Take You Home

Give Me Your Love
Please Subscribe to read the full chapter

Aku akan membawamu kembali, nanti.

“Mengaku saja kau, Kim Jongin! Sudah berapa kali kau melakukan kejahatan moral pada gadis lugu itu?”

 

“Apa yang perlu akui, noona? Aku tidak melakukan apapun. Dan apa maksudmu dengan kejahatan moral? Kenapa kau ini selalu ber-negative thinking dengan adikmu sendiri, huh?”

 

“Karena kau memang tidak bisa dipercaya.”

 

Pertengakaran cukup pelik telah mewarnai pagi indah Soojung. Bermula dari kakak Jongin yang tiba-tiba saja datang dan memergoki mereka tidur di ranjang yang sama, sehingga terjadilah perdebatan tak berujung itu. Kakak Jongin yang ngotot jika Jongin telah melakukan tindakan senonoh pada Soojung. Dan Jongin yang bersikeras membela diri. Inginnya, Soojung membela Jongin. Memberi pengertian pada kakak sang kekasih bahwa mereka memang tidak melakukan apapun. Yah, hanya tidur dalam satu ranjang dan berpelukan. Tidak lebih, sungguh.

 

“Hei.” Soojung mendongak, merasa jika kakak Jongin tengah memanggilnya. Perempuan yang ditaksir Soojung lebih tua darinya sekitar 5 tahun itu tampak memicing dengan tatapan menyelidik. Soojung bahkan merasa sedikit terintimidasi.

 

“Katakan kepada eonnie, jangan takut,” katanya kepada Soojung. Ekspresinya saat ini berbeda dengan yang ditujukan pada Jongin. Jika sebelumnya ekspresi kakak Jongin ini galak, sekarang justru sebaliknya. Soojung merasa ekspresinya sedikit lucu dan menggemaskan.

 

“Jadi, apa Jongin sudah berhasil membuahimu dengan spermanya?”

 

“Noona!” seru Jongin tidak terima. Kakaknya benar-benar sudah keterlaluan. Pertanyaannya terlalu vulgar. Jongin dapat melihat rona kemerahan tercetak halus di kedua tulang pipi Soojung. Gadis itu pasti merasa terganggu dengan pertanyaan kakaknya.

“Kau belum mengenalnya, tetapi sudah berani menanyakan hal yang vulgar begitu?” Jongin mendengus dengan kesal.

“Ah, benar kita belum berkenalan,” bukannya menanggapi ocehan Jongin, sang kakak malah menyadari sesuatu yang luput olehnya semenjak tadi. “Kenalkan, aku Kim Hyeyeon. Kakak bocah hitam ini,” kata Hyeyeon sambil mengulurkan tangannya.

Ragu-ragu Soojung menyambut uluran tangan Hyeyeon. Menjabatnya erat sembari menyebutkan nama, “Jung Soojung.”

Hyeyeon tersenyum ramah pada Soojung. “Jadi, apakah kau sudah mengandung anak Jongin?”

Jongin menepuk dahinya, frustasi. Bukan ini yang dia maksud. Jongin hanya ingin Hyeyeon tidak sembarangan bertanya kepada Soojung. Bukan malah berkenalan dan kembali menanyakan hal yang serupa. Meskipun pertanyaan yang kali ini lebih wajar, tetap saja itu akan mengganggu Soojung. Jongin benar-benar tidak habis pikir, mengapa dia mempunyai kakak seajaib Hyeyeon.

“Noona, kau benar-benar ….”

 

“Bukan begitu, eonnie,” Soojung menyela sebelum Jongin kembali mengajukan pembelaannya. “Jongin dan diriku tidak melakukan apapun semalam. Kami hanya tidur sambil berpelukan. Itu saja,” Soojung mencoba memberi pengertian kepada Hyeyeon.

 

“Dengar sendiri, bukan?” Jongin merasa di atas angin. Jika Hyeyeon tidak mempercayainya, maka dia harus mempercayai Soojung. Dengan begini kemenangan dalam perdebatan mereka akan diraih oleh Jongin.

“Lagipula, kau melihat sendiri jika kami masih berpakaian utuh. Jika kami sudah melakukan hal senonoh yang seperti otak mesumu pikirkan itu, maka kami tidak akan mengenakan sehelai benangpun untuk menutupi tubuh polos kami. Bahkan kau akan menemukan pakaian yang tidak berbentuk lagi bekas koyakanku, noona.”

 

Soojung melotot horror ke arah Jongin. Pemuda itu lebih memperburuk suasana. Apa yang dikatakan Jongin justru mungkin akan lebih membuka jalan bagi pikiran Hyeyeon yang imajinatif.

 

“Ahh, benar. Kau tidak akan melakukan sesopan ini dengan tidak menanggalkan pakaian gadismu,” di luar dugaan Hyeyeon justru membenarkan perkataan adiknya. Membuat Soojung sedikit terperangah. Apalagi saat kedua kakak beradik itu melakukan high five seakan sepakat dengan pemikiran masing-masing. Oh, Soojung benar-benar tidak memahami kekonyolan yang dibuat oleh kekasih dan kakak dari kekasihnya.

 

“Tapi, untuk apa Soojung menginap di sini?” tanya Hyeyeon penasaran.

 

Seketika Soojung dan Jongin saling beradu pandang. Memberikan kode melalui tatapan mereka. Mereka jelas bingung harus menjelaskan mulai dari mana. Apalagi alasan utama mengenai Soojung yang diungsikan ke apartemen Jongin. Apa harus Jongin mengatakan jika Soojung dibawa lari olehnya dari acara pertunangannya dengan Oh Sehun?

 

“Kalian mencurigakan,” gumam Hyeyeon kembali dengan mata memicing penuh selidik. “Kau tidak membawa lari anak orang, kan Kim Jongin?”

 

Jongin menelan ludahnya susah payah. Sebenarnya jawaban Hyeyeon tidak tepat benar. Tetapi, bisa dibilang begitu juga. Jongin membawa Soojung pergi tanpa izin dari kedua orang tua gadis itu. Jadi, apa namanya kalau bukan membawa lari anak orang?

 

“Kemarin terlalu larut untuk pulang,” Soojung segera memberi jawaban sebelum Hyeyeon curiga semakin jauh. “Maka dari itu, Jongin menawarkan untuk menginap di sini,” tambahnya lagi.

 

Kening Hyeyeon mengerut. Tanda bahwa dirinya tengah memikirkan penjelasan Sojung. Banyak poin yang mencurigakan bagi Hyeyeon. Tetapi, biarlah. Toh, Soojung yang mengatakan semua itu. Dan dari tampangnya, Soojung itu gadis yang lugu. Perkataannya jauh lebih terpercaya daripada Jongin. Jadi, Hyeyeon percaya saja.

 

“Ya, sudahlah. Tidak usah kita membahas ini lagi,” kata Hyeyeon menyerah dengan segala bentuk kecurigaannya. “Ngomong-ngomong kalian tidak sekolah?”

 

Kembali Soojung dan Jongin beradu pandang. Ah iya, mereka melupakan soal sekolah. Sial, jika begini maka Sehun akan menemukan Soojung dengan mudah. Tetapi, tidak mungkin juga membolos. Ada Hyeyeon di sini. Dan mereka harus berupaya agar kakak dari Kim Jongin itu tidak lagi curiga.

 

O0O

 

Sehun sebenarnya tidak berkeinginan untuk berangkat ke sekolah pagi ini. Perasaannya masih kacau karena kejadian kemarin. Hari yang seharusnya merekam momen kebahagian pertunangannya dengan Soojung, terpaksa berakhir. Berakhir dengan Sehun yang ditinggalkan oleh sang calon tunangan. Sehun tersenyum samar. Mencela dirinya sendiri. Miris. Kehidupannya benar-benar seperti roda yang berputar. Dan kini Sehun berada dalam kondisi terbawah dan merasa kesulitan untuk mencapai puncak kembali.

 

Bisa dibilang harapannya musnah. Karena sumber kehidupannya saja lari dari Sehun.

 

“Oh Sehun!”

 

Suara panggilan Baekhyun menghentikan langkah pemuda berkulit putih itu. Selain Baekhyun, sudah ada beberapa rekannya yang lain kecuali Luhan dan Jongin. Untuk Luhan, pemuda itu sedang menjalani hukuman dari sang kakek, hingga tidak berangkat ke sekolah. Sedangkan Jongin, entah ke mana. Sehun sendiri juga tidak tahu. Mungkin memang benar jika Soojung bersama Jongin sekarang ini.

 

“Kau masih sanggup berangkat ke sekolah setelah ditinggal di acara pertunanganmu, huh?” sindiran Baekhyun kembali menguak luka hati Sehun. Rasanya perih.

“Yak, Byunbaek. Jangan bicara sembarangan,” Junmyeon mengingatkan. Terlebih setelah melihat raut terluka yang kembali Sehun tunjukkan. Junmyeon merasa iba. Tetapi, dia juga tidak mampu menyalahkan Soojung. Jika diusut, Soojung sudah memiliki tambatan hati lain, dan itu adalah Kim Jongin. Meski Jongin ketahuan mempermainkan Soojung, tetapi Sehun juga terlibat. Jadi, wajar saja jika Soojung lari karena tidak mau menerima pertunangan mereka.

 

“Ah, tapi ngomong-ngomong, memangnya kau tidak penasaran ke mana Soojung pergi?” tanya Baekhyun lagi seolah mengabaikan peringatan Junmyeon barusan.

 

Sehun mendengus kesal. Sebenarnya dia malas ditanyai menganai kaburnya Jung Soojung di acara pertunangan mereka. Tetapi, sedikit berbagi rasanya tidak apa juga.  Anggap saja untuk mengurangi beban yang menggunung. “Aku penasaran tentu saja. Tapi, aku sudah tahu siapa dalang di balik ini semua.”

 

“Siapa?” tanya teman-temannya bersamaan. Mereka tentu penasaran. Apalagi melihat Sehun penuh percaya diri mengungkapkan bahwa dia s

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rizkyginting #1
Chapter 30: akhirnya kaistalnya balekan lagi
amiisiltya #2
Chapter 38: Demi apa luhan sedih bangeeeett. Kasian luhan :"""
affexions
#3
Chapter 38: wow!! that was so sad:( goodjob authornim... aku suka side-storynya walaupun agak sedih juga
ysmnfrh #4
Chapter 35: Plot twist bgt ga nyangka bakal kaya gini. Bagus ceritanya thorrr
viannafe #5
Chapter 37: Thor izin minta psswrdnya dong. Maaf jika gangguin
viannafe #6
Chapter 33: Hyeyeon kok bilang gitu deh. Kan kasian soojong dijelekin
viannafe #7
Chapter 30: Smga sehun rela ngelepaskn soojong. Kaknya jongin digelarnya nenek sihir. Keke
viannafe #8
Chapter 35: Aduh. Kasian bangat Luhan. Sehunie kok jd begini
kyuhyun12 #9
Chapter 36: Aku harap kaistal berakhir bahagia jangan sad ending please
kyuhyun12 #10
Chapter 35: Kerennn kaka ff nya