PART 4
HOW MUCH I LOVE YOU(Desember 2013)
Luhan menatap undangan atas namanya dan Jessica yang sudah terbungkus rapi. Hari ini dia akan memberanikan diri menghadapi Juhyun dan Kris. Menguatkan hatinya. Baru beberapa hari yang lalu dia mengetahui semua kebenarannya. Bahwa Juhyun menyukainya. Bahkan sejak pertama mereka bertemu. Hanya saja Juhyun memang tidak pernah menunjukkan hatinya. Dan bodohnya, Luhan benar-benar tidak melihat semua perhatian Juhyun untuknya. Kalau saja Kris tidak mengatakan hal yang mengusik itu, dia tidak mungkin bertanya pada Xiumin.
“Tidak, kau tidak mengerti sama sekali Xiao Luhan.”
“Kau tidak mempertimbangkan Juhyun, tidak mempertimbangkan aku. Kau mulai egois Xiao Luhan”
Dia terlalu sibuk mencintai satu arah pada Juhyun tanpa memahami pertanda-pertanda yang Juhyun berikan. Pada akhirnya dia memutuskan untuk menyerah hanya karena terlalu simpati dan nyaman dengan gadis lainnya, Jessica. Kalau saja bukan karena Xiumin yang mengenal Juhyun sejak satu kelas di akademi piano, mungkin Luhan tidak akan tahu bahwa Juhyun mencintainya sampai akhir. Tapi semua terlambat Luhan. Waktumu sudah habis untuk Juhyun. Kalian tidak akan pernah bersatu. Luhan mendengar hatinya.
Diketuknya pintu putih dengan ornament coklat dipinggirannya. Lalu terdengar suara kunci diputar dua kali. Kali ini bukan bibi pengurus yang membukanya tapi Lay. Luhan mengulas senyumnya, “Lay. Sahabatku.” Sapanya. Lay membalas senyuman itu cukup hangat.
Luhan merasa bersalah tiba-tiba, dengan gemetar dia menyerahkan undangan putih berpita marun ditangannya. Undangan itu ditujukan untuk Lay dan Juhyun. “Datanglah Lay. Ajak Juhyun juga.” Ujar Luhan. Suaranya gemetar. Lay mematung memandang dua buah undangan itu. Tangan Luhan dengan undangan itu menggantung diudara.
Lay akhirnya menerima undangan itu kemudian tersenyum. “Aku akan datang. Tapi sepertinya Juhyun tidak. Baru saja kedua orang tuaku mengantarkan Juhyun ke Gimpo. Dia akan bertolak ke Vancouver malam ini. Kris menyediakan satu apartemen disana, dan juga rekomendasi untuk Juhyun masuk ke manajemen pianis. Kau tahu kan, Juhyun-kami sangat suka piano.” Ujar Lay ringan.
Yang tidak diketahui Luhan, kalimat itu berusaha membunuhnya. Lay memaksudkannya untuk membuat terluka lebih jauh terluka. Untuk merasa bersalah.
Luhan mengulas senyum lalu menjulurkan sebuah undangan lain. Ditujukan untuk Kris. “Kalau begitu, sampaikan untuk Kris.” Ujarnya. Lay menerima undangan ketiga. “Semoga kau memilih orang yang tepat Luhan.” Ujar Lay, yang kemudian menutup pintu rumahnya.
Luhan tercekat. Dia menelan ludahnya. Dan menyentuh dada kirinya, dimana rasa sesak menghinggapinya. Bahkan Lay tahu? Tentu saja dia tahu. Dia dan juhyun sangat dekat. Bukan hal yang tak mungkin dia mendengarkan setiap cerita dari bibir mungil Juhyun.
“Mianhae Zhang Yixing. Mian.” Ujar Luhan lirih. Lalu bergegas pergi.
Yang tidak diketahui Luhan adalah, dibalik pintu itu, Lay justru menangis. Kau melukai orang yang paling kucintai Luhan. Kau adalah cinta pertama dari cinta pertamaku. Dan kau melukai Juhyun, Cinta pertamaku. Kau membuatnya terluka. Aku tidak akan membiarkan Juhyun menangis karenamu lagi.
***
(November 1995)
Setelah dua minggu dirawat dirumah sakit, kini Juhyun sudah bisa pulang kerumah. Kris dan Lay menjaganya sepanjang hari sambil bermain nitendo wii. Lay melirik Juhyun yang tertidur pulas, kemudian melirik kearah dinding dimana jam tergantung. Masih 3 jam lagi orang tuanya akan kembali. Lay kembali melanjutkan permainannya bersama Kris.
Kris juga ikut melirik Juhyun beberapa detik berikutnya, memastikan gadis kecil itu tidur pulas. “Zhang Yixing, kau menyukai Seo Juhyun kan?” Tanya Kris. Lay mematung, kemudian dengan sigap dia menjawab, “Ya! Kris! Maksudmu apa?” Kris terkekeh pelan, “Pelankan suaramu Zhang Yixing, kau ingin membuatnya mendengarmu?” ujar Kris.
Lay menahan suaranya dan kembali berbisik, “Sebaiknya jangan sampai orang lain tahu Kris, kalau aku menyukai adik tiriku sendiri.” Bisiknya. Kris mengulas senyum, “Itulah kenapa kau berakting jahat padanya.” Ujar Kris. Wajah Lay memerah karena malu, “Sudah jangan dibahas.”
Yang tidak diketahui Lay maupun Kris adalah, Juhyun kecil dengan mata terpejam mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan. Tidak boleh Juhyun, Yixing oppa adalah kakakmu. Hatinya menolak.
Comments