk tanpa ragu.

 

Sehun tersenyum. Bukan untuk Soojung. Bukan juga karena merasa senang. Dia sedang mencela dirinya sendiri saat ini. Akhirnya Kim Jongin benar-benar merebut Soojung darinya, sesuai dengan apa yang pernah diinginkan pemuda itu. Kini dia sendiri yang menyesalinya. Ketika benar-benar kehilangan Soojung dialah yang kesakitan sendiri.

 

“Jadi Sehun, ayo kita akhiri pertunangan ini. Aku akan mengatakan pada appa kalau ….”

“Biar aku saja,” sela Sehun dengan cepat. “Biar aku yang mengurusnya.”

 

Perkataan Sehun sukses membuat senyum terkembang di wajah Soojung. Gadis itu kini meraih tangan Sehun dan menggenggamnya erat. Sehun mengamati telapak tangannya yang digenggam Soojung. Rasanya Sehun tidak ingin Soojung melepaskannya. Tidak mau.

 

“Terima kasih untuk selama ini Sehun,” Soojung mengatakan dengan tulus dari dalam lubuk hatinya. “Terima kasih,” katanya sekali lagi.

 

Sehun hanya mengangguk. Hatinya terus berharap bahwa yang dialaminya adalah mimpi. Tapi sepertinya bukan, karena sosok Soojung terlalu nyata untuknya.

 

“Ah, tadi bukankah kau mau mengatakan sesuatu?” Soojung teringat bahwa pemuda berkulit putih itulah yang lebih dulu mengajaknya bertemu.

 

Sehun mengerjap pelan sebelum akhirnya membuang muka. Setelah semua yang Soojung katakan, untuk apa Sehun melanjutkannya. Untuk apa dia menyatakan perasaan pada gadis yang tidak mencintainya lagi. “Tidak jadi.”

 

Kening Soojung mengerut sempurna. Gadis itu merasakan keanehan pada diri Sehun. Dia cukup mengenal Sehun dengan baik. Dan sepertinya ada yang disembunyikan oleh pemuda itu.

 

“Pergilah,” Sehun kembali bersuara. “Sepertinya ada yang menunggumu, benar bukan?”

 

“Oh,” Soojung teringat janjinya pada Jongin. Janji untuk segera kembali setelah memastikan perasaannya. “Baiklah Sehun. Aku pergi dulu. Sekali lagi, terima kasih banyak.”

.

.

.

“Terima kasih juga, Soojung,” Sehun kembali menggumamkannya. Sama ketika melihat gadis itu hilang dari pandangannya. Juga hilang dari jangkauannya. “Terima kasih karena sudah berhasil mematahkan hatiku,” ujarnya lagi.

 

Sehun meletakkan kepalanya di ranjang dengan tubuh yang masih terduduk di lantai. Matanya menatap langit-langit kamar dengan lekat. Sehun tidak pernah membayangkan dirinya akan seperti ini. Terkungkung dalam penyesalan tak berujung karena Soojung sudah tidak lagi menjadi miliknya. Miris memang ketika menyadari bahwa penyebab semuanya adalah dirinya sendiri.

Dia yang sejak awal menolak gadis itu. Dia yang sejak awal meminta gadis itu melepaskannya. Dia yang sejak awal mendorong gadis itu ke dalam pelukan lelaki lain. Dan sekarang Sehun meratapi semuanya. Ketika gadis itu sudah tak mau lagi bertahan dengannya. Ketika gadis itu sudah lelah dengan perasaannya. Ketika gadis itu tak lagi menyukainya.

 

Sehun tidak menyangka kalau rasanya sesakit ini.

 

Dan sekarang apa yang mau dia lakukan? Mengharapkan gadis itu kembali padanya?

 

Sehun mengerjap pelan. Kembali padanya? Ahh, yah benar. Sejak awal Soojung adalah miliknya. Jadi, Sehun harus membuat gadis itu kembali padanya.

 

Susah payah Sehun segera berdiri. Pemuda itu berkeliling di kamarnya. Mencari ponsel yang entah sudah terlempar ke mana tadi. Senyumnya terkembang saat menemukan benda segiempat itu.

 

“Yeobseo, paman Jung?”

 

Sehun benar-benar akan membuat Soojung kembali. Apapun caranya. Dan tak akan lagi melepaskannya. Meski untuk Kim Jongin sekalipun.

 

“Ini soal pertunanganku dengan Soojung. Kupikir kami sudah siap untuk diresmikan. Bisakah paman segera mengaturnya?”

 

O0O

 

Sekolah dibuat heboh pagi ini. Pasalnya sang cassanova kini sudah menggandeng seorang gadis di hari pertama saat semester baru dimulai. Yang cukup mencengangkan adalah karena yang digandeng oleh pemuda itu adalah seorang yang tidak pernah diduga. Si nerd –Jung Soojung.

 

“Jongin, apa kau tidak malu?”

 

Jongin mengernyit mendengar pertanyaan yang Soojung ajukan, “Malu? Kenapa?” bukannya menjawab Jongin malah balik bertanya.

 

“Tidak malu karena bergandengan tangan denganku yang jelek ini?”

 

Jongin tersenyum. Tangannya terangkat untuk mengusap puncak kepala Soojung dengan lembut. “Kenapa harus malu? Aku harusnya bangga bisa berpacaran dengan gadis terpintar di sekolah. Dan lagi, kau itu tidak jelek, Soojung. Kau cantik.”

 

Soojung mendesah sebentar. Iya, dia juga tahu dirinya cantik. Tapi,

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rizkyginting #1
Chapter 30: akhirnya kaistalnya balekan lagi
amiisiltya #2
Chapter 38: Demi apa luhan sedih bangeeeett. Kasian luhan :"""
affexions
#3
Chapter 38: wow!! that was so sad:( goodjob authornim... aku suka side-storynya walaupun agak sedih juga
ysmnfrh #4
Chapter 35: Plot twist bgt ga nyangka bakal kaya gini. Bagus ceritanya thorrr
viannafe #5
Chapter 37: Thor izin minta psswrdnya dong. Maaf jika gangguin
viannafe #6
Chapter 33: Hyeyeon kok bilang gitu deh. Kan kasian soojong dijelekin
viannafe #7
Chapter 30: Smga sehun rela ngelepaskn soojong. Kaknya jongin digelarnya nenek sihir. Keke
viannafe #8
Chapter 35: Aduh. Kasian bangat Luhan. Sehunie kok jd begini
kyuhyun12 #9
Chapter 36: Aku harap kaistal berakhir bahagia jangan sad ending please
kyuhyun12 #10
Chapter 35: Kerennn kaka ff nya