Even If One Step

49 Days FF

               Yi kyung mundur perlahan begitu melihat Shi Hoo berada di depan pintu kamarnya. dia ingat bagaimana pria itu sekarat di sungai tadi siang lalu bagaimana bisa dia ada di sini seolah tidak terjadi apa-apa. Shi hoo melangkah maju dan menatap penuh rasa ingin tahu. “Kau bisa melihatku?”. Tanyanya. Yi kyung menghentikan langkahnya dan menatap Shi Hoo penuh selidik. “Kau selamat?”. Tanyanya penasaran. Shi hoo kebingungan untuk menjawabnya. Ia masih tidak paham kenapa Yi Kyung bisa melihatnya. Shi hoo memberanikan dirinya untuk menyentuh pipi Yi kyung dengan spontan. Terang saja Yi Kyung berteriak, “Apa yang kau lakukan?”. Yi kyung menepis jemari Shi hoo dari pipinya. Shi hoo malah berteriak girang. Yi kyung jadi ketakutan. Ia buru-buru masuk dan menutup pintu kamar. Shi hoo terang saja tidak bisa masuk. Dia sendiri keheranan. Bagaimana bisa dia menyentuh dan berinteraksi dengan Yi Kyung sedang melakukannya pada benda atau orang lain itu sangat mustahil.

               Yi kyung menelepon security hotel untuk mengusir seorang pria dari depan kamarnya. sementara di dalam dia tengah cemas. Apa pria itu benar-benar gila? Pikir Yi kyung. Ditatapnya jas milik Shi Hoo dan dilemparkannya begitu saja ke dalam laci bawah lemari. Terdengar bunyi ketukan dari pintu. Suara security hotel. Yi kyung membuka pintunya dengan tenang. “Apa dia sudah kalian usir?”. Tanyanya.

“Maaf bu, tapi kami tidak melihat siapapun di depan kamar ini dan kami juga telusuri ke lorong hotel. Tidak ada siapapun”. Lapor si security.

“Apa?” teriak Yi kyung yang mulai berpikiran aneh.

 

Shi hoo bersembunyi di balik sebuah tikungan agar Yi kyung tidak melihatnya. Dia langsung keluar begitu para security itu pergi. Dengan cepat Shi hoo membekap mulut Yi kyung dari belakang dan membawanya masuk ke dalam kamar. Yi kyung jelas saja meronta-ronta tapi Shi hoo tidak menyerah. Yi kyung berhasil melepaskan diri dan memukul kepala Shi Hoo dengan lampu meja. Yi kyung berteriak dan BLARR.... itu cuma bayangan imajinasi Shi hoo. IU muncul di hadapannya dengan kembang gula di tangan kali ini. Dia memakai bando berwarna merah dan terlihat begitu manis.

“Paman!”. IU menjetikkan jarinya dan berteriak menyadarkan Shi hoo yang rupanya sedang sibuk menyusun rencana untuk menemui Yi Kyung lagi.

“Paman paman.. panggil kakak!”. Shi hoo yang kaget berteriak sewot. “iya, kakak...hehehe”. IU tertawa polos. “Kakak, kau tidak boleh menakutinya seperti itu! Dia itu orang yang akan kau mintai tolong. Penjaga jiwamu!”. IU menunjukkan gelang di tangannya.

               “Jadi dia orangnya? Kenapa dia? aku baru mengenalnya kemarin dan kenapa dia?”. shi terus melontarkan kata-kata yang sama. IU tersenyum dan mencabik sedikit kembang gulanya lalu memakannya. “Itu rahasia langit. Hehe...”. cetusnya polos. “Aku menyerah saja. hidupku tidak ada gunanya. Sudah aku menyerah saja”. shi hoo tiba-tiba jadi pesimis.  IU berkedap-kedip heran. “Kukira kau orang yang sombong. Kenapa menyerah begitu saja? apa kau mau mati sebagai pecundang? Sebagai bocah tengik yang menyedihkan. Apa tidak ingin menemui ibu kandungmu paman, ups.. kakak?”. Shi hoo menatap IU cukup terkejut. ibu kandungnya, wajah yang sudah lama tidak dia lihat. Wajah yang tidak pernah dia tahu ada dimana. Apa itu adalah salah satu dari 3 hubungan yang harus dia perbaiki?

               “Kenapa kau seperti bisa membaca segala hal tentangku?”. Tanya Shi hoo tidak suka. “Karena kau klienku kakak. Hehe...”. IU tersenyum begitu manis dan percaya diri. “Lalu bagaimana caranya agar aku bisa meminta bantuannya?”. Tanya Shi hoo jutek. “Karena dia bisa melihatmu ini cukup sulit. Aku takut dia akan lari ketakutan saat kau muncul lagi di hadapannya nanti”. IU ikut berpikir keras. “Hei, tunggu! Bukannya dia belum tahu kakak sudah meninggal atau belum?”.

Shi hoo mengingat-ingat sejenak, “mungkin?”. Ujarnya.

“Bagus! Besok pagi biar aku yang urus tapi kau harus bisa menyenangkan hatinya dan minta maaflah!”. Ujar IU bersemangat.

 

***

 

               Han kang berjalan keluar dari mobilnya yang berhenti di depan hotel milik keluarga Yi kyung. Ia tersenyum dengan sebucket bunga di tangan. sementara itu di loby hotel, IU tengah celingukan menanti Yi kyung datang. Han kang berdiri di hadapannya dan bertanya pada resepsionis. “Nona Yi Kyung menginap di kamar nomor berapa?”. Tanyanya. IU melotot kaget mendengar nama Yi Kyung disebut. Pria ini sepertinya bisa dimanfaatkan pikirnya. Ia manggut-manggut dan tersenyum ceria. Han kang segera berlalu menuju lift lantai 3 begitu mendengar jawaban resepsionis. IU mengikutinya dari belakang. Han kang sejenak menoleh ke arahnya begitu mereka memasuki lift yang sama, IU pura-pura melihat ke arah lain dengan wajah polos tak berdosanya. Sesaat sebelum lift sampai di lantai 3. IU maju ke hadapan Han kang dan menjentikkan jarinya sambil tersenyum. Han kang menatap aneh. IU kebingungan. Bagaimana bisa tidak berhasil? Inikan trik yang diajarkan oleh salah satu seniornya, Yi soo.

               “Ada apa?”. tanya Han kang bingung. IU mencoba lagi, kali ini dengan penuh harap. Dia menjentikkan jarinya di hadapan Han kang sekali lagi dan....

 

***

 

               Yi kyung membuka pintu kamarnya dengan tersenyum begitu melihat Han kang berdiri di hadapannya dengan sebucket bunga di tangan.

“Ucapan selamat dari seorang teman”. Ujar Han kang ramah. Yi kyung tertawa kecil dan menerima bunga itu dengan senang. Ia membiarkan Han kang masuk. “Terima kasih, tidak kusangka kau akan kemari. Bukan orangtuaku yang menyuruhmu kan?”. Tanya Yi kyung. Han kang menggeleng dan tersenyum. “Aku kebetulan lewat”. Jawab Han kang. Yi kyung menatap tidak percaya.

“Kebetulan lewat tapi membawa bunga. Pembohong. Hehe...”. Mereka tertawa bersama.

“Aku ambilkan minum dulu”. ujar Yi kyung meninggalkan han kang di ruang tamu. IU bersandar di dinding tak jauh dari mereka. Dia memberikan jempolnya pada Han Kang yang tak lain adalah Park Shi hoo.

“Dia pintar sekali berakting. Harusnya aku tahu dari kemarin”. Gumam IU. Sebuah panggilan masuk ke handponenya. IU melihat layarnya. Teman sesama schedulernya.

“Hei, aku pergi dulu! Gunakan tubuhnya baik-baik dan jangan membuat masalah! Kau ingatkan peraturannya paman?”. Bisik IU pada han kang/ shi hoo.

               “Kau mau kemana? Hei hei...”. han kang mencoba mencegah tapi IU keburu menghilang. “Ah... kenapa dia seenaknya? Memanggilku paman pula?!”. Dengus han kang kesal. Yi kyung menatap heran. “Kenapa?”. Tanyanya sambil meletakkan segelas air di meja. “Ha? Hmm.. bukan apa-apa. Apa kau sibuk pagi ini?”. tanya Han kang sambil meneguk air dari Yi kyung. “Ah... segar sekali. Aku rindu rasa seperti ini”. han kang meneguk airnya sampai habis. Yi kyung menatap aneh. “Kau seperti tidak minum berhari-hari”. Ujarnya. Han kang hanya tersenyum polos. “Apa kau sibuk? Aku ingin ditemani melihat-lihat Daerah ini”. Yi kyung menatap jam di tangannya dan mengangguk. “Sebenarnya cukup sibuk tapi, aku bisa menemanimu sampai jam makan siang”. Jawab Yi kyung. Shi hoo di dalam tubuh Han kang tersenyum dan senyum itu mengingatkan Yi kyung pada pria pemilik jas itu.

 

***

 

               IU berjalan dengan riang menghampiri seorang gadis berwajah manis di bawah pohon. “Hai...”. IU menepuk pundak gadis itu dari belakang. Ia tertawa dan duduk di sisinya. Ji hyun menoleh dengan gemas.

“Aku sudah menunggu lama. Kemana saja kau?”. tanya Ji hyun cemberut. IU nyengir dan memasang tampang polos. Ji hyun tertawa melihatnya. “Klienku kali ini benar-benar rumit. Aku tidak yakin tugasku akan berhasil atau tidak. Bagaimana denganmu?”. Tanya IU. Ji hyun memanyunkan bibirnya.

“Tugasku juga tidak mudah, tapi demi semua yang aku impikan aku akan berusaha menyelesaikannya dengan bersemangat”. Ji hyun tersenyum. IU mengangguk dan ikut tersenyum. Seorang gadis cantik berjalan menuju Ji hyun. Dia tidak melihat IU. Gadis itu adalah arwah yang menjadi klien Ji hyun.

“Aku sepertinya dalam masalah”. Ujar gadis itu tergesa-gesa. IU bengong menatapnya. Wajahnya mengingatkannya pada seseorang, tapi entah siapa.

               Ji hyun buru-buru memberikan kode pada IU jika dia harus pergi.

 “Kakak melakukan apa? sebaiknya kakak harus kembali ke tubuh itu secepatnya!”. Ujar Ji hyun. Dia berlari meninggalkan IU bersama gadis yang nampak seusia dengan Yi kyung itu. IU menatap penasaran. Jadi yang baru saja melintas di depannya itu arwah klien Ji hyun. Arwah itu berhenti untuk sejenak dan memandang ke belakang tapi dia memang tidak bisa melihat scheduler lain kecuali scheduler miliknya. IU memandangi wajahnya penasaran. Mereka sebenarnya memiliki cerita di masa lalu. Cerita yang membuat gadis itu koma dan cerita yang membuat IU merelakan dirinya menjadi scheduler.

 

***

               Han kang berjalan di belakang Yi kyung dengan canggung. Dia merasa gugup tanpa si scheduler di sisinya.

 “Tempat ini biasanya didatangi saat liburan tiba. kita beruntung datang kemari saat hari sibuk. Biasanya ramai sekali di sini”. Shi hoo di dalam tubuh Han kang hanya manggut-manggut. Dia bosan. Dia sudah tahu segala hal tentang Pulau Haemi. Sudah setahun lebih dia tinggal di tempat ini. Shi hoo menatap Yi kyung penasaran. Gadis ini adalah orang yang akan membantunya kembali ke tubuh manusianya. Shi hoo tertawa sejenak memikirkan ini. lelucon bodoh pikirnya. “Kenapa tertawa sendiri?”. tanya Yi kyung. “Memang ada masalah?”. Tanya Han kang/shi hoo ketus. Dia keceplosan menjadi dirinya yang menyebalkan. Yi kyung terkejut mendengar jawaban Han kang. “Hehehe.. aku bercanda”. Shi hoo buru-buru mencari alasan.

               “Aku harus memanfaatkan 2 jam ini dengan baik. Tapi bagaimana cara membujuknya?”. Gumam shi hoo. Yi kyung tersenyum memandangi bunga-bunga dan pohon di sepanjang taman wisata yang indah itu. “Dia cantik sekali”. Gumam Han kang/ shi hoo tanpa sadar. Yi kyung menoleh membuat pipi han kang merona merah. Yi kyung tidak menyadari itu. “Kau mau kemana lagi?”. tanya Yi kyung. “Ha?”. Ujar han kang/shi hoo spontan karena kaget.

 

 

               “Aku baru tahu tempat ini saat kemari bulan lalu. Menurutku makanannya enak. Semoga kau juga suka”. Yi kyung mengajak han kang masuk ke dalam sebuah rumah makan sederhana namun nyaman. Shi hoo di dalam tubuh han kang nampak gelisah. Waktu 2 jam untuk meminjam tubuh ini sudah hampir habis. “ehm, Nona Song...”. ujar Han kang tiba-tiba. Yi kyung menatap aneh. “Kau memanggilku apa?”. tanya Yi kyung. “Kau... aduh bagaimana ya menjelaskannya..”. han kang kebingungan sendiri. “Apa?”. Yi kyung menatap curiga. Tatapannya tajam menghujam Han kang. Dia sudah merasa aneh sejak kemarin ditambah tingkah han kang pagi ini. Semuanya jadi semakin tidak bisa dijelaskan.

               “Kau tahu pria bernama Park Shi Hoo? Dia datang ke hotel 2 hari yang lalu”. “Park... shi.. hoo?”. Yi kyung mencoba mengingat-ingat tapi dia tidak tahu. “Pria yang meninggalkan jasnya dan mengalami kecelakaan”. Han kang melanjutkan ucapannya. Yi kyung tersentak. “Ke..napa ? ka..u mengenalnya?”. Yi kyung sedikit tercekat. Han kang semakin bingung bagaimana melanjutkan ceritanya. “Dia membutuhkan bantuanmu. Dia membutuhkanmu”. Han kang menatap mata Yi kyung. “Dia? bagaimana kau mengenalnya?”. Yi kyung begitu terkejut. Han kang melirik jam tangannya. 10 menit lagi. waktunya tinggal 10 menit lagi sebelum rohnya ditarik keluar dari tubuh pria ini. Han kang/ shi hoo buru-buru bangun dan meminta ijin ke belakang. Yi kyung merasa curiga. Di dalam kamar mandi, Shi hoo yang sudah keluar dari tubuh han kang bolak-balik menekan tombol panggilan untuk IU. Gadis cantik itu akhirnya muncul juga. Shi hoo berteriak kesal. “KEMANA SAJA? AKU HAMPIR MATI KARENA BINGUNG”. “Kau sudah mati paman!”. Teriak IU balik.

               Ia dapat melihat jika rencana mereka gagal total. “Kau pasti belum membujuknya”. Tebak IU. Shi hoo mendengus pasrah , ditatapnya tubuh Han kang yang duduk tak sadarkan diri di dinding. “Karena dia bisa melihatmu, keluarlah saja dengan kondisimu sekarang. Ternyata ide briliantku berakhir bodoh. Aku akan mengurus pria ini sebelum dia sadar”. IU mendorong Shi hoo keluar. Sekarang Ia yang garuk-garuk kepala melihat Han kang. Harus mengembalikannya ke dalam lift hotel dan membuatnya berpikir jika dia hanya pingsan. “Ternyata jadi scheduler itu susah”. Seorang pria tiba-tiba muncul. Dia senior IU. YI SOO! IU nyengir melihat seniornya ikut turun tangan, sementara Yi soo menggeleng geram melihat tingkah juniornya yang satu ini.

 

***

 

               Shi hoo datang dan duduk begitu saja di hadapan Yi kyung. “Temanmu tadi menyuruhku kemari”. Ujar shi hoo. Yi kyung menatap curiga. Tatapannya yang seperti biasa keluar. Tatapan datar, tapi penuh selidik dan begitu mengancam. “Kau benar-benar selamat dari kecelakaan itu?”. tanya Yi kyung. Semua orang langsung menoleh. Mereka menatap aneh karena jelas-jelas tidak ada siapapun di depan Yi kyung. Shi hoo melihat ke sekitar sementara Yi kyung tidak menyadarai itu. “Pelankan suaramu dan jangan bicara di sini. Mereka akan mengira kau gila!”. Bisik Shi hoo. Yi kyung mengernyit aneh. “Kita bicara di luar. Kumohon...”. pinta Shi hoo. Yi kyung tidak menaruh simpati sama sekali. Ada rasa takut bercampur aneh menyelinap di hatinya. Sebuah panggilan masuk. yi kyung menatap layar handphone-nya. panggilan yang Ia tunggu-tunggu dari kemarin. “Aku akan mengangkat panggilan ini dulu”. yi kyung beranjak ke kamar mandi, masih dengan pandangan aneh ke arah shi hoo.

               “Halo?”. Sapa Yi kyung. “Bu manager, saya sudah menemukan informasi tentang pria itu. namanya Park shi hoo. Anak pemilik group bisnis Chosun. Pria itu sekarang terbaring koma setelah kecelakaan yang menimpanya kemarin. Saya akan kirim alamat rumah sakitnya agar Ibu bisa memastikannya”. Yi kyung seperti disambar petir mendengar laporan salah satu anak buahnya itu. Dia gemetaran menggenggam handphone-nya. Yi kyung buru-buru keluar dari toilet. Dia mengintip ke mejanya. Pria bernama Shi hoo itu masih di sana. Tampak seorang pelayan menghampiri mejanya dengan celingukan. Yi kyung bisa mendengar pelayan itu berkata, “Kemana para pelanggan di meja ini?”. Pelayan itu tidak melihat Shi hoo yang jelas-jelas ada di hadapannya. Bahkan shi hoo asyik menaikkan kakinya ke meja makan sambil berkata,

“Ah... sudah lama aku ingin melakukan ini”. Yi kyung terdiam di tempatnya. “Dia? arwah?”.

 

***

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
tasmirafkendra #1
Chapter 18: Anyway, I just finished with the last chapter, please update authornim. Why you stopped when you almost finished this story :(
tasmirafkendra #2
Chapter 10: I rewatched 49 days and tried my luck to search the fanfic, I found it, moreover it's in indonesian. I'm sooo excitedd. Authornim, I like the way you continue the story plot, I think you can be a movie script writer haha. Keep the good work on your other project ;D
FoundingTropas
#3
love to read more