PART 2
HOW MUCH I LOVE YOU(Desember 2013)
Kris mengecek sekali lagi tiket pesawat dan passportnya. Memasukkan dalam tas hitam favoritnya. “Oppa, kau akan pergi meninggalkanku? Membiarkan aku melihat dia menikahi perempuan yang kau cintai? Kau jahat!” Kris menoleh kearah sumber suara. Diambang pintunya terdapat gadis yang lebih muda 2 tahun darinya, mengenakan celana jeans dan kaus putih dengan scarf merah serta boots coklat selutut. Kris tersenyum menatap gadis kecil yang dianggapnya seperti adiknya sendiri.
“Aku sudah minta izin pada Lay, aku akan membawamu pergi ke Vancouver juga. Tapi penerbanganku lebih dulu malam ini. Visa tinggalmu baru akan selesai besok lusa. Kamu tinggal menyusulku 3 hari lagi. Bagaimana?” ujar Kris sambil meraihnya dalam pelukan. Juhyun terisak pelan dalam pelukan Kris.
“Kau selalu menjadi pelindungku. Kau menjadi kakak yang terbaik untukku. Kau membantuku dengan Luhan. Kris Oppa, rasanya sakit. Sakit sekali. Aku tidak sanggup bernafas ditempat yang sama dengan Luhan dan perempuan itu.” Ujar Juhyun lirih. Kris tersenyum dan membelai pelan punggung Juhyun.
“Namanya Jessica. Bagaimanapun kau tetap harus menghargai keputusan mereka. Dan bagaimana setelah 15 tahun kita bersama Luhan tidak menyadari kalau kamu beitu mencintainya.” Ujar Kris. Juhyun mengurai pelukannya, “Kau berjanji kan Kris akan menjaga Juhyun ku?” Lay sudah berdiri tidak jauh dari keduanya. Lay memang ada diapartemen Kris, membantu Kris packing barang-barang Kris. Kris mengangguk dan masih merangkulkan tangannya pada bahu Juhyun.
“Aku akan menjemputmu di Vancouver, Juhyun-ah. Kupastikan sampai waktunya tiba, kita akan mengdapi mereka berdua bersama-sama.” Juhyun tersenyum kemudian memeluk kedua lelaki yang menjadi kakaknya. “Gomawo Lay oppa, Kris oppa.”
***
(Januari 1995)
“Ayahku akan menikah dan aku akan punya adik tiri. Perempuan. Menyebalkan sekali.” Ujar Yixing. Kris menepuk bahu sahabatnya. “Harusnya kau senang dong. Setidaknya adik tirimu nanti tidak akan merebut perusahaan milikmu.” Ujar Kris. Yixing menoleh menatap sahabatnya dengan pandangan mencela, “Cih, yang kau pikirkan adalah perusahaan saja.” Ujar Yixing. Kris terkekeh.
“Setidaknya kau lebih baik dariku. Saudara tiriku keduanya laki-laki dan mereka jauh lebih tua dariku, bahkan diusiaku ini aku disingkirkan mereka, karena mereka menganggap aku akan mengambil semua perusahaan milik ayah tiriku. Cih. Menyebalkan, seperti aku tidak punya ayah saja.” Ujar Kris.
Yixing tertawa mendengar kalimat Kris. Ayah Kris masih hidup di Vancouver tapi setelah bercerai dengan ibu Kris, Kris mengikuti ibu dan ayah tirinya tinggal di Seoul. Karena Ayah tirinya orang Seoul. “Kalau kau tidak mau, adikmu buatku saja.” Canda Kris. Dan selama ini Kris menyukai marga WU, marga dari keluarga ibunya.
“Cih, kau berkata seakan adik tiriku adalah mainan atau coklat yang bisa kau miliki. Tidak semuanya bisa kau miliki tahu, Kevin Li.” Balas Yixing. “Hei, bukankah kita sudah sepakat kau tidak akan memanggil nama lahirku maupun nama akteku?” sergah Kris sambil sedikit merajuk. Yixing tertawa, Kris yang bernama Asli Li Yifan atau Kevin Li untuk nama inggrisnya untuk akte memang sebal dipanggil dengan nama itu. Dia mendapat nama Kris Wu atau Wu Yifan setelah ibunya menikah dengan Mr.Huang yang masih memiliki darah CIna dan Korea dimana marga Wu adalah marga ibunya.
“Ah, iya aku lupa. Hahaha.”
“Tapi aku serius, aku ingin membantu merawat adik tirimu kalau kau tidak menyukainya. Aku selalu ingin punya adik perempuan. Aku hanya punya saudara sepupu Huang Zitao, dan dia laki-laki yang bertingkah lembek seperti perempuan.” Ujar Kris. Yixing mengangguk, “Ya, semaumulah Kris.”
***
(April 1995)
“Namaku Seo Juhyun.” Ujar Juhyun sambil membungkuk memperkenalkan diri pada Yixing dan Kris juga Tao. Kris tersenyum sumringah, “Kau lucu sekali.” Ujar tao, “Namaku Huang Zitao. Kau bisa memanggilku Tao.” Tambahnya. Juhyun tersenyum lalu mengangguk. “Eh, aku melihatmu diruang guru tadi pagi, kau akan masuk kelas berapa?” Tanya Tao lagi.
“Aku akan masuk kelas 2-1.” Jawab Juhyun. “Wow, kita akan sekelas.” Ujar Tao, “Hyung… kenapa kalian berdua hanya diam saja?” Kris dan Yixing saling melirik.
“Aku Kris. Kris Wu. Sahabat Yixing.” Ujar Kris. “Panggil aku Lay.” Ujar Yixing pada Juhyun, “Dan jangan sok akrab denganku.” Ujar Yixing sambil pergi meninggalkan Juhyun, Kris dan Tao. Tao hanya menggeleng lemah, memberikan kode pada Juhyun bahwa dia tidak tahu kenapa Yixing bertingkah seperti itu.
“Itu tanda dia malu padamu.” Ujar Kris. “Well, itu tandanya kau lebih muda dariku dan Lay. Jadi kami, aku, Lay dan Tao akan menjagamu.” Ujar Kris.
“Itu benar.” Tambah Tao. Juhyun tersenyum, “Gomawo Kris Oppa.”
***
(Mei 2005)
Kris menatap gadis itu dikejauhan. Gadis yang menabraknya tadi pagi, yang dengan cueknya pergi begitu saja meninggalkannya. Biasanya selama ini tidak ada yang pernah mengabaikannya. “Kris oppaaaaa….” Panggil Juhyun tidak jauh dari nya berdiri di lot parker mobil kampusnya. Kris tersenyum kemudian merentangkan tangannya. Juhyun berlari kemudian meraih Kris dalam pelukannya.
“Uri Juhyun…. Kenapa kamu kesini?” Tanya Kris sambil membelai rambut panjang Juhyun. Juhyun mengurai pelukannya kemudian berbisik, “Aku mau mencari Luhan-gege” Kris terkekeh sambil mencubit pipi Juhyun yang tembam. Gadis didepannya ini sebenarnya sangat pendiam, tapi hanya pada dirinya dan Lay dia bisa begitu manja dan menggemaskan karena cerewet.
“Ya!!! Zhang Juhyun!! Kenapa kau disini?” suara Lay menginterupsi cekikikan Kris dan Juhyun. Juhyun menggembungkan pipinya, “Aku baru saja pulang les piano, jadi aku mau sekalian ikut Kris oppa pulang. Oppa mau ikut juga?”
Lay hanya memberengut, “Ish, setiap hari aku juga naik mobil Kris. Ayo Kris. Yang lain akan menyusul ke rumah. Hari ini giliran rumahku kan?” Tanya Lay merujuk pada tempat dimana geng EXO akan berkumpul. “Omona!!! EXO akan berkumpul ditempat kita oppa?” Tanya Juhyun pada Lay dan Kris.
“Juhyunieeee…” panggil Xiumin dari kejauhan disampingnya tampak Chen dan Luhan. Melihat Luhan otomatis membuat Juhyun langsung masuk kedalam mobil Kris. Duduk dikursi penumpang. Kris tersenyum mendapati tingkah laku Juhyun, dia memahami bahwa Juhyun hanya berlaku demikian kalau dia merasa malu. Tentu saja, itu karena Luhan. Pikir Kris.
“Baiklah, ayo pergi.” Ujar Kris akhirnya.
Comments