PART 7
HOW MUCH I LOVE YOU(Januari 2014)
Suasana restoran perancis yang memiliki balkon sebagai tempat VIP itu begitu ramai namun masih menyisakan tempat untuk sepasang manusia yang tengah merajut hati, menutup luka yang didapat bersamaan dari orang yang hampir sama pula. Kris memandngi gadis yang kini telah memindah duduknya, karena melihat ratusan kembang api mulai meluncur. Gadis itu tampak anggun menggunakan gaun peach rancangan valentine pilihannya.
Kris merengkuh bahu kecil yang kedinginan disebelah kanannya, yang kedua matanya takjub memandangi ratusan kembang api yang menghiasi langit Vancouver malam ini. Tahun baru, selamat datang. Berbaiklah kali ini padaku dan Juhyun juga Lay. “Oppa, lihat kembang api yang itu mirip naga. Kesukaanmu kan?” ujar Juhyun ceria sambil menunjuk salah satu kembang api.
Kris tersenyum dan mengangguk kecil saat Juhyun menoleh kepadanya. Kemudian saku celananya bergetar. Lay calling..
“Kris… apakah Juhyun bersamamu?” suara diseberang tampa penuh tekanan.
“Ya, kenapa?” Tanya Kris penasaran.
“Menjauhlah darinya sedikit. Aku tidak ingindia menderngarnya.” Ujar Lay. Kris menurut, dia berjalan beberapa langkah, memperhitungkan bahwa Juhyun tidak lagi bisa mendengar percakapan mereka. “Ada apa? Nampaknya penting sekali.” Ujar Kris. Terdengar Lay menghela nafas sebelum memberikan jawaban untuk Kris.
“Semalam Luhan datang lagi ke rumah. Dia mengatakan akan menunda pernikahannya. Sampai pada waktu yang tidak ditentukan. Padahal pertunangannya baru dilaksanakan dua hari yang lalu. Semua undangan ditarik kembali. Dan yah, Jessica kabur. Dia selalu seperti itu bukan? Jessica ke New Zealand, Kris. Entahlah Luhan ada dimana. Tapi kata Xiumin, mungkin dia akan menyusulmu dan Juhyun ke Vancouver, karena dia sudah tahu Juhyun mencintainya.” Jelas Lay.
Kris menahan nafasnya. Badannya hampir limbung kalau saja Juhyun tidak menyadari kondisi Kris. “I will call you back Mr.Goo, I am not feeling weel.” Ujar Kris berpura-pura telepon itu dari salah satu Managing Directornya. Juhyun menatap Kris khawatir. Dimatanya nampak wajah Kris memucat dan tubuhnya sedikit lemas.
“Oppa baik-baik saja? Oppa sakit?” Tanya Juhyun khawatir. Kris tersenyum kemudian memeluk Juhyun. Perlahan air matanya luruh. Juhyun-ah, bagaimana aku menyampaikan padamu tentang Luhan dan Sica? Aku memang masih terluka, tapi perlahan aku sudah melupakan gadis itu. Melupakan penghianatan keduanya. Dan aku berusaha menyembuhkan lukamu. Tapi bagaimana mungkin aku membiarkanmu tahu dan kembali berharap lalu terluka? Pernikahan itu ditunda, bukan dibatalkan. Apa yang harus aku lakukan Juhyun-ah? Kris mempererat pelukannya. Meninggalkan Juhyun dengan beribu pertanyaan berkembang begitu saja.
***
(April 2009)
Luhan menatap sekali lagi kalung buatan Chanel ditangannya. Sepasang kalung yang sengaja dia pesan ditoko franchise tersebut. Kalung dengan symbol huruf H. terlihat normal dan biasa dan mungkin hanya akan dikira singkatan dari HAN, namanya sendiri. Namun hanya dia dan toko serta pembuatnya yang tahu, bahwa kalung itu jika disatukan membentuk alur daun linden yang sulurnya membentuk huruf sarang yang terpisah dua.
Luhan tersenyum puas menerima kalung itu. Dibayarnya dengan kartu kredit platinumnya. Dan diserahkan sebuah kalung itu pada pelayan toko untuk dibungkus. Dan satu lagi dipasangnya dilehernya. Sempurna.
***
Luhan menyeberangi jalanan itu hati-hati. Didepannya kini berdiri bangunan klasik dimana tempat Juhyun dan Xiumin mendalami pendidikan piano. Luhan tersenyum saat mendapati Jessica melambaikan tangannya. Hari ini Jessica menggunakan mantel fur warna putih. Digenggaman Jessica sudah ada kantong kertas warna merah bertuliskan Christian Louboutin. Dan tangan Jessica yang lain menggenggam lengan Kris.
Disamping Kris nampak Lay memegang bunga daisy warna pink kesukaan Juhyun dan tangan kirinya nampak memedang bungkusan putih dengan lambing apel tergigit, Luhan tersenyum mengetahui apa isi kado Lay, benda yang diminta Juhyun beberapa hari yang lalu. Sebuah tablet seri terbaru dan limited edition karena terbuat dari emas dan bertahtahkan berlian. Juhyun merengek meminta benda itu pada Lay yang langsung disahuti Lay dengan umpatan. Beberapa hari yang lalu.
Kris tersenyum kearah Luhan, tangan kanannya mengenggam ponselnya dan tangan kirinya hanya masuk kekantong celananya seadanya. Nampaknya Kris memutuskan patungan dengan Jessica untuk kado Juhyun. Disamping Lay terdapat Chen dan Tao yang tengah minum bubble tea. Keduanya hanya nampak membawa kantong ungu dengan label toko yang sama, Tiffany and co. sepertinya keduanya memutuskan untuk memberikan kado dari toko yang sama.
Tak berapa lama nampak Juhyun dan Xiumin keluar gedung itu. Wajah Juhyun sumringah saat mendapati Luhan dan yang lainnya berdiri menunggunya, merayakan ulang tahunnya. “Oppaaaa…. Uri-oppaaaa….” Teriaknya manja pada Lay. Lay tersenyum kemudian mengecup kening Juhyun lama. Lalu tangan Lay menjulurkan bunga dan hadiahnya.
“Sesuai permintaan, tablet terbaru yang disepuh emas dan bertahtahkan berlian, dengan inisial H untukmu.”
“Oppa memang daebak! Gomawo!” ujar Juhyun sambil memeluk Lay dan menerima kadonya. Lalu Juhyun beralih Chen dan tao yang langsung mengerubunginya. “Juhyunniiii saengil chukaeeee…” peluk Tao dan langsung menyerobot mencium pipi Juhyun bahkan tampak brutal.
“Ya!!!! Huang Zitao!!!” teriak Kris sambil menarik Juhyun dari pelukan Tao. Chen hanya terkekeh dan Luhan serta yang lain hanya tersenyum melihat kelakuan Tao yang kekanakan. Kini Jessica maju memberikan kadonya. “Dariku dan Kris. Selamat ulang tahun.”
“Kris oppa hanya sepatu? Ohhh come on… aku tidak dapat itu jadinya?” Tanya Juhyun. Kris terlihat tersenyum kemudian meraih Juhyun dalam pelukannya dan mencium kening Juhyun lama. Jessica menahan nafas melihat ciuman itu. Apalagi Luhan yang menatap tak percaya. Lay hanya diam dan tersenyum. Begitu pula dengan Chen dan Xiumin serta Tao yang sepertinya menganggap ciuman Kris pada juhyun adalah hal yang wajar.
“Tentu saja aku tidak lupa. Ferrari sporty merah itu milikmu.” Ujar Kris setelah ciumannya terlepas. Tangannya menunjuk pada sebuah mobil merah yang terparkir dan terdengar nada bip bip saat remote keynya ditekan. Juhyun berteriak kegirangan dan berlari kearah mobil barunya sambil menyerahkan semua kado ditangannya kepada Lay, kemudian tangan Juhyun sudah menarik tangan Kris. Keduanya terlihat tertawa bahagia dan masuk kedalam mobil merah itu. Mesin menyala dan menghilang.
“Dasar anak kurang ajar!” maki Lay. Chen dan Xiumin tertawa, “Kau seperti tak kenal Juhyun saja Lay.” Ujar Xiumin ringan. Lay tersenyum, “Dia selalu seperti itu pada Kris, dan Kris sangat memanjakannya. Aku berharap mereka tidak apa-apa. Ayo Jessica masuk mobilku. Kita tunggu mereka direstoran.” Ajak Lay. Jessica yang masih terpana tidak percaya Kris meninggalkannya begitu saja hanya mengangguk menurut.
Lalu tangan Luhan mencegah Jessica, Jessica menoleh, “Kau bersamaku saja.” Ujar Luhan tercekat. “Arraso. Titip Jessica kalau begitu Luhan.” Ujar Lay ringan. Kemudian masing-masing EXO-M kecuali Luhan dan Jessica meninggalkan tempat itu.
“Bantu aku Jessica, bantu aku mendapatkan Juhyun.” Ujar Luhan lirih, perlahan air matanya jatuh kepipi. Jessica tak pernah menatap laki-laki ini begitu nelangsa. Dia hanya mengangguk mengiyakan.
***
Juhyun menatap Jessica dan Luhan yang bersamaan masuk kedalam ruangan. Luhan nampak menggunakan kacamatanya. Juhyun langsung mengambil alih pembicaraan dengan Kris, membicarakan betapa menakjubkannya mobil baru dari Kris sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-20. Kris hanya tersenyum sambil membelai rambut panjang kecoklatan milik Juhyun.
“Juhyun, sepertinya Luhan dan Xiumin belum memberikan kadonya untukmu.” Ujar Jessica. Xiumin tersenyum, “Aku sudah memberikannya tadi ditempat les.” Jawabnya. Lalu Juhyun menatap Kris dan menatap Luhan. Luhan tersenyum lemah, “Aku lupa membelikan kado untukmu, Juhyun, mian. Besok aku belikan.” Ujar Luhan, tangannya memasukkan lebih dalam kotak warna coklat yang dari tadi dipegangnya, siap diserahkan pada yang berulang tahun.
Juhyun menarik nafasnya, Aku memang tidak istimewa dimatamu kan gege? “Tidak perlu kok Luhan.” Ujar Juhyun ketus, kemudian ditinggalkannya restoran itu. Lay mendengus lalu mengelap bibirnya yang belepotan keju dan wine. “Ya, Seo Juhyun! Seohyun! Zhang Juhyun!” panggil lay berkali-kali. Tapi Juhyun tetap pergi melenggang dari ruang VIP yang telah mereka sewa. Melewati pintu masuk utama restoran itu. Lay bangkit kemudian ditahan Kris, “Aku saja yang mengejar. Dia pasti merajuk.”
Lay hanya mengangguk singkat. Kris bergegas, kemudian sebelum keluar dia kembali dan menepuk bahu Jessica singkat. “Luhan, titip Jessica ya. Sica, aku pergi dulu.” Lalu menghilanglah Kris.
Comments