Chapter Six
Dilemma
Suasana pagi di stasiun subway sudah terlihat sangat ramai. Seorang yeoja manis terlihat sedang memandangi kaca yang terletak di depan pintu masuk stasiun. Yeoja itu merapikan rambutnya yang baru dicat warna merah. Entah apa yang merasuki pikiran Amber, tiba-tiba hari Minggu pagi setelah dating dengan kedua bosnya yeoja itu memutuskan untuk pergi ke salon dan mewarnai rambutnya menjadi merah menyala. Apakah karena faktor kekesalannya pada Sungjae, atau keheranannya pada sifat Taehyung? Yang pasti saat berkaca, Amber juga berlatih menampakkan ekspresi datar yang diam-diam dia pelajari dari Taehyung. Ekspresi itu sangat diperlukan dalam menghadapi kedua bosnya yang sekaligus menjadi calon suaminya kelak.
Di gedung YCP beberapa pasang mata terlihat cukup kaget karena kedatangan Amber dengan style rambutnya yang terbaru. Tapi yang paling parah adalah reaksi Min. Resepsionis berambut ungu itu langsung berteriak histeris melihat perubahan warna rambut Amber.
"Aigoo!!! Kau hampir membuatku terkena serangan jantung Amber!!" Min memegang dadanya sambil membelalakan mata.
"Bagaimana? Aku sudah keren kan?" Amber menggoda Min.
"Daebak!! Awesome!! Incredible!! Unbelievable!! Kau sangat cool Amber!!" Min mengucapkan serangkaian kata-kata itu dalam satu tarikan nafas yang membuatnya langsung terengah-engah. "Aku yakin nafas kedua bosmu bisa berhenti sesaat kalau melihat penampilanmu." Min menyeringai.
"Kau berlebihan Minnie."
"Coba saja kau buktikan sendiri. Kebetulan tadi aku diberi pesan untuk menyuruhmu ke ruangan bos 1. Dari wajahnya sepertinya bos 1 gusar sekali."
"Begitu ya, lalu bagaimana dengan bos 2?" Tanya Amber.
"Aku tadi melihatnya lewat, seperti biasa wajahnya tidak menampakkan ekspresi apapun meskipun hari ini tumben-tumbennya dia memakai kemeja berwarna merah sama seperti rambutmu. Biasanya dia selalu memakai pakaian yang biasa dipakai saat pemakaman." Yeoja itu meringis geli.
"Ya sudah, aku mau ke ruanganku dulu, setelah itu baru aku temui bos 1. Bye Minnie." Amber melambaikan tangan pada Min.
Sepuluh menit setelah Amber pergi, telepon di depan Min berbunyi.
"Yeoboseyo."
"Min, Amber sudah datang?" Tanya Sungjae.
"Sudah Mr. Yook, sekitar 10 menit yang lalu."
"Mengapa dia belum ke ruanganku? Kau sudah memberitahukan pesanku supaya dia menemuiku kan?" Nada suara Sungjae agak meninggi.
"Saya sudah sampaikan pesan anda Mr. Yook. Tadi Nona Amber berkata akan ke ruangannya dulu sebelum menemui anda."
Sungjae langsung menutup telepon setelah mendengar jawaban resepsionisnya. Sementara Min terpaku di depan telepon dengan wajah bingung karena merasa bahwa mungkin mood bosnya sedang buruk.
Amber melangkah menuju pintu lift yang akan membawanya ke lantai 2 tempat ruangan Sungjae. Begitu pintu lift terbuka, Amber bersiap masuk, namun Sungjae telah melangkah keluar dari lift dan berdiri di hadapan Amber. Yeoja itu mundur untuk memberi jalan kepada bosnya.
"Amber, aku minta maaf." Sungjae meraih kedua tangan Amber dan memandang wajah mungilnya.
"Tidak ada yang perlu aku maafkan Mr. Yook." Amber berkata datar sambil melepaskan genggaman tangan Sungjae.
"Kenapa Sabtu kemarin kau pergi begitu saja? Aku kebingungan mencarimu." Sungjae menggosok rambutnya dengan gusar.
"Kalau begitu aku yang minta maaf Mr. Yook. Aku hanya tidak mau mengganggu percakapanmu dengan Hyuna."
"Tidak.. Tidak jangan seperti itu. Aku betul-betul memohon maaf darimu. Aku kuatir karena hari sudah malam, aku seharusnya mengantarkanmu sampai apartemen. Tapi aku malah tidak mengacuhkanmu." Sungjae terlihat sangat menyesal.
"Jangan kuatir hyung, aku yang mengantarkan Amber sampai apartemennya kemarin." Taehyung tiba-tiba muncul di dekat pintu tangga darurat.
Amber dan Sungjae melongo kaget melihat kehadiran Taehyung yang sangat mendadak.
"Kau ini seperti esper yang punya kemampuan teleport. Selalu saja muncul tiba-tiba." Sungjae mendengus kesal.
Taehyung hanya berdiri diam sambil memandang Sungjae dan Amber bergantian.
"Bagaimana bisa kau mengantar Amber sampai ke apartemennya Taehyung? Jangan-jangan sejak awal kau membuntuti kami kan?" Sungjae melipat kedua tangannya di dada dan mulai menginterogasi Taehyung.
"Hyung tidak perlu tahu, yang paling penting Amber bisa pulang dengan selamat."
"Amber, sekali lagi aku minta maaf. Aku akan mengganti dating kita yang gagal kemarin. Bagaimana kalau minggu depan kita pergi ke Vivaldi Park untuk bermain ski?" Taehyung menatap Amber.
Amber memandang sekilas pada Taehyung yang masih menatap lurus tanpa ekspresi. "Mr. Yook, minggu depan adalah giliranku dating dengan Taehyung."
Sungjae terkejut mendengar kata-kata spontan Amber, tetapi dia langsung berusaha tersenyum. "Ah, kau benar. Mungkin kesampatan itu datang minggu depannya lagi?"
Comments