Because ‘S’ love ‘K’

49 Days FF

               Yi kyung masih terdiam menerima pelukan shi hoo yang begitu erat dan tiba-tiba. Gelang di tangan Yi kyung bersinar untuk beberapa saat. Yi soo melihat itu dan dia tersenyum. “Jiwa mereka sudah saling mengerti sepertinya”. Ujar Yi soo pada IU yang menatap dengan takjub. Ada rasa sedih tapi juga senang di hati Yi soo. IU menatap seniornya itu penuh pertanyaan. “Senior mengenal gadis itu?”. Tanyanya pada Yi soo yang terus menatap Yi kyung. “S love K”. Jawab Yi soo sambil tersenyum misterius.

 “Aku pergi dulu. kau harus berhasil”. Yi soo tersenyum dan menghilang. IU berkedap-kedip lugu seperti biasanya. “S love K?”. Gumam IU.

 

***

 

               Yi soo duduk di atap sebuah gedung. Dia memainkan gitarnya dengan penuh perasaan sambil sesekali memandang ke langit yang mulai meredup, seredup perasaannya sekarang. Si sunbaenim alias nenek seniornya tiba-tiba saja sudah berdiri di belakangnya dengan lengan terlipat. Dia menggeleng prihatin melihat Yi soo.

“Apa kubilang, kau hanya membuang waktu dan melukai dirimu sendiri”. ujar si nenek. Yi soo menoleh dan langsung menaruh gitarnya karena malu. Dia menunduk menyembunyikan wajahnya yang tadi sedih. Seniornya malah tertawa.

“hahaha.. lihat kelakuanmu sekarang. Pakai sok menyembunyikan muka di hadapanku. Kau kan yang memilih sendiri untuk ikut campur, jadi berhenti menuruti perasaanmu dan lakukan peranmu dengan baik!”. Ujar seniornya itu tegas. Yi soo hanya menunduk.

***

 

               “Kau lebih baik?”. Tanya Yi kyung pada Shi hoo. Mereka ada di depan kamar hotel Yi kyung sekarang. Shi hoo mengangguk.

 “Biarkan aku sendirian dulu”. ujar Shi hoo seraya meninggalkan Yi kyung.

“Kau mau kemana?”. Yi kyung terlihat cemas. Shi hoo menoleh sejenak dan menjawab, “Masuklah saja. Nikmati waktumu dengan ibumu”. Dia berlalu pergi meninggalkan Yi kyung.

 

***

               Yi kyung masuk ke dalam kamarnya dan seperti yang dia duga. Ibunya sudah menanti dengan segala tebakan-tebakan penuh percaya diri. Ibunya itu terlihat ingin sekali Yi kyung segera menikah dengan pria yang baik. Ya, memang sudah 28 tahun lebih usia Yi kyung. Seharusnya di usia itu, dia sudah memberikan minimal satu orang cucu. Yi kyung terus mengelak dan hanya menjawab pergi bersama teman. Jam menunjukkan pukul 23.00. Shi hoo belum kembali, atau jangan-jangan dia sedang berdiri menanti di depan pintu tapi tidak bisa masuk. Yi kyung bangun dari sisi Ibunya yang sudah tertidur. Dia berjalan ke ruang depan dan membuka pintunya sedikit. Ia mengintip ke lorong hotel tapi tidak ada siapapun.

               Yi kyung memakai jaketnya dan memutuskan untuk keluar mencari Shi hoo. Dia menutup pintu kamarnya pelan-pelan.

“Kenapa aku jadi mencemaskannya?”. Gumam Yi kyung keheranan sendiri. Dia berjalan melewati lorong hotel dan masuk ke dalam lift. Menakutkan juga karena ini sudah larut. Di dalam lift ada sepasang wanita dan pria yang sepertinya ingin keluar juga. Mereka nampak serasi. Si pria asyik menggoda wanitanya dengan entah cerita lucu seperti apa yang jelas, Yi kyung mendengar si wanita terus meminta pria itu untuk berhenti membuatnya tertawa karena mereka sedang di tempat umum. Si pria tersenyum santai dan cool. Yi kyung merapatkan jaketnya dan berdiri lebih menyudut. Dia hanya merasa aneh berada dalam satu lift dengan pasangan kekasih.

               “Gun wook... jangan terus membuatku tertawa. hahaha...”. ujar si wanita. Gun wook tersenyum dan menatap gemas tapi juga begitu santai dan cuek. Pintu lift terbuka. “Malam-malam begini mau mencari ice cream kemana coba?”. Gerutu Gun wook. “Bukan aku yang minta tapi anakmu!”. Jawab wanita yang ternyata bernama Moon Jane In itu. Mereka berlalu meninggalkan Yi kyung yang masih celingukan bingung akan mencari kemana.

 

***

               “Paman, Jangan murung seperti ini”. hibur IU dengan sedih di sisi Park Shi hoo. “Tinggalkan saja aku sendirian!”. ujar Shi hoo tanpa gairah. Dia tidak membentak seperti biasanya. IU menunduk dan menyerah. Ia bangkit dari sisi Shi hoo yang duduk sendirian di taman dekat hotel. Dari kejauhan nampak Yi kyung berlari menghampirinya. IU tersenyum melihat itu. Dia mejauh perlahan-lahan begitu Yi kyung sampai di sisi Shi hoo.

“Kau mau terus begini? Sisa waktumu sudah menghilang satu hari tepat jam 12 malam nanti”. peringat Yi kyung. “Ini benar-benar konyol. Kenapa kau jadi perduli?”. tanya Shi hoo. Yi kyung menatap tajam dan tegas seperti tatapan khasnya. Dia duduk di sisi Shi hoo. “Karena aku tahu rasanya ditinggalkan. Kau mungkin belum tahu tentang cinta orang-orang di sisimu. Bukankah ini kesempatan yang tepat untuk mengetahuinya? saat kau tak terlihat mereka akan memperlihatkan sikap mereka yang sebenarnya padamu. Kau tidak melihat kesempatan ini?”. ujar Yi kyung. Shi hoo terdiam. Kata-kata Yi kyung membungkamnya.

Shi hoo menatap Yi kyung dalam-dalam, membuat Yi kyung sedikit salah tingkah. Shi hoo tersenyum. “Terima kasih”. Ujar Shi hoo. Dia bangun dari samping Yi kyung dan berteriak, “Aku akan bangun dan menikmati dunia!”. Shi hoo melirik Yi kyung. “Hei, harusnya kau akan bangun dan menjadi orang yang lebih baik”. Protes Yi kyung. Shi hoo tertawa kecil. “Iya, Nona Song Yi Kyung”. Canda Shi hoo. Yi kyung tersenyum.

“Dasar kau Tuan saus kacang yang cerewet”. Ledek Yi kyung. Mereka saling tersenyum.

 

***

 

               Hari ini Ibu Yi kyung pulang ke seoul. Dia sudah merasa senang melihat putrinya baik-baik saja. semua pegawai hotel mengantarkan kepergiannya dengan membungkuk memberi salam saat Ibu Yi kyung masuk ke dalam taksi yang akan membawanya menuju bandara. Shi hoo tersenyum senang begitu Ia dan Yi kyung kembali ke dalam kamar hotel berdua saja. “Hari ini tidak ada tamu penting jadi aku akan menemanimu ke rumah sakit. Mungkin saja kau menemukan siapa 3 orang itu di sana”. Ujar Yi kyung. “Baguslah”. Sahut Shi hoo. Dia duduk seenaknya dengan kaki di atas meja. “Tunggu! Kau mau kemana?”. Tanya Shi hoo begitu Yi kyung akan masuk ke dalam kamar tidur. “Mau ganti baju”.

“Nyalakan Tv-nya dulu! aku tidak bisa menyentuh remotenya”. Pinta Shi hoo. Yi kyung menurutinya walau dengan sedikit kesal dan heran.

“Bukannya terakhir kali dia memainkan remote itu untuk menakutiku?”. Pikir Yi kyung.

 

***

 

               “Ah... hari yang indah!”. Teriak Shi hoo sambil terus tersenyum dan mengamati wajah-wajah di jalanan. Dia bahkan sesekali menggoda Yi kyung dengan pura-pura akan mengambil dompet atau meniup telinga seseorang. Ada sepasang anak muda yang kena tingkah konyol Shi hoo saat menunggu Bus di halte. Yi kyung hanya bisa menahan tawanya. Dia senang melihat si arwah cerewet dan seenaknya itu kembali ceria. Yi kyung berdiri di lift bersama Shi hoo di sisinya. mereka akan naik ke kamar tempat shi hoo di rawat. Pintu lift terbuka dan saat Yi kyung akan masuk, tiba-tiba ada seorang wanita yang berlari keluar secara tidak sabar dari dalam lift dan menabrak Yi kyung. Mereka sama-sama terjatuh. Wanita itu bangun dan berkali-kali membungkuk meminta maaf. Rambutnya yang terjuntai panjang menutupi hampir separuh mukanya saat bolak-balik membungkuk.

               Yi kyung bangun dengan sedikit kesakitan dibantu wanita itu. Dia mengangguk dan bilang tidak apa-apa. Kini wajah wanita itu terlihat jelas. Dia mantan pacar Park Shi Hoo. Namanya Shin Min Ah. Wanita itu nampak gemetaran seperti baru saja mendapat shock. Dia pergi dengan tergesa-gesa begitu Yi kyung bilang tidak apa-apa. Shi hoo melotot kaget melihatnya. Dia cukup terkejut, 2 bulan menghilang tanpa jejak dan tiba-tiba muncul di hadapannya seperti ini.

Yi kyung mengambil dompet milik wanita itu, yang terjatuh di dekat pintu lift dan ingin mengejar tapi Shi hoo buru-buru memegang lengannya. “Kau mau kemana?”. Tanya Shi hoo. Yi kyung tidak menjawab, dia hanya menunjukkan dompet wanita itu. Shi hoo menatap tegas. “Kau bisa mengembalikannya nanti!”. ujar Shi hoo tidak suka. Dia sangat sakit hati pada Min Ah. Yi kyung menangkap gelagat aneh. Terutama karena Shi hoo mendadak jadi pendiam dan tidak ceria seperti tadi lagi.

                Yi kyung masuk ke dalam kamar Shi hoo. Dokter baru saja memberikan pemeriksaan rutin. Shi hoo berdiri di sisi ranjangnya dan menatap hampa. Hanya mereka berdua di kamar ini. Yi kyung membuka dompet wanita itu untuk memastikan siapa pemiliknya. Tapi alangkah terkejutnya Yi kyung mendapati foto Shi hoo dan wanita itu di sana. Yi kyung menatap penasaran ke shi hoo yang seperti sudah tahu jika Yi kyung membuka dompet wanita itu. “Namanya Shin Min Ah. Wanita yang selalu membuatku datang ke restaurant hotelmu. Dia menghilang setelah menipuku. Sudah 2 bulan aku tidak melihatnya”. cerita Shi hoo kesal. Yi kyung menutup dompet di tangannya. “Kau tidak bertanya kenapa dia pergi? apa kau yakin kalian tidak salah paham?”.

               Shi hoo tertawa kecil. “Dia hanya ingin uangku. Dia pergi setelah diberi uang oleh ayahku agar menjauhiku. Ternyata sejak awal dia hanya ingin uang. Aku cukup terkejut melihatnya di tempat ini. Dia pasti ketakutan melihat orang yang sudah dia tipu koma seperti ini”. Shi hoo nampak begitu terluka karena pengkhianatan Min Ah. Tiba-tiba saja Yi kyung berpikir jika mungkin salah satu dari hubungan yang rusak itu adalah hubungan shi hoo dan wanita itu. Bisa saja wanita itu tidak pernah mengkhianati shi hoo. Yi kyung mengangkat handphone-nya, telepon dari han kang. Han kang hanya menanyakan keadaan Yi kyung. Han kang masih ada di pulau Haemi tapi sangat sibuk jadi sulit untuk bertemu. Yi kyung mengatakan jika dia baik-baik saja dan arwah itu sudah berhenti mengganggunya.

               “Dari siapa?”. Tanya shi hoo begitu Yi kyung menutup teleponnya. “Hotel, memintaku kembali kesana secepatnya”. Bohong Yi kyung. “Kau tinggal saja di sini. Nanti hubungi aku jika mau pulang. Kulihat kau punya ponsel?”. Ujar Yi kyung. Shi hoo mengangguk sedikit terkejut. Rupanya Yi kyung tahu dia punya ponsel, bahkan Shi hoo hampir lupa dia diberikan ponsel oleh si Scheduler. Dia bahkan tidak menggunakan ponselnya untuk minta tolong saat di kuil dan malah membuat IU kelabakan menggeret badannya menjauh dari dalam ruangan penuh mantera itu. “Aku pergi dulu”. ujar Yi kyung.

 

***

 

               Yi kyung berdiri di depan sebuah apartment sederhana. Ini adalah alamat gadis itu berdasarkan ID Card di dalam dompetnya. Pintu terbuka dan wanita yang Ia cari nampak terkejut menatapnya. Yi kyung tersenyum, memberikan kesan friendly. Walau agak ragu dan bingung wanita itu akhirnya mempersilahkan Yi kyung untuk masuk.

“Maaf, membuatmu terkejut. aku datang untuk mengembalikan ini”. Yi kyung menyodorkan dompet di tangannya. Wanita itu nampak mengerti sekarang. dia tersenyum lega. “Ah.. ternyata jatuh saat di lift tadi. Terima kasih.. maaf sudah merepotkanmu. Kau jadi repot-repot datang kemari”. Ujar Min Ah. Yi kyung menatap ke sekitar. Radanya untuk orang yang pergi dengan sejumlah uang beberapa bulan lalu, apartment ini biasa saja.

               Min ah dan Yi kyung berada dalam situasi canggung selama beberapa detik. Yi kyung ingin menanyakan sesuatu tapi masih bingung untuk memulai. “Hmm.. kau tadi terlihat begitu tergesa-gesa. Ada apa?”. yi kyung bertanya dengan hati-hati. Min ah bingung untuk menjawab. “E, aku menjenguk teman”. Jawabnya sambil menunduk. Yi kyung menatap curiga. “Apa dia Park Shi Hoo?”. Tanya Yi kyung langsung ke point. Min ah mengangkat wajahnya begitu terkejut. “Kau bilang apa tadi?”. tanya min ah ragu. Bagaimana bisa gadis ini tahu tentang shi hoo. Yi kyung menatapnya, “Aku melihat fotonya di dompetmu saat mencari alamatmu tadi. kenalkan, aku sepupunya”. Yi kyung membungkuk memberi salam. Min ah ikut membungkuk sejenak.

               “Shi hoo pernah bercerita tentangmu. Apa kau datang karena merasa bersalah?”. Yi kyung terus mengorek keterangan. Min ah menatap Yi kyung dengan tenang, “Pasti dia tidak akan pernah memaafkanku”. Min ah tersenyum sedih. “Apa benar kau memanfaatkannya?”. Yi kyung menatap tegas. Terdengar suara gedoran yang cukup keras dan teriak seorang laki-laki dari luar pintu tiba-tiba. Min ah sontak berdiri dari tempatnya. Dia menarik tangan Yi kyung dan menyuruhnya bersembunyi. Yi kyung dibuat bingung. Min ah mengajak Yi kyung menunduk di pojok lemari ice. “Ada apa?”. tanya Yi kyung. “Sssshhhsss!”. Bisik Min Ah. Mereka diam selama hampir 10 menit.

 

***

 

               IU senang sekali karena rasanya tugasnya jadi ringan. Sejak Yi kyung bersedia membantu Kliennya. Shi hoo jadi lebih tenang dan tidak sering berulah. IU datang ke rumah sakit tempat klien Ji hyun dirawat. Ia ingin menemui Ji hyun. Dia ini scheduler yang ramah dan baik hati, jadi selalu bersama teman-teman schedulernya jika memiliki waktu luang. Tidak seperti seniornya Yi soo yang tidak suka bergaul itu. IU menghapus bayangan Yi soo di atas kepalanya yang sedang marah-marah karena IU keluyuran di jam kerja. Ia sudah sampai di depan kamar klien Ji hyun. IU menelepon Ji hyun dengan riang. “Kau bilang tadi ada di rumah sakit? Apa tidak bisa hangout bersamaku?”. Tanya IU. “Aku terjebak macet. Tapi aku pasti datang secepatnya ke loteng rumah sakit”. “Siapa suruh ikut-ikutan senior dengan naik kendaraan manusia? Terbang saja kesini! Atau menghilang?!”. Ujar IU. Ia menutup teleponnya dan berjalan masuk.

               Selama ini IU tidak pernah menemui Ji hyun di dalam kamar klien-nya. mereka lebih suka bertemu di loteng lalu menyanyi bersama di atas sana. Tapi kali ini IU rasanya ingin melihat siapa klien Ji hyun. Ia merasa penasaran sejak pertemuan terakhir mereka. IU melangkah mendekati tubuh lemah di atas ranjang dengan banyak selang itu. Dia menatap ingin tahu tapi, Ia tidak mengenal wanita ini. IU bergeser dan berjalan untuk melihat-lihat benda di sekeliling ruangan sambil menunggu Ji hyun. Dan ada sebuah foto yang menarik matanya. IU menatap begitu terkejut. Diraihnya foto itu dengan mata terbelalak tidak percaya.

“Ini aku?”. Pekik IU tercekat. Ji hyun muncul di belakangnya.

 “Aku mencari ke atas loteng dan kau malah di sini?!”. Omel Ji hyun. IU berbalik dan menunjukkan foto itu.

“Kumohon beri tahu aku, siapa orang ini!”. IU menatap berkaca-kaca. Ji hyun terdiam.

 

***

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
tasmirafkendra #1
Chapter 18: Anyway, I just finished with the last chapter, please update authornim. Why you stopped when you almost finished this story :(
tasmirafkendra #2
Chapter 10: I rewatched 49 days and tried my luck to search the fanfic, I found it, moreover it's in indonesian. I'm sooo excitedd. Authornim, I like the way you continue the story plot, I think you can be a movie script writer haha. Keep the good work on your other project ;D
FoundingTropas
#3
love to read more