PART 12
HOW MUCH I LOVE YOU(November 2013)
“Maukah kau menikah denganku, Jessica Jung?” teriak Luhan sebelum dia melompat dari ketinggian, bungee jumping. Jessica terpana melihat pria disebelahnya. Dia hafal bahwa Luhan takut ketinggian. Dia punya phobia, tapi hari ini Luhan melakukan diluar kebiasaannya. Memori mereka selama dua tahun terakhir yang tersimpan rapat mulai merayap didepan mata Jessica.
Jessica dan Luhan yang diam-diam saling mencintai.
Jessica dan Luhan yang dibelakang Kris dan EXO-M berjanja ke pulau Jeju.
Jessica dan Luhan yang menghabiskan malam natal bersama saat Kris dan EXO-M pergi ke Vancouver mengunjungi Pantai Wassaga yang menjadi kampong halaman dan tempat favorit Kris. Memberikan alasan ambil semester pendek dan Luhan berdalih mamanya sedang sakit di Beijing.
Jessica dan Luhan yang kerap kali mengunjungi kedai bubble tea di daerah Hanok Village hanya untuk menghindari Oh-Bubble tea yang menjadi langganan EXO-M dan Juhyun.
Jessica dan Luhan yang mencari bioskop dipinggir kota Seoul hanya untuk menghindari EXO-M saat film kesukaan mereka yang memiliki selera yang sama sedang diputar.
Jessica dan Luhan yang selama ini bisa berakting mereka tidak akrab didepan semuanya namun ternyata adalah sepasang kekasih. Kekasih dibelakang Kris. Karena didepan semua orang, Jessica milik Kris.
Perlahan air mata Jessica leleh saat memori itu terputar ulang. Mereka menahannya selama dua tahun. Lalu bagaimana menyampaikan semuanya pada Kris dan yang lain. Terutama pada Kris. Luhan sudah bersiap melompat, menunggu Jessica meraih sebentuk cincin platina dengan deretan permata micro membentuk alur huruh S.
S untuk Sica. Cincin itu sangat special, dan bagi Jessica, Luhan teramat special. Apakah aku siap merajut semuanya denganmu, Luhan? Jessica berpikir keras. Lalu bayangan indah itu muncul. Bayangan masa depan mereka berdua.
Kepala Jessica mengangguk samar, namun Luhan menangkap anggukan itu sebagai tanda “Ya”. Lalu dengan gerakan cepat Luhan menyematkan cincin yang sudah dia siapkan dan dikecupnya cepat kening Jessica. Lalu seketika Luhan sudah melakukan Bungee Jumping.
***
(Februari 2014)
Kris dan Lay bersisian menatap selang-selang itu menutupi tubuh mungil dan lemas milik Juhyun. Dibelakang mereka nampak Luhan yang menatap bingung. Lalu Kris membalik badannya menghadapi Luhan, mendorong tubuh Luhan kedinding dengan sekali hentakan.
“Itulah kenapa aku menginginkan kau menjauhi Juhyun, Luhan! Karena dia sudah rapuh sejak awal. Terluka karenamu. Dan baik aku maupun Lay tau, jika kau kembali bukan senyuman yang kami dapatkan dari wajah Juhyun. Tapi akan seperti ini.”
Luhan diam mematung. Masih menatap pintu kaca UGD.
“Astaga Luhan! Kenapa kau masih saja keras kepala? Bukankah sudah kukatakan semalam, lebih baik kau pergi sekalian dari Juhyun. Biarlah kau menikah dengan Jessica. Secepat mungkin kalau bisa. Karena lebih mudah mengobati luka Juhyun yang seperti itu. Daripada menghadapi kenyataan kalau kau mencarinya lagi, menyadari kebodohanmu. Kalau kau mencintainya!” teriak Lay tak sabar.
Luhan mematung. Perlahan kepalan tangannya menggumpal disamping kanan dan kiri tubuhnya. Dia ternyata lebih rapuh dari Jessica.
***
Tubuh Juhyun perlahan kembali membaik, meskipun sudah 10 jam pingsan, tapi Juhyun tetap belum sadar. Lay dan Kris hanya bisa mematung diruang tunggu, enggan menyentuh apapun selain konsentrasi dengan pikiran mereka masing-masing.
Tidak dengan Luhan yang memilih berdiri mematung menjauhi kedua sahabatnya. Kalimat-kalimat penjelasan Lay mengenai kesehatan Juhyun terus berputar ditelinganya.
“Juhyun tidak bisa dibuat terlalu bingung dengan pemikiran bodohmu Luhan. Dia tidak bisa menghadapi keputusan yang tiba-tiba. Tidak bisa terlalu bahagia. Lebih baik baginya merasakan sakit. Akan lebih mudah menyembuhkan luka baginya.”
“Kau satu-satunya orang yang dicintainya sejak dulu. Tidak juga kami berdua bisa menggantikan. Tapi sekali kau pergi kau harus benar-benar pergi. Jangan pernah memaksa kembali. Apalagi menginterupsi kehidupannya yang mulai normal dengan ritme yang baru.”
“Demi Tuhan, Juhyun sudah bahagia dengan rahasia bersamaku dan Kris. Tak perlu kau datang kembali untuk mengacaukan semuanya. Tidaklah perlu dia tahu kalau kau berubah pikiran karena kebodohanmu sendiri. Kau sudah memutuskan maka selesaikan semua. Lebih cepat lebih baik. “
Luhan menghela nafasnya lemah. Energinya habis untuk merasa bersalah.
“Lay, Kumohon, kabari aku. Perubahan sekecil apapun yang dialami Juhyun. Kumohon.” Ujar Luhan. Lay menatapnya lalu mengangguk sekenanya. Kris hanya menarik dan menghela nafasnya pelan. Luhan membungkuk sedikit, memberikan sedikit hormat pada mereka berdua. Lalu berjalan keluar.
Tangannya merogoh sakunya, menemukan smartphonenya. Menggeser panel kunci dan menekan sederet nomor yang dia ingat. Terdengar nada sambung, terhubung. “Luhan…” suara seberang menyapa telinganya. Terdengar ceria. Kontras dengan Luhan. Luhan menarik nafasnya, mempersiapkan sesuatu.
“Jadi, bagaimana? Kau sudah menemukan pencerahan? Kau sudah memutuskan akan menikahiku kan? Kau dimana Lulu?”
Luhan terdiam. Kalimat demi kalimat yang sudah hampir keluar kini menghilang satu persatu. “Luhan? Lulu? Gegeeeee…” suara gadis itu semakin merajuk, aegyo.
“Sica, bagaimana kalau kita benar-benar batal menikah?” akhirnya hanya kalimat itu yang tergumpal dan berhasil melesak keluar dari kerongkongannya. Suara diseberang hening seketika. 5 detik berlalu. “Tidak Luhan. Kita harus menikah. Tidak masalah kau menundanya. Tapi kita harus menikah!” akhirnya Jessica bersuara.
“Aku… aku… aku teramat mencintai Juhyun ternyata. Dan kini aku tahu, dia mencintaiku dan dia sangat rapuh. Sangat rapuh. Demi Tuhan Jessica, kita batalkan pernikahan ini.” Jessica terdiam.
“Kalau Juhyun bisa mencoba bunuh diri kenapa aku tidak?” sambungan terputus. Luhan menahan nafasnya. Ternyata semua menjadi lebih sulit dari bayangannya.
Comments