I Knew, I loved You

49 Days FF

2 Years ago....

               Ji hyun terdiam menanti liftnya berhenti dan entah terbuka di dunia seperti apa. Jemari dan kukunya saling beradu seperti biasanya. Ia merasa cemas. Kehidupan seperti apa yang akan Ia jalani nanti. Lift terbuka dalam sedetik, cahaya... ya dia melihat cahaya putih menyinari tempat di hadapannya. Apa ini surga? Pikirnya. Ji hyun melangkah keluar dan melihat nenek senior Yi soo di sana. Dia tersenyum pada Ji hyun. Sebuah senyuman yang entah apa maknanya. Ji hyun menatap canggung dan tidak tahu harus mengatakan apa.

 “49 harimu telah berakhir dengan sangat baik. Ternyata Tuhan memang maha mengatur. Dia pasti tahu jika kau akan berhasil”. Ujar nenek itu seraya terus tersenyum.

“Ikuti aku!”. Serunya, membuat Ji hyun makin penasaran. Mereka berjalan melewati begitu banyak ruangan. Tempat ini mewah, megah dan indah. Pintu-pintunya berukir dan berlapis kaca dengan luas yang tidak terbayangkan. Lebar sekali. Seperti di dalam kapal Titanic atau mungkin lebih mirip Hogwarts. Ji hyun terus berjalan.

               Mereka melewati sebuah ruangan dengan pintu berukiran daun berwarna emas. Pintunya lebar dan terdengar gaduh di dalamnya. Ada begitu banyak orang. Kaki Ji hyun terhenti. Dia melihat seseorang di dalam sana. Itu SONG YI SOO, schedulernya. Dia berdiri di depan sebuah barisan. Banyak orang di dalam. Ji hyun melongok dengan penasaran. Kenapa seperti sedang ada kegiatan ospek? Apa itu sebuah sekolah? Pikir Ji hyun keheranan.

“Kenapa berhenti?”. tanya Si nenek sunbaenim pada Ji hyun. Ia nampak ramah, berbeda sekali dengan perlakuannya pada Yi soo.

“Itu tempat apa?”. tanya Ji hyun. Yi soo terdengar berteriak-teriak mengatur barisan bersama beberapa orang lainnya yang sama-sama memakai baju resmi seperti dirinya di dalam.

               “Itu tempat bagi orang-orang yang ingin masih ingin melakukan sesuatu”. Jawab Si nenek. Ji hyun berpikir sejenak. Apa tempat bagi jiwa-jiwa seperti Yi soo? pikirnya. Nenek itu tersenyum seolah mengetahui isi pikiran Ji hyun.

“Kau ingin kesana atau kita jalan terus?”. Tanya si nenek. Ia sangat tenang dan ramah. Bibirnya tidak henti tersenyum. Apa karena Ji hyun sangat baik semasa hidup maka dia diperlakukan dengan begitu baik juga? Ji hyun memiringkan kepalanya. Mengintip makin dalam. Dia tersenyum kali ini.

“Boleh aku masuk ke sana? aku ingin memastikan sesuatu”. Ujar Ji hyun.

 

Saat Ini....

               Yi soo menatap Ji hyun dengan tersenyum. Gadis cantik ini tidak menangis lagi.

 “Nah, seperti itu baru Shin Ji Hyun”. Ujar Yi soo.

Ji hyun tersenyum malu walau masih shock dan sedih.

“Kata nenek sunbaenim, jika aku melakukan ini. Aku bisa membantu memastikan jika mereka akan baik-baik saja”. ujar Ji hyun. Mereka yang dia maksud adalah Han Kang dan Yi kyung. Yi soo tersenyum mendengar kata-kata Ji hyun.

“Sekarang kau sudah tahu tentang semuanya. Hari itu hampir tiba. Hari yang menjadi alasan kita berada di sini”. Seru Yi soo. Dia melirik dengan cool. Ji hyun melirik balik, merasa sedikit heran.

“Bukankah tugasmu sudah selesai 2 tahun yang lalu? Kenapa masih menjadi scheduler?”. Tanyanya.

Yi soo tersenyum keren dan sok misterius.

“Hari itu!”. jawab Yi soo. Ji hyun menggeleng tidak mengerti. “Hari itu???”.

“Ash... apa ingatanmu benar-benar sudah kembali? Hari itu!”. Yi soo berteriak geram seperti anak kecil, percuma saja dia sok keren tapi Ji hyun lupa hari apa itu.

“Ah.. kenapa berteriak?”. Ji hyun melotot kesal. Yi soo melipat tangannya dan balik memelototi juniornya itu sampai  mengkerut ketakutan.

 “A-ku I-ni te-tap SE-NI-OR-MU! Jangan mentang-mentang ingatanmu sudah kembali jadi tidak sopan?”. Teriak Yi soo lantang.

 

***

 

               Sebuah mobil merchedes klasik berwarna merah dengan atap terbuka berhenti tepat di depan Shi hoo yang baru saja keluar dari hotel. Seorang gadis cantik berkacamata hitam duduk di depan kemudinya.

Shi hoo melirik gadis itu dengan sedikit takjub. Keren sekali pikirnya.

“Hai paman!”. Gadis itu membuka kacamatanya dan tersenyum riang. Gah, Shi hoo baru sadar jika itu adalah IU. Schedulernya yang sudah beberapa hari ini jarang sekali muncul. IU menjetikkan jarinya dan pintu mobil pun terbuka. Dia memberi kode Shi hoo untuk masuk.

“Wah... apa yang terjadi padamu? Sangat berbeda!”. Shi hoo mengamati dengan ekpresi aneh. IU tertawa malu-malu.

 “hehe... aku hanya ingin merasa bahagia dan menikmati sisa waktuku sebagai scheduler”. Jawab IU lugu. Shi hoo melirik heran. “Apa masa tugasmu akan segera berakhir?”. tanyanya. IU tersenyum cute.

               “Paman mau kemana hari ini? aku akan mengantar kemana pun. Hehe...”. IU memakai kacamatanya lagi dengan sebuah cengiran kekanak-kanakan. Dia sudah kembali ceria. Dia tahu, jika kakaknya pasti akan aman di tangan Ji hyun. Shi hoo menggeleng tidak bersemangat. “Tidak ada”. Jawabnya dingin. IU mendekat dan mengamati wajah kliennya itu dengan seksama.

 “Apa paman memikirkan kak Yi kyung?”. IU menatap begitu dekat, membuat Shi hoo merasa tidak nyaman.

 “Ah.. apa yang kau lakukan? Benar-benar konyol!”. Shi hoo merengut makin dalam.

 IU tersenyum. “Ah... aku tahu! Pasti Park Dong Joo dan kak Song Yi kyung ya?”. Tebak IU asal. Shi hoo makin melotot.

 “Apa maksudmu?”. Shi hoo terlihat salah tingkah. IU tertawa makin lebar, “hahaha... Paman harus semangat kalau mau hidup lagi dan mendapatkan Kak Yi kyung. Oh, cinta... deritanya memang tiada akhir. Hahaha.... Ayo kita bersenang-senang paman! Hahaha...”. IU mengegas mobilnya dengan seenaknya.

 “Hei... hei.. hei... pelan-pelan! Aaaaahhhh....”. Teriak Shi hoo kaget. Mobil meluncur begitu kencang tanpa hambatan.

               IU menghentikan mobilnya di tepi pantai.

 “Paman... hari ini jangan pasang muka seperti itu! kita bersenang-senang”. IU mencoba menghibur Shi hoo. Dia sebenarnya masih merasa sedih karena kakaknya tapi Shi hoo adalah kliennya dan karena shi hoo juga kakaknya dapat ditemukan. Jadi dia harus bersikap sebaik mungkin dan membuatnya ceria. Shi hoo tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah IU yang begitu riang berlarian di pantai.

“Mood-nya cepat sekali berubah? Dimana gadis yang menyedot ingusnya dulu sambil terus menangis ‘kakak...kakak...’?”. ledek Shi hoo. Dia melompat dari dalam mobil dan berlari mengikuti IU.

“Hei... tunggu aku!”. Teriaknya.

 “Ah... paman payah! Hahaha...”. IU menjulurkan lidahnya meledek Shi hoo. Ombak bedebur dengan kencang. Angin bertiup tanpa henti dan butiran-butiran pasir ini seolah ikut bermain bersama jejak kaki Shi hoo dan IU yang begitu riang menjamah suasana pantai. Mereka berlari hingga kelelahan, mereka berteriak sampai serak dan akhirnya terduduk dengan nafas terengah-engah di atas pasir.

               “Menyenangkan kan?”. Tanya IU. Shi hoo tersenyum. Sudah lama sekali tidak seperti ini.

“Terima kasih adik kecil yang manis”. Canda Shi hoo. IU tertawa mendengarnya. “Adik kecil apa? Aku ini schedulermu paman!”. Sahutnya. Shi hoo tersenyum dan mengangguk. “Baiklah scheduler IU yang sedikit bodoh. Haha...”.

 “Paman!”. IU merengut dan mencubit lengan Shi hoo dengan gemas. “Hei...hahaha...”.

“Aku senang melihat paman tersenyum”. ujar IU tiba-tiba. Shi hoo jadi termangu mendengarnya.

“Kenapa? Apa kau merasa bersalah sudah menghilang selama beberapa hari ini?”. tanyanya.

IU mengeleng dengan ceria. “Kuharap paman bisa menemukan 2 hubungan itu dan hidup dengan baik”. Shi hoo terdiam. Dia ingat sisa waktunya yang tinggal 29 hari sekarang.

 “Saat aku berhasil bangun nanti apa yang akan terjadi? apa aku bisa ingat semua tentang 49 hari ini?”. Shi hoo menatap penasaran.

“Paman tidak akan ingat apapun. Seandainya ingat juga hanya menganggap itu sebuah mimpi saat koma”. Jawab IU.

“Berarti , aku tidak akan mengingat apapun tentangmu, yi kyung dan semua hubungan yang sudah kuperbaiki?”. Shi hoo mulai merasa cemas.

               IU menatap serius. “Saat paman bangun nanti semua perasaan dendam, benci dan sakit hati yang sudah paman perbaiki tidak akan muncul kembali. Tapi soal semua alasan kenapa perasaan itu menghilang serta apa saja yang telah paman lalui saat koma. Tidak akan ada dalam memory otak paman!”. Jawab IU. Shi hoo mendesah sedih.

“Aku akan merindukan adik manis sepertimu”. Ujarnya.

IU tersenyum. “Paman tidak akan mengingatku. Bagaimana bisa merindukanku? Hehe...”. guraunya berusaha menghibur tapi tidak merubah apapun. Shi hoo makin sedih. Yi kyung juga akan menghilang dari memory otaknya.

“Hmm... tapi paman, kurasa paman mungkin juga masih bisa mengingatku. Karena otak bukan satu-satunya alat untuk mengingat. Saat otak tidak mengingat, hati akan mengenali”. IU tersenyum, membuat sedikit perasaan lega di hati Shi hoo.

 

***

 

               Yi kyung sudah mendengar semuanya. Apa mungkin satu airmata yang ada di gelangnya ini milik Park Dong Joo? Mobil yang ditumpanginya berhenti di depan hotel. Dong joo keluar dan buru-buru membukakan pintu. Yi kyung sedikit kaget dengan perlakuannya romantis Dong joo. Pria ini benar-benar baik, pikirnya.

 “Besok malam, aku akan menjemputmu! Berdandanlah yang cantik!”. Seru Dong joo seraya tersenyum dan kembali masuk ke dalam mobil. Shi hoo dan IU yang juga baru tiba mengamati semua itu dari kejauhan.

 “Berdandanlah yang cantik? Apa maksudnya?”. Tanya Shi hoo dengan sewot. Dia muncul begitu saja setelah mobil Dong joo pergi. Yi kyung sampai terlonjak kaget. IU melongo heran ke mobil dong joo yang sudah jauh.

 “Apa mereka baru berkencan?”. Celetuknya tanpa sadar. Shi hoo spontan melotot mendengarnya.

“Berkencan?”. Teriaknya nyaris tidak percaya. Teriakan itu dia tujukan pada IU tapi Yi kyung yang seolah jadi sasaran.

               “Berkencan darimana?! Besok itu ada acara di keluargamu dan dia menyuruhku ikut! ggrrrr... kau ini! memang aku semurahan itu berkencan dengan pria yang baru 3 hari kukenal?”. Yi kyung terdengar marah. Dia berjalan meninggalkan Shi hoo dengan begitu kesal. IU menutup mulutnya, sok polos. Dia tersenyum se-innocent mungkin.

“Ah... dia marah! BENAR BENAR KONYOL!”. Maki Shi hoo.

 

***

 

               Dong joo membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan sebuah foto lama. Foto SMA-nya dan Shi hoo. Foto remaja mereka. Shi hoo si anak populer yang seolah bisa mendapatkan apapun dan Dong joo si anak aneh yang terlihat menyedihkan. Dong joo tersenyum sejenak dan memasukkan foto itu ke dalam lacinya lagi. Lebih dari itu, dunia tidak tahu siapa yang lebih malang sebenarnya.

               Ingatannya tentang hari itu muncul lagi. Hari itu dia tidak memberitahukan apapun pada mereka yang mengejar Shi hoo. Hari itu dia hanya diam dan mengikuti. Hari itu kesalahannya adalah hanya diam dengan tidak mengatakan apapun. Padahal tanpa Shi hoo tahu. Dong joo-lah yang sudah memberitahu beberapa murid kelas satu itu untuk mengeluarkan Shi hoo dari dalam gudang. Kadang diam itu lebih baik, pikir Dong joo.

 

 

***

Hari ke 21....

 

               “Kau akan kemana?”. Tanya Shi hoo curiga. Yi kyung cuma melirik sedikit. Ia masih kesal. IU mengamati kelakuan mereka berdua dari atas sofa. “pergi berkencan dengan sepupumu!”. Sindir Yi kyung sambil memakai sepatu high heels-nya. Shi hoo melotot sewot.

 “Aku ikut ke acara itu!”. Teriak Shi hoo ketus. Tampak sekali dia sedang cemburu.

“Kau di sini saja. Tenang, aku akan memastikan kau kembali ke tubuhmu sebelum 49 hari!”. Yi kyung menjawab acuh. Dia keluar dan buru-buru menutup pintunya sebelum Shi hoo mengikuti. Shi hoo mendengus kesal dan menendang pintu tapi yang ada malah dia yang terpental kesakitan. “Asshhh......”.

“Kenapa dia senang sekali menuduhku yang bukan-bukan?”. Gerutu Yi kyung geram. Dia berjalan pergi tanpa perduli pada Shi hoo yang terkurung sendirian di dalam.

               “Paman, kau terlihat sekali sedang cemburu!”. Celetuk IU. Shi hoo jadi tambah kesal. Dia duduk dengan kasar. IU merasa kasihan melihatnya.

“Jangan marah paman! Kan ada aku?! Hehe...”. IU mengedipkan matanya.

 

***

 

               “Jangan tegang. Santai saja!”. Bisik Dong joo di sisi Yi kyung. Mereka berjalan masuk bersama ke dalam sebuah ruangan pesta yang begitu elegan dan dipenuhi kotak-kotak kaca berisi begitu banyak karya seni. Ini adalah hari pembukaan sebuah galery seni milik salah satu kakak Shi hoo, Park Min Ju.

“Selamat kak”. Dong joo tersenyum dan memberikan sebucket bunga untuk kakak sepupunya itu. Min ju tersenyum.

“Wah, Yi kyung kau ajak juga”. Ujarnya senang. Yi kyung tersenyum dan membungkuk memberi salam. Rasanya keluarga Shi hoo begitu hangat tapi kenapa dia malah nampak kurang kasih sayang? Yi kyung benar-benar tidak mengerti. Dia berjalan bersama Dong joo. Mereka berkeliling sambil sesekali menyapa tamu lain. Dong joo juga memperkenalkan beberapa orang yang dikenal Shi hoo. Ada 2 saudara perempuan Shi hoo lainnya setelah Park min ju. Usia mereka hanya berbeda satu sampai 2 tahun. Shi hoo rupanya punya seorang adik perempuan. Yi kyung jadi ingat Ji hyun.

               “Mau kuambilkan minum?”. Tawar Dong joo. Yi kyung mengangguk. Sembari menunggu Dong joo, dia berjalan mendekat ke sebuah topeng antik di dalam kotak kaca.

 “Indah sekali”. Puji Yi kyung terkesan.

Lampu tiba-tiba saja padam. PRAAAANGGGG....Terdengar bunyi pecahan kaca dari dekat Yi kyung. Seseorang baru saja memecahkan kotak kaca itu. Semua orang panik dan berusaha berlari mencari pintu keluar. Yi kyung terdorong kesana kemari. Kotak kaca itu telah pecah, topeng di dalamnya raib. Terlihat sekilas bayangan seeorang di dalam kegelapan berusaha melarikan diri. Dia melintas di dekat Yi kyung dengan sebuah benda di tangan. Tanpa Pikir panjang Yi kyung langsung menarik bajunya. Bayangan hitam itu berusaha melawan. Dia itu terdesak. Tanpa ragu didorongnya Yi kyung dengan kuat. Dia harus kabur sebelum lampu menyala. Yi kyung limbung mendapat dorongan seperti itu. Dia jatuh menuju kotak kaca yang telah pecah. Ini berbahaya. Sebuah tangan tiba-tiba menariknya. Yi soo? Apa ini Yi soo?

 

 

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
tasmirafkendra #1
Chapter 18: Anyway, I just finished with the last chapter, please update authornim. Why you stopped when you almost finished this story :(
tasmirafkendra #2
Chapter 10: I rewatched 49 days and tried my luck to search the fanfic, I found it, moreover it's in indonesian. I'm sooo excitedd. Authornim, I like the way you continue the story plot, I think you can be a movie script writer haha. Keep the good work on your other project ;D
FoundingTropas
#3
love to read more