Look at me

Give Me Your Love
Please Subscribe to read the full chapter

Hanya lihat aku, dan cobalah abaikan dia, bisa?

 

Soojung merasa tidak nyaman dengan keberadaannya saat ini. Tempat yang begitu berisik dengan hingar-bingar para supporter yang antusias untuk mendukung jagoan masing-masing.

 

“Kyaaa… Jongin oppa.”

 

Soojung segera mengumpulkan fokusnya begitu mendengar nama itu disebut. Kim Jongin tampak sedang ber-high five dengan beberapa teman satu timnya setelah berhasil memasukkan bola ke ring. Menambah poin untuk tim sekolah mereka.

 

Deg.

 

Soojung kembali dibuat kesulitan bernapas saat dirinya dan pemuda berkulit tan itu bersitatap. Seakan terhipnotis, Soojung terdiam dan terpaku. Membuat si pemuda –Jongin mengulas senyum manis ke arahnya. Dan parahnya lagi, pemuda itu melambai kepadanya. Kali ini bukan hanya dibuat kesulitan bernapas. Jantung Soojung juga dibuat berdebar tak karuan.

Sayang, sensasi aneh itu tidak dapat dirasakan Soojung sedikit lebih lama lagi. Gadis itu kembali merasa tidak nyaman saat berpasang-pasang mata memandangnya tajam, syarat dengan tatapan iri. Soojung menghela napasnya sejenak. Seharusnya dia memang tidak berada di sini. Jika saja Jongin tidak memaksanya untuk menonton pertandingan basketnya, Soojung juga tidak mau berada di sini.

Soojung benar-benar merasa bodoh saat ini. Hanya karena permintaan bodoh Jongin, dirinya harus terjebak di antara fans pemuda itu yang mungkin siap menerkamnya kapan saja.

 

Aku sudah bilang akan membuat kau terpesona. Jadi, kau harus datang. Dan akan kutunjukkan betapa kerennya diriku.

 

Soojung mendengus pelan. Masih segar diingatannya kata-kata Jongin yang kelewat percaya diri. Pemuda itu dengan mudahnya berpikir kalau Soojung akan terpesona padanya. Padahal, Soojung meyakini bahwa hal itu tidak mungkin terjadi. Makanya, dia mencoba untuk datang dan membuktikan pada Jongin kalau dirinya tidak mudah terpengaruh.

 

“Kyaaaa.”

 

Lamunan Soojung buyar. Sekali lagi fokus gadis itu mengarah pada Jongin yang tersenyum puas setelah berhasil memasukkan bola orange itu ke ring, lagi. Soojung mengerjap pelan. Sekali lagi Jongin mengarahkan pandangan kepadanya. Lantas tersenyum dengan sangat manis. Sial, Soojung tidak suka mengakuinya, tapi pemuda itu tampak keren saat ini. Senyum menawan dan paduan peluhnya membuat pemuda berkulit tan itu terlihat keren.

Soojung terus saja menggumam dalam hati. Jangan sampai dia goyah. Ingat, jangan sampai terpesona pada Jongin.

 

“Soojung.”

 

Sekali lagi Soojung dipaksa menatap pemuda itu.

 

“Yang tadi itu kupersembahkan untukmu.”

 

Soojung merasa kedua pipinya panas. Buru-buru dia berbalik dan melangkah pergi. Dia sudah tidak sanggup bertahan di sana lebih lama lagi. Takut jatuh pada pesona Kim Jongin, mungkin?

 

O0O

 

Jongin berlarian keluar dari gedung olahraga. Kedua netranya terus menyapu ke segala penjuru. Mencari sosok gadis yang tiba-tiba saja menghilang di tengah pertandingannya. Bahkan Jongin belum sempat istirahat dan melepas lelah.

Pemuda itu menggenggam erat handuk di tangannya. Menghembuskan napas berkali-kali guna menghilangkan rasa lelah. Dan senyumnya akhirnya terkembang sempurna. Penglihatannya menangkap sosok yang tidak asing. Sosok yang sejak tadi dia cari.

 

“Sedang apa di sini?”

 

Gadis yang tengah berjongkok sambil memegang sebotol air mineral itu berdiri segera. Dia terlihat terkejut menyadari kehadiran Jongin. Jongin sendiri tersenyum mengamati tingkah gadis itu.

“Itu untukku?” tanya Jongin sambil menunjuk botol yang digenggam sang gadis dengan erat.

“A-ah, ini…”

“Gomawo,” ucap Jongin. Dia mengambilnya sendiri dari tangan gadis itu, sebelum si gadis menyerahkan kepadanya. Dengan segera diteguknya air di botol itu.

“Kenapa tidak menunggu hingga pertandingannya usai, Soojung?”

Soojung mengerjap pelan. Gadis itu tampak mengigit bibirnya sendiri dengan gugup, “Hmm, aku hanya tidak mau jadi santapan fansmu,” Soojung mengutarakan alasannya.

Jongin menghela napasnya perlahan, “Seharusnya kau tidak usah mempedulikan mereka.”

Soojung tersenyum kecut menanggapi Jongin, “Itu namanya bunuh diri, Jong. Dan aku tidak mau mati sia-sia karena ulah fansmu.”

Jongin terkekeh, “Lupakan soal fans,” kata pemuda itu sambil mengulas senyum tipis. “Jadi, bagaimana? Aku keren kan?” tanya pemuda itu sambil menaik-turunkan alisnya dengan jahil.

Soojung mendengus, “Kurasa kepercayaan dirimu terlalu akut, berlebihan.” Gadis itu lantas menggelengkan kepalanya. “Aku tidak cukup terpesona meski kuakui kau sedikit keren.”

“Hanya sedikit keren?” Jongin mendesah kecewa. “Jadi, perjuanganku tadi sia-sia?”

Soojung mengangguk, “Tapi, selamat. Kau hebat tadi. Terima kasih karena sudah memenangkan pertandingannya,” ungkap Soojung tulus.

Jongin tersenyum. Meski Soojung sempat bilang tidak terpesona, tetap saja ucapannya tadi membuat Jongin senang.

“Baiklah, untuk kemenanganku, kau harus mentraktirku,” kata pemuda itu sambil meraih bahu Soojung. Merangkulnya erat.

“Kenapa aku? Kau kan yang menang?”

Jongin menggeleng pelan, “Itu sudah terlalu biasa, Soojung. Kali ini kau yang harus traktir, oke?” Jongin mengedipkan sebelah matanya dan menyeringai jahil.

Soojung menghela napasnya panjang. “Ya sudah, kali ini saja.”

 

O0O

 

Soojung terperangah melihat tumpukan mangkuk di hadapan Jongin. Sudah ada tiga mangkuk di tambah dengan semangkuk ramyun yang kini kuahnya habis dinikmati pemuda itu.

“Hahh, kenyang,” ungkap pemuda itu sambil menepuk-nepuk perutnya.

“Itu perut atau karung beras?” Soojung menggelengkan kepalanya pelan, lantas kembali menyantap ramyunnya sendiri.

Soojung masih menyantap ramyunnya dengan nikmat untuk beberapa menit, tetapi kegiatannya terganggu. Dia merasa risih karena terus saja ditatap Jongin.

“Kenapa? Masih mau tambah?” tanya Soojung setengah kesal.

Jongin menggeleng. “Tidak usah, melihatmu makan saja sudah cukup. Sajian pencuci mulut yang menyenangkan,” kata pemuda itu begitu ringan.

Soojung menggelengkan kepalanya pelan. Tidak habis pikir denga

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rizkyginting #1
Chapter 30: akhirnya kaistalnya balekan lagi
amiisiltya #2
Chapter 38: Demi apa luhan sedih bangeeeett. Kasian luhan :"""
affexions
#3
Chapter 38: wow!! that was so sad:( goodjob authornim... aku suka side-storynya walaupun agak sedih juga
ysmnfrh #4
Chapter 35: Plot twist bgt ga nyangka bakal kaya gini. Bagus ceritanya thorrr
viannafe #5
Chapter 37: Thor izin minta psswrdnya dong. Maaf jika gangguin
viannafe #6
Chapter 33: Hyeyeon kok bilang gitu deh. Kan kasian soojong dijelekin
viannafe #7
Chapter 30: Smga sehun rela ngelepaskn soojong. Kaknya jongin digelarnya nenek sihir. Keke
viannafe #8
Chapter 35: Aduh. Kasian bangat Luhan. Sehunie kok jd begini
kyuhyun12 #9
Chapter 36: Aku harap kaistal berakhir bahagia jangan sad ending please
kyuhyun12 #10
Chapter 35: Kerennn kaka ff nya