Weekend with EXO

Give Me Your Love
Please Subscribe to read the full chapter

Soojung menatap bangunan di hadapannya tanpa berkedip. Di hadapannya sudah ada sebuah villa dengan konsep minimalis yang terlihat simpel, asri, namun tetap mewah.

 

“Jangan takjub dulu.”

 

Suara Jongin cukup mengganggu pendengaran Soojung. Gadis itu menoleh dan mendapati bahwa sang kekasih tengah mengangkat barang bawaan mereka seraya mengulas senyum yang terus saja menambah kadar ketampanannya. “Simpan rasa kagummu ketika memasuki villa ini nanti,” ujar pemuda itu melangkah mendahului Soojung.

Soojung memandangi punggung Jongin yang melangkah menjauhinya. Gadis itu mengerjap pelan lantas mengalihkan pandangannya ke sisi sebelahnya. Di sana sudah ada beberapa mobil yang berjajar rapi. Jelas, itu bukan milik Jongin. Itu milik sahabat kekasihnya –EXO. Soojung menghembuskan napasnya pelan. Jika ada EXO, maka kemungkinan besar akan ada Sehun. Haruskah Soojung bertemu dengan Sehun sekarang ini? Dirinya masih belum sanggup. Bagaimana jika pemuda itu akan mengungkap hubungan mereka selama ini? Apa yang akan Soojung perbuat nanti?

 

“Soojung-a?” Soojung menoleh dan mengerjap pelan. Memandangi Jongin dengan sedikit canggung. “Tidak masuk?”

 

Soojung hanya mengangguk ragu. Gadis itu lantas melangkah mengikuti Jongin. Perlahan tapi pasti. Dia tidak akan kalah hanya untuk berhadapan dengan seorang Oh Sehun. Di sini sudah ada Jongin. Jadi, Soojung tidak perlu khawatir, bukan?

.

.

.

“Wah, pengantin barunya datang juga.”

 

Jongin mendengus mendengar godaan yang dilayangkan oleh Lay. Pemuda itu membuang muka ke sembarang arah, menyembunyikan wajahnya yang memerah karena tersipu. “Lihatlah, wajahnya memerah lagi. Kau semakin manis saja, Kkamjong-a,” kali ini suara Jongdae ganti menggoda Jongin. Membuat Jongin semakin tersipu.

Diam-diam Soojung mengulum bibirnya. Gadis itu berusaha sekuat tenaga untuk tidak tersenyum. Dia tahu jika Jongin adalah kekasih paling manis yang pernah dia punya. Tapi, dia tidak tahu jika pemuda ini mudah tersipu jika digoda. Benar-benar menggemaskan. Jika tak ada teman-teman Jongin lainnya, Soojung sudah pasti akan mencubit pipi pemuda yang menjadi belahan jiwanya itu.

 

“Wah, Jung Soojung. Kau tampak lebih baik jika tidak memakai seragam!”

 

Soojung nyaris terperanjat saat mendengar suara cempreng di sebelahnya. Begitu menoleh sudah ada Baekhyun yang memasang cengiran lebar yang entah kenapa begitu menyebalkan di mata Soojung. “Kau terlihat berbeda meski terlihat culun sekali. Kenapa tidak melepaskan kecamata dan kepangmu itu, sih?” celetuk pemuda itu lagi. Tangannya sendiri sudah terjulur, berniat melepas kacamata Soojung.

 

“Jangan menyentuhnya, Byun Baekhyun!”

 

Soojung mengerjap saat mendengar suara yang menginterupsi Baekhyun. Bahkan orang yang bersuara tadi sudah mencekal pergelangan tangan Baekhyun agar tidak melanjutkan aksinya. “Lihat, Kim Jongin sudah mengeluarkan tanduknya. Jangan membuatnya kesal dengan menyentuh kekasihnya.”

 

Baekhyun merengut kesal. Segera saja dihentakkan tangannya hingga terbebas. “Kau tidak seru, Xi Luhan. Menyebalkan.”

 

Luhan hanya mengulas senyum sok manisnya. Pemuda itu segera saja mengabaikan Baekhyun. Beralih menatap Soojung sambari menyapanya dengan ramah, “Selamat datang, Jung Soojung. Maaf jika dia membuatmu kurang nyaman.”

Soojung mengangguk ragu. Netranya bergerak ke arah Jongin. Kekasihnya itu sudah menatap ke arahnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Lebih tepatnya ke arah Luhan. Tampaknya Jongin tidak suka jika Luhan menolongnya tadi. Ingat bukan kalau Kim Jongin tipikal kekasih yang pencemburu?

 

“Mari kuantar ke kamarmu.”

 

“Ah, itu…,” Soojung menoleh sebentar ke arah Jongin. Namun, kekasihnya malah membuang muka, kesal. Membuat Soojung mendesah sebentar lantas mengangguk pelan. Mengiyakan tawaran Luhan setengah hati.

 

“Oh, Luhan selalu saja ramah pada semua orang,” kata Kris berdecak kagum. Junmyeon tersenyum mendengar komentar Kris barusan. Tetapi, dirinya menangkap aura gelap dari diri salah seorang sahabatnya yang kebetulan kekasih Jung Soojung. “Yah, dia bahkan bertindak lebih cepat ketimbang aku yang tuan rumah dan juga Jongin yang kekasihnya. Benar-benar baik yah, Jong?”

 

Bukan tanpa sebab Junmyeon mengatakan hal itu. Dia sengaja, ingin memanas-manasi Jongin yang tengah kesal karena kekasihnya diambil alih oleh Xi Luhan. “Aku cari angin dulu,” ujar Jongin sambil berlalu pergi. Lebih tepatnya kabur dari cemoohan teman-temannya.

 

“Kupikir Jongin benar-benar menyukainya,” komentar Minseok setelah memperhatikan raut Jongin sedari tadi. Komentar itu diamini oleh sebagian orang. Pasalnya, Jongin jarang menunjukkan sikap seperti ini. Baru pertama kalinya Jongin seperti itu saat berkencan dengan seorang gadis.

 

“Ah, tidak seru jika Jongin menyukainya. Lalu, taruhannya bagaimana?” Baekhyun kelihatannya sedikit tidak terima. Karena dirinya yang paling bersemangat menyaksikan taruhan antara Jongin dan juga Sehun. “Bagaimana Sehun?”

 

Sehun yang baru saja masuk hanya mengangkat bahunya acuh, “Bagiku taruhan tetap taruhan,” sahutnya sambil berlalu pergi.

 

Pernyataan Sehun barusan cukup membuat teman-temannya tercengang. Mereka saling menatap satu sama lain. Entah kenapa mereka sedikit kurang setuju jika rencana taruhan itu tetap dilanjutkan. Terlebih jika Jongin benar-benar menggunakan perasaannya saat ini. Ini sedikit mengkhawatirkan.

 

O0O

 

“Jadi, apa yang membuatmu akhirnya mau menghabiskan akhir pekan bersama kami?”

 

Soojung tersenyum sekilas sambil menata barang bawaannya. “Jongin memintaku dengan sangat. Dan lagi tidak ada salahnya jika berlibur dengan kalian. Setidaknya aku dapat lebih mengenal Jongin melalui kalian,” jawab gadis itu.

Luhan menganggukkan kepalanya mengerti. Pemuda itu menyandarkan tubuh di sisi meja yang berada di kamar Soojung. Lensa rusa pemuda itu terus memandang Soojung lekat-lekat. “Kau benar-benar menyukai Jongin, yah?”

Soojung menoleh dan mengangguk tanpa ragu. “Sepertinya begitu. Bagaimana menjelaskannya, yah? Yang jelas aku merasa utuh saat bersama dengan Jongin.”

 

Luhan tersenyum mendengar penuturan Soojung. Meski rasanya masih sakit ketika mendengar langsung bahwa ada nama lelaki lain di hati pujaannya, tetapi ini sedikit membuat Luhan merasa lega. Yah, setidaknya dia dapat memastikan kalau Soojung-nya akan bahagia bersama Jongin. Itu semua lebih dari cukup. Tak ada yang mampu memubuatnya bahagia selain kebahagiaan Soojung itu sendiri.

 

“Ya sudah, aku tinggal, yah?” pamit Luhan. “Ah, sebaiknya kau susul Jongin ke belakang villa. Dia biasa ke sana jika sedang merajuk,” saran Luhan ketika berada di ambang pintu.

 

“Sampaikan maafku untuknya, yah. Bilang kalau aku tidak berniat merebut gadis merepotkan sepertimu.”

 

Soojung mendengus kesal mendengar ejekan yang Luhan berikan. “Dasar rusa menyebalkan,” gumamnya kesal.

 

.

.

.

 

Selepas membereskan barang bawaannya, Soojung memutuskan untuk melaksanakan saran Luhan tadi. Setelah bertanya pada Junmyeon selaku tuan rumah, Soojung akhirnya menemukan pintu belakang villa itu. Ahh, villa ini tampak mungil dari depan. Namun, ternyata luasnya bukan main. Soojung hampir saja tersesat di dalam villa ini.

Netra Soojung disuguhi oleh pemandangan pantai yang indah. Gadis itu menutup matanya sebentar sambil menikmati sensasi angin sepoi yang menggelitik wajahnya. Dia sudah lama sekali tidak merasakan aroma pantai yang begitu menenangkan. Juga sudah lama dirinya tidak mendengar merdunya deru ombak yang menggulung ke bibir pantai. Sungguh anugerah Tuhan yang sempurna. Bersyukur Soojung masih mampu menikmatinya.

Kedua sudut bibir Soojung terangkat ke atas. Menciptakan sebuah lengkungan indah di paras ayu yang tertutupi oleh lensa kacamata tebalnya. Perlahan gadis itu melangkah. Melalui lembutnya pasir di sela-sela jemari kakinya. Menuju sang tambatan hati yang tengah memunggunginya sembari menatap indahnya pemandangan pantai yang membentang di hadapannya.

 

“Jongin?”

 

Suara Soojung mengalun lembut. Menggetarkan gendang telinga Jongin hingga menciptakan gejolak khusus dalam sanubarinya. Pemuda itu menarik napasnya sebentar lantas melirik ke arah Soojung yang berdiri di sebelahnya. Jemari lembut gadis itu telah menyusuri jemarinya. Menautkan milik keduanya dengan erat.

 

“Indah, yah?”

 

Jongin masih betah tak bersuara. Pemuda itu hanya mengikuti arah pandang Soojung. menikmati apa yang juga gadis itu nikmati. “Masih marah, yah?” tanya Soojung sambil menggoyangkan tangan Jongin yang digenggamnya.

 

“Aku tidak marah.”

 

“Tapi cemburu,” sela Soojung.

 

Jongin mendesah pelan. Yah, dia akui sedikit kesal karena Luhan begitu perhatian pada kekasihnya. Ini bukan kali pertama. Bahkan Luhan pernah menanyakan langsung perihal perasaan Jongin yang sesungguhnya. Kenapa juga Luhan begitu peduli pada Soojung-nya?

 

“Jongin?”

 

“Iya, aku cemburu. Puas?”

 

Soojung tersenyum penuh kemenangan. Gadis itu lantas melepaskan tautan jemarinya dengan milik Jongin. Beralih mendekap tubuh pemuda itu dari samping. “Aku senang jika kau cemburu. Artinya sayang padaku, bukan?” gadis itu terkekeh mengabaikan Jongin yang masih tetap kesal.

 

“Tapi, marahnya jangan terlalu lama,” pinta gadis itu dengan sangat. Jongin sendiri hanya bisa menghela napas. Dia menoleh ke arah sang kekasih. Gadis ini benar-benar tidak bisa membuatnya marah berlama-lama. Soojung sekarang benar-benar menjadi kelemahan utama seorang Kim Jongin.

 

“Tapi, jangan dekat-dekat dengan Luhan lagi. Kau kan sudah berjanji,” gerutu Jongin kesal.

 

“Dia temanmu, Jong.”

 

“Tapi, sudah kubilang aku tidak suka kau dekat-dekat dengannya.”

 

Soojung menarik napasnya dalam-dalam. “Baiklah. Aku tidak akan dekat-dekat dengan Luhan lagi.”

 

“Juga yang lainnya?”

 

“Yah, baiklah.”

 

Jongin tersenyum puas. Perlahan pemuda itu merengkuh Soojung ke dalam dekapannya. Menghirup aroma vanilla gadisnya banyak-banyak. Mengobati rasa candunya yang kelewat batas. Oh, Jongin akui kalau dirinya mungkin tidak akan sanggup kehilangan Soojung. Karena eksistensi gadis itu sangat berpengaruh bagi dirinya.

 

.

.

.

.

 

Sehun mengepalkan telapak tangannya kuat-kuat. Pemuda itu mendengus pelan sebelum mengalihkan pandangannya. Ada rasa nyeri yang teramat sangat ketika melihat tubuh gadis yang dicintainya direngkuh oleh lelaki lain. Sehun masih tidak rela. Sampai kapanpun dia tidak bisa menerimanya.

Seharusnya dia yang berada di posisi Jongin saat ini. Harusnya dia yang menjadi tumpuan dan sandaran Soojung, bukan Jongin. Harusnya. Harusnya. Yah, hanya sebatas pengandaian yang tak terealisasikan.

 

O0O

 

Chanyeol menghentikan langkahnya. Pemuda jangkung itu mendesah pelan sebelum berbalik arah sambil menarik lengan gadis yang masih terpaku di ambang pintu. Dengan langkah ragu gadis itu mengikuti Chanyeol. Kedua netranya memandangi setiap sudut ruang tempatnya berada saat ini. Dia cukup terkaget-kaget saat di bertemu dengan Chanyeol di supermarket tadi. Dan kebingungannya bertambah ketika pemuda jangkung itu membawanya ke mari.

 

“Chanyeol, akhirnya kau datang ju….” Sebelum sempat mengomel Kyungsoo menangkap sosok yang ditarik Chanyeol. Seorang gadis yang taka sing baginya. “Kau … pacarnya Sehun?”

 

Chanyeol menghela napas sebentar. Diliriknya gadis yang tengah menundukkan kepalanya dengan kikuk, “Namanya Choi Jinri. Jangan panggil dia dengan sebutan itu.” Entah apa yang mendorong Chanyeol hingga berkata demikian. Yang jelas dia sedikit tidak suka saat gadis yang dibawanya ini dikaitkan dengan Sehun.

 

“Jinri?”

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rizkyginting #1
Chapter 30: akhirnya kaistalnya balekan lagi
amiisiltya #2
Chapter 38: Demi apa luhan sedih bangeeeett. Kasian luhan :"""
affexions
#3
Chapter 38: wow!! that was so sad:( goodjob authornim... aku suka side-storynya walaupun agak sedih juga
ysmnfrh #4
Chapter 35: Plot twist bgt ga nyangka bakal kaya gini. Bagus ceritanya thorrr
viannafe #5
Chapter 37: Thor izin minta psswrdnya dong. Maaf jika gangguin
viannafe #6
Chapter 33: Hyeyeon kok bilang gitu deh. Kan kasian soojong dijelekin
viannafe #7
Chapter 30: Smga sehun rela ngelepaskn soojong. Kaknya jongin digelarnya nenek sihir. Keke
viannafe #8
Chapter 35: Aduh. Kasian bangat Luhan. Sehunie kok jd begini
kyuhyun12 #9
Chapter 36: Aku harap kaistal berakhir bahagia jangan sad ending please
kyuhyun12 #10
Chapter 35: Kerennn kaka ff nya