The Moon Light In The Dark Night

49 Days FF

               Han kang membuka matanya, kepalanya pusing tapi tidak ada yang aneh. Ia melirik ke sekitar. Tidak ada siapapun di dalam lift. Pintu lift terbuka. Ia sampai di lantai 3, tapi Han kang baru sadar bunga yang Ia bawa menghilang. IU menggigit kukunya dengan cemas tak jauh dari sisi Han kang. Ia lupa tentang bunga itu. Semoga saja Shi hoo berhasil atau mereka bisa-bisa membuka satu rahasia langit dan hukuman IU akan sangat berat jika itu terjadi. Yi soo berdecak kesal dari belakang IU. “ckckckck.... kau benar-benar ceroboh! CE-RO-BOH!”. Yi soo memasang gaya sok seperti seniornya yang dulu. “Kalau kejadian seperti ini terus terulang. Sepertinya aku perlu ikut campur untuk memastikan keberhasilanmu”. Gerutu Yi soo. IU menunduk takut-takut. “Maafkan aku senior...”. rajuknya.

 

***

               Yi kyung berlari keluar rumah makan itu lewat pintu belakang. Dia langsung menghentikan sebuah taksi dan cepat-cepat masuk ke dalamnya. Taksi itu bergerak menuju tempat yang dikatakan Yi kyung. Shi hoo yang sekilas melihat bayangan Yi kyung  keluar langsung beranjak pergi untuk mengejar tapi taksi itu keburu menghilang. “Sial... sial sekali... aaarrrgggghhhh!”. Shi hoo menendang-nendang hampa ke sekitarnya dengan kesal.

“Scheduler... scheduler....”. Shi hoo terus menekan panggilan untuk IU.

 

***

 

               Yi kyung berjalan terus di lorong rumah sakit. Kamar nomor 17, lantai 3. Yi kyung melihat ke beberapa kamar di kanan kirinya. 14-15-16 dan 17. Ia berhenti sejenak untuk menyiapkan mental jika ini benar-benar terjadi. Yi kyung mengintip ke dalam kamar itu. Seorang suster tiba-tiba keluar dan mengejutkannya. “Ada apa nona?”. Tanya suster itu. Yi kyung bingung harus mengatakan apa. “E, boleh aku menjenguknya?”. Tanyanya ragu-ragu. Si suster tersenyum. “Silahkan”. Ujar suster itu ramah. Dia mendampingi Yi kyung masuk ke dalam. Yi kyung gemetaran dan pucat seketika begitu melihat wajah Park shi hoo terbaring lemah dengan begitu banyak selang di tubuhnya. Ia terdiam tak sanggup bersuara.

               Suster itu mengira jika Yi kyung mungkin teman atau pacar pria ini. “Tenanglah nona, kau harus optimis jika dia akan bangun”. Hibur suster itu sambil tersenyum dan menepuk bahu Yi kyung kemudian pergi. Yi kyung menatap tidak percaya. Ia mundur dengan kaku saking terpukulnya. “Pria itu dan pria ini... mereka...”. yi kyung menggeleng gugup. Ia sendirian di ruangan ini. Pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka dan menutup. Yi kyung menoleh tapi tidak ada siapapun. Dia mulai cemas. “Kau mencariku?”. Shi hoo tiba-tiba saja sudah berdiri di belakang Yi kyung. Dia melipat tangannya dengan sebuah senyuman cool.

               Yi kyung berbalik dan melotot kaget. Shi hoo berjalan mendekati Yi kyung dan berbisik seksi, “Aku pria itu!”. Yi kyung seketika menjauh dan berlari keluar dari dalam ruangan. Ia berlari masuk ke dalam lift yang kosong. Pintu lift menutup dan terbuka di lantai 2. Shi hoo secara mengejutkan sudah ada di depan pintu dan dengan gaya santai sok cool dia melangkah masuk menghalangi Yi kyung yang terengah-engah ingin keluar.

“Game over! Kau tertangkap!”. Shi hoo tersenyum dan memojokkan Yi kyung. “Apa yang kau inginkan?”. Tanya Yi kyung. Matanya menatap tajam. Rasa takutnya sedikit demi sedikit menjadi rasa marah karena terus diikuti. Mereka saling bertatapan begitu dekat.

               Pintu lift terbuka lagi. mereka sampai di lantai dasar. Orang-orang mulai masuk. Yi kyung yang melihat kesempatan ini langsung berlari kabur dari dekapan Shi hoo.

“Ah... sial sekali. Aku lelah mengejarnya”. Shi hoo mengomel-ngomel. Yi kyung tidak tahu jika tadi Shi hoo berlari dengan susah payah dengan tangga darurat demi sampai di depan lift di lantai 2. Yi kyung terus berlari di jalanan hingga akhirnya dia sampai di sebuah halte bus. Yi kyung memegang dadanya yang ngos-ngosan. Sebuah panggilan masuk dari Han kang. “Halo?”. Sapa Han kang. “Kang...”. ujar Yi kyung terengah-engah membuat Han kang cemas. “Ada apa? kau dimana?”. Tanya Han kang.

 

***

 

 

               “Ini sedikit konyol tapi, aku tahu hal ini ada”. Han kang menatap serius begitu mendengar cerita Yi kyung. “Aku tahu”. Sahut Yi kyung. Tangannya masih gemetaran. “Apa dia bilang apa keinginannya?”. Tanya han kang lagi. Yi kyung menaruh gelas di tangannya ke atas meja dan berpikir sejenak. “Aku tidak tahu. Saat dia menyamar menjadi dirimu. Dia bilang dia membutuhkan bantuanku tapi bantuan seperti apa itu aku tidak tahu”. “Apa mungkin Meminjam tubuhmu seperti Ji hyun dulu?”. tanya Han kang spontan. Yi kyung langsung melotot kaget. “Kalau itu terjadi, dia akan mati di tanganku”. Yi kyung tidak berani membayangkan tubuhnya akan dipinjam oleh seorang pria. “Dia itu arwah. Kau tidak bisa membunuh arwah. Arwah hanya bisa diusir”. Ujar Han kang. Yi kyung seperti menemukan ide begitu mendengar ucapan Han kang. “Aku bisa mengusirnya. Ya.. aku akan mengusirnya”. Ujarnya.

 

***

 

               “Senior, bagaimana menurutmu?”. IU bertanya pada Yi soo di luar hotel. Tak jauh dari mereka, Shi hoo tengah selonjoran kaki di pinggir jalan. Ia terlihat putus asa. Yi soo menatap Shi hoo, dia memikirkan sesuatu dari sorot matanya. Apa aku harus terlibat sejauh ini? pikir Yi soo. Ia meninggalkan IU dan berjalan mendekati Shi hoo. Ditatapnya Shi hoo dengan remeh. “Hei, bangun! Kau pikir berhenti akan memberimu waktu tambahan?”. Yi soo mengusik kaki Shi hoo. Shi hoo mendongak dengan jutek. “Kau siapa?”. Tanya Shi hoo acuh tak acuh. Yi soo menatap geram campur sebal. “Aku ini yang akan membantumu!Kubilang bangun!”. Yi soo menendang-nendang kecil kaki Shi hoo. IU begitu cemas. Kenapa mereka malah terlihat seperti bertengkar.

               Shi hoo akhirnya bangun dan melotot tidak suka. Yi soo juga balik melotot, tapi kemudian dia tersenyum. Bukan senyuman tulus tapi lebih ke arah senyum menyombongkan diri. “Aku Song Yi Soo! Scheduler Senior yang tahu cara membantumu”. Ujarnya. Shi hoo merubah ekspresinya jadi penasaran, tapi memang masih terlihat tengil. “Kemarilah!”. Yi soo menggerakkan telunjuknya meminta Shi hoo mendekat. IU jadi penasaran, sangat penasaran. Seniornya itu sedang memberikan taktik apa.

               Yi kyung keluar dari hotel bersama Han kang. IU, Shi Hoo dan Yi soo memandangi mereka yang masuk ke dalam mobil. IU menatap penasaran, Yi soo memandang dengan tersenyum sementara Shi hoo memasang tampang kesal dan jutek. Yi soo melirik Shi hoo begitu mobil berlalu pergi. “Lakukan dengan baik dan aku percayakan dia padamu”. Pesan Yi soo lalu berjalan menuju motornya di tepi jalan. “Mempercayakan dia padaku?”. Shi hoo mencoba mencerna kata-kata Yi soo. “Apa yang senior katakan padamu?”. Tanya IU begitu Yi soo pergi. Shi hoo tidak menjawab dan malah terkesan bingung.

 

***

 

               Malam beranjak menjadi begitu dingin. Yi kyung dan Han kang menuju sebuah kuil yang cukup terkenal karena ritualnya di pulau haemi ini. Di belakang ada skuter matik milik IU menyusul. Shi hoo diboncengnya di belakang. “Asshh... kenapa kendaraanmu tidak sekeren punya seniormu?”. Omel Shi hoo. “Paman, kerjamu hanya mengomel saja! Kendaraan setiap scheduler itu tergantung selera mereka saat hidup”. Jawab IU. Shi hoo melirik penasaran. “Jadi kau juga pernah hidup?”. Tanyanya. “Kau pikir aku lahir langsung jadi Scheduler? Aku punya alasan paman”. “Ah.. paman lagi? Kakak atau oppa juga tidak apa-apa”. goda Shi hoo. IU melirik gemas, dikencangkannya laju skuternya itu. Shi hoo jadi berteriak karena kaget. ^^

 

               “Tempatnya seram sekali?”. Han kang menatap ke sekitar kuil. Yi kyung tidak memasang ekspresi apapun. Tatapannya kaku. “Ayo masuk”. ujarnya melangkah duluan. Han kang mengikuti dengan cemas.

 

“Aku tidak berani masuk”. ujar IU begitu mereka sampai.

“Kenapa?”. Tanya Shi hoo. “Ada larangan untukku masuk. Di dalam adalah tempat roh-roh yang damai bersemayam. Kalau aku masuk mereka bisa terusik dan salah paham”. jelas IU. “Jadi aku harus masuk sendiri?”. Shi hoo mulai ketakutan. “Mau tidak mau kau harus mengagalkannya paman tapi hati-hati. Banyak kertas jimat dan mantra di dalam. Kau bisa terbakar”. Peringat IU. Shi hoo menatap geram, “Kau memang tidak bisa diandalkan!”. Omelnya seenaknya.

               Yi kyung dan Han kang membungkuk memberi salam pada seorang biksu tua penjaga kuil itu. Biksu itu merasakan sesuatu dan menoleh ke sekitar begitu Shi hoo ikut masuk ke dalam. Yi kyung melirik penasaran juga ke sekitar. “Ayo jalan!”. Ujar biksu itu mengabaikan perasaannya tentang keberadaan Shi hoo.

Shi hoo mengikuti mereka dengan gaya sok cool dan santainya. Dia melihat-lihat ke sekeliling dan sesekali mencoba menyentuh beberapa benda yang terlihat menarik di matanya. tapi percuma, dia tidak bisa menyentuh apapun. shi hoo mendengus kesal dan terus memperhatikan kemana kaki Biksu tua itu membawa mereka. Yi kyung dibukakan sebuah ruangan yang cukup besar. Ada puluhan lilin menyala di dalamnya. Tertata rapi membentuk sebuah huruf, mungkin mantera. Ada beberapa patung besar juga yang menjadi pusat fokus tempat ini, serta kain-kain putih panjang seperti tirai bergantungan menambah kesan suci dan msitis. Han kang dan Yi kyung saling berpandangan.

               Shi hoo bersembunyi di belakang sebuah bilik. Yi kyung tidak boleh tahu jika dia sedang diikuti. Yi kyung dan han kang bersama-sama masuk ke dalam ruangan itu. Shi hoo mengintip tak jauh dari tempat mereka.

“Benar-benar konyol!”. Shi hoo mengeluarkan makian favoritnya. Di luar kuil, IU sedang menyanyi sambil mendengarkan musik, menunggu Kliennya kembali. Ji hyun tiba-tiba saja muncul dan mengambil sebelah headshetnya. Lagu favorite IU menggema di telinga mereka. Lagu berjudul “You And I” milik MBLAQ (Suerrrr lagunya mantep banget^^). IU tersenyum menatap Ji hyun yang ikut menyanyi. Mereka bernyanyi bersama di atas skuter IU. Persahabatan yang indah antara sesama Scheduler Junior.

               Di dalam Shi hoo masih bingung harus melakukan apa. Yi kyung disuruh duduk di tengah barisan lilin itu sementara Han kang hanya mengamati dari pinggir. Nampak biksu tua itu tengah membacakan sesuatu sambil membakar kertas-kertas kuning bertuliskan mantra di depan Yi kyung. Shi hoo menggeleng-geleng heran. “Apa mereka sedang syuting film vampire?”. Ledek Shi hoo. Angin bertiup kencang dan jendela tak jauh dari tempat shi hoo bersembunyi tiba-tiba saja menutup. Brakk.. suaranya begitu kencang. Shi hoo menatap kaget dan takut. Ia melirik-lirik ke sekitar. Ke antara patung-patung dewa di tempat itu. “Aku jadi merasa takut?”. Gumam Shi hoo yang tidak sadar jika justru dialah arwah satu-satunya di tempat ini.

               “Tunggu sebentar di sini, Nona. Arwah itu mulai ketakutan”. Ujar biksu itu pada Yi kyung. Dia melangkah keluar bersama Han kang, meninggalkan Yi kyung sendirian. “Ikutlah aku anak muda,  ada alat ritual yang perlu kita ambil”. Ujarnya pada Han kang yang mengangguk canggung. Shi hoo tersenyum senang begitu melihat Yi kyung sendirian. Dia berjalan masuk tempat itu dan berdiri di depan Yi kyung yang sedang memejamkan matanya. “ckckckk... benar-benar konyol Nona Song!”. Ledek Shi hoo dengan tersenyum di hadapan Yi kyung yang langsung membuka matanya karena kaget. Shi hoo berjalan di antara lilin-lilin itu menuju tempat Yi kyung yang duduk bersila di tengah. Yi kyung langsung berdiri dan tergagap di tempatnya. Dia melangkah mundur ketakutan. Park Shi hoo malah tersenyum dan terus memasang wajah manisnya. Kaki Yi kyung secara tak sengaja terantuk lilin di belakangnya. Lilin itu jatuh dan membakar beberapa kertas yang tertumpuk di sisinya. Yi kyung masih tidak menyadarinya. Beberapa kertas itu terbang dan mengenai tirai-tirai putih yang terjuntai panjang di belakangnya.  

               Shi hoo melotot melihat itu tapi Yi kyung masih tidak paham. dia terlalu fokus menatap Shi hoo. Tirai itu tertiup angin dan bergerak menuju ke Yi kyung yang tak jauh dari posisinya. Shi hoo buru-buru berlari dan menarik Yi kyung keluar dari barisan lilin-lilin konyol itu. Mereka terjatuh bersama setelah menabrak deretan kendi dari perak yang tertata rapi di atas meja tempat menaruh beberapa patung. Kendi-kendi itu jatuh mengenai mereka. Beberapa yang berisi air langsung mengguyur tubuh Shi hoo dan Yi kyung. Yi kyung buru-buru bangun dari atas Shi hoo yang nampak kesakitan. Shi hoo tidak bisa bergerak. Yi kyung tergagap tidak tahu harus melakukan apa, sementara Shi hoo berteriak meminta tolong karena tubuhnya terasa begitu sakit. Han kang dan si biksu penjaga kuil ini akhirnya datang. Han kang menghampiri Yi kyung sedangkan si biksu memanggil beberapa muridnya untuk memadamkan api yang tidak seberapa besar. Shi hoo masih terkapar kesakitan di bawah meja. Yi kyung tidak dapat melakukan apapun karena  Han kang buru-buru menariknya keluar.

 

 

               “Apinya sudah padam, Guru”. Lapor salah satu murid biksu itu pada gurunya yang tengah berdiri di luar kuil bersama Yi kyung dan Han kang. “Sebenarnya apa yang terjadi nona?”. Tanya si biksu begitu muridnya pergi. “Dia...dia... datang”. Jawab Yi kyung gugup. Han kang menatap kaget. IU yang tengah asyik menyanyi langsung mencopot headsetnya. Ji hyun menatap heran. “Ada apa?”. tanyanya. “Sepertinya ada yang tidak beres”. Gumam IU. Ia meninggalkan Ji hyun yang tidak mengerti. IU berlari menghampiri Yi kyung dan Han kang yang berpamitan pulang dan meminta maaf atas kekacauan malam ini. Biksu tua itu tersenyum dan mengatakan jika arwah itu sudah menghilang. “menghilang?”. Tanya IU cemas. Ia berlari masuk tanpa berpikir panjang. Ji hyun yang ditinggalkan sendirian beranjak mengikuti IU, tapi langkahnya terhenti saat melihat Yi Kyung dan Han kang. Rasanya begitu tenang dan nyaman menatap kedua orang ini. Yi kyung masuk mobil dengan lelah dan pandangan kosong. Dia terbayang Shi hoo. Arwah itu menyelamatkannya tadi. Han kang membuka pintu mobilnya. Ji hyun berdiri di sisinya dan menatap penasaran. Han kang berhenti sejenak dan menatap ke arah Ji Hyun. Tidak ada apapun. Ia bergegas masuk dan meninggalkan Ji hyun yang terpaku sendirian mengamati mobil mereka yang pergi meninggalkannya perlahan-lahan.

               Di dalam Kuil, IU berteriak begitu cemas memanggil kliennya.

“PAMAN... PAMAN... PAMAN... DI MANA KAU??? PAMAN.....”.

 

 

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
tasmirafkendra #1
Chapter 18: Anyway, I just finished with the last chapter, please update authornim. Why you stopped when you almost finished this story :(
tasmirafkendra #2
Chapter 10: I rewatched 49 days and tried my luck to search the fanfic, I found it, moreover it's in indonesian. I'm sooo excitedd. Authornim, I like the way you continue the story plot, I think you can be a movie script writer haha. Keep the good work on your other project ;D
FoundingTropas
#3
love to read more