PART 9
HOW MUCH I LOVE YOU(Juni 2011)
“Kau berjanji tidak akan mengulanginya lagi kan Zhang Juhyun?” Tanya Lay pada adik semata wayangnya. Kris dan dirinya kini meletakkan Juhyun dikamarnya. Menjauhkan Juhyun untuk tinggal sendirian.
“Ish, oppa… kau benar-benar tidak percaya padaku kalau aku hanya tidak tahu kalau ada pecahan kaca didekat bantalku?” ujar Juhyun berang. “Lagipula kenapa juga aku harus mencoba bunuh diri? Gara-gara Luhan-gege? Cihhhh gak mungkin dehhhh…” bantahnya lagi. Kris terkekeh, “Sudahlah Lay, dia sudah bilang dia tidak mencoba bunuh diri juga. Murni kelalaiannya kan. Salahnya sendiri cermin ditaruh dibawah bantal. Kepalanya yang seperti batu tentu mampu memecahkannya. Hehehe.”
Lay tertawa mendengar kalimat Kris. “Ya!!! Oppa, kau sama sekali tidak membantu.” Ujar Juhyun marah sambil menendang kearah Kris yang dapat mengelak dengan cepat.
“Kris, mulai besok kau jadi Managing Director?” Tanya Lay mengalihkan pembicaraan. Kris diam mengangguk. “Lagipula kau pintar sekali sih, cuma dengan 5 tahun sudah sekalian menyelesaikan pendidikan sampai S3 ilmu bisnis. Kau memang menyukai dunia itu kan?” Tanya Lay. Kris diam, “Aku hanya ingin membalas kebaikan ayah kandungku dan tentu saja Mama. Aku harus membantu menyelesaikan tugas Mama, beliau sudah terlalu lelah. Dan Ayah, sudah berkali-kali meminta pendapatku mengenai perusahaannya. Aku tahu beliau ingin aku mengambil alih perusahaannya.” Ujar Kris.
“Kris oppa tidak akan ke Vancouver kan?” Tanya Juhyun nimbrung. Kris tersenyum kemudian membelai adik kesayangannya. “Tentu saja tidak langsung pindah kesana. Mungkin hanya akan bolak-balik Seoul-Vancouver.” Jawab Kris lembut.
“Ya!! Juhyun, sudah kubilang istirahat yang banyak juga. Besok kalau sampai Abeoji dan Omonim tau kondisimu bisa mati kita bertiga tau!” ujar Lay. Kris tersenyum, “Istirahatlah, Juhyun.” Juhyun mengangguk dan menjulurkan lidahnya, lalu menutupi sebagian besar tubunhya dengan selimut wol tebal milik Lay.
***
(Februari 2014)
Juhyun melambaik-lambaikan tangannya berkali-kali kearah Lay yang mendorong trolleynya. Disamping Juhyun berdiri Kris masih dengan setelan Zegna abu-abu meskipun dasinya kini sudah dilepas dan dimasukkan didalam saku celananya. Kris melambaikan tangan singkat dengan senyum merekah. Tangan kirinya masih merangkul pinggang Juhyun protektif.
Lay mendorong Trolleynya kearah dua orang yang sangat ingin ditemuinya, terutama Juhyun. Juhyun langsung menubruk Lay begitu Lay sudah tak jauh didepannya. “Jeongmal bogoshippo oppa. I miss you. So muccchhhhh.” Ujar Juhyun sambil mendaratkan kecupan dipipi Lay. Lay pura-pura menghapus bekas kecupan itu, “Ya!!! Kau menjijikkan dan sekarang lihatlah, kau makin gemuk.” Tuding Lay. Juhyun hanya terkekeh.
“Apa kabar Lay?” Tanya Kris sambil memeluk Lay. Sudah hampir 2 bulan mereka tidak bertemu, padahal sebelumnya hampir jarang sekali mereka berpisah. “Aku baik-baik saja. Kau masih saja kurus Kris.” Sapa Lay. Kris tersenyum kemudian membantu Lay mendorong trolleynya.
***
Suasana mobil yang tadi ramai karena ocehan Juhyun menjadi senyap. Dengkuran halus Juhyun terdengar dari arah jok belakang. Juhyun selalu menjadi adik kecil bagi Lay dan Kris, meskipun bagaimana, Lay menambatkan hatinya pada Juhyun dan hanya disimpan berdua rahasia itu dengan Kris. Kris tersenyum melirik kearah Lay yang menoleh kearah Juhyun.
“Kau begitu merindukannya huh?” Tanya Kris. Lay tampak tergeragap dan wajahnya memerah malu. “Diam kau Kevin. Jadi, jelaskan padaku kenapa kau tak mengatakan padanya bahwa dia tiba semalam di Vancouver? Apa karena kau sibuk mengurus 2 ferrarimu?” Tanya Lay banting topik pembicaraan. Kris mendengus, kentara tidak menyukai topik yang dibahas Lay.
“Pertama, aku punya 3 ferrari bukan 2, disini. Yang dikorea baru 2 ferrari. Kedua, aku tidak ingin memberitahunya, karena bagaimanapun dia hanya menunda pernikahan bukan membatalkan. Cepat atau lambat dia akan menorehkan luka kembali. Jadi lebih baik tidak kuberitahu.” Ujar Kris.
Lay mencibir, “Tapi serius sekarang kau punya 3 ferrari di Vancouver?” Tanya Lay. Kris menoleh dan mengangguk. “Ya, hadiah dari kolega ayah karena aku menjadi CEO yang baru.” Utambah Kris. Lay terkekeh mendengarnya.
“Seandainya dia disini, tentu becandaan kita lebih lengkap, Three -keteers.”
Kris lebih dari paham maksud kalimat Lay. Namun dia memilih diam malam ini.
***
Juhyun terlonjak mendapati foto kelulusan satu-satunya kakak yang dia punya. “Jadi upacara kelulusan s2 oppa seminggu yang lalu dan tidak mengabariku? Astagaaaa oppaku satu-satunya ternyata sudah tidak menganggapku adik lagi. Sedihnya.” Ujar Juhyun sambil terus memukuli lengan Lay.
Kris terkekeh melihat kelakuan dua bersaudara yang tidak memiliki hubungan darah ini. Tidak seperti dirinya, Lay hanya mengambil program pendidikan hanya sampai S2. Tapi sama seperti Luhan, Jessica dan Chen. Sedangkan Xiumin mengambil sampai program S3 juga profesi akuntan. Berbeda dengan Tao yang hanya mengambil S1 saja seperti Juhyun sehingga, tahun lalu mereka sudah lulus.
“Kau sih, tidak pernah meneleponku, bagaimana caranya aku memberitahumu coba kalau kau sendiri tidak bertanya.” Indah Lay. Juhyun masih memukuli lengan kokoh Lay. “Aku benci oppa.”
“Nado Saranghae…” balas Lay sambil meraih Juhyun dalam pelukannya. Kris meninggalkan Juhyun berdua dengan Lay. Kemudian matanya menangkap sesosok yang sangat dia hafal. Luhan.
Luhan berdiri persis didepan Kris. Diseberang jalan dimana Kris berdiri didepan pintu restoran perancis yang setiap minggu rutin dia kunjungi kecuali saat tahun baru kemarin. Luhan tersenyum tipis, teramat tipis, terlihat merasa bersalah. Terlihat ingin mendekat.
Tapi Kris beranjak masuk kembali kedalam restoran. Kemudian berjalan menghampiri Lay dan Juhyun yang tengah makan pudding labu. Juhyun yang mengenakan kaus putih biasa dengan celana jeans belel dipadu boots coklat suede. Kris berjalan maju menghampiri Juhyun, kemudian melirik kearah jendela, memastikan Luhan masih disana dan melihat mereka.
“Mianhae Lay, Juhyun, Mian.” Setelah mengucap kalimat itu dengan cepat, Kris mencium bibir Juhyun lama. Juhyun tampak berontak awalanya. Namun tangannya berhasil ditangkap oleh Kris. Lay yang kaget sempat diam beberapa detik. Kemudian menarik bahu Kris yang lebar mundur. “Stay away from my precious sister, Wu Yifan!” bentaknya.
Kris terlepas dari Juhyun. Dan Juhyun nampak kaget menatap Kris, “Oppa!! Kenapa sih?” tanyanya. Kris diam kemudian membawa Juhyun keluar restaurant. Sebelum keluar Kris berujar, “Lihatlah keseberang jendela Lay, ada siapa disana.”
Lay sempat menoleh tapi Juhyun tidak. Kris sudah membawanya turun menuju parkir lot di basement gedung.
Comments